Showing posts with label Flipped Classroom. Show all posts
Showing posts with label Flipped Classroom. Show all posts

Flipped Classroom Sebagai Solusi Model Pembelajaran PTM Terbatas

Flipped Classroom Sebagai Solusi Model Pembelajaran PTM Terbatas

BlogPendidikan.net
- Di antara pendekatan blended, ada satu model pembelajaran yang saat ini banyak diminati dan diterapkan oleh para guru di sekolah, yaitu model flipped classroom. Secara bahasa flipped classroom berarti kelas yang dibalik, yaitu yang dimaksudkan adalah suatu model yang membalik kebiasaan dalam pembelajaran tradisional.

Konsep flipped classroom  yakni aktivitas yang biasanya dikerjakan di rumah, sekarang dikerjakan di sekolah, dan aktivitas yang biasanya dikerjakan di sekolah, sekarang dikerjakan di rumah (Muthmainah, 2018). Kalau dalam kelas tradisional biasanya siswa diberikan pengetahuan dasar teoritis di kelas, kemudian dilanjutkan dengan tugas untuk praktek di rumah, maka pada flipped classroom, pengetahuan dasar dan teoritis dipelajari sendiri oleh anak di rumah, kemudian dilanjutkan dengan implementasi atau praktek pada kegiatan tatap muka di kelas. 


Tentang Flipped Classroom

Pola dasar kegiatan belajar flipped classroom terbagi ke dalam dua bagian, yaitu; 1. Kegiatan belajar di rumah sebelum masuk kelas, dan 2) Kegiatan belajar di kelas. Pola dasar tersebut dapat berkembang sesuai kebutuhan (kondisi) sekolah masing-masing. Di antaranya ada yang mengembangkan menjadi tiga tahap dan empat tahap.

Pada situs pembelajaran inovatif kemendikbud, flipped classroom dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu; 1) Kegiatan siswa belajar mandiri di rumah, 2). Kegiatan siswa belajar tatap muka di sekolah, 3). Evaluasi dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini dapat dikembangkan sekaligus menjadi sintaks atau alur pembelajaran dari model ini.

Bagaimana Cara Menerapkannya?

Penerapanp Pembelajaran flipped classroom pertama-tama siswa mempelajari topik sendiri, biasanya menggunakan pelajaran video yang dibuat oleh guru atau bersama guru lainnya.

Kemudian dalam kelas, siswa mencoba untuk menerapkan pengetahuan dengan memecahkan masalah dan melakukan kerja praktek. Pembelajaran flipped classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

Penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan Rumah Belajar meliputi strategi pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen utama: Metode, Media, Waktu, dan Evaluasi. Model pembelajaran flipped classroom memungkinkan diterapkannya beberapa metode pembelajaran dalam satu siklus implementasi model. 

Pendidik dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk memastikan peserta didik terlibat aktif di setiap aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran flipped classroom mulai diimplementasikan pada saat satu minggu sebelum pembelajaran di kelas dimulai.


Berikut ini menunjukkan alur pembelajaran tersebut secara berurut dimulai dari before (belajar di rumah sebelum masuk kelas), during (belajar di kelas), dan after (di rumah setelah kelas). Agar lebih jelas tiga tahap tersebut dapat dirinci ke dalam kegiatan belajar yang lebih spesifik. Berikut adalah contoh kegiatan belajar yang mungkin dapat dilakukan dalam pembelajaran model flipped classroom dengan tiga langkah.

Berikut Langkah-langkah penerapan model pembelajaran flipped classroom :

Aktivitas belajar siswa di rumah :
  • Mempelajari materi berbentuk multimedia atau video pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru satu minggu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Materi bisa diperoleh siswa melalui email atau akses ke Rumah Belajar.
  • Mempelajari petunjuk praktikkum atau demonstrasi yang diberikan guru satu minggu sebelum pembelajaran praktik atau simulasi di kelas. (Untuk tujuan pembelajaran yang mengarah pada praktik atau demonstrasi)
  • Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pertanyaan dapat diajukan sebelum pembelajaran di kelas, melalui email atau chat group.
Aktivitas belajar siswa di kelas :
  • Melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan yang diberikan guru.
  • Melakukan demonstrasi atau simulasi atau praktikkum sesuai petunjuk guru.
  • Mempresentasikan hasil diskusi atau hasil praktikkum serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama presentasi.
  • Mengerjakan tugas/latihan.
Aktivitas Guru di kelas :
  • Mengamati jalannya diskusi setiap kelompok dan aktivitas setiap siswa dalam kelompok tersebut.
  • Memberikan ulasan atau umpan balik pada kelompok yang sudah melakukan demonstrasi, simulasi, atau praktikkum.
  • Memberikan arahan pada kelompok yang sedang presentasi.
  • Membimbing siswa atau kelompok siswa yang masih belum memahami materi yang sudah dipelajari.
  • Memfasilitasi peserta didik atau kelompok siswa yang sudah menyelesaikan tugas.
  • Memberikan evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi, Refleksi dan Tindak lanjut :
  • Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran. Bentuk evaluasi antara lain: tes tertulis, lembar observasi saat praktikkum/diskusi/presentasi.
  • Tindak lanjut diberikan kepada siswa yang masih belum mencapai KKM (bentuknya remedial) dan kepada siswa yang sudah melebihi KKM (bentuknya proyek pengayaan).

Memahami Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Blended Learning dan Flipped Classroom

Memahami Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Blended Learning dan Flipped Classroom

BlogPendidikan.net
- Kedua model pembelajaran ini menjadi trend digunakan oleh guru dimasa pandemi yang harus belajar dari rumah. Model Pembelajaran Blended Learning dan Flipped Classroom selalu sejalan dalam penerapannya dalam kondisi pandemi.

Tentang Blended Learning

Blended Learning berasal dari dua kata yaitu Blended dan Learning. Blended artinya campuran/gabungan/kombinasi, sedangkan learing artinya belajar/pembelajaran. Garrison dan Vaughan (2008) mendefinisikan, Blended learning adalah proses pembelajaran campuran tatap muka dengan online, sehingga menjadi pengalaman belajar yang unik.

Blended Learning dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang menggabungkan atau mengombinasikan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan media TIK, seperti komputer (online maupun ofline), multimedia, kelas virtual, internet dan sebagainya.


Kelebihan dari Blended Learning

Adapun kelebihan dari model pembelajarn ini adalah

1. Hemat waktu
2. Hemat biaya
3. Pembelajaran lebih efektif dan efisien
4. Peserta mudah dalam mengakses materi pembelajaran
5. Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
6. Memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online
7. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lain di luar jam tatap muka
8. Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar
9. Menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet
10. Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan
11. Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran, dan lain sebaginya.

Kekurangan model pembelajaran ini adalah

1. Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta
3. Akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan sebagainya.


Tentang Flipped Classroom

Pada dasarnya, konsep model pembelajaran Flipped Classroom adalah ketika pembelajaran yang seperti biasa dilakukan di kelas dilakukan oleh siswa dirumah, dan pekerjaan rumah yang biasa dikerjakan dirumah diselesaikan disekolah. Flipped Classroom merupakan suatu cara yang dapat diberikan oleh guru dengan miminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain.

Sehingga hal ini pemanfaatan teknologi ditambahkan untuk mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses siswa secara Online maupun offline. Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran. Model pembelajaran Flipped Classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

Kelebihan Dari Flipped Classroom

1. Siswa memiliki waktu untuk mempelajari materi pelajaran dirumah sebelum guru menyampaikannya di dalam kelas sehingga siswa lebih mandiri.

2. Siswa dapat mempelajari materi pelajaran dalam kondisi dan suasana yang nyaman dengan kemampuannya menerima materi.

3. Siswa mendapatkan perhatian penuh dari guru ketika mengalami kesulitan dalam memahami tugas atau latihan. 

4. Siswa dapat belajar dari berbagai jenis konten pembelajaran baik melalui video, buku dan website.

5. Siswa dapat mengulang-ulang video tersebut hingga ia benar-benar paham materi, tidak seperti pada pembalajaran biasa, apabila siswa kurang mengerti maka guru harus menjelaskan lagi hingga siswa dapat mengerti sehingga kurang efisien.

6. Siswa dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki koneksi internet yang cukup.


Kekurangan Dari Flipped Classroom

1. Untuk menonton video, setidaknya diperlukan satu unit handphone atau computer maupun laptop. Hal ini akan menyulitkan siswa yang tidak memiliki handphone atau komputer maupun laptop, mereka harus ke warnet untuk mengakses video tersebut.

2. Siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan siswa memahami materi yang disampaikan dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.

3. Dalam implementasinya di indonesia, Flipped Classroom hanya bisa diterapkan disekolah yang siswanya sudah memiliki sarana dan prasaranan yang sudah memadai mengingat pada model ini menuntut siswa untuk menonton video tutorial dirumah.

Bagaimana Cara Menggunakan Model Pembelajaran Flipped Classroom

Bagaimana Cara Menggunakan Model Pembelajaran Flipped Classroom

BlogPendidikan.net
- Proses pembelajar dimasa pandemi memang sangat jauh berbeda dari proses pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut harus terus memberikan pembelajaran kepada siswanya dalam bentuk dan metode yang ia gunakan. Menjaga proses pembelajaran dimasa pandemi sangat penting jangan sampei anak didik terabaikan karena tidak ada proses pembelajaran tatap muka.

Salah satu yang paling populer dikalangan guru menjalankan proses pembelajaran dimasa pandemi dengan memilih Model Pembelajaran Flipped Classroom. Apa itu dan bagaimana proses pembelajarannya?

Tentang Model Pembelajaran Flipped Classroom

Pada dasarnya konsep Model Flipped Classroom yakni aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas sekarang dapat diselesaikan di rumah, dan aktivitas pembelajaran yang biasanya dikerjakan di rumah sekarang dapat diselesaikan di kelas (Bergmann & Sams). 


Siswa membaca materi, menonton video pembelajaran sebelum mereka datang ke kelas dan mereka mulai berdiskusi, bertukar pengetahuan, menyelesaikan masalah, dengan bantuan siswa lain maupun pendidik, melatih siswa mengembangkan kefasihan prosedural jika diperlukan, inspirasi dan membantu mereka dengan proyek-proyek yang menantang dengan memberikan kontrol belajar yang lebih besar.

Model pembelajaran dengan menggunakan metode flipped classroom dilaksanakan dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung oleh guru kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan terkait. Pembelajaran flipped classroom lebih menekankan pada pemanfaatan waktu di dalam maupun di luar kelas agar pembelajaran lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

Bagaimana Cara Menerapkannya?

Penerapanp Pembelajaran flipped classroom pertama-tama siswa mempelajari topik sendiri, biasanya menggunakan pelajaran video yang dibuat oleh guru atau bersama guru lainnya.


Kemudian dalam kelas, siswa mencoba untuk menerapkan pengetahuan dengan memecahkan masalah dan melakukan kerja praktek. Pembelajaran flipped classroom bukan hanya sekedar belajar menggunakan video pembelajaran, namun lebih menekankan tentang memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

Penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan Rumah Belajar meliputi strategi pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen utama: Metode, Media, Waktu, dan Evaluasi. Model pembelajaran flipped classroom memungkinkan diterapkannya beberapa metode pembelajaran dalam satu siklus implementasi model. Pendidik dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk memastikan peserta didik terlibat aktif di setiap aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran flipped classroom mulai diimplementasikan pada saat satu minggu sebelum pembelajaran di kelas dimulai.


Berikut cara penerapan model pembelajaran flipped classroom :

Aktivitas belajar siswa di rumah :
  • Mempelajari materi berbentuk multimedia atau video pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru satu minggu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Materi bisa diperoleh siswa melalui email atau akses ke Rumah Belajar.
  • Mempelajari petunjuk praktikkum atau demonstrasi yang diberikan guru satu minggu sebelum pembelajaran praktik atau simulasi di kelas. (Untuk tujuan pembelajaran yang mengarah pada praktik atau demonstrasi)
  • Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pertanyaan dapat diajukan sebelum pembelajaran di kelas, melalui email atau chat group.
Aktivitas belajar siswa di kelas :
  • Melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan yang diberikan guru.
  • Melakukan demonstrasi atau simulasi atau praktikkum sesuai petunjuk guru.
  • Mempresentasikan hasil diskusi atau hasil praktikkum serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama presentasi.
  • Mengerjakan tugas/latihan.
Aktivitas Guru di kelas :
  • Mengamati jalannya diskusi setiap kelompok dan aktivitas setiap siswa dalam kelompok tersebut.
  • Memberikan ulasan atau umpan balik pada kelompok yang sudah melakukan demonstrasi, simulasi, atau praktikkum.
  • Memberikan arahan pada kelompok yang sedang presentasi.
  • Membimbing siswa atau kelompok siswa yang masih belum memahami materi yang sudah dipelajari.
  • Memfasilitasi peserta didik atau kelompok siswa yang sudah menyelesaikan tugas.
  • Memberikan evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi, Refleksi dan Tindak lanjut :
  • Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran. Bentuk evaluasi antara lain: tes tertulis, lembar observasi saat praktikkum/diskusi/presentasi.
  • Tindak lanjut diberikan kepada siswa yang masih belum mencapai KKM (bentuknya remedial) dan kepada siswa yang sudah melebihi KKM (bentuknya proyek pengayaan).
Model pembelajaran ini sangat membantu guru dimasa pandemi Covid-19, semoga penjelasan singkat ini bisa memberikan manfaat. "Salam Guru"