Showing posts with label Gaji Guru. Show all posts
Showing posts with label Gaji Guru. Show all posts

Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru Dalam Menekuni Profesinya, Meski Gaji Tak Seberapa

Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru, Meski Gaji Tak Seberapa

Blogpendidikan.net - Kita adalah sorang pendidik yang tak luput perhatian dari semua orang, kita mengajarkan benda yang bernyawa membentuknya menjadi manusia yang berkarakter, cerdas dan berakhla mulia, jika melakukan kesalahan sedikitpun menjadi sesuatu hal yang sangat berat untuk diperbaiki. Berikut sebuah tulisan yang dikutip dari brilio.net sangat menarik untuk di simak.

Sejak dulu istilah 'pahlawan tanpa tanda jasa' melekat erat pada profesi guru, sang pendidik generasi muda. Meski sekarang sudah jarang orang menyebutkan bahwa guru adalah seorang pahlawan, tetap saja jasa seorang guru sangat besar untuk siapapun yang mengenyam bangku pendidikan.

Menjadi seorang guru bisa dikatakan sebuah keputusan hebat, karena tidak semua orang bisa menjadi guru. Pengalaman menjadi seorang guru tidak akan pernah didapatkan oleh orang yang menekuni profesi lain. Ada banyak sekali hal-hal unik yang bahkan di luar ekspektasimu.

Mereka yang bukan berprofesi seorang guru tentunya juga tidak akan pernah merasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang guru. Mungkin sebagian dari mereka melihat hal itu sangat sepele, namun ketika dijalani tidak semudah itu. Nah berikut ini situasi tersulit menjadi seorang guru, seperti apa?

Berikut keadaan tersulit yang dihadapi seorang guru dalam menekuni profesinya;
1. Guru harus memikul beban emosional karena harus membantu siswa melewati kesulitan.
Menjadi sorang guru memang bukan suatu yang mudah. Seorang guru harus menjadi orangtua kedua bagi murid-muridnya, segala kesulitan muridnya mereka harus bisa mengatasinya. Mulai dari menjaga mood murid-muridnya agar tetap bagus, mendengar keluh-kesah muridnya dan lain sebagainya.
Seorang guru juga merasa gagal jika ada muridnya yang tidak bisa mengikuti berbagai pelajaran dengan baik atau mendapat nilai ujian jelek. Beban ini akan terus mereka rasakan sampai sampai ada solusi untuk mengatasinya.
Baca juga; Menjadi Guru Itu Berat, Seberat Kamu Menerima Upahnya! Sudah Siap Kah Kamu Menjadi Guru?
Baca Juga; Inilah Keistimewaan Guru Honorer Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Meski Gaji Tak Seberapa 
Baca Juga; 5 Kelebihan Wanita Yang Berprofesi Guru, Maka Bersyukurlah Jika Istrimu Seorang Guru
Baca Juga; Fakta Unik dan Menyenagkan Menjadi Guru SD Bikin Awet Muda 
2. Guru harus berurusan dengan orangtua siswa.
Ada hal yang cukup sulit lainnya yang kerap dihadapi oleh seorang guru, di mana mereka harus berhadapan langsung dengan orangtua murid. Persoalan yang terberat adalah karena tak jarang orangtua menyalahkan guru atas perilaku buruk anaknya.
Padahal seperti yang diketahui, guru tak mendapatkan pelatihan khusus untuk menghadapi orangtua siswa. Mereka hanya mengetahui bagaimana caranya mengajarkan sesuatu atau pelajaran kepada siswanya, tanpa terpikirkan akan berhadapan dengan orangtua siswa.
3. Menjaga kepercayaan murid terhadap dirinya.
Hal ini merupakan sangat sulit, namun perlu dilakukan. Pasalnya menjaga kepercayaan murid-muridnya agar tetap percaya dan nyaman dengan caranya mengajar merupakan salah satu keberhasilan yang perlu dicapai seorang guru. Dengan cara ini, murid-murid bisa dengan mudah menyerap materi dan proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan.
4. Kurangnya disiplin siswa membuat guru begitu terbebani.
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, mulai dari disiplin terhadap waktu, tugas yang diberikan dan disiplin terhadap proses pembelajaran. Jika tingkat kedisiplinan murid-muridnya terjaga, ini akan menjadi cukup menyenangkan bagi seorang guru. Namun jika ada siswanya yang tak peduli terhadap kedisiplinan, maka ini akan menjadi tugas yang cukup berat bagi seorang guru.
5. Administrasi yang banyak.
Siapa bilang pekerjaan seorang guru hanya fokus pada mengajar saja? Pekerjaan seorang guru bisa dikatakan cukup panjang, selain menjadi pengajar, mereka juga masih harus menyelesaikan beberapa administrasi. Misalnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengoreksi pekerjaan siswa, membuat grafik kemajuan belajar, dan lain-lain.
Belum lagi seorang guru harus melaksanakan pelatihan-pelatihan di luar jam mengajar. Tentunya ini sangat menyita waktu bukan? Bahkan tak jarang mereka juga harus lembur.
6. Gaji terkadang tak seberapa.
Tentunya ini sudah menjadi rahasia umum bahwa gaji seorang guru tidak bisa dibilang tinggi, terutama jika kamu belum menjadi guru pegawai negeri. Hal ini terkadang membuat beberapa guru merasa cukup sedih. Namun jika kamu seorang guru, makanya ingat kembali tujuan utama kamu. Jasa seorang guru tidak akan dilupakan sampai kapanpun.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa berbagi bagaimana Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru, Meski Gaji Tak Seberapa.
Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Berapa Gaji Guru Dimasa Pendudukan Jepang dan Sejarahnya

Berapa Gaji Guru Dimasa Pendudukan Jepang dan Sejarahnya

BlogPendidikan.net
- Sedikit menoleh kebelakang tentang bagaimana perkembangan pendidikan dari zaman penjajahan jepang termasuk kebijakan kependudukan jepang terhadap pendidikan dan guru dimasa itu.

Sekilas Sejarah Pendidikan dimasa Pendudukan Jepang dan Gaji Guru di Masa Itu!

Sesudah tentara pendudukan militer Jepang mulai berkuasa, terdapat beberapa kebijakan yang diberlakukan terhadap bekas jajahan Hindia Belanda. Pertama, Jepang ingin menghapuskan semua pengaruh Barat di dalam masyarakat Indonesia, dan kedua, segala kekuatan dimobilisasi untuk mencapai kemenangan perang Asia Timur Raya. 

Dengan demikian, pendidikan pun diarahkan kepada tujuan yang dianggapnya suci, yaitu untuk mencapai kemakmuran bersama Asia Timur Raya dengan Jepang sebagai pemimpinnya.

Oleh sebab itu segala kekuatan dan sumber-sumber yang ada diarahkan kepada peperangan dan tujuan perang Jepang, termasuk pendidikan seluruhnya dijadikan alat untuk kepantingan perang Jepang. Dasar pendidikan di sekolah-sekolah adalah pengabdian kepada pemerintah pendudukan Jepang. 

Apabila zaman kolonial Belanda isi pendidikan diarahkan kepada kebudayaan Barat, maka pada zaman Jepang diarahkan pada kebudayaan Jepang. Kita lihat misalnya apa yang terjadi di berbagai tingkatan pendidikan: setiap pagi dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. Upacara pagi dengan  pengibaran bendera Hinomaru dan membungkukkan badan sembilan puluh derajat untuk menghormati Kaisar Tenno Heika.

Seterusnya diadakan upacara sumpah setia dalam memelihara semangat untuk mencapai cita-cita perang suci demi kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Untuk mendukung ke arah sana, setiap anak harus kuat jasmaninya sehingga
diadakanlah senam setiap pagi (taiso) dan kerja bakti (kinrohoshi). Kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan suasana perang sehinggga banyak nyanyian, semboyan, dan latihan-latihan yang dihubungkan dengan persiapan
menghadapi perang.

Usaha penanaman ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dan supaya terdapat keseragaman dalam maksud-maksud pemerintah pendudukan Jepang, maka diadakan latihan guru-guru di Jakarta. Tiap-tiap kabupaten/daerah
mengirimkan beberapa orang guru untuk dilatih selama 3 bulan. 

Setelah selesai mengikuti latihan tersebut, mereka kembali ke daerahnya masing-masing untuk kemudian melatih guru-guru lainnya mengenai hal-hal yang mereka peroleh dari Jakarta. 

Bahan-bahan pokok yang mereka dapatkan dari latihan itu adalah:
  1. Indoktrinasi mental ideologi mengenai “Hakko Ichiu” dalam rangka kemakmuran bersama di “Asia Raya”.
  2. Latihan kemiliteran dan semangat Jepang (Nippon Seisyini).
  3. Bahasa dan Sejarah Jepang dengan adat-istiadatnya.
  4. Ilmu bumi ditinjau dari segi geopolitis
  5. Olahraga, lagu-lagu, dan nyanyian-nyanyian Jepang.
Diluar dugaan, seakan-akan pada masa tersebut pendidikan formal berkembang dengan pesat sehubungan dengan beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang. 

Kebijakan di bidang pendidikan itu antara lain: pendidikan untuk kebutuhan perang Asia Timur Raya, hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan, perubahan sistem pendidikan yang lebih merakyat, dan perubahan-perubahan di dalam kurikulum. 

Kebijakan itu sebenarnya berbeda dengan kenyataan, karena pada zaman Jepang terjadi penurunan jumlah Sekolah Dasar, murid, dan gurunya dibandingkan dengan keadaan pada akhir masa penjajahan Belanda.

Untuk menutupi kekurangan guru, pemerintah pendudukan Jepang membuka jenis-jenis pendidikan guru. Pendidikan guru ini tidak bersifat dualistik sebagaimana terjadi  pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Jenis pendidikan
guru tersebut ada tiga jenis sekolah, yaitu :
  1. Sekolah Guru (SG) 2 tahun, yang dinamakan Sjootoo Sihan Gakko
  2. Sekolah Guru Menengah (SGM) 4 tahun, yang dinamakan Guutoo Sihan Gakko
  3. Sekolah Guru Tinggi (SGT) 6 tahun, yang dinamakan Kootoo Sihan Gakkoo.
Pada sekolah guru yang lebih rendah, terdapat aturan-aturan yang menjalankan Kentei Siken (Ujian Pengakuan) untuk menjadi guru Sekolah Rakyat. Syarat-syarat untuk mengikuti ujian itu antara lain penduduk di Jawa, harus sudah tamat dari sekolah menengah atau sekolah yang sepadan dengan itu, berbadan sehat dan bersemangat untuk membantu pemerintah balatentara Jepang.

Kepada yang lulus ujian pengakuan diberikan surat ijazah Sekolah Rakyat sesuai jenis ujian yang diikuti. Orang yang mempunyai ijazah Kokumin Gakko Seikyooin ( guru biasa di Sekolah Rakyat) diakui sah berpengetahuan sama dengan orang yang tamat Sekolah Guru Negeri dan boleh mengajar di Sekolah Rakyat. 

Adapun gajinya yang diterima oleh mereka yang lulus ujian tersebut sebesar Rp.16,- sampai Rp. 38,- rupiah sebulan. 55 rupiah untuk gaji guru.

Bagi Jepang, guru dipandang sebagai orang yang sangat dihormati. Sang guru mendapat kehormatan dengan julukan Sensei yang mempunyai kedudukan sosial yang sangat dihormati. Begitu pula oleh murid-muridnya di sekolah yang berbeda dengan sekarang (kurang penghargaan). 

Jepang mungkin sangat berterima kasih kepada guru yang telah berjuang untuk mempropagandakan misinya pada masyarakat luas, khususnya para siswa. Siswa sendiri begitu tunduk, sopan, hormat, dan segan pada guru sehingga kedudukan guru pada waktu itu lebih terpandang secara jabatan ketimbang moral.

Tulisan ini dikutip dari Artikel "Guru Tiga Zaman" dalam tulisan ini mungkin tidak mewakili semua sejarah tentang pendidikan dimasa kependudukan jepang.

Berapa Basaran Gaji Guru PNS Beserta Tunjangannya ?

Berapa Basaran Gaji Guru PNS Beserta Tunjangannya ?

BlogPendidikan.net
- Menjadi guru, terutama apabila Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi yang sering dicita-citakan. Gaji guru serta tunjangan yang didapatkan adalah salah satu aspek yang perlu dilihat sebelum memilih profesi guru. Hal yang perlu diketahui, gaji bulanan yang didapatkan oleh guru dapat berbeda-beda tergantung dari institusinya, tergantung mereka bekerja sebagai pengajar di sekolah atau kampus swasta.

Bagi guru dan dosen di lembaga pendidikan negeri, jumlah gaji mereka telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Gaji guru PNS dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan jabatan dan pangkatnya. Jabatan dan pangkat ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Pasal 12 ayat 1 dijelaskan bahwa jabatan fungsional guru diatur dari yang terendah hingga tertinggi, yang juga dipakai untuk penggolongan gaji, 

Berikut gaji guru berdasarkan golongannya:

Golongan I:

Golongan Ia: Rp 1.560.800 – Rp 2.335.800
Golongan Ib: Rp 1.704.500 – Rp 2.472.900
Golongan Ic: Rp 1.776.600 – Rp 2.577.500
Golongan Id: Rp 1.851.800 – Rp 2.686.500

Golongan II:

Golongan IIa: Rp 2.022.200 – Rp 3.373.600 
Golongan IIb: Rp 2.208.400 – Rp 3.516.300 
Golongan IIc: Rp 2.301.800 – Rp 3.665.000 
Golongan IId: Rp 2.399.200 – Rp 3.820.000 

Golongan III:

Golongan III/a: Rp 2.579.400-Rp 4.236.400
Golongan III/b: Rp 2.688.500-Rp 4.415.600
Golongan III/c: Rp 2.802.300-Rp 4.602.400
Golongan III/d: Rp 2.920.800-Rp 4.797.000

Golongan IV:

Golongan IV/a: Rp 3.044.300-Rp 5.000.000
Golongan IV/b: Rp 3.173.100-Rp 5.211.500
Golongan IV/c: Rp 3.307.300-Rp 5.431.900
Golongan IV/d: Rp 3.447.200-Rp 5.661.700
Golongan IV/e: Rp 3.593.100-Rp 5.901.200

Guru PNS akan mendapatkan tunjangan berupa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). Namun jumlah gajinya tergantung dari golongan yang diterima guru. Yaitu:

PNS golongan IVc sampai IVe menerima TKD Rp 6.521.250
PNS golongan IVa sampai IVb menerima TKD Rp 6.174.375
PNS golongan IIIc sampai IIId menerima TKD Rp 5.827.500
PNS golongan IIIa sampai IIIb menerima TKD Rp 5.480.625
PNS golongan IIa sampai IId menerima TKD Rp 4.370.625
Calon PNS (CPNS) menerima TKD Rp 3.100.000.

Selain itu, guru PNS DKI Jakarta juga menerima tunjangan seperti PNS di instansi pemerintahan lainnya. 

Berikut seperti yang tertera dalam Pintek.id:

Tunjangan suami/istri 5 persen dari gaji pokok PNS.
Tunjangan anak 2 persen dari gaji pokok untuk setiap anak dengan maksimal 3 anak.

Sumber : metro.tempo.co

Gaji dan Tunjangan Guru di Indonesia Lebih Besar dan Lampaui Finlandia, Bagaimana Kualitas Siswa?

Gaji dan Tunjangan Guru di Indonesia Lebih Besar dan Lampaui Finlandia, Bagaimana Kualitas Siswa?

BlogPendidikan.net
- Gaji dan Tunjangan Guru di Indonesia Lebih Besar dan Lampaui Finlandia, Bagaimana Kualitas Siswa?

Menurut pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal, 86% gaji dan tunjangan guru menguasai alokasi anggaran pemerintah. Bahkan beberapa daerah ada yang mencapai 94% untuk kesejahteraan guru. Infrastruktur, kata Nur Rizal, hanya dialokasikan 5%, 3% operasional, 1% pelatihan guru. Sisanya beasiswa dan nongaji lainnya.

Bila dibandingkan dengan negara tetangga, lanjut Nur Rizal, gaji dan tunjangan guru Indonesia jauh berada di atas. Dia mencontohkan Vietnam akokasi pendapatan guru hanya 42%. Sedangkan Finlandia 55% saja dibanding Indonesia.

“Tetapi kualitas murid negara tetangga ini berdasarkan tes PISA jauh di atas rerata Indonesia,” ungkap Nur Rizal dalam diskusi daring. 

Seharusnya, lanjut founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ini, kualitas siswa Indonesia jauh di atas Vietnam dan Finland. Logikanya, makin sejahtera guru, harus berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan.

Berdasarkan hasil survei service delivery indicator bank dunia menyebutkan nilai bahasa, matematika dan pedagogi guru-guru Indonesia skornya 40. Sedangkan bahasa dan matematika skor 63. 

“Dari data tersebut menjadi pengingat bahwa peningkatan kualitas guru di Indonesia merupakan hal krusial karena alokasi gaji yang tinggi,” katanya.

Uniknya, lanjut Nur Rizal, jumlah kekurangan guru di Indonesia terus meningkat sejak moratorium PNS guru diberlakukan mulai 2005. Setiap tahun jumlah guru pensiun berkisar 70-80 ribu. 

Di mana jumlahnya mencapai sekitar 1,025 juta di tahun 2020 dan akan terus meningkat hingga 1,33 juta di 2024. Padahal kata Nur Rizal, ratio guru dan siswa Indonesia 1:16. 

Sedangkan standar Bank Dunia 1:21. Itu artinya ada kelebihan jumlah guru di Indonesia. Kondisi tersebut menurut dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) ini harus segera dibenahi. 

Jangan sampai jumlah guru makin banyak, gaji dan tunjangan tinggi tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan.