Showing posts with label Gaya Mengajar. Show all posts
Showing posts with label Gaya Mengajar. Show all posts

4 Tips Memvariasikan Gaya Mengajar Guru Dengan Mimik dan Gerak Badan

4 Tips Memvariasikan Gaya Mengajar Guru Dengan Mimik dan Gerak Badan

BlogPendidikan.net
- Biasanya dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan. 

Berbagai faktor memang mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang di rasakan siswa lebih menarik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang di berikan guru.

Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. 

Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif. Artinya gerakan yang cukup tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru. Mimik dan gerakan badan guru hendaknya selalu mengalami variasi dalam proses pembelajaran karena disamping menarik perhatian siswa juga dapat diartikan sebagai maksud dari pesan-pesan tertentu. Dengan menggunakan mimik dan gerakan badan ini lebih efektif digunakan dari pada dengan menggunakan bahasa yang bertele-tele.
Ada beberapa tips variasi gaya mengajar guru terutama dengan mimik dan gerak anggota badan yang efektif dalam pembelajaran, yang dirangkum dalam tulisan ini.

Berikut 4 Tips Memvariasikan Gaya Mengajar Guru Dengan Mimik dan Gerak Badan:

1. Ekspresi Wajah

Dalam pembelajaran mimik/ekspresi wajah, seorang guru jangan melakukan ekspresi tersebut setengah-setengah atau terlalu over akting karena itu akan membuat bingung siswa-siswanya. Jadi ekspresi wajah ini harus dilakukan dengan yakin dan sungguh-sungguh, agar apa yang guru sampaikan dapat ditangkap maknanya oleh siswa. Perubahan pada ekspresi wajah yaitu seperti: tersenyum, menggerutkan kening, mengangkat alis, cemberut, dan tertawa untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran.

2. Gerakan Kepala

Dalam proses pembelajaran tentu seorang guru harus dapat memberikan gerakan-gerakan tertentu pada daerah kepala, seperti melakukan gerakan dengan menggeleng, mengangguk, tegak/mengangkat kepala, menunduk. Gerakan ini dilakukan untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya dan gerakan ini dilakukan agar ada variasi yang terjadi selama proses pembelajaran. 

3. Gerakan Tangan

Gerakan tangan, juga termasuk variasi dalam gaya mengajar. Gerakan tangan sama fungsinya dengan yang lain yaitu untuk menegaskan suatu point-point penting dalam pembahasan yang diajarkan oleh guru. Selain itu gerakan tangan juga dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pujian terhadap keberhasilan siswa. 
Gerakan tangan dapat berupa mengangkat tangan, mengacungkan jempol, mengepalkan tinju untuk menegaskan, bertepuk tangan. Akan tetapi dalam menggunakan gerakan tangan guru harus berhati-hati agar apa yang digunakan tidak menyalahi aturan daerah setempat. Contohnya : Guru mengatakan bumi itu bulat sambil membuat gerakan dengan kedua tangan yang menggambarkan bentuk bulat.

4. Gerakan Badan Secara Keseluruhan

Gerakan badan secara keseluruhan merupakan suatu variasi dalam pembelajaran. Dimana sebaiknya sebagai seorang guru variasi ini dilakukan agar pembelajaran tidak monoton. Variasi gerakan badan secara keseluruhan berupa berdiri kaku, bersikap santai, gerak mendekati atau menjauhi. 

Contohnya : jika dalam mengajar tentu seorang guru tidak hanya duduk saja dibelakang meja, melainkan adakalanya berdiri dengan kaku/tegap didepan siswa-siswanya, kemudian adakalanya berdiri dengan cara yang santai dan adakalanya guru mendekati tempat duduk siswa.

Demikian artikel tentang 4 Cara Memvariasikan Gaya Mengajar Guru Dengan Mimik dan Gerak Badan, semoga memberikan manfaat.

Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar

Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar

BlogPendidikan.net
- Gaya mengajar adalah suatu cara guru untuk mempermudah bagi siswa dalam rangka menerima materi pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai alat untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan minat belajar siswa dalam menerima pelajaran.

Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya. Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi komponen-komponen yang patut Anda ketahui dan kuasai.
Berikut komponen-komponen dalam memvariasikan gaya mengajar terhadap penampilan gaya mengajar guru:

1. Variasi suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. 
Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan juga akan kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 

Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan). Variasi suara sangat bisa mempengaruhi informasi yang disampaikan, oleh karna itu gunakanlah tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
2. Penekanan perhatian

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru itu tidak menjadi perhatian siswa, maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya: “Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan lain sebagainya. 
3. Kontak pandang

Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap anak didik atau siswa bisa membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
4. Gerakan anggota badan

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.

5. Perpindahan posisi guru

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa bisa memperhatikan.
6. Intonasi dan bunyi-bunyian lain

Intonasi dan bunyi-bunyian lain adalah seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata, aah, eeh, hmm, wah, pintar sekali disampaikan sesuai dengan nada suara, dengan kata-kata ini membuat emosional peserta didik lebih akrab.

7. Ekspresi roman muka

Ekspresi roman wajah guru perlu ceria dan bahkan ini sangat penting dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Wajah yang punya ekspresi akan memberikan kesan tersendiri bagi peserta didik, sebaliknya wajah yang seram akan membosankan bagi peserta didik. Semunya ini diikuti dengan tersenyum, mengerutkan bibir, mengedipkan mata dan sebagainya

Demikian artikel tentang Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar, semoga bermanfaat terima kasih dan jangan lupa berbagi.

8 Bentuk Cara Memvariasikan Gaya Mengajar Guru di Kelas

8 Bentuk Cara Memvariasikan Gaya Mengajar Guru di Kelas

BlogPendidikan.net
- Gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya dikelas

Kita tahu bahwa anak tidak bisa untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajaran, apalagi jika saat guru mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi dan gaya, keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran.


Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya. Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap penampilan dan cara mengajar guru.

Berikut Ini 8 Bentuk Cara Memvariasikan Gaya Mengajar Guru di Kelas adalah:

1. Variasi Suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah dan dari cepat menjadi lambat. Suara Guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume dan kecepatan, misalnya: keras-lembut, tinggi-rendah, besar-kecil.9 Nada volume dan kecepatan merupakan bumbu komunikasi, memberi cita rasa pada wajah dan gerak tubuh

2. Pemusatan Perhatian Siswa dengan Penekanan

Untuk memfokuskan perhatian siswa pada aspek kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal, misalnya: “perhatikan baik-baik, ini adalah bagian yang sukar”.

3. Kesenyapan atau Kebisuan Guru

Kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba, biasanya dilakukan pada saat guru menerangkan, yang bertujuan meminta perhatian siswa. Adakalanya bila guru berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain, bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke segmen yang berikutnya.


4. Mengadakan Kontak Pandang dan Gerak

Kontak pandang yang dilakukan guru pada saat berbicara atau berinteraksi dengan siswa, hendaknya pandangan dilakukan dengan menjelajahi seluruh kelas dan melihat siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan siswa. Kontak pandang yang sering dilakukan oleh guru akan membangun dan membina jalinan yang tinggi antara guru dan siswa. Digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian dan pemahaman siswa.

5. Gerakan Badan dan Mimik

Gerakan tangan, lengan, dan tubuh yang alamiah dan terasah akan memberi penekanan pada pesan guru, menandai pertanyaan kunci  dan menangkap perhatian pelajar kinestetik dengan menyediakan gerakan hidup. Bagi suara guru.

6. Perpindahan Posisi/Pergantian Posisi Guru di Dalam Kelas

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian siswa, selain itu dapat juga meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi ini dapat dilakukan dari muka kebelakang, dari sisi kiri ke sisi kanan atau dari belakang berpindah kesamping siswa.


Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Membiasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.
  2. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
  3. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
  4. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan ke arah belakang dan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa.
7. Variasi Penggunaan Media dan Bahan-bahan Ajar

Media dan bahan-bahan ajaran, bila ditinjau dari indra yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni: dapat dilihat, dapat didengar dan dapat diraba. Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis media yang lain harus menyesuaikan alat indra anak. Karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat indranya. Anak ada yang lebih suka membaca, ada yang lebih suka mendengarkan atau mendengarkan dulu baru membaca. Dengan penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki anak akan muda teratasi dan dengan variasi tersebut dapat memberikan stimulus terhadap indra anak.

8. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Variasi gaya mengajar diperlukan dalam proses pembelajaran. Komponen variasi mengajar tersebut adalah seperti variasi gaya mengajar itu sendiri, variasi media dan bahan ajaran dan variasi interaksi yang mutlak harus dimiliki oleh guru guna menggairahkan belajar siswa.

Demikian artikel tentang 8 Bentuk Cara Memvariasikan Gaya Mengajar Guru di Kelas, semoga memberikan manfaat dan jangan lupa tuk berbagi. Terima kasih.

6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya guru dituntut memiliki trik atau bisa dikatakan variasi dan gaya mengajar yang bisa membangkitkan semangat, motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Variasi dan gaya guru mengajar sangat penting dalam pembelajaran jika mengajar hanya ala kadarnya saja dijamin kejenuhan akan menghampiri siswa.

Tentang Variasi Gaya Guru Mengajar

Variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.

Gaya mengajar guru merupakan cara atau metode yang digunakan guru ketika sedang melakukan pengajaran untuk mengatasi siswa agar tidak merasa bosan dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi yang digunakan guru untuk mentransfer informasi yang diberikan kepada siswa agar siswa memiliki motivasi belajar. Gaya mengajar merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Berikut 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Penting Diterapkan dalam Proses Pembelajaran :

1. Variasi Suara

Dalam proses belajar mengajar bisa saja akan terjadi kurangnya perhatian siswa yang disebabkan oleh suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tidak bisa didengar oleh seluruh siswa, atau pengungkapan kalimat yang kurang jelas. Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan dapat mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa.

Guru harus mampu mengatur suaranya kapan harus mengeraskan suara, dan kapan harus melemahkan suaranya. Guru juga akan mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan. Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan.

2. Pemusatan Perhatian (focusing)

Untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, guru dapat melakukan teknik pemusatan perhatian. Beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:
a) Meminta anak untuk memperhatikan “coba perhatikan…..”
b) Mengatur tekanan suara yang bermakna perlu mendapat perhatian
c) Dengan menunjukkan pengetahuan atau konsep yang penting
d) Dengan pengulangan pengungkapan 
Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak akan terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru untuk dikuasai.

3. Pemberian Waktu (pausing)

Untuk menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa pemberian waktu dapat dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.

4. Kontak Pandang

Kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan siswa bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Bahkan siswa merasa diawasi guru. Maka dengan perhatian tersebut dapat mengurangi peluang siswa untuk menghindari belajar.

Kontak pandang dapat diartikan oleh siswa sebagai sikap antusiasme guru dalam mengajar. Jika demikian perasaan siswa, maka tergugah motivasi belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada siswa, maka perhatian anak akan menurun. 

Begitu pula kontak pandang guru yang hanya tertuju pada siswa tertentu saja, maka dapat mengendorkan perhatian siswa yang lain. Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. 

Guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat yang tepat.

5. Gerakan anggota badan (gesturing)

Aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi salah satunya yaitu variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan anggota badan. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. 

Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya.

Jari dapat digunakan menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat kedua tangan keduanya dapat berarti apa lagi.

6. Perubahan posisi

Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan mendekat atau menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun hanya duduk di kursi saja akan kurang memberi motivasi pada siswa.

Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu, guru dapat dengan segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar siswa. Gerakan mendekati siswa dapat menimbulkan efek psikologi, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat.

Itu dia tentang 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

6 Cara Memvariasikan Gaya Mengajar

6 Cara Memvariasikan Gaya Mengajar

BlogPendidikan.net
- Kenyataan bahwa ada siswa yang kurang semangat belajar, atau tidak menyukai materi tertentu, yang ditunjukkan dengan sikap acuh tak acuh siswa ketika guru sedang menjelaskan materi, bisa jadi disebabkan karena gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, atau gaya mengajar guru monoton tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Yang berakibat materi yang dijelaskan guru tersebut menjadi tidak disenangi.

Berikut cara yang dapat ditempuh guru dalam memvariasikan gaya mengajar :

1. Variasi Suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat atau sebaliknya. Suara guru hendaknya bervariasi pada saat menjelaskan materi pelajaran baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. 

Jika suara guru senantiasa keras atau terlalu keras, akan sulit diterima oleh siswa karena mereka menganggap gurunya sedang marah atau seorang yang kejam. Bila sudah begitu, siswa diliputi oleh rasa cemas dan ketakutan selama proses pembelajaran. 

Sebaliknya, bila suara guru terlalu lemah, akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa dalam kelas, terutama yang duduk di bagian belakang. Bila sudah begitu siswa akan mengabaikan gurunya dan kurang perhatian pada materi yang disampaikan. 
Untuk itu guru perlu menggunakan variasi suara baik dari segi intonasi, volume, nada dan kecepatan bicara yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi. Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Guru dapat menggunakan bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, dan menggunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.

2. Pemusatan Perhatian Siswa

Perhatian siswa mestilah terpusat pada hal-hal yang dianggap penting. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik!” atau “Nah, ini penting sekali” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”.

3. Kesenyapan atau Kebisuan Guru

Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja saat guru menjelaskan sesuatu merupakan cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa. 

Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. 

Misalnya, dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit kemudian melakukan jeda (senyap) dengan berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam. Setelah itu, baru guru melanjutkan kembali uraiannya.

4. Mengadakan Kontak Pandang dan Gerak

Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa-siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dan kontak dengan mereka.

5. Gerakan Badan dan Mimik

Variasi dalam gerakan kepala, gerakan badan dan ekspresi wajah (mimik) adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan memberikan kesan dan pendalaman makna dari pesan lisan yang disampaikan.

6. Pergantian Posisi Guru di Dalam Kelas

Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Guru perlu membiasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, serta menghindari tingkah laku negatif. 
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Membiasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.
  2. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
  3. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
  4. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan ke arah belakang dan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa.
Itu dia penjelasan singkat dalam tulisan ini tentang cara memvariasikan gaya mengajar guru di dalam kelas, semoga memberikan manfaat dan jangan lupa berbagi. Terima kasih

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOWING (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan)