Showing posts with label Guru Abad 21. Show all posts
Showing posts with label Guru Abad 21. Show all posts

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

BlogPendidikan.net
- "Guru zaman now" dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi "Guru of the current era" atau "Guru of the present time." 

Dalam konteks ini, "guru" merujuk pada seseorang yang dianggap sebagai ahli atau pengetahuan terkini di era saat ini, terutama dalam hal teknologi, tren, budaya populer, media sosial, dan inovasi terbaru.

Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan dan budaya kontemporer. 

Berikut adalah beberapa ciri khas dari seorang "Guru Zaman Sekarang":

1. Kemahiran dalam Teknologi.

Mereka sangat akrab dengan teknologi terbaru, termasuk perangkat, aplikasi, dan platform digital. Mereka dapat menggunakan teknologi ini untuk berkomunikasi, belajar, dan berkolaborasi secara efektif.

2. Tahu tentang Tren Terbaru.

Guru Zaman Sekarang selalu mengikuti tren terbaru dalam mode, musik, film, dan budaya populer. Mereka tahu apa yang sedang populer dan seringkali menjadi bagian dari tren tersebut.

3. Kemampuan Beradaptasi.

Karena lingkungan digital dan budaya berubah dengan cepat, mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan baru dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengguna Aktif Media Sosial.

Guru Zaman Sekarang sering aktif di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya. Mereka dapat memanfaatkan platform ini untuk berbagi ide, informasi, atau konten kreatif.

5. Inovatif dan Kreatif.

Mereka cenderung memiliki gagasan-gagasan segar dan kreatif. Mereka mencari cara baru untuk mengekspresikan diri dan berkolaborasi dengan orang lain, terutama melalui media digital.

6. Pengetahuan yang Diversifikasi.

Guru Zaman Sekarang memiliki pengetahuan yang beragam tentang berbagai topik, termasuk politik, budaya, seni, dan lingkungan. Mereka seringkali memahami pentingnya inklusivitas dan berusaha untuk menciptakan ruang yang aman bagi semua orang.

7. Komunikasi Digital.

Mereka terampil dalam berkomunikasi secara digital, baik dalam menulis teks, membuat konten multimedia, atau berpartisipasi dalam diskusi online.

Namun, perlu diingat bahwa istilah "Guru Zaman Sekarang" dapat bervariasi tergantung pada budaya dan konteksnya. 

Seseorang yang dianggap sebagai Guru Zaman Sekarang di satu tempat mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dengan seseorang di tempat lain. 

Selain itu, karena sifat cepatnya perubahan dalam budaya dan teknologi, definisi seorang Guru Zaman Sekarang juga dapat berubah seiring waktu.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

BlogPendidikan.net
- Tantangan guru di dunia pendidikan di abad 21 sangatlah kompleks dan beragam. Jadi guru sudah seharusnya mempersiapkan diri untuk menepis tantangan yang membelenggu kompetensi dan kreatifitas guru.

Berikut adalah beberapa tantangan yang paling umum dihadapi oleh guru di abad 21:

1. Kelas yang heterogen.

Kelas di abad 21 semakin heterogen, baik dari segi kemampuan akademik, latar belakang budaya, maupun kebutuhan khusus. Hal ini membuat guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar.

2. Teknologi.

Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Namun, teknologi juga bisa menjadi tantangan bagi guru. Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, sekaligus juga harus bisa mengatasi masalah yang mungkin muncul akibat penggunaan teknologi.

3. Prestasi akademik.

Siswa di abad 21 dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang tinggi. Hal ini membuat guru harus bisa meningkatkan kualitas pembelajaran agar siswa bisa mencapai prestasi yang diharapkan.

4. Biaya pendidikan.

Biaya pendidikan semakin mahal. Hal ini membuat banyak orang tua kesulitan untuk menyekolahkan anaknya. Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mencari solusi agar semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

5. Pendidikan karakter.

Pendidikan karakter menjadi semakin penting di abad 21. Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi tantangan di abad 21:

1. Meningkatkan kompetensi pedagogik.

Guru harus terus meningkatkan kompetensi pedagogik mereka agar bisa mengajar dengan lebih efektif dan efisien. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

2. Menggunakan teknologi secara efektif.

Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Teknologi dapat membantu guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan bermakna bagi siswa.

3. Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa. 

Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran siswa di rumah. Kerja sama dengan orang tua dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien.

4. Menanamkan nilai-nilai moral dan karakter.

Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur. Nilai-nilai moral dan karakter yang penting untuk ditanamkan kepada siswa meliputi kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan disiplin.

Dengan menghadapi tantangan yang ada di abad 21, guru dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, guru tetaplah profesi yang mulia dan penting. Guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak bangsa agar menjadi manusia yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Mengenal Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21

Mengenal Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21

BlogPendidikan.net
- Perubahan karakter masyarakat secara fundamental sebagaimana terjadi 
dalam abad 21 tentu berimplikasi terhadap karakteristik guru. Dalam pandangan progresif, perubahan karakteristik masyarakat perlu diikuti oleh transformasi kultur guru dalam proses pembelajaran. 

Jadi jika sekarang masyarakat telah berubah ke masyarakat digital, maka guru juga segera perlu mentransformasikan diri, baik secara teknik maupun sosio-kultural. Oleh karena itu perlu mengidentifikasi, karakteristik guru seperti apa yang mampu mentransformasikan diri pada era digital pada abad 21 sekarang ini.

Bagaimana karakteristik siswa abad 21 dalam suatu proses pembelajaran berbasis web? Semua sepakat bahwa siswa jaman sekarang atau yang sedang populer disebut sebagai siswa zaman now, adalah berbeda dengan karakteristik siswa jaman dulu. Jika dahulu siswa praktis hanya memiliki peluang belajar pada lembaga sekolah, tetapi sekarang sumber belajar ada di mana-mana dan bahkan terbawa ke mana-mana. 

Melalui smartphone berbasis android misalnya, siswa jaman sekarang bisa dengan mudah belajar sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah mesin pencari yang begitu populer, yaitu google, siswa sekarang bisa mendapatkan berbagai informasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Sudah tidak diragukan lagi, bahwa perilaku belajar siswa sekarang, sangat bergantung atau bahkan menggantungkan diri pada mesin pencari google itu.

Karakteristik Guru Abad 21

1. Guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator

Kemampuan guru dalam posisi sebagai fasilitator, ini berarti harus mengubah cara berpikir bahwa guru adalah pusat (teacher center) menjadi siswa adalah pusat (student center) sebagaimana dituntut dalam kurikulum 13. Ini berarti guru perlu memposisikan diri sebagai mitra belajar bagi siswa, sehingga guru bukan serba tahu karena sumber belajar dalam era digital sudah banyak dan tersebar, serta mudah diakses oleh siswa melalui jaringan internet yang terkoneksi pada gawai. Ini memang tidak mudah, karena berkait dengan transformasi kultural baik yang masih berkembang dalam guru maupun siswa itu sendiri, dan bahkan masyarakat. 

2. Tingginya minat baca

Selama ini berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca di kalangan guru di Indonesia masih rendah, dan bahkan kurang memiliki motivasi membeli atau mengoleksi buku. Tingkat kepemilikan buku di kalangan guru di Indonesia masih rendah. Bahkan sering terdengar pemeo bahwa penambahan penghasilan melalui program sertifikasi guru, tidak untuk meningkatkan profesionalisme guru, tetapi hanya untuk gaya hidup konsumtif. Sudah sering terdengar bahwa, tambahan penghasilan gaji guru melalui program sertifikasi bukan untuk membeli buku, tetapi untuk kredit mobil.

Karakteristik seperti itu, adalah tidak cocok bagi pengembangan profesionalisme guru pada abad 21. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan minat baca dengan menambah koleksi buku. Setiap kali terdapat masalah pembelajaran, maka guru perlu menambah pengetahuan melalui bacaan buku, baik cetak maupun digital yang bisa diakses melalui internet. Tanpa minat baca tinggi, maka guru pada era pedagogi siber sekarang ini akan ketinggalan dengan pengetahuan siswanya, sehingga akan menurunkan kredibilitas atau kewibawaan guru. Hilangnya kewibawaan guru akan berdampak serius bukan saja pada menurutnya kualitas pembelajaran, tetapi juga bagi kemajuan sebuah bangsa

3. Guru harus memiliki kemampuan untuk menulis

Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasan-gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Tanpa kemampuan menulis guru akan kesulitan dalam upaya meningkatkan kredibilitasnya di hadapan murid. Guru yang memiliki kompetensi dalam menulis gagasan, atau menulis buku dan karya almiah, maka akan semakin disegani oleh siswanya. Sebaliknya, jika guru tidak pernah menulis, maka akan semakin dilecehkan oleh siswa. 

4. Guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan Metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK 

Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid. Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK adalah mutlak bagi guru pada abad 21. Jadi seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida (hybrid learning), karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui situs pembelajarannya. Jadi pembelajaran hibrida adalah sebuah pola pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran berbasis online, teknologi hadir dalam proses belajar. 

5. Guru abad 21 harus mampu melakukan transformasi kultural

Transformasi kultural, bila diterapkan dalam kaitannya dengan perkembangan model pembelajaran hibrida, maka konsep transformasi kultural tentu mengandaikan proses alih ubah dari nilai tradisional ke nilai pembelajaran modern. Secara umum sudah berkembang persepsi bahwa model pembelajaran yang lebih lazim digunakan adalah berat pada karakter berorientasi pada guru (teacher center) daripada berorientasi pada peserta didik (student center).

Oleh karena pembelajaran online masuk kategori belajar berbasis media baru (new media) maka mengedepankan egalitarianism, kesetaraan, emansipatif, dan partisipatif dalam proses komunikasinya, maka student-center lebih sesuai dengan prinsip pembelajaran online. 

Dengan demikian diperlukan adanya transformasi kultural dari model pembelajaran yang berprinsip searah, top-down, dan memposisikan peserta didik sebagai pihak pasif, ke arah model pembelajaran konstruktivistik yang berorientasi pada peserta didik. 

Pandangan bahwa guru adalah sumber pengetahuan dan rujukan utama pengetahuan, perlu diubah ke arah pandangan bahwa sumber pengetahuan bersifat menyebar. Semua pada prinsipnya dapat menjadi sumber rujukan, tidak terkecuali peserta didik. Atau setidaknya murid adalah pihak yang aktif mengkonstruksi dan memaknai pesan. Begitulah, guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis TIK. 

Karakteristik Siswa Abad 21

1. Siswa yang memiliki keterampilan belajar dan inovasi, yaitu yang berkait dengan kemampuan berpikir kritis

Kemampuan ini menuntut kebebasan berpikir dalam suatu proses pembelajaran. Faktanya, dalam prosses belajar mengajar di lembaga sekolah sekarang ini masih banyak siswa kesulitan bertanya, dan bahkan takut bertanya. Terdapat beberapa penyebab mengapa siswa kurang memiliki kemampuan bertanya, karena selama ini lebih banyak pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Memang tidak mudah menghilangkan kendala kultural ini, karena masih berkembangnya persepsi bahwa guru adalah pusat sumber belajar utama, dan guru harus serba tahu. 

2. Siswa harus memiliki karakter kreatif dan inovatif

Ketika sekarang dunia menyodorkan peluang untuk mengembangkan industry kreatif berbasis digital, maka siswa perlu mengembangkan diri kemampuan kreatif dan inovatif. Era industry kreatif menuntut berbagai produk yang utamanya dihasilkan oleh pikiran atau ide-ide kreatif, bukan keterampilan fisik. Fakta juga sudah menunjukkan bahw generasi muda sekarang yang bergerak pada industry kreatif semakin banyak, dan industri daring ini sekarang telah menjadi tumpuan harapan Indonesia di masa depan. 

3. Siswa memiliki keahlian literasi digital atau literasi media baru dan literasi ICT

Secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan guru, literasi digital boleh dibilang lebih tinggi di kalangan siswa. Argumen ini berangkaat dari logika berpikir sekuensial, bahwa generasi belakangan pasti lebih cepat dalam menerima kehadiran teknologi baru. Sekarang dikenal apa yang disebut sebagai generasi digital imigran dan digital natif. Generasi digital imigran adalah generasi tua, termasuk sebagian besar guru di Indonesia. Sementara itu generasi digital natif adalah mereka yang sejak usia dini sudah terbiasa dengan media digital dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari aktivitas bermain, belajar, dan kegiatan apa pun yang relevan. Siswa generasi digital natif ini dapat dikatakan sudah relatif memiliki tingkat literasi digital cukup tinggi. 

4. Karakteristik siswa abad 21 berkaitan dengan kecakapan hidup yang bukan saja sekadar pasif menerima begitu saja keadaan

Akan tetapi perlu senantiasa mengambil insiatif dalam berbagai aktivitas pembelajaran, sehingga terus adaptif dengan terhadap perkembang teknologi baru yang semakin canggih. Temuan teknologi infomarsi dalam bidang pendidikan terus terjadi secara susul-menyusul dalam rentang waktu yang semakin cepat jarak intervalnya. Karena itu, berbagai aplikasi pembelajaran dalam elearning misalnya, terus menawarkan temuan baru dalam jarak yang relatif pendek, sehingga siswa diterpa oleh kehadiran inovasi pendidikan melalui temuan aplikasi baru. Dalam pada itu jika siswa tidak memiliki kemampuan adaptif terhadap inovasi teknologi digital ini, maka akan semakin tertinggal dan akibatnya kurang memiliki akses untuk masuk dalam dunia masyarakat siber. 

5. Siswa abad 21 juga dituntut memiliki karakter kecakapan sosial dalam interaksi antarbudaya dan antarbangsa, karena dunia semakin mengglobal dan menjadi satu kesatuan

Jika ingin mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilan, serta keahlian yang sesuai dengan minatnya, siswa bisa berbagi (sharing) dengan berbagai siswa di seluruh dunia. Dunia siber telah memberikan fasilitas memadai untuk bisa berkomunikasi kepada siapa pun melalui internet atau pun media sosial ke seluruh dunia. Karena itu belajar dalam ruang virtual memungkinkan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan keahlian sesuai dengan minat dan bakatnya. 

6. Siswa pada abad 21 juga perlu memiliki kecakapan dalam bidang kepemimpinan produktif dan akuntabel

Artinya apa yang ditawarkan dalam bidang keahlian masing-masing harus benar-benar bisa dievaluasi secara fair, sehingga teruji. Ini penting untuk mencari kepercayaan dalam komunikasi antarbangsa antarkultur di dalam dunia virtual. Oleh karena itu kepemimpinan produktif memang harus disertai sikap tanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskan secara bersama tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi. 

Ini 13 Karakteristik Guru Profesional Yang Wajib Anda Miliki

Ini 13 Karakteristik Guru Profesional Yang Wajib Anda Miliki

BlogPendidikan.net
 - Karakteristik Guru profesional adalah guru yang memiliki “rasa kemanusiaan dan kehangatan” untuk mengetahui apa yang dilakukan siswa di kelas setiap saat dan juga untuk peduli tentang apa yang mereka lakukan. 

Untuk itu, guru harus dibebaskan dari pandangan-pandangan negatif tentang guru pada masa lalu, sehingga mereka menjadi "lebih sadar akan apa yang mereka lakukan saat mengajar dan lebih mudah mempertimbangkan praktik-praktik yang belum pernah mereka lakukan". 
Guru juga harus berani menantang kebiasaan praktik-praktik pembelajaran yang tidak inovatif dan tidak melakukan refleksi.

Selain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional karakteristik guru tersebut pun harus memiliki khas tersendiri dan andil yang baik sebagai guru yang profesional. Karakteristik guru yang profesional tentunya harus memiliki sikap yang baik baik dimata para siswa dan guru di sekolah.
Berikut ini ada 13 Karakteristik Guru Profesional Yang Wajib Anda Miliki, adalah:

1. Bersikap terbuka

Guru hendaknya memiliki sifat terbuka baik untuk menerima pertanyaan siswa, untuk dimintai pendapat juga untuk mengoreksi diri. Kelemahan atau kelebihan yang dilakukan oleh guru.

2. Berdiri sendiri

Guru secara intelektual harus mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga telah mampu memberikan pertimbangan –pertimbangan rasional dalam mengambil sesuatu keputusan ata pemecahan masalah. Guru dapat menjalin hubungan sosial yang wajar, baik dengan siswa, maupun guru.
3. Rendah hati

Karakter ini membuat seorang guru berpikiran terbuka serta mudah menerima hal-hal baru. Di depan siswa atau sesama guru ia terus terang jika tidak tahu. Maklum ditengah pesatnya pertumbuhan dan akses kepada informasi, semua orang benar-benar mesti belajar kembali dan bersedia menjadi seorang pembelajar. Hal ini membuat ia menjadi mitra belajar yang mengasyikkan bagi siswa dan sesama guru.

4. Pandai mengelola waktu

Sebagai seorang yang bekerja dengan administrasi serta tugas mengajar yang banyak setiap minggunya, guru dituntut untuk pandai mengelola waktu. Bukan cuma siswa dikelas saja yang punya hak terhadap diri kita, namun juga keluarga terdekat kita di rumah yang memerlukan perhatian. Guru yang pandai mengelola waktu membedakan prioritas dalam bekerja, mana yang mesti dikerjakan sekarang atau yang mesti digarap secara bertahap.
5. Berpikiran terbuka

Informasi dan ilmu pengetahuan berkembang dan bertambah sedemikian pesatnya. Dalam hitungan detik informasi bertambah dengan cepat. Saat ini informasi ada di mana saja, semua tersedia tinggal bagaimana seseorang dengan pikirannya bisa mencerna dan memanfaatkan. Sebagai seorang guru sikap berpikiran terbuka inilah yang paling bermakna saat ini untuk diterapkan. 

Dengan berpikiran terbuka guru jadi mudah untuk menerima perbedaan dan senang akan perubahan. Di kelas dan sekolah sejak dulu siswa dibagi menjadi murid yang ‘pintar’, ‘bodoh’ dan ‘sedang-sedang saja’. Belum ada pikiran yang terbuka yang mengatakan bahwa setiap anak adalah unik dan bisa menjadi ‘juara’ di bidangnya masing-masing. Saat guru berpikiran terbuka ia akan bisa sekuat tenaga membuat setiap siswa di kelasnya meraih masa depan sesuai potensinya.

6. Percaya diri

Bedakan antara rasa percaya diri dan sombong. Dalam mempersiapkan dan merencanakan pengajaran di kelas bisa saja guru mengatakan semua yang akan diajarkannya sudah ada di ‘luar kepala’ hal ini berarti sama saja mengatakan sebagai guru ia anti terhadap kegiatan belajar lagi. Padahal bukan seperti itu guru yang percaya diri. Guru yang percaya diri akan sekuat tenaga mempersiapkan sambil tetap percaya diri jika ada masalah yang timbul saat ia sedang melaksanakan perencanaan pengajarannya. Ia yakin sesulit apapun masalah yang timbul saat ia sedang melaksanakan hasil perencanaan pengajarannya, tetap akan memberikan pengalaman dan masukan bagi karier mengajarnya di masa depan.
7. Guru harus peka.

Seorang guru harus peka atau sensitive terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, menilai atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa . dari ekspresi muka, nada suara, gerak-gerik jalan napasnya, dan sebagainya. Guru hendaknya dapat memahami apa yang sedang di alami oleh seorang siswa meskipun seorang siswa

8. Tekun

Pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam mempersiapkan melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan pembelajarannya. Di sekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-anak pandai, tetapi juga anak kurang pandai.
9. Realistik

Seorang guru hendaknya bisa berpikir dan berpandangan realistik. Artinya melihat kenyataan, melihat apa adanya. Kita mengharapkan bahwa semua siswa adalah pandai-pandai. Rajin-rajin, tekun tekun, jujur-jujur, lancar perkembangannya, sopan-sopan, bertutur kata baik, berperilaku baik dan sebagainya.

Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, guru hendaknya dapat memahami situasi yang demikian, dapat menerima dan terus berupaya untuk memperbaikinya.

10. Melihat ke depan.

Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan di masa yang akan datang karena tugasnya yang demikian, ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan seperti apa yang akan dimasuki para  siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan kepada siswa  untuk menghadapi masa yang akan datang.
11. Rasa ingin tahu.

Guru berperan sebagai penyampul ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa. Agar ilmu dan teknologi yang disampaikannya sejalan dengan perkembangan zaman, ia dituntut untuk selalu  belajar.

Mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki rasa ingin tahu atau curioushty yang besar. Ia belajar bukan hanya untuk kemajuan dirinya tetapi juga untuk majukan siswanya ekspresif.

12. Memiliki pandangan dan sikap positif
13. Memiliki kemampuan melakukan pendekatan, dan rasa humor

Demikian artikel tentang 13 Karakteristik Guru Profesional Yang Wajib Anda Miliki, semoga memberikan manfaat dan bahan rujukan Anda menjadi guru profesional . Terima kasih.

10 Bentuk Metode Pembelajaran Masa Kini Yang Melibatkan Teknologi dan Informasi

10 Bentuk Metode Pembelajaran Masa Kini Yang Melibatkan Teknologi dan Informasi

BlogPendidikan.net
- Pada zaman sekarang terjadi perubahan strategi dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru  dari cara yang tradisional kini mengarah pada pendekatan digital yang dirasa lebih relevan dalam memenuhi kebutuhan siswa. 

Akan tetapi proses transisi dari lingkungan kelas yang menerapkan cara tradisional ke cara digital sangat bervariasi tergantung  pada cara guru dan sekolah yang bersangkutan dalam merespon dan mengaplikasikannya. 


Berikut ini ada 10 Bentuk Metode Pembelajaran Masa Kini Yang Melibatkan Penggunaan Teknologi dan Informasi yang cocok diterapkan pada siswa masa kini, sebagai berikut:

1. Presentation (Presentasi)

Pada kegiatan presentasi, guru atau siswa menyebarkan informasi yang diperoleh melalui sumber informasi berupa guru, siswa, buku teks, internet, audio, video, dan lain sebagainya. Presentasi interaktif melibatkan pertanyaan dan komentar  di antara guru dan siswa sebagai anggota keseluruhan kelas atau dalam kelompok kecil. 

Bentuk integrasi metode presentasi dapat dilihat melalui sejumlah sumber daya  teknologi yang digunakan dapat meningkatkan kualitas penyajian informasi. Sebagai  contoh siswa dapat menggunakan aplikasi microsoft power point untuk menampilkan  hasil rangkuman hasil tulisan taks dan menyajikan video maupun gambar sekaligus  dalam satu tampilan presentasi. 

2. Demontrastion (Demonstrasi)

Pada metode demonstrasi, siswa mempelajari pandangan dari suatu  keterampilan atau prosedur yang harus dipelajari. Demonstrasi dapat diterapkan pada  seluruh anggota kelas, kelompok kecil, atau individu yang membutuhkan sedikit  penjelasan tambahan tentang bagaimana melakukan suatu tugas. Tujuan demonstrasi  bagi siswa adalah untuk meniru kinerja fisik, seperti menggunakan alat ukur angin digital, atau untuk mengadopsi sikap yang dicontohkan guru sebagai bentuk  keteladanan. 


Demonstrasi mengizinkan siswa untuk bertanya dan menjawab  pertanyaan selama pembelajaran aktif berlangsung. Bentuk integrasi metode demonstrasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan peralatan teknologi seperti  kamera digital. Kamera video digital dapat digunakan untuk merekam demonstrasi  selama atau sebelum kelas berlangsung.

3. Drill and Practice (Latihan terus menerus dan Praktik) 

Peserta didik menyelesaikan latihan latihan untuk menyegarkan atau  meningkatkan kapasitas isi pengetahuan dan keterampilan. Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan bahwa siswa telah menerima beberapa instruksi  tentang konsep, prinsip, atau prosedur tertentu dari guru sebelumnya. Agar efektif  latihan terus menerus dan praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan  jawaban benar dan memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa.

Bentuk integrasi dari metode ini dengan penggunaan teknologi adalah banyak aplikasi  komputer yang ditawarkan kepada siswa memberikan kesempatan untuk mengingat  kembali dan melakukan praktik atas pengetahuan maupun keterampilannya. 

4. Tutorial 

Tutorial merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja sama  dengan orang lain yang lebih ahli, atau perangkat lunak komputer tercetak khusus yang  menyajikan konten/isi, mengajukan pertanyaan atau masalah, meminta tanggapan  peserta, menganalisis tanggapan, memberikan umpan balik yang sesuai, dan  memberikan latihan sampai pelajar menunjukkan tingkat kemandirian yang telah  ditentukan. 


Siswa belajar melalui latihan dengan pemberian umpan balik setelah setiap  bagian kecil selesai dilakukan. Integrasi dari bentuk metode ini dengan teknologi  adalah pengaturan tutorial termasuk instruktur untuk pelajar, pelajar untuk pelajar,  komputer untuk pelajar, cetak untuk pelajar

5. Discussion (Diskusi)

Sebagai sebuah strategi pembelajaran, tutorial melibatkan pertukaran ide dan  pendapat di antara siswa atau di antara siswa dan guru. Diskusi akan efektif bila  dilakukan dengan cara mengenalkan topik pembicaraan yang baru atau lebih mendalam  sampai konsep dasar. Integrasi antara metode diskusi dengan teknologi adalah  teknologi mendukung diskusi menjadi metode yang dikenal di kelas seperti saat ini  seperti metode yang memperluas percakapan di luar kelas.

6. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)

Merupakan sebuah strategi kelompok dimana siswa bekerja sama untuk saling  membantu dalam belajar. Integrasi dari metode ini adalah siswa dapat belajar tidak  hanya berdiskusi maslah materi task dan menonton media, tapi juga menghasilkan  media. Sebagai contoh siswa dapat mendesain dan menghasilkan sebuah podcast,  video, atau powerpoint atau prezi presentasi.

7. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Melalui penggunaan pembelajaran berbasis masalah, siswa secara aktif akan  mencari solusi untuk masalah-masalah terstruktur atau tidak terstruktur yang terletak  di dunia nyata. Masalah terstruktur memberikan siswa pemahaman yang jelas tentang apa yang mungkin menjadi jawaban atas permasalahan yang ada. Integrasi dari metode  ini dengan teknologi adalah banyaknya aplikasi komputer yang menyediakan dan  mendukung pembelajaran berbasis masalah. Sebagai contoh aplikasi microsoft access dan excel yang mengizinkan siswa untuk mengembangkan dan menjelajahi data sets  untuk menemukan jawaban menggunakan rumus fungsi. 


8. Games (Permainan)

Permainan pendidikan menyediakan sebuah lingkungan yang kompetitif  di mana siswa mengikuti aturan yang ditentukan saat mereka berusaha untuk mencapai  tujuan yang menantang dan menghadirkan siswa dengan pemahaman yang jelas  tentang apa yang mungkin merupakan jawaban yang tepat. Permainan seri meminta  siswa untuk menggunakan ketrampilan memecahkan masalah dalam mencari solusi atau untuk mendemonstrasikan penguasaan konten spesifik yang menuntut tingkat  akurasi dan efisiensi yang tinggi. Integrasi dari metode ini dengan teknologi adalah  beberapa permainan menggunakan tujuan pendidikan, seperti permainan puzzle dan  sudoku.

9. Simulations (Simulasi)

Metode simulasi mengizinkan siswa untuk berada pada situasi nyata. Integrasi  dari metode simulasi dengan teknologi adalah kemampuan interpersonal dan  percobaan laboratorium pada fisika ilmu pengetahuan alam merupakan contoh subjek simulasi.

10. Discovery (Penemuan)

Strategi penemuan digunakan sebuah induktif, atau penemuan mandiri.  Integrasi dari metode discovery dengan teknologi adalah ada beberapa variasi cara  bahwa teknologi instruksional dan media dapat membantu mengenalkan discovery  maupun inkuiri. 

9 Kecakapan Yang Harus Dimiliki Guru Abad 21

9 Kecakapan Yang Harus Dimiliki Guru Abad 21

BlogPendidikan.net
- Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena berbagai informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang dilakukannya. Bahwa di luar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru harus ditiadakan.

Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi. Meskipun demikian, perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik. 
Oleh karena itu, pada hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh setiap orang dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guru yang ideal di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai pendidik sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator pendidikan, sehingga guru harus sanggup merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sumber daya pendidikan agar supaya peserta didik dapat belajar secara produktif.

Sesuai dengan Undang-udang, guru dan dosen harus mempunyai berbagai kompetensi, diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. 

Disamping empat kompetensi tersebut, dalam membantu para siswa beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi di abad ke 21 ini guru juga harus mempunyai kecakapan utama.

Berikut 9 Kecakapan Yang Harus Dimiliki Guru Abad 21 :

1. Akuntabilitas dan Kemampuan Beradaptasi

Sebagai seseorang yang dapat ditiru, apapun yang dikerjakan dan diucapkan harus dapat dipercaya oleh orang lain. Dalam menjalankan tanggung jawab pribadi mempunyai fleksibilitas secara pribadi, pada tempat kerja, maupun dalam hubungan dengan masyarakat sekitarnya. 

Disamping itu guru harus mampu menetapkan dalam mencapai standar dan tujuan yang tinggi baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan yang tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu memaklumi kerancuan yang dilakukan oleh anak didiknya.

2. Kecakapan Berkomunikasi

Kecakapan yang kedua ini sangat penting bagi guru. Betapapun pintarnya seorang guru jika tidak mempunyai kecakapan ini maka tidak akan mampu mentransfer ilmu kepada anak didiknya. 

Kecakapan ini meliputi : memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan multimedia.

3. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual

Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung monoton. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kreatifitas dan keingintahuan intelektual guru. Dia mengajar hanya bermodalkan teori keguruan yang ia peroleh sekian puluh tahun yang lalu.

Baca Juga : 8 Hal Yang Patut Diketahui Oleh Guru Dalam Penilaian Portofolio Siswa

Kecakapan kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut mencakup : mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

4. Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem

Kecakapan berpikir kritis merupakan proses berpikir dan bertindak berdasarkan fakta yang telah ada, apapun yang akan dilakukan dimulai dari identifikasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari suatu perbuatan tersebut, berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit serta selalu memahami dan menjalin interkoneksi antara sistem.

5. Kecakapan Melek Informasi dan Media

Agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas menarik dan menantang, maka di era globalisasi dan tanpa batas seperti sekarang ini guru harus mampu menganalisa, mengakses, mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk dan media.

6. Kecakapan Hubungan Antar Pribadi dan Kerjasama

Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru juga dituntut harus mampu menunjukkan kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, mampu bekerja secara produktif dengan yang lain, mampu menempatkan empati pada tempatnya, serta mampu menghormati perspektif yang berbeda dengan pendiriannya.

7. Identifikasi Masalah, Penjabaran, dan Solusi

Dalam menghadapi masalah sekecil apapun guru tidak boleh ceroboh dalam menanggapinya. Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam menyusun, mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.

8. Pengarahan Pribadi

Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang perilakunya bermacam-macam. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar yang tepat, serta mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya.

9. Tanggung Jawab Sosial

Orang tua/masyarakat menyekolahkan anaknya di suatu sekolah mempunyai harapan agar anaknya berubah, baik dari segi prilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai seorang yang dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung jawab dalam bertindak guru harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar, menunjukkan perilaku etis secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antar masyarakat.