Showing posts with label Hasil Belajar. Show all posts
Showing posts with label Hasil Belajar. Show all posts

5 Karakteristik Penilaian Hasil Belajar Siswa Kurikulum 2013

5 Karakteristik Penilaian Hasil Belajar Siswa Kurikulum 2013

BlogPendidikan.net
- Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta  didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dalam penilaian untuk menentukan hasil belajar siswa tentunya memiliki karakteristik sesuai standar penilaian yang ditetapkan dalam kurikulum 2013. Karakteristik penilaian tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

Berikut 5 Karakteristik Penilaian Hasil Belajar Siswa Kurikulum 2013:

1. Belajar Tuntas

Untuk KI-3 dan KI-4, peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik sesuai dengan KKM yang ditentukan sekolah.

2. Autentik

a. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu.
b. Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
c. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
3. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

4. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing
5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

Demikian artikel tentang 5 Karakteristik Penilaian Hasil Belajar Siswa Kurikulum 2013, semoga bermanfaat.

6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya guru dituntut memiliki trik atau bisa dikatakan variasi dan gaya mengajar yang bisa membangkitkan semangat, motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Variasi dan gaya guru mengajar sangat penting dalam pembelajaran jika mengajar hanya ala kadarnya saja dijamin kejenuhan akan menghampiri siswa.

Tentang Variasi Gaya Guru Mengajar

Variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.

Gaya mengajar guru merupakan cara atau metode yang digunakan guru ketika sedang melakukan pengajaran untuk mengatasi siswa agar tidak merasa bosan dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi yang digunakan guru untuk mentransfer informasi yang diberikan kepada siswa agar siswa memiliki motivasi belajar. Gaya mengajar merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Berikut 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Penting Diterapkan dalam Proses Pembelajaran :

1. Variasi Suara

Dalam proses belajar mengajar bisa saja akan terjadi kurangnya perhatian siswa yang disebabkan oleh suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tidak bisa didengar oleh seluruh siswa, atau pengungkapan kalimat yang kurang jelas. Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan dapat mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa.

Guru harus mampu mengatur suaranya kapan harus mengeraskan suara, dan kapan harus melemahkan suaranya. Guru juga akan mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan. Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan.

2. Pemusatan Perhatian (focusing)

Untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, guru dapat melakukan teknik pemusatan perhatian. Beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:
a) Meminta anak untuk memperhatikan “coba perhatikan…..”
b) Mengatur tekanan suara yang bermakna perlu mendapat perhatian
c) Dengan menunjukkan pengetahuan atau konsep yang penting
d) Dengan pengulangan pengungkapan 
Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak akan terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru untuk dikuasai.

3. Pemberian Waktu (pausing)

Untuk menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa pemberian waktu dapat dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.

4. Kontak Pandang

Kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan siswa bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Bahkan siswa merasa diawasi guru. Maka dengan perhatian tersebut dapat mengurangi peluang siswa untuk menghindari belajar.

Kontak pandang dapat diartikan oleh siswa sebagai sikap antusiasme guru dalam mengajar. Jika demikian perasaan siswa, maka tergugah motivasi belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada siswa, maka perhatian anak akan menurun. 

Begitu pula kontak pandang guru yang hanya tertuju pada siswa tertentu saja, maka dapat mengendorkan perhatian siswa yang lain. Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. 

Guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat yang tepat.

5. Gerakan anggota badan (gesturing)

Aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi salah satunya yaitu variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan anggota badan. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. 

Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya.

Jari dapat digunakan menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat kedua tangan keduanya dapat berarti apa lagi.

6. Perubahan posisi

Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan mendekat atau menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun hanya duduk di kursi saja akan kurang memberi motivasi pada siswa.

Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu, guru dapat dengan segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar siswa. Gerakan mendekati siswa dapat menimbulkan efek psikologi, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat.

Itu dia tentang 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tiga Aspek Kurikulum 2013 (xls)

Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tiga Aspek Kurikulum 2013 (xls)

BlogPendidikan.net
- Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. 

Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan penilaian proses (formatif) dan hasil belajar (sumatif) berdasarkan Kurikulum 2013 pada tingkat SD sebagian pendidik (guru) merasakan penilaian sebagai beban terutama dalam hal melakukan teknik dan prosedur, pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Pendidik mengharapkan penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013 sederhana dan mudah dilaksanakan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pendidik agar penilaian lebih bermakna dan implementatif dalam merencanakan, melaksanakan, mengolah, melaporkan hasil penilaian, adalah sebagai berikut : 

  1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
  2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
  3. Sistem penilaian direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk: a). Mengetahui pencapaian Kompetensi Peserta Didik, b). Bahan dan  penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan c). Memperbaiki proses pembelajaran.
  4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
  5. Sistem penilaian terpadu dimana penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran sehingga harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan observasi lapangan, maka dalam penilaian harus ditekankan pada proses, dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, produk, dan penugasan lainnya.

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan penilaian hasil belajar di SD.


1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran, yang dilakukan untuk pembinaan perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.

Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap yang diharapkan sesuai dengan KI-1 dan KI-2 guru harus memberikan pembiasaan dan pembinaan secara terus menerus baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangannya guru harus melakukan penilaian.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. 

Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of learning).

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. 

Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi.

Berikut format penilaian dalam kurikulum 2013 yang akan dibagikan dalam artikel ini yang mencakup tiga aspek yaitu penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan terhadap hasil belajar siswa.

Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tiga Aspek Kurikulum 2013 (xls) 1 : UNDUH
Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tiga Aspek Kurikulum 2013 (xls) 2 : UNDUH
Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tiga Aspek Kurikulum 2013 (xls) 3 : UNDUH


Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

10 Penilaian Mengukur Tingkata Capaian Hasil Belajar Siswa

10 Penilaian Mengukur Tingkata Capaian Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan siswa diperlukan proses penilaian oleh guru terhadap siswa, sampai sejauh mana hasil belajar yang iya dapatkan.

Evaluasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, mengingat evaluasi sebagai salah satu alat untuk menilai dan mengukur tingkat kemampuan peserta didik, di samping memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada keseharian siswa. Kurikulum 2013 mengisyaratkan penting sistem penilaian diri, dimana peserta didik dapat menilai kemampuannya sendiri.

Penilaian pembelajaran adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Berikut 10 penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran :

1. Penilaian outentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan/awal (input), proses/kegiatan inti, dan keluaran/akhir (output) pembelajaran.

2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri

3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Demikian tulisan ini tentang 10 penilaian yang terdapat dalam proses pembelajaran untuk mengukur tingkat capain hasil belajar siswa. Terimakasih