Showing posts with label Kemampuan Awal Siswa. Show all posts
Showing posts with label Kemampuan Awal Siswa. Show all posts

Bagaimana Cara Mengenal dan Memahami Kemampuan Awal Siswa SD

Bagaimana Cara Mengenal dan Memahami Kemampuan Awal Siswa SD

BlogPendidikan.net
- Kemampuan awal siswa di SD merujuk pada keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki tingkat pendidikan dasar (SD). 

Kemampuan awal ini mencakup berbagai aspek yang membentuk dasar bagi pembelajaran siswa di SD.

Untuk mengenal dan memahami kemampuan awal siswa di SD, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan, antara lain:

1. Observasi

Perhatikan perilaku dan interaksi siswa di kelas. Amati bagaimana mereka berinteraksi dengan teman sebaya, tingkat partisipasi dalam aktivitas kelas, dan tingkat pemahaman mereka terhadap instruksi guru.

2. Percakapan

Ajak siswa untuk berbicara tentang minat, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Berbicaralah dengan mereka secara informal untuk memperoleh wawasan tentang minat mereka dalam berbagai subjek, serta pemahaman mereka tentang topik tertentu.

3. Evaluasi awal

Gunakan instrumen evaluasi awal untuk mengukur pemahaman awal siswa terhadap konsep-konsep dasar. Ini dapat berupa tes tertulis, tugas proyek, atau kegiatan lain yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.

4. Portofolio

Meminta siswa untuk membuat portofolio karya mereka. Ini dapat mencakup contoh tulisan, proyek seni, atau catatan ilmiah. Portofolio akan membantu Anda melihat kemampuan siswa dalam berbagai area dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan mereka.

5. Kolaborasi dengan guru sebelumnya

Jika siswa telah mengenyam pendidikan di SD sebelumnya, komunikasikan dengan guru mereka sebelumnya untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan dan perkembangan siswa. Ini akan membantu Anda memahami latar belakang siswa dan mempersiapkan strategi pembelajaran yang sesuai.

6. Diskusi kelompok kecil

Lakukan diskusi kelompok kecil dengan siswa untuk mengeksplorasi pemahaman mereka tentang topik tertentu. Ini akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling belajar dan membantu Anda mengidentifikasi tingkat pemahaman mereka.

7. Observasi individual

Selain mengamati siswa secara keseluruhan, luangkan waktu untuk mengamati siswa secara individual. Ini akan memungkinkan Anda untuk melihat kekuatan dan kelemahan siswa secara lebih rinci.

8. Catatan perkembangan

Selalu catat perkembangan siswa secara berkala. Ini akan membantu Anda melacak kemajuan mereka dari waktu ke waktu dan membuat penyesuaian instruksi yang diperlukan.

Ingatlah bahwa memahami kemampuan awal siswa adalah proses yang berkelanjutan. Melalui pengamatan, evaluasi, dan komunikasi yang terus-menerus, Anda akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan siswa dan dapat merancang strategi pembelajaran yang sesuai.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Apa Saja Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa SD

Apa Saja Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa SD

BlogPendidikan.net
- Kemampuan awal siswa merujuk pada keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki tingkat pendidikan tertentu. 

Kemampuan ini mencakup berbagai aspek yang membentuk dasar bagi pembelajaran dan perkembangan siswa di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Kemampuan awal siswa dapat beragam dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang pendidikan sebelumnya, pengalaman hidup, lingkungan keluarga, dan faktor genetik. 
Setiap siswa memiliki kombinasi unik dari kemampuan dan potensi yang mereka bawa ke dalam lingkungan pembelajaran.

Berikut adalah beberapa kemampuan awal yang umumnya diharapkan dari siswa SD:

1. Literasi dan keterampilan bahasa

Siswa SD seharusnya mampu membaca dengan pemahaman dasar, menulis kalimat sederhana, dan memahami kosakata dasar. Mereka juga diharapkan mampu mendengarkan dan berbicara dengan baik.

2. Matematika

Kemampuan dasar matematika termasuk pemahaman konsep angka dan operasi matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian sederhana, dan pembagian sederhana. Siswa juga diharapkan mengenal pola, bentuk geometri dasar, dan memahami pengukuran sederhana.

3. Keterampilan sosial dan emosional

Siswa diharapkan memiliki keterampilan sosial dasar seperti berbagi, bekerja sama, menghormati pendapat orang lain, dan mengatasi konflik secara positif. Mereka juga diharapkan mampu mengelola emosi mereka sendiri dan memiliki kemampuan dasar untuk beradaptasi dalam lingkungan sosial.
4. Sains dan pengetahuan alam

Siswa SD seharusnya memiliki pemahaman dasar tentang dunia alam sekitar mereka, seperti mengenal tumbuhan, binatang, lingkungan, dan fenomena sederhana seperti cuaca.

5. Pengetahuan sosial dan sejarah

Siswa diharapkan memiliki pengetahuan dasar tentang masyarakat, budaya, dan sejarah di sekitar mereka, seperti pengenalan tentang keluarga, komunitas, pahlawan lokal, dan peristiwa sejarah penting.

6. Keterampilan motorik halus dan kasar

Kemampuan motorik halus mencakup keterampilan menulis, menggambar, memotong, dan menggunting. Sementara itu, keterampilan motorik kasar melibatkan keterampilan seperti berjalan, berlari, melompat, dan bermain bola.

7. Kreativitas dan ekspresi seni

Siswa diharapkan memiliki kesempatan untuk berekspresi secara kreatif melalui seni, musik, drama, dan aktivitas lainnya. Mereka dapat mengeksplorasi imajinasi mereka dan mengembangkan keterampilan kreatif.
Harap diingat bahwa kemampuan awal siswa dapat bervariasi secara signifikan, dan setiap siswa memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Penting untuk memahami kebutuhan dan potensi setiap siswa secara individual, dan memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

7 Kemampuan Awal Siswa Yang Harus Dikenali Oleh Guru

7 Kemampuan Awal Siswa

BlogPendidikan.net
- Kemampuan awal adalah kemampuan yang telah diperoleh siswa sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. 

Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai hasil belajar oleh siswa.

Dengan kemampuan ini dapat ditentukan dari mana proses pembelajaran harus dimulai. Kemampuan terminal merupakan arah tujuan pembelajaran diakhiri.
Jadi, pembelajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke kemampuan terminal itulah yang menjadi tanggung jawab guru.

Berikut 7 Kemampuan Awal Siswa : 

1. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbittarily meaningful knowledge)

Pada pengetahuan ini, sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hapalan (yang tak bermakna) untuk memudahkan retensi. Pengetahuan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Sebagai kemampuan awal, pengetahuan ini akan sangat berguna untuk mengingat pengetahuan-pengetahuan hafalan dan pengetahuan yang tak bermakna. 

Penggunaan pengetahuan ini dalam bentuk mnemonic atau jembatan keledai, seperti “ADEK” untuk mengingat jenis-jenis vitamin yang larut dalam lemak, “MEJIKUHIBININGU” untuk menghafalkan warna pelangi, dan sebagainya.
Pengetahuan ini akan memudahkan belajar jika telah dikuasai benar atau telah siap pakai. Jika tidak, maka proses perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru justru akan terganggu

2. Pengetahuan analogis (analogic knowledge)

Pengetahuan analogis yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang serupa, yang berada di luar isi yang sedang dipelajari. Antara pengetahuan analogis dan pengetahuan baru yang sedang dipelajari terdapat kaitan seperti :
a) berada pada tingkat keumuman yang sama
b) memiliki keserupaan dalam hal-hal pokok
c) contoh-contoh pengetahuan analogis saling tidak termasuk dalam contoh-contoh pengetahuan baru.

Jika pengetahuan yang dipelajari adalah konsep, maka konsep analogisnya adalah konsep serupa yang berada di luar konsep yang dipelajari. Demikian juga jika yang dipelajari adalah prinsip atau prosedur, maka prinsip ataupun prosedur analogisnya adalah yang serupa dan berada di luar dari yang dipelajari.
Mengaitkan atau membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan analogisnya yang telah dimiliki siswa akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru. 
Agar benar-benar bermanfaat, pengetahuan analogis yang digunakan hendaknya dipilih yang semirip mungkin dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Jika tidak, maka penggunaan analogi justru akan membingungkan siswa.

Sebagai contoh, untuk menggambarkan suatu persaudaraan yang erat dapat digambarkan sebagai sapu lidi. Seseorang akan dapat lebih berfungsi dengan baik jika dalam suatu ikatan yang kokoh, dari pada individu per individu. 

3. Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge)

Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi yang dapat berfungsi sebagai kerangka untuk mengaitkan sengetahuan baru. Ausabel mengatakan bahwa pengetahuan superordinate yang telah dimiliki siswa dapat menjadi “kerangka cantolan” bagi pengetahuan baru yang dipelajari, sehingga pengetahuan baru
tersebut bermakna.

Gagne mengaitkan pengetahuan superordinate dengan hubungan prasyarat belajar antara jenis-jenis
ketrampilan intelektual. Ketrampilan sebagai kapabilitas belajar oleh Gagne dibedakan menjadi 5, yaitu;
a) diskriminasi
b) konsep konkrit
c) konsep abstrak
d) kaidah (rule)
e) kaidah tingkat lebih tinggi (higher order rule)

Dalam pengertian ini, kaidah tingakat lebih tinggi menjadi pengetahuan superordinate dari kaidah.
Kaidah menjadi pengetahuan superordinate konsep abstrak, konsep abstrak menjadi pengetahuan superordinate konsep konkrit, dan konsep konkrit menjadi pengetahuan superordinate diskriminasi. 
Dengan pengertian demikian maka suatu kapabilitas belajar akan menjadi prasyarat bagi belajar kapabilitas lainnya. Ini berarti, kapabilitas prasyarat harus dikuasai lebih dahulu sebelum mempelajari kapabilitas lainnya.

Misalnya, konsep konkrit sebagai superordinat dari diskriminasi, hanya dapat dipelajari jika diskriminasi sebagai kapabilitas prasyarat telah dikuasai lebih dahulu. Begitu seterusnya, dengan
kapabilitas-kapabilitas lainnya. 

4. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge)

Pengetahuan setingkat yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan/atau komparatif. Pengetahuan ini memiliki tingkat keumuman atau tingkat kekhususan yang sama dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Contoh-contoh pengetahuan koordinate harus berbeda atau tidak saling termasuk pada contoh-contoh pengetahuan yang baru dipelajari. 

Namun, pengetahuan superordinate bagi pengetahuan coordinate dengan pengetahuan superordinate bagi pengetahuan yang sedang dipelajari harus sama. Jika pengetahuan yang sedang dipelajari adalah konsep, maka konsep yang menjadi coordinatenya adalah konsep lain yang memiliki konsep superordinate yang sama. 
Misalnya, konsep tentang “hewan berkaki ruas” pengetahuan koordinatenya dapat “hewan bertulang belakang” keduanya memiliki konsep superordinate yaitu “hewan”. Contoh lain, konsep tentang “kalimat induktif” pengetahuan coordinatenya adalah konsep tentang “kalimat induktif”. 

Keduanya memiliki kedudukan yang sejajar, dan keduanya memiliki konsep pengetahuan superordinate yang sama yaitu “kalimat”. Mengaitkan dan membandingkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan coordinatenya yang telah dikuasai siswa, akan mempermudah pemahaman pengetahuan baru tersebut dan memudahkan siswa mengorganisasi struktur ingatannya.

5. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah ( subordinate knowledge)

Pengetahuan tingkat yang lebih rendah yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh. Ada dua jenis pengetahuan subordinate, yaitu :

1) pengetahuan subordinate yang merupakan “jenis” dari pengetahuan yang sedang dipelajari
2) pengetahuan subordinate yang merupakan “bagian” dari pengetahuan yang sedang dipelajari.
Artinya, pengetahuan yang sedang dipelajari adalah superordinate, sedangkan kemampuan awal yang telah dimiliki siswa adalah sebagai pengetahuan subordinate. Misalnya, konsep “hewan bertulang belakang” dan konsep “hewan berkaki ruas” merupakan subordinate dari konsep “hewan”. Contoh lain, konsep “mata” dan “telinga”, merupakan pengetahuan subordinate bagian dari konsep “organ manusia”. 

6. Pengetahuan pengalaman (experiential knowledge)

Pengetahuan pengalaman yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru. Pengetahuan pengalaman mengacu kepada ingatan seseorang pada peristiwa-peristiwa atau obyek-obyek khusus atau contoh-contoh, yang disimpan di dalam experiential data base. Pengetahuan seseorang tentang berbagai jenis burung, membuat “burung” menjadi konsep yang bermakna baginya.

7. Strategi kognitif (cognitive strategy)

Strategi kognitif yang menyediakan cara-cara memperoleh pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan. Di antara semua kemampuan awal di atas, strategi kognitif memiliki mekanisme kerja yang paling tinggi.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.