Showing posts with label Kesulitan Belajar Siswa. Show all posts
Showing posts with label Kesulitan Belajar Siswa. Show all posts

Apa Saja Yang Menyebabkan Siswa Kesulitan Belajar dan Solusinya

Apa Saja Yang Menyebabkan Siswa Kesulitan Belajar dan Solusinya

BlogPendidikan.net
- Setiap guru pasti menemukan ada siswa yang mengalami kusulitan dalam belajar, hal inilah yang menjadi perhatian guru untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab mengapa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.

Kesulitan belajar merupakan suatu bentuk gangguan dalam satu atau lebih dari faktor pisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul sebagai kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, atau membuat perhitungan matematikal, termasuk juga  kelemahan motorik ringan, gangguan emosional atau akibat keadaan ekonomi, budaya, atau lingkungan yang tidak menguntungkan (Betty, 2002).

Penyebab siswa mengalami kesulitan belajar yang dikutip dari buku psikologi belajar yakni faktor internal dan eksternal antara lain :

Faktor Internal

Inteligensi

Lebih menekankan pada IQ anak. Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke atas tergolong genius. Golongan ini mempunyai potensu untuk dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental. Anak inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar. Mereka itu digolongkan atas debil, embisil, dan ediot.

Bakat

Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat musik mungkin di bidang lain ketinggalan. Seorang yang berbakat di bidang teknik tetapi di bidang olahraga lemah. Jadi seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, nudah putus asa, tidak senang.

Minat

Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya.

Motivasi

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. 

Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. 

Faktor Kesehatan Mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik, demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental.

Faktor Eksternal

Faktor Keluarga

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi keadaan mental anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Oleh karenanya, faktor orang tua memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran anak. Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajar.

Faktor Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga digolongkah dalam dalam beberapa kategori antara lain, Ekonomi yang kurang/miskin keadaan ini menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Keadaan peralatan seperti pensil, tinta, penggaris, buku tulis, buku pelajaran, jangka, dan lain-lain akan membentuk kelancaran dalam belajar. Kurangnya alat-alat itu akan menghambat kemajuan belajar anak.

Adapun solusi bagi guru menghadapi kesulitan belajar siswa yang bisa dilakukan oleh guru antara lain:

Mengidentifikasi siswa/siswi yang mengalami kesulitan belajar 

Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam, antara lain dengan jalan: 
a. Meneliti nilai ujian yang tercantum dalam rapor kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas (PAN) atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut (PAP: penilaian acuan patokan);
b. Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya;
c. observasi pada saat siswa/siswi dalam proses belajar mengajar;
d. Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada konselor;
e. Melancarkan sosiometeri untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa/siswi.

Melokalisasikan letak kesulitan belajar

Setelah menemukan kelompok atau individu siswa/siswi yang mengalami kesulitan belajar, maka teknik selanjutnya ialah menelaah (a) dalam mata pelajaran apa saja kesulitan itu terjadi, (b) pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang mana kesulitan itu terjadi, (c) pada bagian (ruang lingkup bahan) yang mana kesulitan itu terjadi, (d) dalam segi-segi proses belajar mana
kesulitan itu terjadi. 

Melokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan.

Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar ada dua hal, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berada dalam diri siswa/siswi, misalnya inteligensi yang rendah, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan, belum memiliki kemampuan dasar yang dipersyaratkan untuk memahami materi pelajaran.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa/siswi, misalnya situasi belajar mengajar, kurikulum, beban studi yang terlampau berat, metode mengajar yang kurang memadai, sering pindah sekolah, dan situasi sosial ekonomi keluarga.
.
Memperkirakan kemungkinan bantuan

Guru dapat memperkirakan bantuan :
a. Apakah siswa/siswi tersebut masih dapat ditolong untuk mengatasi kesulitannya ataukah tidak.
b.Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa/siswi tertentu.
c. Kapan dan di mana pertolongan itu dapat diberikan.
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
e. Bagaimana cara menolong siswa/siswi secara efektif.
f. Siapa saja yang harus dilibatkan dalam menolong siswa tersebut.

Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar

Teknik yang kelima adalah teknik menyusun suatu rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa/siswi tertentu. Rencana itu hendaknya berisi:
a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa/siswi;
b. Menjaga agar kesulitan tersebut tidak sampai terjadi lagi.

Tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut merupakan kegiatan melakukan pengajaran remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa/siswi yang mengalami kesulitan belajar. Adapun tindakan yang harus dilakukan antara lain, melaksanakan pengajaran remedial, Membagi tugas dan peranan,  Senantiasa mencek dan mencek kembali (recheck) kemajuan siswa/siswi tentang pemahaman mereka,  Mentransfer atau merefer siswa/siswi yang menurut perkiraan guru tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan atau kewenangan guru, wali kelas, dan sekolah.

Rujukan :

Buku Psikologi Belajar by Syarifan Nurjanah, M.A

Lakukan 8 Cara Ini Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menjelang PTM

Lakukan 8 Cara Ini Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menjelang PTM

BlogPendidikan.net
- Dimasa pandemi ini banyak materi dan penjelasan dari guru yang terlewatkan apakah siswa dapat menyerap materi yang telah berjalan selama satu semester? Pembelajaran dimulai dari awal pada tatap muka di sekolah, pasti banyak siswa yang membutuhkan penyegaran agar semangat belajarnya tumbuh setelah hampir dua tahun pembelajaran tatap muka di tiadakan karena pandemi Covid-19.

Kesulitan belajar seringkali dihadapi oleh siswa saat menuntut ilmu di sekolah. Masalah ini biasanya terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam mempelajari kemampuan dasar seperti membaca, berhitung, mengeja atau menyerap pelajaran lain. Bagi seorang tenaga pendidik atau guru diperlukan cara khusus mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut.

Seperti yang kita tahu, guru adalah sosok orang tua kedua bagi para siswa. Tentu peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan baik secara akademik maupun moral yang membentuk perilaku dan karakter. Sangat disayangkan apabila pesan atau pelajaran yang disampaikan guru tidak bisa diterima dengan maksimal oleh siswa tersebut. 

Berikut ini ada beberapa cara mengatasi kesulitan belajar bagi siswa yang bisa menjadi pertimbangan Bapak/Ibu Guru di sekolah menjelang PTM :

1. Gunakan Prior Knowledge

Prior knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa dari pengalaman atau pengetahuan yang didapat sebelumnya. Prior knowledge bisa menjadi sebuah metode pendekatan oleh guru agar dapat mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah. Cara ini sangat bermanfaat sehingga siswa dapat mudah menerima materi baru selanjutnya.

Metode prior knowledge dapat didahului dengan mempelajari suatu materi. Sebagai contoh, siswa dapat diberikan tugas untuk membaca lebih dulu materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya.

2. Selalu Evaluasi

Cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan metode evaluasi atau self-monitoring. Di sini, guru dapat melihat perkembangan siswanya sekaligus mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada siswa tersebut.

Sebagai contoh, guru dapat memberikan kunci jawaban yang benar, ketika siswa telah menyelesaikan suatu tugas. Dari sini, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dengan melihat jawaban yang benar dan salah. Bagi guru sendiri tentu akan mengetahui seberapa jauh perkembangan kemampuan siswa mengerjakan suatu tugas dan mengetahui konsep-konsep yang masih sulit dipahami dari jawaban yang salah.

3. Hindari Memberikan Tugas Yang Sangat Panjang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, seperti halnya dalam kecepatan mengerjakan tugas yang diberikan. Umumnya, kesulitan belajar yang dialami siswa adalah ketidaksanggupan mereka mengerjakan tugas dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, sebaiknya siswa diberikan tugas yang singkat. Sebagai contoh, guru dapat memberikan tugas yang mudah dengan pertanyaan dan jawaban yang singkat dan bisa langsung memberikan nilai di saat yang sama.

4. Ajak Siswa Aktif Berpartisipasi

Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan mengajak siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan siswa berdiskusi saat menerangkan pelajaran. Caranya adalah dengan membiarkan siswa menyampaikan apa saja yang mereka ingin tahu tentang pelajaran tersebut. Metode ini memang membutuhkan kesabaran dan keuletan dari guru.

Sebagai contoh, dapat mengajak siswa supaya mereka mau bertanya. Namun, perlu diingat, guru mesti menghindari sikap marah ataupun menyalahkan secara berlebihan apabila ada pendapat dari mereka yang salah. Sikap tersebut sangat mungkin akan menurunkan mental siswa atau menjadi tidak tertarik dengan pelajaran yang disampaikan.

Siswa butuh diarahkan agar siswa menyadari potensinya. Minat dan bakat anak nantinya akan menjadi life skill, yaitu kemampuan khusus untuk dapat bertahan hidup dan menjadi berhasil. Ini menjadi bekal yang sangat bermanfaat hingga mereka dewasa nanti.

5. Ajarkan Membuat Catatan

Membuat catatan atau mind mapping bisa menjadi cara mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terkadang, banyak siswa memang tidak memiliki strategi belajar yang cukup baik sehingga bingung dalam merangkum atau mencerna isi pelajaran. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah mengajarkan mereka membuat catatan. Hal ini dapat memudahkan siswa untuk mempelajari dan mengulang suatu materi.

6. Pendekatan Personal

Menangani kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan melakukan pendekatan personal antara guru dan siswa. Pendekatan personal meliputi dialog atau komunikasi langsung dan terbuka antara guru dengan murid. Guru dapat menanyakan banyak hal terkait proses pembelajaran dan apa saja yang menghambat penerimaan materi. Dari sini, guru dapat memberikan solusi penyelesaian masalah kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut.

7. Metode Resiprokal

Reciprocal teaching atau pengajaran resiprokal adalah bentuk dialog interaktif antara guru dan siswa. Cara baru ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap sebuah materi atau tugas. Siswa dibebaskan menjawab sebuah pertanyaan sesuai yang dia tahu. Pengajaran resiprokal diharapkan dapat meningkatkan kedekatan antara guru dengan siswa.

8. Bentuk Kelompok Belajar

Menyelesaikan masalah kesulitan belajar bisa dengan cara membentuk kelompok belajar. Guru dapat membentuk sebuah kelompok di dalam kelas untuk menyelesaikan suatu tugas. Selain itu, diusahakan setiap kelompok harus diisi dengan siswa yang tergolong cerdas dan siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini bertujuan meningkatkan kerjasama siswa, mempengaruhi siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran, dan mendorong aktif semua siswa dalam menyelesaikan tugas. Melalui kelompok belajar ini siswa juga mesti dibebaskan menyampaikan materi sesuai dengan pemikiran mereka sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Demikian ulasan singkat tentang Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah semoga bisa jadi referensi anda dalam memperiapkan Pembelajaran Tatap Muka disekolah pada tahun ajaran baru nanti.