Showing posts with label Metode Pembelajaran SD. Show all posts
Showing posts with label Metode Pembelajaran SD. Show all posts

Ini 11 Metode Pembelajaran Matematika Yang Efektif Digunakan

Ini 11 Metode Pembelajaran Matematika Yang Efektif Digunakan

BlogPendidikan.net
- Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Berikut 11 Metode Pembelajaran Matematika Yang Efektif Digunakan:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai, terutama untuk bidang studi non eksakta. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan. 

Gambaran pengajaran matematika dengan metode ceramah adalah sebagai berikut. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari rumus diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh
guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
2. Metode Ekspositori

Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus-menerus berbicara. ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya kalau
tidak mengerti.

cara mengerjakan matematika yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran) menurut penjelasan di atas sebenarnya adalah metode ekspositori, sebab guru memberikan pula soal-soal latihan untuk dikerjakan murid di kelas. 

3. Metode Demonstrasi

Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekadar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.

4. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. 

Dalam metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.
5. Metode Penugasan

Metode ini biasa disebut dengan metode tugas. Pada metode ini guru memberikan
seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok. Tugas yang paling sering diberikan dalam pengajaran matematika adalah pekerjaan rumah yang diartikan sebagai latihan menyelesaikan soal-soal. Kecuali ini, dapat pula menyuruh murid mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode tugas mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru. Tetapi dapat pula timbul atas insiatif murid setelah disetujui oleh guru.

6. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-variabel yang dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti dalam suatu eksperimen adalah pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain.

7. Metode Drill dan Metode Latihan

Banyak alat yang dapat membantu orang untuk dapat berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat, daftar akar, dekak-dekak, dan kalkulator misalnya. Tetapi berhitung cepat dan cermat tanpa alat di sekolah tetap diperlukan. Karena itu dalam kegiatan belajar ini akan dibicarakan pula metode drill dan metode latihan. Dalam banyak hal kata “drill” dan “latihan” merupakan sinonim. Namun di sini kedua kata itu akan dibedakan artinya. 
Sesudah murid memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat positif sampai 100, akhirnya mereka dituntut untuk dapat mengerjakannya dengan cepat dan cermat. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung ini tergantung pada ingatan.

Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan-kemampuan demikian merupakan tujuan dari metode drill.

8. Metode Penemuan

Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Dalam metode ini tidak berarti sesuatu yang ditemukan oleh peserta didik (siswa) benar-benar baru sebab sudah diketahui oleh orang yang lain.

9. Metode Inquiri

Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompok-kelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau kelas). Tetapi mengajar dengan metode inquiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara sendiri-sendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya sendiri, tetapi sudah diketahui oleh guru. Tetapi dalam metode inquiri, hal yang baru itu juga belum dapat diketahui oleh guru. 

10. Metode Permainan

Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Walaupun permainan matematika menyenangkan, penggunaannya harus dibatasi.
Barangkali sekali-kali dapat juga diberikan untuk mengisi waktu, mengubah suasana yang tegang / “tekanan tinggi”, menimbulkan minat, dan sejenisnya. Seharusnya direncanakan dengan tujuan instruksional yang jelas, tepat penggunaannya, dan tepat pula waktunya.
Permainan yang mengandung nilai-nilai matematika dapat meningkatkan keterampilan, penanaman konsep, pemahaman, dan pemantapannya; meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan masalah, dan lain-lainnya. Yang begini harus banyak dipakai, terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Ketika anak-anak mulai belajar koordinat, permainan yang menyangkut koordinat dapat diberikan.
 
11. Metode Pemecahan Masalah

Menurut Gagne (1985), kalau seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru.

Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berlangsung secara fleksibel. Para ahli mengemukakan berbagai langkah dalam melakukan pemecahan masalah, tetapi pada hakekatnya cara yang ditemukan adalah sama.

Demikian artikel tentang Ini Metode Pembelajaran Matematika Yang Efektif Digunakan Oleh Guru Saat Mengajar. Semoga artikel ini bermanfaat.

9 Metode Pembelajaran Menyimak Yang Tepat Digunakan di SD

9 Metode Pembelajaran Menyimak Yang Tepat Digunakan di SD

BlogPendidikan.net
- Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, maka diperlukan metode-metode yang tepat dalam proses pembelajaran guna ketercapaian tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang maksimal.
Berikut ini metode-metode yang tepat digunakan dalam keterampilan menyimak :

1. Simak Tulis 

Dalam teknik ini, guru membacakan atau memperdengarkan sebuah wacana singkat (diperdengarkan cukup satu kali). Siswa mendengarkan dengan baik.

2. Simak Terka 

Guru mempersiapkan deskripsi tentang suatu benda tanpa menyebutkan nama benda tersebut. Deskripsi itu dibacakan guru, siswa mendengarkan dengan baik kemudian siswa diminta menerka benda tersebut.
3. Simak Cerita 

Guru mempersiapkan sebuah cerita yang menarik, kemudian membacakan cerita tersebut. Siswa mendengarkan dengan baik cerita yang dibacakan guru, kemudian siswa diminta menceritakan kembali cerita tersebut dengan katakatanya sendiri.

4. Bisik Berantai

Bisik berantai ini dapat digunakan untuk menguji kemampuan daya simak siswa dan kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Bisik berantai ini dapat dilakukan secara berkelompok.
5. Identifikasi Kata Kunci 

Dalam menyimak suatu kalimat, paragraph atau wacana yang panjang, kita tidak perlu menangkap semua kata-kata tetapi cukup diingat kata-kata kuncinya saja. Kata kunci merupakan inti dari suatu kalimat, paragraf atau wacana yang panjang.

6. Identifikasi Kalimat Topik 

Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur yaitu kalimat topik dan kalimat pengembang. Kalimat topik bisa terdapat di awal, tengah dan akhir paragraf. Setelah selesai menyimak siswa disuruh mencari kalimat topiknya.
7. Merangkum 

Mendengarkan bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui merangkum. Merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang singkat tersebut dapat mewakili kalimat yang panjang.

8. Parafrase

Suatu cara yang digunakan orang dalam memahami isi puisi yaitu dengan cara mengartikan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa.

9. Menjawab Pertanyaan 

Cara lain untuk mengajarkan menyimak yang efektif ialah dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bagaimana yang diajukan sesuai dengan bahan simakan.
Tes Menyimak

Berikut ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menunjukkan wacana teks yang akan digunakan untuk bahan tes mendengarkan atau menyimak :

1. Tingkat kesulitan wacana

Tingkat kesulitan wacana dapat dilihat dari faktor kosakata dan struktur kalimat yang dipergunakan. Tingkat kesulitan wacan ini hendaknya disesuaikan dengan latar belakang usia dan pengalaman keseharian siswa.

2. Isi cakupan wacana

wacana yang diteskan hendaknya berisi hal-hal yang netral sehingga sangat memungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi masalah itu.
3. Jenis-jenis wacana :

a. Pertanyaan atau pernyataan singkat
b. Dialog
c. Cramah atau pidato
d. Pembacaan berita
e. Pembacaan.

Demikian artikel tentang 9 Metode Pembelajaran Menyimak Yang Tepat Digunakan di SD, semoga memberikan manfaat. Terima kasih, dan jangan lupa berbagi.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.