Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kenali Metode Pembelajaran Menghitung Yang Tepat di Kelas Rendah

Kenali Metode Pembelajaran Menghitung Yang Tepat di Kelas Rendah

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran di kelas rendah mengacu pada pendekatan dan strategi yang digunakan oleh guru untuk mengajar siswa di tingkat pendidikan awal, seperti TK dan SD. 

Tujuan utama dari metode pembelajaran di kelas rendah adalah memfasilitasi pemahaman dan pengembangan keterampilan siswa dalam berbagai bidang, termasuk matematika, membaca, menulis, dan keterampilan sosial.

Pengertian metode pembelajaran di kelas rendah melibatkan pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran dan siswa aktif terlibat dalam proses belajar-mengajar.
Ada beberapa metode pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan penghitungan kepada siswa di kelas rendah. Berikut adalah beberapa metode yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Metode Manipulatif

Menggunakan manipulatif fisik seperti balok bilangan, koin, atau kartu angka dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika. Misalnya, Anda dapat menggunakan balok bilangan untuk mengajarkan penjumlahan dengan meminta siswa untuk menggabungkan balok-balok tersebut.

2. Pembelajaran Bermain 

Menggunakan permainan matematika interaktif dapat membuat belajar menghitung menjadi menyenangkan bagi siswa. Misalnya, Anda dapat menggunakan permainan papan atau aplikasi matematika yang menyenangkan yang melibatkan penghitungan.
3. Metode Cerita

Menggunakan cerita atau situasi kehidupan nyata dapat membantu siswa memahami konsep matematika dengan cara yang lebih kontekstual. Misalnya, Anda dapat memberi siswa tugas untuk menghitung jumlah apel di sebuah pohon dalam sebuah cerita, atau meminta mereka untuk menghitung jumlah anak-anak di sebuah keluarga dalam sebuah teka-teki matematika.

4. Metode Bermain Peran

Mengajak siswa untuk bermain peran dalam situasi matematika dapat membantu mereka melihat penggunaan praktis dari penghitungan. Misalnya, Anda dapat meminta siswa berperan sebagai kasir di sebuah toko mainan dan menghitung uang kembalian yang harus diberikan kepada pelanggan.
5. Penggunaan Media Interaktif

Memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak matematika interaktif, aplikasi, atau situs web dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan penghitungan. Ada banyak sumber daya matematika yang interaktif dan menyenangkan yang tersedia secara online.

6. Latihan dan Pembiasaan

Memberikan latihan yang berulang-ulang dan memperkenalkan konsep penghitungan secara bertahap dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang kuat. Mulailah dengan konsep penghitungan dasar seperti penjumlahan dan pengurangan, dan secara bertahap tambahkan konsep-konsep matematika yang lebih kompleks seiring kemajuan siswa.

Selain metode di atas, penting juga untuk memberikan umpan balik positif dan memotivasi siswa selama proses pembelajaran. Pastikan juga untuk menyediakan lingkungan belajar yang mendukung, di mana siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi dan bertanya jika mereka mengalami kesulitan.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kenali Metode Mengajar Siswa Kelas 1 SD Bermain Sambil Membaca Dengan Kartu Kata

Metode Mengajar Siswa Kelas 1 SD Bermain Sambil Membaca Dengan Kartu Kata

BlogPendidikan.net
- Mengajar dikelas rendah terutama di kelas 1 SD membuthkan perhatian extra, proses pembelajarannya sedikit berbeda dari kelas tinggi, dimana kelas 1 sangat membutuhkan bimbingan, penjelasan dan perhatian penuh. Bagaimana melakukan proses pembelajaran agar siswa kelas 1 SD bisa lebih mengenal dan membaca dengan sempurna.

Banyak pengalaman guru-guru yang gagal dalam menghadapi siswa kelas 1 SD, Menerapkan metode atau model seperti apa yang diterapkan pada siswa kelas 1 SD agar lebih cepat mengenal dan membaca dengan baik.
Kartu kata adalah kartu yang berbentuk lembaran-lembaran persegi panjang atau bentuk yang lainnya (bentuk buah, binatang dan lain-lain) yang bertuliskan kata-kata yang mudah dicerna anak-anak terutama yang masih berusia balita. Dengan menggunakan kartu kata kegiatan pembelajaran dapat dilakukan sambil bermain.

Metode bermain kartu kata ini digunakan sebagai penguatan penguasaan siswa atas keterampilan membaca yang dimiliki. Jadi, siswa seharusnya sudah memiliki dasar pengenalan huruf dan kata, siswa sudah bisa membaca sedikit-sedikit namun belum lancar. 

Sebaiknya metode bermain kartu kata ini digunakan pada bulan-bulan setelah jeda tengah semester pertama tahun pelajaran baru, karena pada bulan-bulan ini sebagian besar siswa kelas 1 SD biasanya sudah memiliki kemampuan dasar membaca.
Adapun langkah-langkah persiapan dan pelaksanaannya menggunakan metode kartu kata pada siswa kelas 1 SD sebagai berikut :

Persiapan 

1. Menginventarisasi dan menentukan kata-kata yang akan diajarkan dalam pembelajaran sesuai tema. Misalnya, temanya adalah “menjaga kebersihan badan”, maka kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang terkait dengan menjaga kebersihan badan. 

Contohnya: mandi, sabun, segar, tiga, dua, baju, bersih, mencuci, air, dan lain-lain (guru dapat memilih kata-kata yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa)

2. Membuat kartu kata, berupa kertas kover (asturo, buffalo) yang dipotong persegi panjang ukuran 20 cm x 8 cm, berisi kata-kata yang sudah dipilih di atas, satu kata satu huruf.

3. Membuat kartu suku kata, berupa kertas yang dipotong kecil-kecil berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 8 cm, berisi suku kata dari kata-kata yang terpilih pada poin 2. 
Misalnya kartu kata mandi, maka kartu suku katanya ada dua yaitu man dan di. Warna kertas pada kartu suku kata sebaiknya dibedakan dari warna kartu kata agar anak lebih mudah memilih.

4. Menyiapkan papan planel sebagai tempat menempel kartu kata atau kartu suku kata. Apabila papan planel tidak ada, guru dapat menggunakan meja siswa atau lantai kelas sebagai hantinya.

Langkah-langkan pembelajaran dengan metode kartu kata

1. Guru menanyakan beberapa kata yang terkait dengan kegiatan menjaga kebersihan badan kepada kelas secara umum. Setiap kata yang disebutkan anak, guru menempel kartu kata di papan planel, kemudian meminta anak untuk mengulangi mengucapkan kata tadi bersama-sama.

2. Variasi mengucapkan kata bisa dilakukan, misalnya dengan menanyakan ke seluruh kelas, bisa menyuruh beberapa siswa membaca, atau menanyakan kepada siswa bagaimana membacanya.

3. Kegiatan ini dilakukan hingga semua kata terkait tema yang sudah disiapkan dapat ditempel di papan planel.
4. Selanjutnya, guru menyuruh siswa berlatih membaca kata-kata yang tertempel di papan planel dalam hati, waktu kira-kira 10 menit. Yang belum tahu bagaimana membacanya dapat bertanya kepada teman di sebelahnya.

5. Guru dapat menugasi beberapa siswa untuk memilih beberapa kata yang tertempel, kemudian mencari pasangannya yaitu kartu suku kata. Kartu suku kata ini dipasang di bawah kartu kata, dan siswa membacanya keras-keras.

6, Guru membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mencari kelompok lain sebagai pasangan bermain.

7. Satu kelompok mengambil dua atau tiga kata dari yang tertempel di papan, kemudian kelompok lainnya membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang dipilihkan oleh kelompok lain.

8. Harus dipastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan giliran memilih kartu kata dan membuat kalimat berdasarkan kartu kata terpilih.

Kartu kata sangat bermanfaat dalam proses pebelajaran di kelas 1 SD dengan metode kartu kata siswa belajar sambil bermain dengan menggunakan rangkaian kata yang terdapat pada kartu kata. Demikian semoga tulisan ini bermanfaat, dan jangan lupa berbagi.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

5 Metode Membaca dan Menulis Permulaan Pada Kelas Rendah

5 Metode Membaca dan Menulis Permulaan Pada Kelas Rendah

BlogPendidikan.net
- Keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Keterampilan ini menjadi sarana untuk merekam atau mengungkapkan pikiran, perasaan atau informasi yang ada. 

Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Pada setiap manusia, kepemilikan keterampilan dasar ini diawali dari ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.

Berikut Metode pembelajaran bahasa Membaca dan menulis Permulaan di kelas rendah adalah sebagai berikut:

1. Metode Eja/Abjad 

Metode ini merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelajaran pertama dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya. Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC.
Penggunaan metode ini kerap kali menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf. Kecenderungan ini menghambat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan.

2. Metode Bunyi

Metode ini juga merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Namun, huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. 

Jadi, huruf “m” tidak diucapkan sebagai [em] atau [em] melainkan [m]. Bunyi-bunyi konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga membentuk suku kata

3. Metode suku kata dan metode kata

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna

4. Metode Global

Global memiliki arti secara utuh atau bulat. Yang disajikan pertama kali dalam metode global kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. 
Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada kalimat yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.

5. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)

Metode SAS diawali dengan perkenalan struktur kalimat pada anak. Kemudian anak diajak untuk melakukan proses analitik untuk mengenal konsep kata.

Kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak untuk pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yakni huruf.

11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman

11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman

BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali guru merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) teori pembelajaran; (2) pendekatan pembelajaran; (3) strategi pembelajaran; (4) metode pembelajaran; (5) teknik pembelajaran; (6) taktik pembelajaran; (7) tips atau trik pembelajaran; (8) keywords pembelajaran; (9) password atau klik pembelajaran; (10) prosedur pembelajaran; dan (11) model pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasan tentang penggunaan istilah tersebut.

Ada 11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman atau salah mengartikan, adalah sebagai berikut:

1. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah seperangkat prinsip/kaidah tentang fenomena belajar dan mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan meramalkan kegiatan pembelajaran di tempat dan waktu yang berbeda. 
Beberapa teori pembelajaran yang terkenal adalah teori pembelajaran behaviorisme, teori pembelajaran kognitivisme, teori pembelajaran konstruktivisme, dan lain-lain. 

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. 

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis pendekatan, antara lain: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach); (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach); (3) pendekatan ekonomi pendidikan yang memandang anak sekolah sebagai investasi masa depan sehingga kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan selama sekolah baik kepada diri peserta didik, keluarga maupun kepada negara; (4) pendekatan agama memandang pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari nilai ibadah sehingga nilai-nilai agama sangat mempengaruhi terhadap seluruh proses pendidikan dan pembelajaran

3. Strategi Pembelajaran

Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang
dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 

4. Metode Pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Metode adalah a way in achieving something. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. 

5. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. 

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 

6. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. 

Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. 

Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembeilajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teaching is science and art).

7. Tips atau Trik Pembelajaran

Tips atau trik adalah kiat-kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat guna untuk mencapai suatu sasaran. Tip atau trik
pembelajaran adalah kiat-kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan
secara khusus dan tepat dalam kegiatan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. 
Contoh tips atau trik ini antara lain tips guru pada saat menghadapi peserta didik sedang mengantuk di kelas; tips guru untuk mengetahui peserta didik yang jujur atau yang nyontek pada saat menjawab soal-soal ujian; tips guru untuk membangkitkan setiap kelompok siswa dalam pembelajaran melalui metode diskusi, dan lain-lain. 

8. Keywords Pembelajaran

Keywords adalah kata-kata kunci yang memiliki makna dan hubungan yang
amat penting terkait dengan tema, topik, dan judul yang sedang dibahas dalam
kegiatan pembelajaran. Maka judul atau pokok bahasan harus ditulis di papan tulis sejak awal guru membuka pelajaran. Karena dengan ditulisnya pokok bahasan di papan tulis maka perhatian siswa akan tercurahkan kepada kata-kata kunci yang terkait dengan topik pembelajaran tersebut.

9. Password atau Klik Pembelajaran

Password atau kilk pembelajaran adalah satu tindakan dan atau satu ungkapan yang sangat menarik, unik, dan tepat sasaran sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan gairah pembelajaran sehingga sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar nampak menarik, menantang, dialogis, dan penuh bermakna bagi peserta didik. Kalau keywords terkait dengan kata-kata kunci dalam tema dan pokok bahasan, maka password atau klik terkait dengan upaya guru untuk
membangkitkan semangat dan keunikan situasi dalam pembelajaran.

Contoh password ini adalah ungkapan guru: belajar adalah ibadah, berprestasi adalah indah, belajar adalah investasi; belajar adalah bagian dari perjuangan hidup, dan sebagainya.
Password dapat dibuat oleh guru sendiri dan atau mencari kata-kata mutiara atau ungkapan orang-orang terkenal yang sesuai dengan tema yang disampaikan. Hal ini dapat kita lihat pada buku-buku yang ditulis orang Barat umumnya pada setiap bab ada kata-kata mutiara atau ungkapan orang-orang terkenal yang terkait dengan tema dalam bab tersebut. 

10. Prosedur Pembelajaran

Prosedur adalah urut-urutan mengerjakan sesuatu, misalnya prosedur masak nasi, prosedur membuat KTP, prosedur mengajukan pinjaman ke bank, dan lain-lain. Prosedur pembelajaran adalah urutan-urutan pembelajaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi hingga feedback/umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Prosedur umumnya disusun melalui bagan yang menunjukkan langkah-langkah atau urutan-urutan dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. 

11. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Tips Penyajian Materi Dengan Metode Ceramah Yang Tepat

Tips Penyajian Materi Dengan Metode Ceramah Yang Tepat

BlogPendidikan.net
- Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah/penjelasan berkualitas sebagai metode pembelajaran maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.

Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah ini tepat digunakan apabila: kegiatan pembelajaran baru dimulai, waktu terbatas sedangkan informasi yang diberikan cukup banyak dan jumlah guru sedikit sedangkan jumlah peserta didik cukup banyak.
Berikut ini ada Tips dalam Penyajian Materi Dengan Menggunakan Metode Ceramah Yang Tepat:

Tahap persiapan.
  1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
  2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat bergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok ini juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
  3. Mempersiapkan alat bantu, Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
Tahap pelaksanaan.

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Pembukaan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini
yaitu:
  • Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah tersebut.
  • Lakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pelajaran. Langkah apersepsi pada dasarnya menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak.
2. Penyajian.

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan. Selain, itu kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru kepada siswa.  Siswa yang selalu mendapat pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan.
  • Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang populer, selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
  • Sajikan materi pelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah dipahami siswa.
  • Tanggapi respon siswa dengan segera, artinya sekecil apapun respon siswa harus ditanggapi. Apabila siswa memberikan respon yang tepat, maka segeralah guru memberi penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan, seandainya siswa memberikan respon yang kurang tepat, segeralah tunjukkan respon siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
  • Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.
3. Penutupan.

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai
siswa tidak terbang kembali ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
keperluan tersebut diantaranya:
  • Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
  • Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
  • Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Demikian artikel tentang Tips dalam Penyajian Materi Dengan Menggunakan Metode Ceramah Yang Tepat, semoga bermanfaat.

Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

BlogPendidikan.net
- Model, metode dan pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Kurikulum 2013  adalah model, 
metode dan pendekatan pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain :
Model Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Model Penemuan (Inquiry Laearing)

Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing, juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan. 
3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan  yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan oleh guru. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan

4. Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL)

Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. 
5. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Family)

Tujuan penggunaan model ini antara lain untuk membangun hubungan kerjasama, interaktif, dan produktif di antara siswa. Model ini dapat dilakukan melalui kerjasama berpasangan, kerjasama dalam kelompok, bermain peran, atau belajar di dunia nyata, misalnya kondisi sosial tertentu. Macam-macam model interaksi sosial, yaitu Investigasi Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian  Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), Latihan Laboratoris (LaboratoryTraining), dan Penelitian Sosial (Social Inquiry). 

6. Model Pengolahan Informasi (The Imformation Processing Family)

Model ini dirancang agar siswa dapat menggunakan olah pikirnya untuk menggali berbagai informasi, melakukan analisis data, dan mengolahnya. Melalui model pengolahan informasi, siswa dapat memperoleh suatu pengetahuan atau pemahaman tentang konsep tertentu (learning to think by thinking). Macam-macam model pengolahan informasi, yaitu: Pencapaian Konsep (Concept Attainment), Berpikir induktif (Thinking inductively), Latihan Penelitian (Inquiry Training), Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi (Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect), dan Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry).
7. Model Personal (The Personal Family) 

Model ini dimulai dengan pengarahan guru terhadap siswanya tentang pemahamannya masing-masing. Pengarahan dapat dilakukan melalui pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa, misalnya permasalahan tentang tantangan atau keinginan yang harus dicapai. Macammacam Model Personal, yaitu: Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan Kesadaran (Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).

8. Model Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral System Family)

Model ini memberikan pembelajaran melalui suatu tugas atau perbuatan yang harus dilakukan siswa untuk memperoleh suatu pengalaman dalam menentukan atau memilih solusi pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga siswa memiliki kompetensi tertentu. Macam-macam model modifikasi tingkah laku, yaitu: Belajar Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for Skill and Concept Development), dan Latihan Assertif (Assertive Training).

Metode Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Metode Diskusi

Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua siswa. Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal. Metode ini dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.

2. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya.
3. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Presentasi disertai dengan
penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi, mendorong siswa melakukan aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Metode ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan siswa memiliki kesempatan membandingkan teori dengan kenyataan. Tujuan
demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat siswa untuk mencoba.

4. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, maka siswa mampu
mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. 

Pendekatan Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Pendekatan Berbasis Genre (Genre Based Approach)

Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa lebih
kompeten berbahasa, mampu berkomunikasi melalui penguasaan keterampilan
berbahasa di antaranya dengan kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. 

2. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari (Johnson). 

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematic Education/RME)

Pendekatan ini merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di
negeri Belanda oleh Freudhenthal pada tahun 1973, dengan dua pandangan
pentingnya yaitu mathematics must be connected to reality and mathematics as
human activity. Karakteristik RME adalah menggunakan konteks “dunia nyata”,
model-model, produksi, dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan (Treffers). 

Membedakan Metode dan Model Pembelajaran, Beserta Jenis dan Macamnya

Membedakan Metode dan Model Pembelajaran, Beserta Jenis dan Macamnya

BlogPendidikan.net
- Guru-guru dan tenaga pengajar umumnya cenderung tenggelam dalam rutinitas mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya proses belajar mengajar itu, dan betapa diperlukan model yang mencakup pendekatan, metode dan strategi yang tepat untuk dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran.
Tidak jarang guru-guru yang sudah dalam jabatanpun mengalami masalah terkait kompetensi dan keterampilan mengajar bahkan untuk membedakan metode dan model pembelajaran pun masih ada. Persoalan lain juga dapat dijumpai pada guru senior, yang lebih cenderung menggunakan pendekatan konservatif dan metode konvensional dalam pembelajaran.

Sementara itu, guru-guru yunior yang baru saja lulus kuliah, masih ada yang belum memahami dan menguasai sepenuhnya tentang bagaimana melakukan pembelajaran dan memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 
Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada kualitas pembelajaran, mengingat guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, menjadi keniscayaan bagi guru untuk menguasai secara baik tentang model pembelajaran sehingga dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara efektif.

Perbedaan Metode dan Model Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: Ceramah, Demonstrasi, Diskusi, Simulasi, Laboratorium, Debat dan lain sebagainya.
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa
metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Ada beberapa metode yang selama ini telah dikenal seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, karya wisata, dst.
Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Suatu contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran.

Dalam artikel ini akan di jabarkan pula macam dan jenis metode beserta model pembelajaran yang di pergunakan saat ini dalam proses pembelajaran.

Macam dan Jenis Metode dan Model Pembelajaran

15 Jenis Metode Pembelajaran:
  1. Metode Ceramah (Preaching Method)
  2. Metode Diskusi (Discussion Method)
  3. Metode Demonstrasi (Demonstartion Method)
  4. Metode Ceramah Plus
  5. Metode Resitasi (Recitation Method)6. 
  6. Metode Percobaan (Experimental Method)
  7. Metode Karya Wisata
  8. Metode Latihan Keterampilan (Drill Method)
  9. Metode Perancangan (Project Method)
  10. Metode Discovery
  11. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving
  12. Metode Cooperative Script
  13. Metode Curah Pendapat (Brainstorming)
  14. Metode Bermain Peran (Role Play)
  15. Metode Simulasi
65 Jenis Model Pembelajaran:
  1. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
  2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
  3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
  4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
  5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
  6. Problem Solving
  7. Problem Posing
  8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
  9. Probing Prompting
  10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
  11. Reciprocal Learning
  12. SAVI
  13. TGT (Teams Games Tournament)
  14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
  15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
  16. TAI (Team Assisted Individualy)
  17. STAD (Student Teams Achievement Division)
  18. NHT (Numbered Head Together)
  19. Jigsaw
  20. TPS (Think Pairs Share)
  21. GI (Group Investigation)
  22. MEA (Means-Ends Analysis)
  23. CPS (Creative Problem Solving)
  24. TTW (Think Talk Write)
  25. TSTS (Two Stay Two Stray)
  26. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
  27. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
  28. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
  29. MID (Meaningful Instructionnal Design)
  30. KUASAI
  31. CRI (Certainly of Response Index)
  32. DLPS (Double Loop Problem Solving)
  33. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
  34. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
  35. IOC (Inside Outside Circle)
  36. Tari Bambu
  37. Artikulasi
  38. Debate
  39. Role Playing
  40. Talking Stick
  41. Snowball Throwing
  42. Student Facilitator and Explaining
  43. Course Review Horay
  44. Demostration
  45. Explicit Instruction
  46. Scramble
  47. Pair Checks
  48. Make A Match
  49. Mind Mapping
  50. Examples Non Examples
  51. Picture and Picture
  52. Cooperative Script
  53. LAPS Heuristik
  54. Improve
  55. Generatif
  56. Circuit Learning
  57. Complette Sentence
  58. Concept Sentence
  59. Time Token
  60. Take and Give
  61. Superitem
  62. Hibrid
  63. Treffinger
  64. Kumon
  65. Quantum
Untuk lebih jelasnya tentang penjelasan jenis dan macam-macam metode pembelajaran dan model pembelajaran >>> LIHAT DISINI

5 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas Rendah

5 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas Rendah

BlogPendidikan.net
 - Keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Keterampilan ini menjadi sarana untuk merekam atau mengungkapkan pikiran, perasaan atau informasi yang ada.

Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Pada setiap manusia, kepemilikan keterampilan dasar ini diawali dari ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.
Berikut 5 Metode pembelajaran Bahasa Indonesia Membaca dan menulis  Permulaan di kelas rendah adalah sebagai berikut:

1. Metode Eja/Abjad

Metode ini merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelajaran pertama
dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya. Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC. Lagu ini ada dalam berbagai bahasa setelah siswa menguasai huruf-huruf itu.Guru merangkai huruf-huruf konsonan dengan huruf vokal menjadi suku kata. Suku-suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata-kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Penggunaan metode ini kerap kali menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu
membaca huruf demi huruf. Kecenderungan ini menghambat proses penguasaan
kemampuan membaca permulaan.

2. Metode Bunyi

Metode ini juga merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelaksanaannya
hampir sama dengan metode abjad. Namun, huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. Jadi, huruf “m” tidak diucapkan sebagai [em] atau [em] melainkan [m]. 
Bunyi-bunyi konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga membentuk suku kata. Suku kata dirangkai menjadi kata, dan akhirnya kata-kata dirangkai menjadi kalimat. Baik metode abjad maupun metode bunyi sering menggunakan kata-kata lepas untuk latihan membaca.

3. Metode suku kata dan metode kata

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci,
cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna. Misalnya:
ba – bi     cu – ci     da – da   ka – ki
ba – bu    ca – ci     du – da   ku – ku
bi – bi      ci – ca     da – du   ka – ku
ba – ca    ka – ca    du – ka   ku – da

Kemudian suku kata dirangkai menjadi kata kemudian menjadi kalimat
sederhana.
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana,
kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan kata ke dalam suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode Rangkai Kupas.

Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran MMP dengan metode suku
kata adalah:
a. tahap pertama, pengenalan suku-suku kata,
b. tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata,
c. tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kalimat sederhana, dan
d. tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat > kata-kata > suku-suku kata)
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini melibatkan serangkaian proses
“pengupasan” dan “perangkaian”. Oleh karena itu, metode ini dikenal juga sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagian orang menyebutnya “Metode Kata” atau “Metode Kata Lembaga”.

4. Metode Global

Global memiliki arti secara utuh atau bulat. Yang disajikan pertama kali dalam
metode global kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada kalimat yang ada di bawahnya. 
Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sebagai contoh, di bawah ini bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat.
b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.

ini mama 
i n i m a m a 
i-ni ma-ma
i-n-i m-a-m-a

5. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)

Metode SAS diawali dengan perkenalan struktur kalimat pada anak. Kemudian
anak diajak untuk melakukan proses analitik untuk mengenal konsep kata. kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak untuk pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yakni huruf. 
Jika dituliskan proses penguraian/penganalisisan dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan dengan metode SAS adalah sebagai berikut:

a. kalimat menjadi kata-kata
b. kata menjadi suku-suku kata
c. suku kata menjadi huruf-huruf

Metode SAS ini berperan baik untuk siswa. Berpikir secara analisis-sintesis dapat
memberikan arah pada pemikiran yang tepat sehingga murid dapat mengetahui
kedudukan dirinya dalam hubungannya dengan masyarakat dan alam sekitar. Selain itu metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi sebagai kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya yaitu kata, suku kata, fonem (huruf-huruf). 
Metode ini juga menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri sehingga siswa akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya. 

15 Metode Pembelajaran Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

15 Metode Pembelajaran Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran adalah suatu strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di kelas yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Seorang guru harus bisa menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan begitu, proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah.


Berikut 15 Metode Pembelajaran Beserta Kelebihan dan Kekurangannya:

1. Metode Ceramah

Metode ini merupakan cara konvensional, yaitu dengan menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling praktis dan ekonomis, namun terdapat beberapa kekurangan di dalamnya.

Kekurangan:
a. Peserta didik lebih pasif karena hanya mendengarkan pengajar.
b. Kegiatan belajar mengajar cenderung membosankan.
c. Beberapa siswa yang lebih menyukai belajar visual akan kesulitan menerima pelajaran.
d. Proses pengajaran lebih fokus pada pengertian kata-kata saja.

Kelebihan:
a. Tenaga pengajar dapat mengendalikan kelas sepenuhnya.
b. Mendorong siswa agar berusaha melatih fokus.
c. Proses pembelajaran lebih mudah dilakukan.
d. Kegiatan belajar dapat diikuti banyak peserta didik.

2. Metode Pembelajaran Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode pengajaran yang mengedepankan aktivitas diskusi siswa dalam belajar memecahkan masalah. Metode ini dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi untuk membahas suatu masalah.

Kelebihan:
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa untuk menyampaikan pendapatnya.
c. Melatih siswa tentang toleransi dan menghargai pendapat orang lain.

Kekurangan:
a. Cenderung didominasi siswa yang suka berbicara.
b. Diperlukan cara formal dalam menyampaikan pendapat.
c. Tema di dalam diskusi biasanya terbatas.
d. Hanya cocok untuk kelompok kecil.


3. Metode Demonstrasi

Ini adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara bentuk praktikum sehingga siswa melihat langsung apa yang sedang dipelajari. Metode ini biasanya lebih menarik dan membuat siswa lebih fokus terhadap materi pelajaran.

Kelebihan:
a. Informasi lebih mudah dimengerti karena melalui praktik langsung.
b. Dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan pengertian karena bukti konkret terlihat.
c. Siswa lebih mudah memahami informasi yang disampaikan pengajar.

Kekurangan:
a. Tidak semua materi pelajaran dapat didemonstrasikan.
b. Tenaga pengajar harus orang yang sangat paham mengenai materi yang diajarkan.
c. Hanya efektif bila siswa tidak terlalu banyak

4. Metode Ceramah Plus

Mirip dengan metode ceramah pada umumnya, namun disertai dengan metode lain dalam penyampaian materi pelajaran.

Misalnya;
a. Metode ceramah plus tanya jawab.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas.
c. Metode ceramah plus demostransi dan latihan.

5. Metode Pembelajaran Resitasi

Metode ini mengharuskan para siswa membuat suatu resume mengenai materi yang sudah disampaikan oleh pengajar. Resume tersebut dituliskan di dalam kertas dengan menggunakan kata-kata sendiri dari para murid.

Kelebihan:
a. Mendorong siswa untuk melatih cara menulis yang baik.
b. Siswa cenderung lebih mengingat materi pelajaran yang disampaikan guru.
c. Melatih siswa untuk bertanggungjawab dan mengambil inisiatif.

Kekurangan:
a. Beberapa siswa mencontek resume milik temannya, atau dikerjakan oleh orang lain.
b. Sulit untuk mengevaluasi apakah siswa benar-benar memahami resume yang telah dibuatnya.


6. Metode Eksperimen

Metode eksperimen dilakukan dengan kegiatan praktikum atau percobaan lab sehingga siswa dapat melihat materi pelajaran secara langsung.

Kelebihan:
a. Siswa dapat bereksplorasi dan mengembangkan diri melalui percobaannya.
b. Membuat siswa berpikir bahwa materi pelajaran dapat dibuktikan dengan percobaan.
c. Menghasilkan siswa yang memiliki jiwa peneliti untuk pengembangan keilmuan.

Kekurangan:
a. Siswa tidak dapat melakukan eksperimen bila kekurangan alat.
b. Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan dengan metode percobaan.
c. Kegiatan metode ini hanya dapat dilakukan pada bidang studi tertentu dan dalam waktu yang terbatas.

7. Metode Karya Wisata

Ini adalah metode belajar dengan memanfaatkan lingkungan atau tempat-tempat tertentu yang memiliki sumber ilmu bagi siswa. Metode ini harus mendapat pengawasan langsung dari guru.

Kelebihan:
a. Memanfaatkan interaksi langsung dengan lingkungan alam dan tempat-tempat tertentu.
b. Kegiatan pengajaran lebih menyenangkan dan menarik.
c. Merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam berpikir dan menyampaikan pendapat.

Kekurangan:
a. Membutuhkan biaya yang cukup besar.
b. Kegiatan harus direncanakan dengan matang.
c. Harus melalui persetujuan dari banyak pihak, baik pihak sekolah, orang tua, dan pihak lainnya.
d. Faktor keselamatan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
e. Banyak siswa yang lebih mengutamakan tujuan rekreasi ketimbang tujuan pembelajaran.


8. Metode Latihan

Metode latihan atau training adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara melatih keterampilan (soft skill) para siswa dengan cara merancang, membuat, atau memanfaatkan sesuatu.

Kelebihan:
a. Dapat melatih kecakapan motorik dan kognitif siswa.
b. Dapat melatih kreativitas di dalam diri para siswa.
c. Dapat melatih fokus, kecepatan, dan ketelitian siswa.

Kekurangan:
a. Beberapa siswa yang tidak berminat akan sulit beradaptasi.
b. Adanya kemungkinan menghambat bakat lain yang terdapat dalam diri siswa.
c. Dapat membuat siswa bosan karena kegiatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

9. Metode Perancangan

Pada metode ini, siswa dirangsang untuk mampu membuat suatu proyek yang nantinya akan diteliti.

Kelebihan:
a. Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah.
b. Melatih siswa untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terpadu.

Kekurangan:
a. Hanya dapat dilakukan ketika ada event perlombaan.
b. Membutuhkan tenaga pengajar khusus untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
c. Membutuhkan sumber daya dan fasilitas yang cukup besar.


10. Metode Debat

Dalam metode ini, siswa saling beradu argumentasi, baik secara perorangan maupun berkelompok. Debat tersebut dilakukan secara formal dengan aturan tertentu dimana tujuannya untuk membahas suatu permasalahan dan cara penyelesaian masalah.

Kelebihan:
a. Melatih kerjasama dan kerja kelompok para siswa.
b. Melatih siswa untuk menyampaikan dan mempertahankan argumentasinya.
c. Mendorong siswa untuk mencari informasi untuk memperkuat argumentasinya.
d. Melatih kemampuan menyampaikan pendapat dan rasa percaya diri siswa.

Kekurangan:
a. Seringkali menimbulkan argumentasi yang tidak ada penyelesaiannya.
b. Hanya siswa tertentu saja yang melakukan kegiatan debat.
c. Pendapat yang disampaikan seringkali tidak memiliki intisari dan hanya berisi sanggahan.

11. Metode Skrip Kooperatif

Metode pembelajaran ini memasangkan siswa dan menuntut siswa untuk menyampaikan intisari dari materi pelajaran secara lisan. Pada akhir sesi, guru akan memberikan kesimpulan dari pokok materi pelajaran.

Kelebihan:
a. Melatih siswa dalam mendengarkan, menyimpulkan, dan menyampaikan intisari dari materi.
b. Melatih siswa untuk lebih berani dan percaya diri di dalam kelas.
c. Siswa lebih aktif berpartisipasi secara keseluruhan.

Kekurangan:
a. Metode ini hanya dapat diterapkan pada bidang studi tertentu.
b. Hanya bisa dilakukan dengan dua group dan dua orang berpasangan.


12. Metode Pembelajaran Mind Maping

Metode ini menerapkan cara berpikir yang runtun terhadap suatu permasalahan, bagaimana terjadinya masalah, dan bagaimana penyelesaiannya. Dengan metode ini, siswa dapat meningkatkan daya analisis dan berpikir kritis sehingga memahami masalah dari awal hingga akhir.

Kelebihan:
a. Metode pembelajaran ini dianggap lebih efektif dan efisien.
b. Munculnya ide baru yang digambarkan dalam diagram.
c. Alur berpikir siswa lebih efektif sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.

Kekurangan:
a. Dibutuhkan pengetahuan dengan banyak membaca sebelum membuat mapping.
b. Tidak semua siswa dapat terlibat dalam kegiatan.
c. Beberapa detail informasi mungkin akan hilang dari dalam mapping.
d. Kemungkinan besar orang lain tidak mengerti mind mapping yang dibuat temannya karena hanya berisi poin inti.

13. Metode Pembelajaran Inquiry

Metode pembelajaran ini dapat mendorong para siswa untuk menyadari apa saja yang telah diperoleh selama belajar. Dalam metode ini melibatkan intelektual dan mendorong siswa memahami bahwa apa yang telah dipelajari adalah sesuatu yang berharga.


14. Metode Pembelajaran Discovery

Metode discovery dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar siswa aktif, mandiri, dan memiliki pemahaman yang lebih baik. Dalam hal ini, siswa mencari jawaban terhadap pertanyaannya sendiri sehingga mengingatnya lebih baik.

Kelebihan:
a. Mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
b. Siswa dapat berpikir lebih luas dan lebih mandiri.
c. Meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri siswa melalui penemuan yang dilakukannya.
d. Meningkatkan hubungan timbal-balik antara siswa dan guru.

Kekurangan:
a. Metode ini hanya cocok untuk kelas yang kecil.
b. Siswa harus memiliki persiapan metal dalam proses belajar.
c. Siswa lebih memperdulikan penemuannya ketimbang memperhatikan keterampilan dan sikap.
d. Tidak semua penemuan dapat memecahkan masalah.

15. Metode Berbagi Peran

Metode pembelajaran dengan cara berbagi peran (role playing) dilakukan dengan melibatkan siswa untuk memerankan suatu karakter atau situasi tertentu. Metode ini dapat melatih komunikasi siswa dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kelebihan:
a. Siswa dapat mempraktikkan materi pelajaran secara langsung.
b. Melatih rasa percaya diri siswa dengan melakukan peran tertentu di depan kelas.
c. Siswa lebih memahami materi pelajaran.

Kekurangan:
a. Sebagian siswa tidak menyukai metode seperti ini.
b. Siswa yang introvert umumnya sulit mengikuti metode role playing.