Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kenali Metode Pembelajaran Menghitung Yang Tepat di Kelas Rendah

Kenali Metode Pembelajaran Menghitung Yang Tepat di Kelas Rendah

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran di kelas rendah mengacu pada pendekatan dan strategi yang digunakan oleh guru untuk mengajar siswa di tingkat pendidikan awal, seperti TK dan SD. 

Tujuan utama dari metode pembelajaran di kelas rendah adalah memfasilitasi pemahaman dan pengembangan keterampilan siswa dalam berbagai bidang, termasuk matematika, membaca, menulis, dan keterampilan sosial.

Pengertian metode pembelajaran di kelas rendah melibatkan pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran dan siswa aktif terlibat dalam proses belajar-mengajar.
Ada beberapa metode pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan penghitungan kepada siswa di kelas rendah. Berikut adalah beberapa metode yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Metode Manipulatif

Menggunakan manipulatif fisik seperti balok bilangan, koin, atau kartu angka dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika. Misalnya, Anda dapat menggunakan balok bilangan untuk mengajarkan penjumlahan dengan meminta siswa untuk menggabungkan balok-balok tersebut.

2. Pembelajaran Bermain 

Menggunakan permainan matematika interaktif dapat membuat belajar menghitung menjadi menyenangkan bagi siswa. Misalnya, Anda dapat menggunakan permainan papan atau aplikasi matematika yang menyenangkan yang melibatkan penghitungan.
3. Metode Cerita

Menggunakan cerita atau situasi kehidupan nyata dapat membantu siswa memahami konsep matematika dengan cara yang lebih kontekstual. Misalnya, Anda dapat memberi siswa tugas untuk menghitung jumlah apel di sebuah pohon dalam sebuah cerita, atau meminta mereka untuk menghitung jumlah anak-anak di sebuah keluarga dalam sebuah teka-teki matematika.

4. Metode Bermain Peran

Mengajak siswa untuk bermain peran dalam situasi matematika dapat membantu mereka melihat penggunaan praktis dari penghitungan. Misalnya, Anda dapat meminta siswa berperan sebagai kasir di sebuah toko mainan dan menghitung uang kembalian yang harus diberikan kepada pelanggan.
5. Penggunaan Media Interaktif

Memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak matematika interaktif, aplikasi, atau situs web dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan penghitungan. Ada banyak sumber daya matematika yang interaktif dan menyenangkan yang tersedia secara online.

6. Latihan dan Pembiasaan

Memberikan latihan yang berulang-ulang dan memperkenalkan konsep penghitungan secara bertahap dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang kuat. Mulailah dengan konsep penghitungan dasar seperti penjumlahan dan pengurangan, dan secara bertahap tambahkan konsep-konsep matematika yang lebih kompleks seiring kemajuan siswa.

Selain metode di atas, penting juga untuk memberikan umpan balik positif dan memotivasi siswa selama proses pembelajaran. Pastikan juga untuk menyediakan lingkungan belajar yang mendukung, di mana siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi dan bertanya jika mereka mengalami kesulitan.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kenali Metode Mengajar Siswa Kelas 1 SD Bermain Sambil Membaca Dengan Kartu Kata

Metode Mengajar Siswa Kelas 1 SD Bermain Sambil Membaca Dengan Kartu Kata

BlogPendidikan.net
- Mengajar dikelas rendah terutama di kelas 1 SD membuthkan perhatian extra, proses pembelajarannya sedikit berbeda dari kelas tinggi, dimana kelas 1 sangat membutuhkan bimbingan, penjelasan dan perhatian penuh. Bagaimana melakukan proses pembelajaran agar siswa kelas 1 SD bisa lebih mengenal dan membaca dengan sempurna.

Banyak pengalaman guru-guru yang gagal dalam menghadapi siswa kelas 1 SD, Menerapkan metode atau model seperti apa yang diterapkan pada siswa kelas 1 SD agar lebih cepat mengenal dan membaca dengan baik.
Kartu kata adalah kartu yang berbentuk lembaran-lembaran persegi panjang atau bentuk yang lainnya (bentuk buah, binatang dan lain-lain) yang bertuliskan kata-kata yang mudah dicerna anak-anak terutama yang masih berusia balita. Dengan menggunakan kartu kata kegiatan pembelajaran dapat dilakukan sambil bermain.

Metode bermain kartu kata ini digunakan sebagai penguatan penguasaan siswa atas keterampilan membaca yang dimiliki. Jadi, siswa seharusnya sudah memiliki dasar pengenalan huruf dan kata, siswa sudah bisa membaca sedikit-sedikit namun belum lancar. 

Sebaiknya metode bermain kartu kata ini digunakan pada bulan-bulan setelah jeda tengah semester pertama tahun pelajaran baru, karena pada bulan-bulan ini sebagian besar siswa kelas 1 SD biasanya sudah memiliki kemampuan dasar membaca.
Adapun langkah-langkah persiapan dan pelaksanaannya menggunakan metode kartu kata pada siswa kelas 1 SD sebagai berikut :

Persiapan 

1. Menginventarisasi dan menentukan kata-kata yang akan diajarkan dalam pembelajaran sesuai tema. Misalnya, temanya adalah “menjaga kebersihan badan”, maka kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang terkait dengan menjaga kebersihan badan. 

Contohnya: mandi, sabun, segar, tiga, dua, baju, bersih, mencuci, air, dan lain-lain (guru dapat memilih kata-kata yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa)

2. Membuat kartu kata, berupa kertas kover (asturo, buffalo) yang dipotong persegi panjang ukuran 20 cm x 8 cm, berisi kata-kata yang sudah dipilih di atas, satu kata satu huruf.

3. Membuat kartu suku kata, berupa kertas yang dipotong kecil-kecil berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 8 cm, berisi suku kata dari kata-kata yang terpilih pada poin 2. 
Misalnya kartu kata mandi, maka kartu suku katanya ada dua yaitu man dan di. Warna kertas pada kartu suku kata sebaiknya dibedakan dari warna kartu kata agar anak lebih mudah memilih.

4. Menyiapkan papan planel sebagai tempat menempel kartu kata atau kartu suku kata. Apabila papan planel tidak ada, guru dapat menggunakan meja siswa atau lantai kelas sebagai hantinya.

Langkah-langkan pembelajaran dengan metode kartu kata

1. Guru menanyakan beberapa kata yang terkait dengan kegiatan menjaga kebersihan badan kepada kelas secara umum. Setiap kata yang disebutkan anak, guru menempel kartu kata di papan planel, kemudian meminta anak untuk mengulangi mengucapkan kata tadi bersama-sama.

2. Variasi mengucapkan kata bisa dilakukan, misalnya dengan menanyakan ke seluruh kelas, bisa menyuruh beberapa siswa membaca, atau menanyakan kepada siswa bagaimana membacanya.

3. Kegiatan ini dilakukan hingga semua kata terkait tema yang sudah disiapkan dapat ditempel di papan planel.
4. Selanjutnya, guru menyuruh siswa berlatih membaca kata-kata yang tertempel di papan planel dalam hati, waktu kira-kira 10 menit. Yang belum tahu bagaimana membacanya dapat bertanya kepada teman di sebelahnya.

5. Guru dapat menugasi beberapa siswa untuk memilih beberapa kata yang tertempel, kemudian mencari pasangannya yaitu kartu suku kata. Kartu suku kata ini dipasang di bawah kartu kata, dan siswa membacanya keras-keras.

6, Guru membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mencari kelompok lain sebagai pasangan bermain.

7. Satu kelompok mengambil dua atau tiga kata dari yang tertempel di papan, kemudian kelompok lainnya membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang dipilihkan oleh kelompok lain.

8. Harus dipastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan giliran memilih kartu kata dan membuat kalimat berdasarkan kartu kata terpilih.

Kartu kata sangat bermanfaat dalam proses pebelajaran di kelas 1 SD dengan metode kartu kata siswa belajar sambil bermain dengan menggunakan rangkaian kata yang terdapat pada kartu kata. Demikian semoga tulisan ini bermanfaat, dan jangan lupa berbagi.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

5 Metode Membaca dan Menulis Permulaan Pada Kelas Rendah

5 Metode Membaca dan Menulis Permulaan Pada Kelas Rendah

BlogPendidikan.net
- Keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Keterampilan ini menjadi sarana untuk merekam atau mengungkapkan pikiran, perasaan atau informasi yang ada. 

Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Pada setiap manusia, kepemilikan keterampilan dasar ini diawali dari ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.

Berikut Metode pembelajaran bahasa Membaca dan menulis Permulaan di kelas rendah adalah sebagai berikut:

1. Metode Eja/Abjad 

Metode ini merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelajaran pertama dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya. Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC.
Penggunaan metode ini kerap kali menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf. Kecenderungan ini menghambat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan.

2. Metode Bunyi

Metode ini juga merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Namun, huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. 

Jadi, huruf “m” tidak diucapkan sebagai [em] atau [em] melainkan [m]. Bunyi-bunyi konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga membentuk suku kata

3. Metode suku kata dan metode kata

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna

4. Metode Global

Global memiliki arti secara utuh atau bulat. Yang disajikan pertama kali dalam metode global kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. 
Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada kalimat yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.

5. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)

Metode SAS diawali dengan perkenalan struktur kalimat pada anak. Kemudian anak diajak untuk melakukan proses analitik untuk mengenal konsep kata.

Kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak untuk pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yakni huruf.

11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman

11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman

BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali guru merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) teori pembelajaran; (2) pendekatan pembelajaran; (3) strategi pembelajaran; (4) metode pembelajaran; (5) teknik pembelajaran; (6) taktik pembelajaran; (7) tips atau trik pembelajaran; (8) keywords pembelajaran; (9) password atau klik pembelajaran; (10) prosedur pembelajaran; dan (11) model pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasan tentang penggunaan istilah tersebut.

Ada 11 Jenis Istilah Dalam Pembelajaran Yang Sering Salah Pemahaman atau salah mengartikan, adalah sebagai berikut:

1. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah seperangkat prinsip/kaidah tentang fenomena belajar dan mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan meramalkan kegiatan pembelajaran di tempat dan waktu yang berbeda. 
Beberapa teori pembelajaran yang terkenal adalah teori pembelajaran behaviorisme, teori pembelajaran kognitivisme, teori pembelajaran konstruktivisme, dan lain-lain. 

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. 

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis pendekatan, antara lain: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach); (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach); (3) pendekatan ekonomi pendidikan yang memandang anak sekolah sebagai investasi masa depan sehingga kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan selama sekolah baik kepada diri peserta didik, keluarga maupun kepada negara; (4) pendekatan agama memandang pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari nilai ibadah sehingga nilai-nilai agama sangat mempengaruhi terhadap seluruh proses pendidikan dan pembelajaran

3. Strategi Pembelajaran

Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang
dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 

4. Metode Pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Metode adalah a way in achieving something. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. 

5. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. 

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 

6. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. 

Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. 

Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembeilajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teaching is science and art).

7. Tips atau Trik Pembelajaran

Tips atau trik adalah kiat-kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat guna untuk mencapai suatu sasaran. Tip atau trik
pembelajaran adalah kiat-kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan
secara khusus dan tepat dalam kegiatan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. 
Contoh tips atau trik ini antara lain tips guru pada saat menghadapi peserta didik sedang mengantuk di kelas; tips guru untuk mengetahui peserta didik yang jujur atau yang nyontek pada saat menjawab soal-soal ujian; tips guru untuk membangkitkan setiap kelompok siswa dalam pembelajaran melalui metode diskusi, dan lain-lain. 

8. Keywords Pembelajaran

Keywords adalah kata-kata kunci yang memiliki makna dan hubungan yang
amat penting terkait dengan tema, topik, dan judul yang sedang dibahas dalam
kegiatan pembelajaran. Maka judul atau pokok bahasan harus ditulis di papan tulis sejak awal guru membuka pelajaran. Karena dengan ditulisnya pokok bahasan di papan tulis maka perhatian siswa akan tercurahkan kepada kata-kata kunci yang terkait dengan topik pembelajaran tersebut.

9. Password atau Klik Pembelajaran

Password atau kilk pembelajaran adalah satu tindakan dan atau satu ungkapan yang sangat menarik, unik, dan tepat sasaran sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan gairah pembelajaran sehingga sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar nampak menarik, menantang, dialogis, dan penuh bermakna bagi peserta didik. Kalau keywords terkait dengan kata-kata kunci dalam tema dan pokok bahasan, maka password atau klik terkait dengan upaya guru untuk
membangkitkan semangat dan keunikan situasi dalam pembelajaran.

Contoh password ini adalah ungkapan guru: belajar adalah ibadah, berprestasi adalah indah, belajar adalah investasi; belajar adalah bagian dari perjuangan hidup, dan sebagainya.
Password dapat dibuat oleh guru sendiri dan atau mencari kata-kata mutiara atau ungkapan orang-orang terkenal yang sesuai dengan tema yang disampaikan. Hal ini dapat kita lihat pada buku-buku yang ditulis orang Barat umumnya pada setiap bab ada kata-kata mutiara atau ungkapan orang-orang terkenal yang terkait dengan tema dalam bab tersebut. 

10. Prosedur Pembelajaran

Prosedur adalah urut-urutan mengerjakan sesuatu, misalnya prosedur masak nasi, prosedur membuat KTP, prosedur mengajukan pinjaman ke bank, dan lain-lain. Prosedur pembelajaran adalah urutan-urutan pembelajaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi hingga feedback/umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Prosedur umumnya disusun melalui bagan yang menunjukkan langkah-langkah atau urutan-urutan dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. 

11. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Tips Penyajian Materi Dengan Metode Ceramah Yang Tepat

Tips Penyajian Materi Dengan Metode Ceramah Yang Tepat

BlogPendidikan.net
- Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah/penjelasan berkualitas sebagai metode pembelajaran maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.

Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah ini tepat digunakan apabila: kegiatan pembelajaran baru dimulai, waktu terbatas sedangkan informasi yang diberikan cukup banyak dan jumlah guru sedikit sedangkan jumlah peserta didik cukup banyak.
Berikut ini ada Tips dalam Penyajian Materi Dengan Menggunakan Metode Ceramah Yang Tepat:

Tahap persiapan.
  1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
  2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat bergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok ini juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
  3. Mempersiapkan alat bantu, Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
Tahap pelaksanaan.

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Pembukaan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini
yaitu:
  • Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah tersebut.
  • Lakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pelajaran. Langkah apersepsi pada dasarnya menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak.
2. Penyajian.

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan. Selain, itu kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru kepada siswa.  Siswa yang selalu mendapat pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan.
  • Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang populer, selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
  • Sajikan materi pelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah dipahami siswa.
  • Tanggapi respon siswa dengan segera, artinya sekecil apapun respon siswa harus ditanggapi. Apabila siswa memberikan respon yang tepat, maka segeralah guru memberi penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan, seandainya siswa memberikan respon yang kurang tepat, segeralah tunjukkan respon siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
  • Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.
3. Penutupan.

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai
siswa tidak terbang kembali ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
keperluan tersebut diantaranya:
  • Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
  • Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
  • Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Demikian artikel tentang Tips dalam Penyajian Materi Dengan Menggunakan Metode Ceramah Yang Tepat, semoga bermanfaat.