Showing posts with label Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Pembelajaran. Show all posts

10 Tantangan Guru Masa Kini, di Era Digital

10 Tantangan Guru Masa Kini,  di Era Digital

BlogPendidikan.net
- Guru masa kini menghadapi berbagai tantangan di era digital, terutama dalam hal peran mereka dalam proses pembelajaran. 

Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh guru masa kini:

1. Adaptasi dengan Perkembangan Teknologi yang Cepat

Teknologi berkembang pesat dan guru perlu mampu mengikuti perkembangan ini untuk menggunakannya secara efektif dalam proses pembelajaran. Ini dapat menjadi tantangan karena guru perlu terus belajar hal-hal baru.

2. Mengajar Siswa yang Sudah Mahir Teknologi

Siswa saat ini adalah generasi digital, artinya mereka telah menggunakan teknologi sejak usia muda. Hal ini dapat membuat guru kesulitan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, karena siswa mungkin sudah terbiasa dengan teknologi yang digunakan dan tidak tertarik untuk mempelajarinya lebih mendalam.

3. Menciptakan Pengalaman Belajar Digital yang Bermakna

Hanya menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran tidak cukup. Guru perlu mampu menciptakan pengalaman belajar digital yang bermakna yang membantu siswa belajar dan tumbuh. Ini mengharuskan guru untuk kreatif dan merancang pembelajaran yang menarik dan efektif.

4. Menyeimbangkan Teknologi dengan Metode Pengajaran Tradisional

Meskipun teknologi dapat menjadi alat yang berharga dalam proses pembelajaran, penting untuk menyeimbangkannya dengan metode pengajaran tradisional. Guru perlu mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengajaran mereka, tetapi mereka tidak boleh bergantung padanya sebagai pengganti.

5. Mengatasi Kesenjangan Digital

Tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke teknologi. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan digital di kelas, di mana siswa yang memiliki akses ke teknologi dapat belajar lebih banyak daripada siswa yang tidak memilikinya. Guru perlu menyadari masalah ini dan menemukan cara untuk mengatasinya.

6. Melindungi Data Siswa

Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi di kelas, guru perlu menyadari pentingnya melindungi data siswa. Ini termasuk memastikan bahwa data siswa aman dan tidak digunakan untuk tujuan apa pun selain pendidikan.

7. Tetap Terkini dengan Keterampilan Literasi Digital Terbaru

Keterampilan literasi digital yang dibutuhkan siswa terus berubah. Guru perlu mampu mengikuti perubahan ini agar mereka dapat secara efektif mengajari siswa keterampilan yang mereka butuhkan.

8. Membina Kreativitas dan Inovasi di Kelas Digital

Kelas digital menyediakan platform untuk kreativitas dan inovasi. Guru perlu mampu menumbuhkan kualitas ini dalam diri siswa mereka agar mereka dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dan pemecah masalah.

9. Mengnavigasi Implikasi Etis Teknologi

Teknologi dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Guru perlu mampu mengajari siswa tentang implikasi etis teknologi agar mereka dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang cara menggunakannya.

10. Mempromosikan Kewarganegaraan Digital

Di era digital, lebih penting dari sebelumnya untuk mengajari siswa tentang kewarganegaraan digital. Ini termasuk mengajari siswa tentang pentingnya keamanan online, privasi, dan rasa hormat.

Tantangan-tantangan ini dapat menjadi berat, tetapi juga memberikan kesempatan bagi guru untuk membuat perbedaan nyata dalam kehidupan siswa mereka. 

Dengan merangkul teknologi dan menggunakannya untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

7 Langkah Menyususn RPP Berdiferensiasi

7 Langkah Menyususn RPP Berdiferensiasi

BlogPendidikan.net
- RPP Berdiferensiasi adalah sebuah pendekatan untuk membantu siswa belajar materi dengan cara yang tepat bagi mereka. Guru bisa menggunakan berbagai metode berbeda untuk mengajar siswa, yang mencakup berbagai gaya belajar dan minat. 

Ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan bantuan yang tepat dan membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. RPP Berdiferensiasi: Mendukung Siswa untuk Belajar dengan Cara yang Berbeda

Berikut adalah langkah-langkah membuat RPP berdiferensiasi:

1. Kenali siswa Anda. 

Pahami gaya belajar, minat, dan kekuatan dan kelemahan siswa Anda.

2. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 

Apa yang ingin siswa Anda pelajari? Apa keterampilan dan pengetahuan yang ingin Anda kembangkan pada mereka?

3. Pilih berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anda dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran, seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran mandiri.

4. Siapkan berbagai materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anda dapat menggunakan berbagai sumber, seperti buku teks, buku bacaan, artikel, internet, dan orang-orang yang ahli di bidangnya.

5. Buat alokasi waktu yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 

Anda perlu memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk belajar dan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.

6. Lakukan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 

Anda dapat menggunakan berbagai teknik penilaian, seperti tes tertulis, tes lisan, portofolio, dan proyek.

7. Refleksi pembelajaran Anda. 

Pertimbangkan apa yang telah berhasil dan apa yang belum berhasil dalam pembelajaran Anda. Gunakan hasil refleksi ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Anda selanjutnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat RPP berdiferensiasi yang dapat membantu siswa Anda belajar dengan lebih efektif.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Membuat Analisis Minggu Efektif Pembelajaran Satu Tahun Pelajaran Beserta Contohnya

Membuat Analisis Pekan Efektif Tahun Pelajaran Beserta Contohnya
BlogPendidikan.net
- Analisis pekan efektif adalah proses untuk menentukan jumlah hari efektif yang tersedia untuk pembelajaran selama tahun ajaran. Jumlah hari efektif ini kemudian digunakan untuk mengembangkan jadwal pembelajaran dan menentukan jumlah materi yang dapat dipelajari oleh siswa.

Untuk membuat analisis pekan efektif, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut:

1. Kumpulkan data tentang jumlah hari sekolah dalam setahun. Jumlah hari sekolah ini dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat.

2. Kurangi jumlah hari libur nasional dan keagamaan dari jumlah hari sekolah. Hari libur nasional dan keagamaan tidak termasuk dalam hari efektif.

3. Kurangi jumlah hari yang tidak efektif karena alasan lain, seperti hari sakit, hari guru, dan hari ujian. Hari-hari yang tidak efektif ini juga tidak termasuk dalam hari efektif.

4. Jumlah hari yang tersisa adalah jumlah hari efektif yang tersedia untuk pembelajaran.

Berikut adalah contoh ilustrasi analisis pekan efektif untuk Sekolah Dasar:

1. Jumlah hari sekolah dalam setahun: 200 hari

2. Jumlah hari libur nasional dan keagamaan: 10 hari

3. Jumlah hari yang tidak efektif karena alasan lain: 10 hari

4. Jumlah hari efektif yang tersedia untuk pembelajaran: 180 hari

Jumlah hari efektif yang tersedia untuk pembelajaran ini kemudian digunakan untuk mengembangkan jadwal pembelajaran dan menentukan jumlah materi yang dapat dipelajari oleh siswa.

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat analisis pekan efektif yang efektif:

1. Gunakan data yang akurat dan terbaru.

2. Pertimbangkan kebutuhan siswa dan guru.

3. Buat jadwal pembelajaran yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Monitor pelaksanaan pembelajaran dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.

Analisis pekan efektif adalah salah satu alat yang penting untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan waktu pembelajaran yang berkualitas. Dengan melakukan analisis pekan efektif secara rutin, Anda dapat memastikan bahwa jadwal pembelajaran yang Anda kembangkan efektif dan dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar mereka.

 

Berikut ini adalah Contoh Analisis Pekan Efektif (APE) >>> LIHAT DISINI

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Bagaimana Pengenalan Awal Pembelajaran Kepada Siswa Baru Kelas 1 SD? Begini Langkah-langkahnya

Bagaimana Pengenalan Awal Pembelajaran Kepada Siswa Baru Kelas 1 SD? Begini Langkah-langkahnya

BlogPendidikan.net
- Tahun ajaran baru sudah didepan mata, tentunya para orang tua tengah mempersiapkan segala kelengkapan sekolah anaknya, khususnya yang akan masuk jenjang Sekolah Dasar (SD) Kelas 1. 

Guru pun juga mempersiapkan segala kelengkapan untuk menyambut tahun ajaran baru, dengan wajah-wajah siswa baru dan karakter anak didik yang baru dan beragam.

Setiap guru pasti memiliki trik khusus dalam menangani kelas rendah (siswa kelas 1). Namun diawal pembelajaran, siswa baru yang baru mengenal sosok guru barunya, pasti akan merasa enggan. Tentunya peran guru mengatasi hal tersebut dengan mengawali perkenalan dan pembelajaran awal terhadap siswa baru kelas 1 SD.

Pada awal pembelajaran terhadap siswa baru kelas 1 SD, penting untuk menciptakan lingkungan yang ramah agar siswa merasa nyaman dan antusias dalam belajar. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang guru, bagaimana pengenalan awal pembelajaran kepada Siswa Baru Kelas 1 SD:

1. Perkenalan

Mulailah dengan sesi perkenalan di mana setiap siswa dapat memperkenalkan dirinya, seperti memberi tahu nama mereka, hobi, atau hal-hal lain yang mereka sukai. Ini membantu siswa untuk saling mengenal satu sama lain dan membantu guru untuk mengenal mereka juga.

2. Pembiasaan dan aturan kelas

Jelaskan aturan-aturan dasar di kelas, seperti tata tertib, disiplin, serta tata cara mengajar dan belajar. Pastikan siswa memahami dan mengikuti aturan-aturan ini agar tercipta lingkungan belajar yang baik.

3. Menyampaikan harapan

Bicarakan harapan-harapan kepada siswa mengenai sikap, perilaku, dan prestasi akademik. Dorong mereka untuk berusaha dan bekerja keras, serta berikan motivasi agar mereka merasa yakin dan percaya diri.

4. Penjelasan struktur kelas

Beritahu siswa tentang jadwal harian mereka, seperti jam masuk, jam istirahat, dan jam pulang. Jelaskan pula tentang mata pelajaran yang akan dipelajari dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

5. Pengenalan fasilitas dan sumber daya

Kenalkan siswa pada fasilitas dan sumber daya yang tersedia di sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium, atau taman bermain. Beri tahu mereka cara menggunakannya dan manfaat yang dapat diperoleh dari fasilitas tersebut.

6. Aktivitas pengenalan

Selain kegiatan pembelajaran formal, adakan juga aktivitas pengenalan yang menyenangkan, seperti permainan atau proyek kolaboratif. Hal ini akan membantu siswa merasa lebih terlibat dan memperkuat ikatan sosial antara mereka.

7. Evaluasi pengetahuan awal

Lakukan penilaian awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan dasar siswa. Hal ini membantu guru memahami tingkat pemahaman siswa dan merencanakan pembelajaran yang sesuai.

8. Komunikasi dengan orang tua

Libatkan orang tua atau wali siswa dengan mengadakan pertemuan orang tua, mengirimkan surat pemberitahuan, atau menggunakan platform digital untuk berkomunikasi. Informasikan kepada mereka tentang proses pembelajaran, harapan, dan perkembangan siswa.

9. Pembinaan sikap positif

Dorong siswa untuk berbagi, bekerja sama, dan menghormati satu sama lain. Ajarkan nilai-nilai positif seperti kerjasama, persahabatan, dan kejujuran.

10. Pendampingan dan perhatian

Berikan perhatian dan bimbingan ekstra kepada siswa baru. Pastikan mereka merasa didukung dan mendapatkan bantuan jika menghadapi kesulitan.

Penting untuk diingat bahwa siswa baru di kelas 1 SD masih belajar beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan proses pembelajaran. Dalam setiap langkah, berikan mereka waktu dan ruang untuk tumbuh dan mengembangkan diri mereka dengan dukungan yang tepat.

Langkah-langkah perkenalan dan pembelajaran

Halo dan selamat datang di kelas 1 SD! Saya sangat senang dapat menjadi pengenalan awal bagi kalian yang baru saja bergabung di tahun pertama pendidikan dasar kalian. Di kelas ini, kalian akan belajar banyak hal baru dan menarik bersama-sama.

Pertama-tama, perkenalkanlah dirimu kepada teman-teman sekelas. Ceritakanlah nama lengkapmu, usiamu, dan hal-hal menarik tentang dirimu. Ini adalah kesempatan yang baik untuk saling mengenal dan memulai persahabatan baru.

Selanjutnya, mari kita bahas beberapa hal penting tentang kelas 1 SD. Di kelas ini, kita akan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Kita akan mempelajari huruf-huruf abjad, angka, serta cara membentuk dan mengucapkan kata-kata. Kalian akan diperkenalkan dengan buku-buku pelajaran, pena, dan pensil. Kita akan belajar membaca cerita pendek, menulis kalimat sederhana, dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dasar.

Selain pelajaran inti, kita juga akan belajar tentang berbagai topik menarik seperti ilmu pengetahuan alam, seni, musik, dan olahraga. Kita akan melibatkan diri dalam kegiatan kreatif dan bermain bersama untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Tentunya, di kelas ini, kita akan menjalani peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Ini bertujuan untuk menjaga disiplin, keselamatan, dan lingkungan belajar yang positif. Mari kita berusaha menjadi siswa yang rajin, sopan, dan saling menghormati satu sama lain.

Jangan khawatir jika ada hal yang tidak kalian pahami. Saya akan selalu siap membantu dan menjelaskan materi dengan lebih rinci. Jangan ragu untuk bertanya saat kalian membutuhkan bantuan.

Selamat bergabung di kelas 1 SD! Saya sangat antusias untuk berpetualang bersama dalam perjalanan pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat. Mari kita menjadikan tahun ini sebagai tahun yang penuh prestasi dan kebahagiaan.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

15 Teknik Membuka dan Memulai Pembelajaran Agar SIswa Antusias dan Bersemangat

15 Teknik Membuka dan Memulai Pembelajaran Agar SIswa Antusias dan Bersemangat

BlogPendidikan.net
- Teknik membuka pembelajaran merupakan metode atau strategi yang digunakan oleh seorang pendidik untuk memulai sesi pembelajaran agar siswa tertarik, bersemangat, dan siap untuk belajar.

Tujuan dari teknik membuka pembelajaran adalah untuk menciptakan suasana belajar yang positif, membangkitkan minat siswa, dan mempersiapkan mereka secara mental dan emosional untuk menerima materi pembelajaran.

Berikut ini adalah 15 teknik yang dapat Anda gunakan untuk membuka dan memulai pembelajaran agar siswa antusias dan bersemangat:

1. Buat suasana menyambut yang positif

Sambut siswa dengan senyuman dan ucapan hangat saat mereka masuk ke dalam kelas. Buatlah lingkungan yang menyenangkan dengan musik latar yang menenangkan atau bahan dekorasi menarik.
2. Icebreaking atau permainan penghangat

Mulailah pembelajaran dengan permainan sederhana atau aktivitas icebreaker yang dapat memancing antusiasme siswa. Ini membantu memecah kekakuan awal dan membantu siswa merasa lebih santai dan terlibat.

3. Hubungkan materi dengan kehidupan nyata

Jelaskan kepada siswa mengapa materi yang akan mereka pelajari penting dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Bawakan contoh-contoh yang menarik atau cerita yang memperlihatkan aplikasi praktis dari konsep yang akan diajarkan.

4. Variasi metode pengajaran

Gunakan berbagai metode pengajaran seperti ceramah singkat, diskusi kelompok, presentasi, demonstrasi, atau kegiatan praktik langsung. Menggunakan variasi metode pengajaran membantu menjaga minat siswa dan mencegah kebosanan.

5. Tampilkan antusiasme dan energi

Tunjukkan antusiasme Anda terhadap materi yang diajarkan. Siswa cenderung lebih tertarik dan antusias jika mereka melihat bahwa guru mereka juga bersemangat tentang topik tersebut.

6. Berikan tantangan

Buatlah tantangan atau proyek menarik yang memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini dapat melibatkan kompetisi sehat atau pemberian hadiah kecil untuk prestasi atau usaha siswa.
7. Kenali minat dan kebutuhan siswa

Coba kenali minat dan kebutuhan siswa secara individu. Sesuaikan pembelajaran dengan minat mereka dan berikan kesempatan bagi siswa untuk berkontribusi dan berbagi ide mereka.

8. Berikan umpan balik positif

Selalu berikan umpan balik positif kepada siswa tentang usaha mereka dan kemajuan yang mereka buat. Hal ini mendorong dan membangun kepercayaan diri siswa.

9. Libatkan siswa secara aktif

Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Ajak mereka untuk berdiskusi, bertanya, atau berbagi pendapat mereka. Ini membantu meningkatkan keterlibatan dan antusiasme siswa.

10. Jadikan pembelajaran menyenangkan

Integrasikan elemen-elemen kreatif, seperti permainan pendidikan, video pendek yang menarik, atau aktivitas praktis yang menarik untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa.

11. Pertanyaan Awal

Guru dapat memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang menarik dan relevan terkait topik yang akan dipelajari. Pertanyaan ini bertujuan untuk merangsang pemikiran siswa dan membuat mereka berpikir secara aktif.

12. Cerita Pendek atau Anekdot

Guru dapat memulai pembelajaran dengan menceritakan kisah pendek atau anekdot yang terkait dengan topik pembelajaran. Cerita tersebut dapat memancing minat dan perhatian siswa serta mempersiapkan mereka untuk memahami konsep yang akan diajarkan.
13. Demonstrasi atau Percobaan

Guru dapat melakukan demonstrasi atau percobaan yang menarik untuk memperkenalkan konsep pembelajaran. Hal ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan membuat mereka terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

14. Gambar atau Visualisasi

Guru dapat menggunakan gambar, grafik, atau visualisasi lainnya untuk menggambarkan konsep yang akan dipelajari. Ini membantu siswa memahami materi secara visual dan mengaktifkan imajinasi mereka.

15. Aktivitas Kelompok atau Diskusi

Mengadakan aktivitas kelompok atau diskusi ringan sebelum memulai materi pembelajaran dapat membantu siswa saling mengenal, merasa nyaman, dan membangun keterlibatan. Ini juga membantu menciptakan suasana kolaboratif dalam kelas.

Dengan menggunakan teknik-teknik tersebut, diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan efektif.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Inilah Strategi Pembelajaran Yang Tepat Diterapkan Abad 21

Inilah Strategi Pembelajaran Yang Tepat Diterapkan Abad 21

BlogPendidikan.net
- Pada abad 21 terjadi perubahan strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru dari cara yang tradisional kini mengarah pada pendekatan digital yang dirasa lebih relevan dalam memenuhi kebutuhan siswa. 

Akan tetapi proses transisi dari lingkungan kelas yang menerapkan cara tradisional ke cara digital sangat bervariasi tergantung pada cara guru dan sekolah yang bersangkutan dalam merespon dan menyikapinya.

Pembelajaran abad 21 merujuk pada pendekatan pendidikan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman sekarang, di mana teknologi dan perubahan sosial telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan hidup secara keseluruhan.
Pembelajaran abad 21 bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan kesempatan di dunia yang terus berubah. Ini berfokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan tuntutan masa depan, serta memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan pembelajaran.

Pembelajaran abad 21 mengacu pada pendekatan dan strategi pembelajaran yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia yang terus berkembang dengan cepat. 

Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran abad 21 yang penting untuk diterapkan:

1. Pemikiran Kritis dan Kreatif

Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis, menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan berpikir kreatif. Guru perlu mendorong siswa untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mengembangkan solusi inovatif.
2. Kolaborasi

Mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam kelompok atau tim. Ini membantu mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan bekerja dalam tim, dan pemahaman tentang keragaman pendapat.

3. Komunikasi Efektif

Memperkuat keterampilan komunikasi lisan dan tulisan siswa. Guru dapat memberikan peluang untuk presentasi, diskusi kelompok, dan proyek yang melibatkan komunikasi dengan publik.

4. Literasi Digital

Mengajarkan siswa tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan membangun pemahaman mereka tentang literasi digital. Ini melibatkan penggunaan alat-alat digital dan teknologi dalam pembelajaran untuk mengakses, mengevaluasi, dan berbagi informasi.

5. Pembelajaran Berbasis Proyek

Menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek di mana siswa terlibat dalam proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi, serta keterampilan pemecahan masalah, kolaborasi, dan kreativitas.
6. Pembelajaran Berpusat pada Siswa

Menggeser peran guru dari pemberi informasi utama menjadi fasilitator pembelajaran. Guru berfokus pada kebutuhan individu siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendorong refleksi diri.

7. Keterampilan Hidup (Life Skills)

Melibatkan pengembangan keterampilan hidup, seperti pemecahan masalah, keterampilan manajemen waktu, kepemimpinan, kerja tim, dan kemampuan beradaptasi. Ini membantu siswa menghadapi tantangan di kehidupan nyata.

8. Pembelajaran Seumur Hidup

Mengajarkan siswa tentang pentingnya pembelajaran sepanjang hayat dan mengembangkan motivasi intrinsik untuk belajar. Mendorong mereka untuk mengembangkan minat dan keinginan untuk terus belajar di luar lingkungan sekolah.

9. Pemikiran Metakognitif

Mengajarkan siswa untuk memahami dan mengatur proses berpikir mereka sendiri. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana mereka belajar, pemantauan terhadap pemahaman mereka, dan penggunaan strategi pemecahan masalah yang efektif.

10. Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Mendorong siswa untuk menjadi fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Ini melibatkan kemampuan untuk belajar dari kegagalan, menghadapi tantangan, dan mengubah pendekatan mereka saat diperlukan.
Strategi pembelajaran abad 21 ini bertujuan untuk mengembangkan siswa menjadi individu yang mandiri, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan dunia modern yang terus berkembang.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka adalah pendekatan yang mempromosikan kemandirian siswa dalam mengelola proses pembelajaran mereka sendiri. 

Ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup dan mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan bertanggung jawab.

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan. 

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang umum digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model ini melibatkan siswa dalam proyek nyata atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, penerapan konsep, dan kerjasama. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, eksperimen, presentasi, atau pembuatan produk. Model ini mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan terlibat dalam pengalaman praktis.
2. Model Pembelajaran Kolaboratif

Model ini mengedepankan kerjasama antara siswa dalam kelompok kecil atau tim. Siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, berbagi pengetahuan, saling membantu, dan memecahkan masalah secara bersama. Model ini mempromosikan keterampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model ini menekankan pada pemberian tugas atau masalah yang menantang siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi. Siswa akan belajar melalui pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau konteks yang lebih luas. Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

4. Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Model ini fokus pada pengembangan keterampilan atau kompetensi tertentu yang relevan dengan bidang atau mata pelajaran tertentu. Siswa belajar melalui aktivitas yang berorientasi pada pengembangan keterampilan, seperti berbicara di depan umum, menulis, berpikir analitis, dan berkolaborasi. Model ini mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia nyata dan mengembangkan keterampilan seumur hidup.
5. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi

Model ini melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran. Siswa menggunakan perangkat teknologi, seperti komputer, tablet, atau smartphone, untuk mengakses sumber daya pembelajaran online, berpartisipasi dalam diskusi online, atau membuat produk digital. Model ini membantu siswa mengembangkan literasi digital dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk pembelajaran.

6. Model Pembelajaran Berbasis Eksplorasi

Model ini menggali potensi eksplorasi siswa melalui observasi, penelitian, atau kunjungan lapangan. Siswa belajar melalui pengalaman langsung, eksperimen, atau penemuan mandiri. Model ini mendorong rasa ingin tahu, keterlibatan aktif, dan pemahaman yang lebih mendalam.

7. Model Pembelajaran Berbasis Games

Model ini memanfaatkan permainan atau simulasi sebagai sarana pembelajaran. Siswa belajar melalui aktivitas permainan yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model ini dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan penguasaan konsep.

Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain:

1. Metode Proyek

Metode ini melibatkan siswa dalam proyek atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, analisis, dan penerapan konsep yang dipelajari. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, presentasi, atau pembuatan produk.

2. Metode Diskusi

Metode ini melibatkan diskusi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya. Diskusi berfokus pada pemahaman konsep, berbagi pendapat, memecahkan masalah, dan mencapai pemahaman yang lebih dalam melalui pertukaran ide dan pandangan.
3. Metode Penemuan

Metode ini mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri melalui eksperimen, penelitian, atau pengamatan. Siswa diberikan kebebasan untuk menggali informasi, menganalisis temuan mereka, dan memperoleh pemahaman secara mandiri.

4. Metode Simulasi

Metode ini menggunakan simulasi atau permainan sebagai sarana pembelajaran. Siswa berpartisipasi dalam aktivitas yang mensimulasikan situasi nyata atau skenario tertentu, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang relevan dan interaktif.

5. Metode Penugasan

Metode ini melibatkan pemberian tugas-tugas tertentu kepada siswa untuk diselesaikan secara mandiri. Tugas-tugas ini dapat berupa penulisan esai, penelitian, proyek, atau presentasi. Siswa belajar melalui proses menyelesaikan tugas dan mengembangkan keterampilan literasi, penelitian, dan berpikir kritis.

6. Metode Kolaboratif

Metode ini melibatkan kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa bekerja bersama-sama, berbagi ide, mengajarkan satu sama lain, dan memecahkan masalah secara bersama. Metode ini mempromosikan keterampilan kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

7. Metode Eksplorasi

Metode ini melibatkan siswa dalam eksplorasi langsung terhadap lingkungan sekitar mereka. Siswa melakukan pengamatan, eksperimen, atau kunjungan lapangan untuk memperoleh pengalaman nyata dan pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dipelajari.

8. Metode Pembelajaran Jarak Jauh

Metode ini digunakan dalam situasi pembelajaran jarak jauh, di mana siswa belajar melalui platform online, modul, atau materi pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri. Siswa belajar secara mandiri dengan panduan dari guru, memanfaatkan sumber daya digital dan berkomunikasi melalui media online.

Setiap metode pembelajaran ini memiliki keunikan dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran.

Artikel ini terpilih untuk diikutsertakan dalam "Teacher Creator Awards 2023/2024

Dari Penerbit Bahan Ajar Pendidikan Twinkl

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Hindari 7 Hal Ini Yang Menjadi Kesalahan Guru Saat Mengajar

Hindari 7 Hal Ini Yang Menjadi Kekeliruan Guru Dalam Mengajar

BlogPendidikan.net
- Hampir satu jam pelajaran seorang guru menghabiskan waktunya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya. Tentu saja materi yang ia sampaikan adalah materi yang telah ia persiapkan pada malam harinya. 

Sebagian besar siswa sama sekali tidak merasa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikannya. Karena mereka merasa bahwa apa yang disampaikan sang guru sama persis dengan apa yang ada didalam buku yang telah mereka pelajari dirumah.

Siswa merasa guru tidak mampu mengajar, karena ia hanya menyampaikan informasi yang sebetulnya sudah merasa mereka kuasai. Oleh sebab itu, ketika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, baik guru maupun siswa seakan-akan keluar dari mimpi buruk yang menegangkan. 
Siswapun bersorak kegirangan menyambut bunyi bel, sementara guru keluar dari kelas dengan langkah gotal karena kecapaian.

Maka Hindari 7 Hal Ini Yang Menjadi Kekeliruan Guru Dalam Mengajar:

1. Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar

Adakah diantara teman-teman pendidik yang merasa melatih dengan baik diruang belajar walaupun tanpa persiapan sama sekali? Tentu tidak. Seharusnya, teman-teman pendidik tidak jarang kali mempersiapkan segala urusan sebelum mengajar, mulai dari RPP (Rencana Persiapan Pengajaran),perlengkapan atau media pembelajaran., hingga bahan-bahan penilaian materi. Teman-teman pendidik mesti tidak jarang kali ingat bahwa melatih tampa persiapan adalah tindakan yang bisa merugikan pertumbuhan siswa.

Tentu solusinya ialah buatlah persiapan yang matang sebelum teman-teman pendidik melatih di kelas. Seorang guru dalam merancang pembelajaran pun harus semakin terampil dalam mengelola ruang belajar sesuai dengan ciri khas peserta didik untuk menjangkau akhir dari destinasi materi yang diajarkan. Ingatlah bahwa dalam proses pembelajaran, tidak terdapat pembelajaran yang sukses tanpa persiapan yang benar.

2. Guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa

Seorang yang profesional dalam bidangnya, sebelum ia melakukan tindakan akan didahului dengan langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari langkah profesionalnya. Kemudian bagaimana dengan guru seperti cerita di atas.
Tampaknya ia tidak melakukan langkah diagnosis  tentang keadaan siswa, sehingga tidak mengetahui apakah siswa sudah membaca buku yang ia baca.

Jangan-jangan siswa lebih paham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkan, karena selain siswa membaca buku yang menjadi rujukan guru, siswa pun membaca buku lain yang relevan.

3. Memaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan

Sejujurnya, pengarang pernah mengeluh laksana itu. Penulis pernah beranggapan egosentris terhadap peserta didik yang tidak paham pelajaran yang diajarkan. Dan ketika itu, rasanya jengkel sekali. Rasa kejengkelan tersebut dapat berimbas untuk peserta didik lainnya lho. Target pelajaran menjadi tidak tercapai sebab keegoisan guru untuk menciptakan satu atau dua peserta didik itu harus paham pelajaran yang diajarkan. Tentu ini kekeliruan paling fundamental tetapi tidak cukup disadari oleh kita. Adakah diantara teman-teman pendidik merasakan hal yang sama dengan penulis?

4. Guru tidak pernah mengajak siswa berpikir

Dalam pembelajaran, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir bukan tujuan. 

Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat siswa kehilangan motivasi dan konsentrasinya. 
Mengajar adalah mengajak siswa berpikir, sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk siswa yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.

5. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik

Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan. Apa bedanya seorang guru dengan seorang penjual obat?  

Ya, perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Walau keduanya sama-sama bicara , tapi bicaranya penjual obat berbeda dengan bicaranya guru. 

Apa yang keluar dari mulut penjual obat, tidak lebih dari keinginannya untuk menarik perhatian orang, sedangkan apa yang keluar dari mulut seorang guru selalu diarahkan untuk mencapai tujuan belajar yakni perubahan tingkah laku..

6. Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran

Dewasa ini berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai media. Dengan demikian kalau sekarang ini ada guru yang menganggap dirinya paling pintar, paling menguasai sesuatu, itu sangat keliru.
Di era informasi seperti sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran . dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan siswa saling membelajarkan.

7. Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang Belajar

Dalam pembelajaran di kelas, teman-teman pendidik berhadapan dengan sebanyak peserta didik yang semuanya hendak diperhatikan. Mereka senang andai mendapat pujian dari guru dan merasa kecewa andai kurang diperhatikan. Betul? Namun, sayangnya banyak sekali diantara anda sering melalaikan perkembangan jati diri peserta didik, serta lupa menyerahkan pujian untuk mereka yang melakukan baik dan tidak menciptakan masalah saat sedang belajar di kelas.

Biasanya guru lebih sering menyerahkan perhatian untuk peserta didik saat ribut, istirahat di kelas, ataupun tidak menyimak pelajaran. Kondisi tersebut tidak jarang kali menemukan tanggapan yang salah dari peserta didik. Mereka berpikir bahwa guna mendapatkan perhatian dari guru, maka peserta didik mesti melakukan salah, burbuat gaduh, menggangu atau mengerjakan tindakan tidak disiplin lainnya.

Kita butuh sekali belajar untuk menciduk perilaku positif yang ditunjukkan oleh semua peserta didik, kemudian segera memberi hadiah atas perilaku itu dengan pujian dan perhatian. Kedengarannya urusan ini sederhana. tetapi membutuhkan upaya betul-betul untuk tetap menggali dan memberi hadiah atas perilaku-perilaku positif peserta didik, baik secara kumpulan maupun individual.

Disisi lain, teman-teman pendidik pun harus menyimak perilaku-perilaku peserta didik yang negatif dan mengeliminasi perilaku-perilaku tersebut supaya tidak terulang kembali. Teman-teman pendidik dapat mencontohkan sekian banyak  perilaku peserta negatif, misalnya melewati ceritera dan ilustrasi, serta menyerahkan pujian untuk mereka sebab tidak mengerjakan perilaku negatif tersebut. Kita pun usahakan memutuskan rules yang jelas dalam proses pembelajaran. Agar suasana ruang belajar menjadi kondusif dan peserta didik ikut belajar guna disiplin, komitmen, dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas.

Demikian artikel ini tentang 7 hal yang harus dihindari, yang menjadi kekeliruan guru dalam mengajar, semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

15 Ciri-ciri Guru Yang Selalu Semangat Saat Mengajar dan Disukai Siswa

Ciri Guru Yang Selalu Semangat Saat Mengajar dan Disukai Siswa

BlogPendidikan.net
- Pekerjaan guru salah satunya adalah mendidik, memberikan pengajaran kepada siswa yang dilakukan setiap hari di ruang kelas, terasa membosankan tapi itu anggapan mereka yang tidak memahami profesi guru.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran dan sangat berperan dalam membentuk pribadi siswa. 

Kompetensi personal sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi siswa, kompetensi personal ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa.
Semangat menjadi motor penggerak dalam proses pembelajaran tanpa semangat prose tidak akan berjalan dengan maksimal. maka dari itu semangat guru dalam mengajar harus ada dan terus ada. 

Apapun yang Anda alami, semangat untuk anak didik harus tetap ada demi mereka yang membutuhkan ilmumu. 

Guru yang selalu bersemangat dalam mengajar sudah tentu disukai banyak siswa karna semangat guru bisa membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan disenangi banyak siswa. 
Berikut 15 Ciri Guru Yang Selalu Semangat Saat Mengajar dan Disukai Siswa :
  1. Yang ngerti siswanya, dan adil sama semua murid kalau satu udah ngerti materi, semua juga harus ngerti
  2. Yang asyik, bisa ngerti anak didiknya dan ketika ngajar  serius.  yang  paling penting berjiwa muda
  3. Yang ngerti cara ngajarnya, asik cara ngomongnya dan tidak galak
  4. Yang lucu, bersahabat, beri tugas yang enak-enak dan ngerti tentang siswanya.
  5. Selalu dinantikan para siswanya
  6. Ketika mengajar tidak terlalu serius, bisa bergaul dengan siswanya. bisa mengajar tapi tetap santai, gaul dan bisa diajak ngobrol
  7. Guru yang tidak mementingkan dirinya sendiri, tidak memakai bahasa baku, santai dan tidak terlalu menuntut murid-muridnya bisa ini dan itu
  8. Mengerti keadaan murid-muridnya ketika bosan dan punya teknik ngajar yang seru
  9. Mau menjawab ketika ditanya dan menjelaskan yang belum  difahami  siswa dan bisa diajak bercanda
  10. Yang bisa menempatkan diri, fleksibel dan tidak terlalu galak
  11. Cara ngajarnya bisa dimengerti dan enak diajak ngobrol.
  12. Guru yang baik adalah, guru yang mengangap muridnya tidak hanya  sebagai anak didik, tetapi sebagai seorang anak dan teman. Jika hubungan guru dan murid sudah dekat, saat guru menerangkan, murid tidak akan susah-susah mencernanya.
  13. Guru yang tidak mendewa-dewakan sesuatu yang bernama “nilai”. guru yang asyik adalah guru yang selalu berusaha bagaimana caranya  agar  murid dapat mengerti apa yang diajarkannya.
  14. Guru yang keren dan asyik yaitu : Pertama, yang paling penting dan merupakan modal utama seorang guru adalah  kepintaran  karena  tugas  guru mencetak anak didiknya menjadi pintar, cerdas, komunikatif  dan  smart sehingga dapat mentransfer kepandaiannya  dengan  cepat  pada murid. Kedua, care and understand their student yaitu seorang guru bisa menagkap atau memahami ketika siswanya bosan, BT, atau tidak mood, dan guru harus bisa membuat muridnya kembali bersemangat belajar. Ketiga, sense of humor. Dengan sedikit bercanda atau ngelawak, dapat membuat materi yang disampaikan guru lebih cepat masuk kememori  siswa, daripada kondisi yang serius. dan guru itu harus cool, percaya diri, disiplin, tidak galak dan siap dikritik atau diberi masukan.
  15. Guru yang berwawasan dan berpandangan luas terhadap  segala  sesuatu bisa Tanya tentang apa saja dari masalah pelajaran  sampai  sinetron  terbaru, bisa diajak curhat, bisa diajak bercanda, super duper  ceria,  dan juga punya persepsi tambahan tentang dunia pendidikan, tidak hanya mengajar kurikulum biasa, tapi juga bisa mengajarkan siswa  berakhlak  yang baik dan benar. ceria penghilang penat, fleksibel, bijaksana dan adil, punya pendekatan yang berbeda terhadap setiap  muridnya,  tidak  egosentris, berfikir dewasa, cerdas dan bahasanya tidak baku, senantiasa senyum, disiplin, aspiratif dan harus bisa jadi panutan moral bagi siswa siwanya.
Bersemangat dan teruslah bersemangat karna mendidik tidak ada batasannya, dimanapun dan kapanpun. Semangatmu menjadi bekal mereka dan dikenang sampai mereka menjadi manusia yang berguna dan berkarakter. Terimakasih

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

7 Kemampuan Awal Siswa Yang Harus Dikenali Oleh Guru

7 Kemampuan Awal Siswa

BlogPendidikan.net
- Kemampuan awal adalah kemampuan yang telah diperoleh siswa sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. 

Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai hasil belajar oleh siswa.

Dengan kemampuan ini dapat ditentukan dari mana proses pembelajaran harus dimulai. Kemampuan terminal merupakan arah tujuan pembelajaran diakhiri.
Jadi, pembelajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke kemampuan terminal itulah yang menjadi tanggung jawab guru.

Berikut 7 Kemampuan Awal Siswa : 

1. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbittarily meaningful knowledge)

Pada pengetahuan ini, sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hapalan (yang tak bermakna) untuk memudahkan retensi. Pengetahuan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Sebagai kemampuan awal, pengetahuan ini akan sangat berguna untuk mengingat pengetahuan-pengetahuan hafalan dan pengetahuan yang tak bermakna. 

Penggunaan pengetahuan ini dalam bentuk mnemonic atau jembatan keledai, seperti “ADEK” untuk mengingat jenis-jenis vitamin yang larut dalam lemak, “MEJIKUHIBININGU” untuk menghafalkan warna pelangi, dan sebagainya.
Pengetahuan ini akan memudahkan belajar jika telah dikuasai benar atau telah siap pakai. Jika tidak, maka proses perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru justru akan terganggu

2. Pengetahuan analogis (analogic knowledge)

Pengetahuan analogis yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang serupa, yang berada di luar isi yang sedang dipelajari. Antara pengetahuan analogis dan pengetahuan baru yang sedang dipelajari terdapat kaitan seperti :
a) berada pada tingkat keumuman yang sama
b) memiliki keserupaan dalam hal-hal pokok
c) contoh-contoh pengetahuan analogis saling tidak termasuk dalam contoh-contoh pengetahuan baru.

Jika pengetahuan yang dipelajari adalah konsep, maka konsep analogisnya adalah konsep serupa yang berada di luar konsep yang dipelajari. Demikian juga jika yang dipelajari adalah prinsip atau prosedur, maka prinsip ataupun prosedur analogisnya adalah yang serupa dan berada di luar dari yang dipelajari.
Mengaitkan atau membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan analogisnya yang telah dimiliki siswa akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru. 
Agar benar-benar bermanfaat, pengetahuan analogis yang digunakan hendaknya dipilih yang semirip mungkin dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Jika tidak, maka penggunaan analogi justru akan membingungkan siswa.

Sebagai contoh, untuk menggambarkan suatu persaudaraan yang erat dapat digambarkan sebagai sapu lidi. Seseorang akan dapat lebih berfungsi dengan baik jika dalam suatu ikatan yang kokoh, dari pada individu per individu. 

3. Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge)

Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi yang dapat berfungsi sebagai kerangka untuk mengaitkan sengetahuan baru. Ausabel mengatakan bahwa pengetahuan superordinate yang telah dimiliki siswa dapat menjadi “kerangka cantolan” bagi pengetahuan baru yang dipelajari, sehingga pengetahuan baru
tersebut bermakna.

Gagne mengaitkan pengetahuan superordinate dengan hubungan prasyarat belajar antara jenis-jenis
ketrampilan intelektual. Ketrampilan sebagai kapabilitas belajar oleh Gagne dibedakan menjadi 5, yaitu;
a) diskriminasi
b) konsep konkrit
c) konsep abstrak
d) kaidah (rule)
e) kaidah tingkat lebih tinggi (higher order rule)

Dalam pengertian ini, kaidah tingakat lebih tinggi menjadi pengetahuan superordinate dari kaidah.
Kaidah menjadi pengetahuan superordinate konsep abstrak, konsep abstrak menjadi pengetahuan superordinate konsep konkrit, dan konsep konkrit menjadi pengetahuan superordinate diskriminasi. 
Dengan pengertian demikian maka suatu kapabilitas belajar akan menjadi prasyarat bagi belajar kapabilitas lainnya. Ini berarti, kapabilitas prasyarat harus dikuasai lebih dahulu sebelum mempelajari kapabilitas lainnya.

Misalnya, konsep konkrit sebagai superordinat dari diskriminasi, hanya dapat dipelajari jika diskriminasi sebagai kapabilitas prasyarat telah dikuasai lebih dahulu. Begitu seterusnya, dengan
kapabilitas-kapabilitas lainnya. 

4. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge)

Pengetahuan setingkat yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan/atau komparatif. Pengetahuan ini memiliki tingkat keumuman atau tingkat kekhususan yang sama dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Contoh-contoh pengetahuan koordinate harus berbeda atau tidak saling termasuk pada contoh-contoh pengetahuan yang baru dipelajari. 

Namun, pengetahuan superordinate bagi pengetahuan coordinate dengan pengetahuan superordinate bagi pengetahuan yang sedang dipelajari harus sama. Jika pengetahuan yang sedang dipelajari adalah konsep, maka konsep yang menjadi coordinatenya adalah konsep lain yang memiliki konsep superordinate yang sama. 
Misalnya, konsep tentang “hewan berkaki ruas” pengetahuan koordinatenya dapat “hewan bertulang belakang” keduanya memiliki konsep superordinate yaitu “hewan”. Contoh lain, konsep tentang “kalimat induktif” pengetahuan coordinatenya adalah konsep tentang “kalimat induktif”. 

Keduanya memiliki kedudukan yang sejajar, dan keduanya memiliki konsep pengetahuan superordinate yang sama yaitu “kalimat”. Mengaitkan dan membandingkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan coordinatenya yang telah dikuasai siswa, akan mempermudah pemahaman pengetahuan baru tersebut dan memudahkan siswa mengorganisasi struktur ingatannya.

5. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah ( subordinate knowledge)

Pengetahuan tingkat yang lebih rendah yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh. Ada dua jenis pengetahuan subordinate, yaitu :

1) pengetahuan subordinate yang merupakan “jenis” dari pengetahuan yang sedang dipelajari
2) pengetahuan subordinate yang merupakan “bagian” dari pengetahuan yang sedang dipelajari.
Artinya, pengetahuan yang sedang dipelajari adalah superordinate, sedangkan kemampuan awal yang telah dimiliki siswa adalah sebagai pengetahuan subordinate. Misalnya, konsep “hewan bertulang belakang” dan konsep “hewan berkaki ruas” merupakan subordinate dari konsep “hewan”. Contoh lain, konsep “mata” dan “telinga”, merupakan pengetahuan subordinate bagian dari konsep “organ manusia”. 

6. Pengetahuan pengalaman (experiential knowledge)

Pengetahuan pengalaman yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru. Pengetahuan pengalaman mengacu kepada ingatan seseorang pada peristiwa-peristiwa atau obyek-obyek khusus atau contoh-contoh, yang disimpan di dalam experiential data base. Pengetahuan seseorang tentang berbagai jenis burung, membuat “burung” menjadi konsep yang bermakna baginya.

7. Strategi kognitif (cognitive strategy)

Strategi kognitif yang menyediakan cara-cara memperoleh pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan. Di antara semua kemampuan awal di atas, strategi kognitif memiliki mekanisme kerja yang paling tinggi.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Ini 21 Kegiatan Rutin Yang Umum Dikerjakan Oleh Guru

21 Kegiatan Rutin Guru Yang Umum Dilakukan

BlogPendidikan.net
- Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integrativ, yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dengan yang lain.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru merupakan pemegang peran yang sangat
penting, kepada gurulah tugas dan tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. 
Pengelolaan kelas merupakan wujud kreatifitas guru untuk mengadakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 

Dalam menjalankan tugas, guru harus memiliki seperangkat kemampuan baik dalam bidang yang akan disampaikan, maupun kemampuan untuk menyampaikan bahan itu agar mudah diterima oleh peserta didik. 

Adapun kemampuan yang harus dimiliki kaitannya dengan membina anak didik meliputi kemampuan mengawasi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa baik personil, profesional maupun sosial.
Disamping itu, guru juga tak lepas dari kegiatan rutinnya yang dilakukan kesehariannya, baik didalam kelas, lingkungan sekolah ataupun teman sejawat. Kegiatan rutin yang dilakukan guru sejalan dengan tugas pokoknya sebagai tenaga pendidik yang telah dimandatkan kepadanya.

Seorang guru mempunyai beberapa kegiatan rutin yang harus dikerjakan. Berikut 21 kegiatan rutin guru yang umum dikerjakan:

1. Bekerja tepat waktu baik diawal maupun diakhir pembelajaran.

2. Menyusun program pembelajaran baik semester dan tahunan.

3. Membuat catatan dan laporan sesuai standar kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.

4. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.

5. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab.

6. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan.

7. Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok, termasuk diskusi.

8. Menetapkan jadwal kerja peserta didik.

9. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik.

10. Mengatur tempat duduk peserta didik.

11. Memahami peserta didik.

12. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran, kepustakaan, dan media pembelajaran.

13. Menghadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni. 

14. Menciptakan iklim kelas yang kondusif.

15. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran.
16. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran.

17. Menasihati peserta didik.

18. Melaksanakan evaluasi pembelajaran.

19. Melaksanakan remedial.

20. Memberikan motivasi peserta didik.

21. Melaksanakan pelaporan hasil belajar peserta didik.

Dengan demikian maka seorang guru yang profesional maka dia akan mengemban tugas dengan sebaik mungkin dan menuntaskan tugasnya.

Demikian artikel tentang 21 Kegiatan Rutin Guru Yang Umum Dikerjakan, semoga bermanfaat.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.