Showing posts with label Pendekatan Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Pendekatan Pembelajaran. Show all posts

13 Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran Yang Patut Diktahui

13 Jenis Pendekatan Pembelajaran Yang Patut Dikenali

BlogPendidikan.net
- Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Berikut 13 Jenis Pendekatan dalam Proses Pembelajaran:

1. Pendekatan Informasi

Memberi dorongan internal siswa untuk memahami dunia dengan menggali dan mengorganisasikan data, memecahkan masalah, dan mampu mengungkapkan. Yang termasuk dalam pendekatan ini adalah :
  • Pendekatan Pembelajaran berpikir induktif (khusus – umum)
  • Pendekatan Pembelajaran Inquiry (melatih siswa dalam penelitian)
  • Pendekatan Pembelajaran Pengembangan Kognitif (menyesuaikanproses pembelajaran terhadap kematangan siswa dan merancang cara-cara meningkatkan kecepatan perkembangan kognitif terutama kemampuan beargumentasi).
  • Pendekatan Peranan Awal (kemampuan mengolah informasi).
  • Pendekatan Memory (kemampuan mengingat).
2. Pendekatan Personal

Mengembangka kepribadian siswa dengan cara siswa mengoranisasikan pengalaman pribadinya. Pendekatan yang termasuk ked ala jenis ini adalah: 
  • Pendekatan Pembelajaran Tanpa Arah : Guru sebagai konselor dan menitikberatkan persahabatan dengan siswa.
  • Pendekatan Latihan Kesadaran : Mendorong timbulnya refleksi hubungan antar individu, citra, eksperimentasi dan keterampilan diri.
  • Pendekatan Sinetiks : Membantu siswa untuk mampu merancang suatu topic dan melaksanakan prosedur.
3. Pendekatan Interaksi Sosial

Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan kelompok sosialnya. Di dalam pendekatan ini ada pendekatan investigasi kelompok, pendekatan latihan laboratorium, dan lain-lain.

4. Pendekatan Sistem Perilaku

Mengubah perilaku nyata yang tampak dalam kaitannya dengan tugas yang dikerjakan. Dalam pendekatan ini ada pendekatan belajar control diri dan pendekatan latihan keterampilan dan pengembangan konsep.

5. Pendekatan Konstektual

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 

Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti.

Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya. Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting yaitu Mengaitkan, Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, dan Mentransfer.

6. Pendekatan Konstrutivisme

Merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. 

Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.

7. Pendekatan Deduktif

Pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus. 

Contohnya : Seorang guru memberikan materi tentang volume balok kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru memberikan definisi dan konsep mengenai balok dan rumus volume balok. Kemudian guru menerapkan rumus volume tersebut pada beberapa contoh soal. Selanjutnya guru memberikan beberapa tugas kepada siswa yang sesuai contoh yang telah diberikan. Tugas ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

8. Pendekatan Induktif

Menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus  menuju keadaan umum. 

Contohnya : Diawal pembelajaran guru menyuruh siswa untuk membuat persegi panjang dengan menggunakan alat peraga berupa kertas. Siswa dituntut untuk membentuk kertas tersebut menjadi sebuah bangun persegi panjang. Siswa diperintah untuk berdiskusi tentang sifat – sifat bangun persegi panjang. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa dan guru sama – sama saling menyimpulkan mengenai sifat – sifat bangun persegi panjang.

9. Pendekatan Konsep

Pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. 

Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
  • Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
  • Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
  • Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
  • Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
10. Pendekatan Proses 

Merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. 

Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan  dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya. Contohnya : Dalam suatu pembelajaran guru akan mengajarkan materi tentang “ Teorema Phytagoras”. Pada awal pembelajaran guru memberikan rumus Teorema Phytagoras yaitu a² + b² = c². Kemudian siswa diminta untuk menemukan proses perolehan rumus tersebut.

11. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. 

Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah.

12. Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. 

Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 

Pendekatan ilmiah (saintifik appoach) meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.  Prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintific antara lain :
  • Pembelajaran berpusat pada siswa
  • Pembelajaran membentuk student’s self concept 
  • Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari, menganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.
  • Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
  • Pembelajaran meningkatkan motivasi
13. Pendekatan Realistik 

Sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri (Sofyan, 2007:8) sedangkan menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “Pendekatan realistik adalah pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika Realistik yang telah diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia. Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu: 
  • Menggunakan konsep atau situasi
  • Menggunakan model : "model of" dan "model for"
  • Menggunakan hasil pemikiran siswa sendiri.
  • Interactivity
  • Intertwinning (saling mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya).
Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran

Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- Dalam merancang perencanaan pembelajaran (RPP) tentunya memiliki tahapan atau langkah-langkah yang terdapat dalam komponen RPP pada kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.
Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruksi oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.

Lantas Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran ?

Berikut akan dijelaskan bagaimana menerapkan pendekatan saintifik pada tahapan atau langkah-langkah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diantaranya Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup :

Kegiatan Pendahuluan :
  1. Mengucapkan salam
  2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel IPA, guru menanyakan konsep tentang larutan dan komponennya sebelum pembelajaran materi asam-basa. Untuk IPS, misalnya menggunakan apersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
  3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti :

1. Mengamati:

Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomena. Sebagai contoh dalam mapel IPA guru meminta siswa untuk mengamati sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau tomat. Fenomena yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya adalah fenomena yang diamati adalah gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.
2. Menanya:

Dalam mapel IPA, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomena. Sebagai contoh siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau tomat memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang sama atau berbeda?

3. Menalar untuk mengajukan hipotesis:

Sebagai contoh, dalam mapel IPA siswa mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada larutan ekstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang memiliki rasa manis dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat siswa ini merupakan suatu hipotesis. Contoh hipotesis dalam mapel IPS adalah Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisa: a) Terjadi di tempat yang sama b) Terjadi di tempat berbeda.

4. Mengumpulkan data:

Dalam mapel IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.
5. Menganalisis data:

Siswa menganalisa data yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.

6. Menarik kesimpulan

Dalam mapel IPA, siswa menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa manis pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat disebabkan oleh adanya gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh adanya asam. Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di Bogor menyebabkan banjir di Jakarta menunjukkan adanya keterkaitan antarruang dan waktu.

7. Mengomunikasikan:

Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.

Kegiatan Penutup:
  1. Dalam mapel IPA, misalnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruksi oleh siswa. Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya hubungan antar desa dan kota.
  2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga dapat digunakan dalam mapel IPS.
  3. Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian guru meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.
Langkah-langkah diatas pada kegiatan pembelajaran adalah contoh penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Untuk Anda bisa menjadikan referensi dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa berbagi. Terima kasih

Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

BlogPendidikan.net
- Model, metode dan pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Kurikulum 2013  adalah model, 
metode dan pendekatan pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain :
Model Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Model Penemuan (Inquiry Laearing)

Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing, juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan. 
3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan  yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan oleh guru. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan

4. Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL)

Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. 
5. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Family)

Tujuan penggunaan model ini antara lain untuk membangun hubungan kerjasama, interaktif, dan produktif di antara siswa. Model ini dapat dilakukan melalui kerjasama berpasangan, kerjasama dalam kelompok, bermain peran, atau belajar di dunia nyata, misalnya kondisi sosial tertentu. Macam-macam model interaksi sosial, yaitu Investigasi Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian  Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), Latihan Laboratoris (LaboratoryTraining), dan Penelitian Sosial (Social Inquiry). 

6. Model Pengolahan Informasi (The Imformation Processing Family)

Model ini dirancang agar siswa dapat menggunakan olah pikirnya untuk menggali berbagai informasi, melakukan analisis data, dan mengolahnya. Melalui model pengolahan informasi, siswa dapat memperoleh suatu pengetahuan atau pemahaman tentang konsep tertentu (learning to think by thinking). Macam-macam model pengolahan informasi, yaitu: Pencapaian Konsep (Concept Attainment), Berpikir induktif (Thinking inductively), Latihan Penelitian (Inquiry Training), Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi (Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect), dan Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry).
7. Model Personal (The Personal Family) 

Model ini dimulai dengan pengarahan guru terhadap siswanya tentang pemahamannya masing-masing. Pengarahan dapat dilakukan melalui pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa, misalnya permasalahan tentang tantangan atau keinginan yang harus dicapai. Macammacam Model Personal, yaitu: Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan Kesadaran (Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).

8. Model Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral System Family)

Model ini memberikan pembelajaran melalui suatu tugas atau perbuatan yang harus dilakukan siswa untuk memperoleh suatu pengalaman dalam menentukan atau memilih solusi pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga siswa memiliki kompetensi tertentu. Macam-macam model modifikasi tingkah laku, yaitu: Belajar Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for Skill and Concept Development), dan Latihan Assertif (Assertive Training).

Metode Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Metode Diskusi

Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua siswa. Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal. Metode ini dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.

2. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya.
3. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Presentasi disertai dengan
penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi, mendorong siswa melakukan aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Metode ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan siswa memiliki kesempatan membandingkan teori dengan kenyataan. Tujuan
demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat siswa untuk mencoba.

4. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, maka siswa mampu
mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. 

Pendekatan Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa

1. Pendekatan Berbasis Genre (Genre Based Approach)

Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa lebih
kompeten berbahasa, mampu berkomunikasi melalui penguasaan keterampilan
berbahasa di antaranya dengan kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. 

2. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari (Johnson). 

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematic Education/RME)

Pendekatan ini merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di
negeri Belanda oleh Freudhenthal pada tahun 1973, dengan dua pandangan
pentingnya yaitu mathematics must be connected to reality and mathematics as
human activity. Karakteristik RME adalah menggunakan konteks “dunia nyata”,
model-model, produksi, dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan (Treffers). 

5 jenis Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran

5 jenis Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran

BlogPenddikan.net
- Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan pembelajaran menurut Milan Rianto, merupakan cara memandang kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru untuk pengelolaannya dan bagi peserta didik akan memperoleh kemudahan belajar.

Pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
  2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Berikut 5 Jenis Pendekatan dalam proses pembelajaran :

1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah. Tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami.

Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan memberdayakan siswa, bukan mengajar 

2. Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan konstektual, yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.

Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran karena belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubung kaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara. 

3. Pendekatan Deduktif - Induktif

Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya.

Pendekatan Induktif

Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi di lingkungan.

4. Pendekatan Konsep dan Proses

Pendekatan Konsep

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan sub konsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.

Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.

5. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Sains Teknologi dan Masyarakat dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatkan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam rangka memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. 

Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalam pengembangan pembelajaran di era sekarang ini.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.