Showing posts with label Penilaian Pengetahuan. Show all posts
Showing posts with label Penilaian Pengetahuan. Show all posts

4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa

4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa

BlogPendidikan.net
- Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merujuka pada Bloom Taxonomy yang pertama kali  dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001. 

Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. 
Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif. Diimensi proses kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).

Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
Berikut 7 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa:

1. PENGETAHUAN FAKTUAL

Elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya.
- Pengetahuan tentang terminologi
- Pengetahuan tentang detail elemen yang spesifik
Contoh:
Kosakata teknis, simbol-simbol, musik, legenda peta, sumber daya alam pokok,
sumber-sumber informasi yang reliabel

2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL

Hubungan-hubungan antar elemen dalam struktur besar yang memungkinkan
elemennya berfungsi secara bersama-sama.
1. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Contoh: 
Bentuk-bentuk badan usaha; periode waktu geologi, Rumus Pythagoras, hukum
permintaan dan penawaran, Teori Evolusi, struktur pemerintahan desa.

3. PENGETAHUAN PROSEDURAL

Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu, mempraktekkan
metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, dan metode.
1. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
3. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Contoh:
Keterampilan melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan, teknik wawancara, penerapan metode ilmiah dalam pembelajaran, kriteria untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas metode.

4. PENGETAHUAN METAKOGNITIF

Metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,
kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk
mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai
informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.  
Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thinking

Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan strategi, pengetahuan tugas-tugas berpikir (kognitif) dan pengetahuan pribadi.
1. Pengetahuan strategis
2. Pengetahuan tentang tugas-tugas
3. Pengetahuan diri
Contoh:
Pengetahuan tentang suatu skema untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah. 

Pengetahuan tentang berbagai tes kognitif yang dibuat oleh pendidik, pengetahuan tentang beragam tugas kognitif Pengetahuan bahwa diri sendri kuat dalam mengkritis esay namun lemah dalam menulis esay, Pengetahuan tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki diri sendiri.

Demikian artikel tentang 4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa, semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Apa Saja Cakupan Penilaian Otentik Terhadap Penilaian Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Apa Saja Cakupan Penilaian Otentik Terhadap Penilaian Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
Ilustrasi, GURU, Nur Shahifa Norlan, 26, ketika mengajar pada hari pertama persekolahan di Sekolah Kebangsaan Sungai Isap. 
FOTO Farizul Hafiz Awang

BlogPendidikan.net - Penilaian otentik sering disamakan artinya dengan beberapa istilah dalam penilaian, yaitu penilaian berbasis kinerja, penilaian langsung, dan penilaian alternatif. Penilaian otentik diseebut juga sebagai penilaian berbasis kinerja karena peserta didik diminta untuk melakukan tugas-tugas belajar yang bermakna.

Tentang Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta  didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. 

Makna otentik adalah kondisi yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini, peserta didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau prestasi mereka sendiri. 

Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. 

Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. 
Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.

Sasaran Penilaian Otentik Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh berimbang  antara kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Sasaran penilaian pada aspek pengetahuan adalah sebagai berikut:

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan peserta didik untuk  mengingat-ingat kembali (recall) istilah, fakta- fakta, metode, prosedur, proses, prinsip-prinsip, pola, struktur atau susunan. Contoh beberapa kata kerja operasional adalah :  mengutip, meniru, mencontoh, membuat label, membuat daftar, menjodohkan, menghafal,  menyebutkan , mengenal, mengingat, menghubungkan, membaca, menulis, mencatat,  mentabulasi, mengulang, menggambar, memilih dan memberi kode. 
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dalam menafsirkan suatu informasi, menentukan implikasi-implikasi, akibat-akibat maupun pengaruhpengaruh.Beberapa kata kerja operasional adalah memperkirakan, mencirikan, merinci,  mambahas, menjelaskan, menyatakan, mengenali, menunjukkan, melaporkan, mengulas,  memilah, menceritakan, menerjemahkan, mengubah, mempertahankan, mempolakan,  mengemukakan, menyipulkan, meramalkan, dan merangkum.

Penerapan (application) adalah kemampuan menerapkan abstraksi-abstraksi: hukum,  aturan, metoda, prosedur, prinsip, teori yang bersifat umum dalam situasi yang khusus.  Beberapa kata kerja operasional adalah menyesuaikan, menentukan, mencegah, memecahkan,  menerapkan, mendemonstrasikan, mendramatisasikan, menggunakan, menggambarkan,  menafsirkan, menjalankan, menyiapkan, mempraktekkan, menjadwalkan, membuat gambar,  mensimulasikan, mengoperasikian, memproduksi, mengkalkulasi, dan menyelesaikan (masalah).

Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan informasi ke dalam bagian-bagian, unsur-unsur, sehingga jelas: urutan ide-idenya, hubungan dan interaksi diantara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menganalisis, menghitung, mengelompokkan, membandingkan, membuat diagram, meneliti, melakukan percobaan, mengkorelasikan, menguji, mengkorelasikan, merasionalkan,  menginventarisasikan, menanyakan, mentransfer, menelaah, mendiagnosis, mengaitkan, dan  menguji.
Evaluasi/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk menilai ketepatan: teori, prinsip, metoda, prosedur untuk menyelesaikan masalah tertentu. Beberapa kata operasional yang menunjukkan kemampuan pada tingkat analisis ini antara lain adalah mendebat, menilai, mengkritik, membandingkan, mempertahankan, membuktikan, memprediksi, memperjelas, memutuskan, memproyeksikan, menafsirkan, mempertimbangkan, meramalkan, memilih, dan menyokong. Kreatif adalah kemampuan mengambil informasi yang telah dipelajari dan melakukan sesuatu atau membuat sesuatu yang berbeda dengan informasi itu. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah membangun, mengkompilasi, menciptakan, mengabstraksi, mengarang, mengkategorikan, merekonstruksi, memproduksi, memadukan, mereparasi, menanggulangi, menganimasi, mengoreksi, memfasilitasi, menampilkan, menyiapkan, mengatur, merencanakan, meningkatkan, merubah, mendesain, menyusun, memodifikasi, menguraikan, menggabungkan, mengembangkan, menemukan, dan membuat.

Sasaran penilaian pada aspek sikap adalah sebagai berikut:

Menerima (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan 
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati. Menanggapi (responding) adalah kemampuan seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, menampilkan, mendukung, menyetujui, menampilkan, mepalorkan, mengatakan, menolak.

Menilai (valuing) adalah kemampuan seseorang untuk menghargaiatau menilai
sesuatu. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang.

Mengelola/mengatur (organization) adalah kemampuan seseorang untuk mengatur atau mengelola perbedaan nilai menjadi nilai baru yang universal. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah, menata, mengklasifikasi, mengkombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, mengorganisasi, menegosiasi, merembuk.
Menghayati (characterization) adalah kemampuan seseorang untuk memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang cukup lama dan menjadi suatu pilosofi hidup yang mapan. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah perilaku, barakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan, memecahkan

Sasaran penilaian pada aspek keterampilan sebagai berikut:

Persepsi (perception) mencakup kemampuan mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua atau lebih perangsang menurut ciri-ciri fisiknya. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengidentifikasi, mempersiapkan, menunjukkan, memilih, membedakan, menyisihkan, dan menghubungkan.

Kesiapan (set) yakni menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan. Beberapa kata kerja opersional antara lain menunjukkan, menafsirkan, menerjemahkan, memberi contoh, mengklasifikasikan, merangkum, memetakan menginterpolasikan, mengekstrapolasikan, membandingkan, dan mengkontraskan, Gerakan terbimbing (guided response) yaitu kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak sesuai contoh. Contoh kata kerja operasional antara adalah mendemonstrasikan, melengkapi, menunjukkan, menerapkan, dan mengimplementasikan.

Gerakan terbiasa (mechanical response) berupa kemampuan melakukan gerakan dengan lancar karena latihan cukup. Contoh kata kerja operasional antara lain menguraikan, menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, membuat pola, dan menyusun.
Gerakan kompleks (complex response) mencakup kemampuan melaksanakan 
keterampilan yang meliputi beberapa komponen dengan lancar, tepat, urut, dan efisien. Contoh kata kerja operasional antara lain membuat hipotesis, merencanakan, mendesain, menghasilkan, mengkonstruksi, menciptakan, dan mengarang. Penyesuaian pola gerakan(adjusment) yaitu kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerakan sesuai kondisi yang dihadapi. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, dan membuat variasi.

Kreativitas (creativity) yang berupa kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru berdasarkan inisiatif dan prakarsa sendiri. Contoh kata kerja operasional adalah merancang, menyusun, menciptakan, mengkombinasikan, dan merencanakan.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sasaran Penilaian Siswa Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Sasaran Penilaian Siswa Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan - www.blogpendidikan.net

BlogPendidikan.net
- Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik.

Dalam kaitan ini, peserta didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. 
Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.

Berikut Sasaran Penilaian Siswa Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan:

1. Sasaran Penilaian Aspek Pengetahuan

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Kemampuan peserta didik untuk mengingat-ingat kembali (recall) istilah, fakta- fakta, metode, prosedur, proses, prinsip-prinsip, pola, struktur atau susunan. Contoh beberapa kata kerja operasional adalah: mengutip, meniru, mencontoh, membuat label, membuat daftar, menjodohkan, menghafal, menyebutkan , mengenal, mengingat, menghubungkan, membaca, menulis, mencatat, mentabulasi, mengulang, menggambar, memilih dan memberi kode. 
Pemahaman (comprehension)

Kemampuan seseorang dalam: menafsirkan suatu informasi, menentukan implikasi-implikasi, akibat-akibat maupun pengaruh-pengaruh. Beberapa kata kerja operasional adalah memperkirakan, mencirikan, merinci, mambahas, menjelaskan, menyatakan, mengenali, menunjukkan, melaporkan, mengulas, memilah, menceritakan, menerjemahkan, mengubah, mempertahankan, mempolakan, mengemukakan, menyipulkan, meramalkan, dan merangkum.

Penerapan (application)

Kemampuan menerapkan abstraksi-abstraksi: hukum, aturan, metoda, prosedur, prinsip, teori yang bersifat umum dalam situasi yang khusus. Beberapa kata kerja operasional adalah menyesuaikan, menentukan, mencegah, memecahkan, menerapkan, mendemonstrasikan, mendramatisasikan, menggunakan, menggambarkan, menafsirkan, menjalankan, menyiapkan, mempraktekkan, menjadwalkan, membuat gambar, mensimulasikan, mengoperasikan, memproduksi, mengkalkulasi, dan menyelesaikan (masalah).
Analisis (analysis)

Kemampuan menguraikan informasi ke dalam bagianbagian, unsur-unsur, sehingga jelas: urutan ide-idenya, hubungan dan interaksi diantara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menganalisis, menghitung, mengelompokkan, membandingkan, membuat diagram, meneliti, melakukan percobaan, mengkorelasikan, menguji, mengkorelasikan, merasionalkan, menginventarisasikan, menanyakan, mentransfer, menelaah, mendiagnosis, mengaitkan, dan menguji.

Evaluasi/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk menilai ketepatan: teori, prinsip, metoda, prosedur untuk menyelesaikan masalah tertentu. Beberapa kata operasional yang menunjukkan kemampuan pada tingkat analisis ini antara lain adalah mendebat, menilai, mengkritik, membandingkan, mempertahankan, membuktikan, memprediksi, memperjelas, memutuskan, memproyeksikan, menafsirkan, mempertimbangkan, meramalkan, memilih, dan menyokong. 
Kreatif

Kemampuan mengambil informasi yang telah dipelajari dan melakukan sesuatu atau membuat sesuatu yang berbeda dengan informasi itu. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah membangun, mengkompilasi, menciptakan, mengabstraksi, mengarang, mengkategorikan, merekonstruksi, memproduksi, memadukan, mereparasi, menanggulangi, menganimasi, mengoreksi, memfasilitasi, menampilkan, menyiapkan, mengatur, merencanakan, meningkatkan, merubah, mendesain, menyusun, memodifikasi, menguraikan, menggabungkan, mengembangkan, menemukan, dan membuat.

2. Sasaran Penilaian Aspek Sikap

Menerima (receiving) 

Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati.
Menanggapi (responding)

Kemampuan seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, menampilkan, mendukung, menyetujui, menampilkan, mepalorkan, mengatakan, menolak.

Menilai (valuing)

Kemampuan seseorang untuk menghargaiatau menilai sesuatu. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang.
Mengelola/mengatur (organization)

Kemampuan seseorang untuk mengatur atau mengelola perbedaan nilai menjadi nilai baru yang universal. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah, menata, mengklasifikasi, mengkombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
mengorganisasi, menegosiasi, merembuk.

Menghayati (characterization)

Kemampuan seseorang untuk memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang cukup lama dan menjadi suatu pilosofi hidup yang mapan. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah perilaku, barakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan, memecahkan.
3. Sasaran Penilaian Aspek Keterampilan

Persepsi (perception) 

Mencakup kemampuan mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua atau lebih perangsang menurut ciri-ciri fisiknya.Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengidentifikasi, mempersiapkan, menunjukkan, memilih, membedakan, menyisihkan, dan menghubungkan.

Kesiapan (set) 

Yakni menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan. Beberapa kata kerja opersional antara lain menunjukkan, menafsirkan, menerjemahkan, memberi contoh, mengklasifikasikan, merangkum, memetakan menginterpolasikan, mengekstrapolasikan, membandingkan, dan mengkontraskan,
Gerakan terbimbing (guided response)

Kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak sesuai contoh. Contoh kata kerja operasional antara adalah mendemonstrasikan, melengkapi, menunjukkan, menerapkan, dan mengimplementasikan.

Gerakan terbiasa (mechanical response)

Kemampuan melakukan gerakan dengan lancar karena latihan cukup. Contoh kata kerja operasional antara lain menguraikan, menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, membuat pola, dan menyusun.

Gerakan kompleks (complex response)

Kemampuan melaksanakan keterampilan yang meliputi beberapa komponen dengan lancar, tepat, urut, dan efisien. Contoh kata kerja operasional antara lain membuat hipotesis, merencanakan, mendesain, menghasilkan, mengkonstruksi, menciptakan, dan mengarang.
Penyesuaian pola gerakan(adjusment)

Kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerakan sesuai kondisi yang dihadapi. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, dan membuat variasi.

Kreativitas(creativity)

Berupa kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru berdasarkan inisiatif dan prakarsa sendiri. Contoh kata kerja operasional adalah merancang, menyusun, menciptakan, mengkombinasikan, dan merencanakan. 

Begini Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan di SD

Begini Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan di SD

BlogPendidikan.net
- Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. 

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan
(penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan
karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik. 
Berikut Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan di SD:

Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

1. Penilaian Sikap

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran

Berilah kriteria Penilaian dengan angka dari 1 sampai 4 sebagai berikut:

4 : sangat baik
3 : Baik
2 : sedang
1 : kurang
b. Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 

Aspek yang dinilai :

• Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
• Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
• Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
• Membuat catatan
• Aktif dalam diskusi kelompok
• Memberi tanggapan
• Menyerahkan tugas tepat waktu
• dll …………………….. 

c. Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.  

Format bisa ditempel di suatu tempat, masing masing anak menuliskan angka 1 sampai 4 di setiap nama.

1 = kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
d. Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.  Penilaian sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial

Sikap spiritual yang diamati meliputi :

• Ketaatan beribadah
• Perilaku syukur
• Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
• Toleransi dalam beribadah 

Sikap sosial yang diamati meliputi:

• Jujur
• Disiplin
• Tanggung jawab
• Santun
• Peduli
• Percaya diri
• Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..

Catatan:  Pada penilaian sikap dirapor sekurang-kurangnya B (baik)
2. Penilaian Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

Contoh soal tes lisan:

“Ini ada buah Tomat, Coba kamu Ahmad, ceritakan tentang buah tomat ini!”

(peragakan buah tomat tersebut)

Pedoman penskroran:

- bercerita jelas skor 1
- kata kata jelas skor 1
- cerita runtut skor 1
- sesuai waktu/tdal diam skor 1
- dan lainnya skor 1 (jika masih ada unsur yang dinilai)

Jadi skor maksimal 5 ( tergantung banyak unsur yang dinilai) 
c. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. 

3. Penilaian Keterampilan

 Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Performance atau Kinerja

adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari. Contoh penilaian tes performance atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi pada bab selanjutnya.

b. Produk

adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni (3 demensi). Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

• Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk 

• Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.

• Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.

Contoh membuat meja, membuat kincir angin, membuat Kartu nama, membuat kotak kue, merangkai bunga.
c. Proyek

adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.

d. Portofolio

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.

Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Misalnya kompetensi pada tema  “selalu berhemat energy”. Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan.
Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.

Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio Sebagai berikut:

1) masing-masing peserta didik memiliki porto folio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3) sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
5) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat. 

Instrumen Pengolahan Nilai Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Pada Akhir Hasil Belajar Siswa

Instrumen Pengolahan Nilai Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Pada Akhir Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. 

Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas, maka penilainnya lebih menekankan pada penilaian proses baik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian diperlukan suatu pedoman penilaian yang memberikan fokus perhatian pada hal-hal sebagai berikut :
  1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasarpada KI-3 dan KI-4. 
  2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya
  3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik
  4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan
  5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan. 
Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Berikut Contoh Instrumen Pengolahan Nilai Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Pada Akhir Hasil Belajar Siswa : (pdf) DOWNLOAD (doc) DOWNLOAD

Demikian tentang Instrumen Pengolahan Nilai Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Pada Akhir Hasil Belajar Siswa, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Bagaimana Teknis Pengolahan Nilai Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap

Bagaimana Teknis Pengolahan Nilai Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari evaluasi pembelajaran untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa pada mata pelajaran tersebut. Untuk menentukan hasil evaluasi dilakukan penilaian dari hasil evaluasi tersebut dengan pengolahan nilai berdasarkan ketentuan yang terdiri dari penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).

Lantas bagaimana teknis pengolahan nilai dari ke tiga kompetensi tersebu. yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berikut akan dijelaskan teknis dari tiga kompetensi dan cara pengolahannya.

1. Penilaian Pengetahuan

Berikut teknis pengolahan nilai pengetahuan : 

1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran/Kelas.

2. Penilaian Pengetahuan terdiri atas :
- Nilai Harian (NH)
- Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
- Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)

3. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).

4. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.

5. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.

6. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.

7. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai

8. Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara :
- Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
- Menetapkan pembobotan dan rumus.
- Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.
- Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan UAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.

2. Penilaian Keterampilan

Berikut teknis pengolahan nilai keterampilan : 

1. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran/Kelas.

2. Penilaian Keterampilandiperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
- Nilai Praktik
- Nilai Portofolio
- Nilai Proyek

3. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.

4. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti penilaian Pengetahuan

5. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
- Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
- Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
- Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.
- Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.

3. Penilaian Sikap

Berikut teknis pengolahan nilai sikap :

1. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran/Kelas 

2. Penilaian Sikap diperoleh menggunakan instrumen: 
- Penilaian observasi
- Penilaian diri sendiri
- Penilaian antar peserta didik
- Jurnal catatan guru

3. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)

4. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif

5. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara :
a. Menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 – 4
b. Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
c. Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan memper-timbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik
d. Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Penilaian diri, Nilai teman sejawat, dan Nilai Jurnal karena lebih mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta didik yang otentik.
e. Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian diri : Nilai teman sejawat : Nilai Jurnal (jumlah perbandingan pembobotan = 5).

Demikian penjelasan dari artikel ini tentang Bagaimana Teknis Pengolahan Nilai Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pemahaman yang lebih buat Anda. Terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

6 Langkah Penting Merancang Penilaian Pengetahuan Agar Tujuan Pembelajaran Tercapai

6 Langkah Penting Merancang Penilaian Pengetahuan Agar Tujuan Pembelajaran Tercapai

BlogPendidikan.net
- Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan adalah perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak lanjut penilaian. 

Perencanaan penilaian harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi penilaian dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. 

Berikut ini adalah 6 langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian adalah :

1. Menetapkan Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian ditetapkan dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Misalnya saja sebuah penilaian dimaksudkan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik contoh pada KD 3.7 dari KI-3 pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Maka langkah penetapan tujuan penilaiannya adalah sebagai berikut: 

Bunyi KD 3.7 adalah Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.

Tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP adalah:
  • Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi sosial teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.
  • Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.
  • Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP maka dapat ditetapkan tujuan penilaian. Tujuan penilaian yaitu untuk mengukur penguasaan peserta didik dalam mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.

2. Menentukan Bentuk Penilaian

Setelah menetapkan tujuan penilaian, langkah selanjutnya adalah menetapkan bentuk penilaian. Dalam contoh ini, tujuan penilaian ditetapkan berdasarkan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP, oleh karena itu, bentuk penilaian yang dipilih adalah ulangan. Selain ulangan, bentuk penilaian lain yang dapat dipilih oleh pendidik adalah pengamatan, penugasan, dan atau bentuk lain yang diperlukan. Pemilihan bentuk penilaian sepenuhnya diserahkan kepada pendidik dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan KD yang akan dinilai.

3. Memilih Teknik Penilaian

Setelah bentuk penilaian ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih teknik yang akan digunakan. Untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan, pendidik dapat menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dipilih harus disajikan dalam RPP.

4. Menyusun Kisi-Kisi

Kisi-kisi merupakan sebuah format, memuat kriteria soal yang akan disusun dengan meliputi KD yang akan diukur, lingkup materi, materi, indikator soal, nomor soal, level, dan bentuk soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dengan kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.

5. Menyusun Soal

Selanjutnya, dilakukan penyusunan butir soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penyusunan soal.

6. Menyusun Pedoman Penskoran

Penyusunan soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawabannya. Soal uraian disediakan kunci/kriteria jawaban.

Langkah-langkah Penting Merancang Penilaian Pengetahuan Agar Tujuan Pembelajaran Tercapai, semoga bermanfaat dan terimakasih.