Showing posts with label Penilaian Siswa. Show all posts
Showing posts with label Penilaian Siswa. Show all posts

Ada Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Nilai Siswa

Ada Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Nilai Siswa

BlogPendidikan.net
- Penilaian siswa adalah proses evaluasi kinerja dan kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ini melibatkan pengukuran dan penilaian terhadap pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan siswa dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi.

Dalam pemberian nilai siswa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses penilaian menjadi adil, akurat, dan objektif. 

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian Nilai Siswa:

1. Kriteria Penilaian yang Jelas.

Tentukan kriteria penilaian dengan jelas sebelumnya, baik berupa rubrik penilaian, skala penilaian, atau indikator penilaian yang akan digunakan. Kriteria ini harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan dan dijelaskan dengan baik kepada siswa sebelum tugas atau ujian dilakukan.
2. Transparansi.

Pastikan siswa memahami bagaimana mereka akan dinilai dan apa yang diharapkan dari mereka. Jelaskan kepada siswa mengenai bobot penilaian setiap aspek yang dinilai dan berikan contoh-contoh kriteria yang baik.

3. Penggunaan Beragam Instrumen Penilaian.

Gunakan beragam instrumen penilaian seperti tes tertulis, tugas proyek, presentasi, observasi kinerja, atau diskusi kelompok. Hal ini akan membantu menggambarkan kemampuan siswa secara lebih komprehensif daripada hanya menggunakan satu jenis penilaian saja.

4. Pertimbangkan Berbagai Aspek Kemampuan.

Saat memberikan nilai, perhatikan berbagai aspek kemampuan siswa, termasuk pengetahuan, pemahaman konsep, penerapan, analisis, sintesis, kreativitas, kerjasama, dan kemampuan komunikasi. Jangan hanya fokus pada satu aspek saja, tetapi pertimbangkan keseluruhan kemampuan siswa.

5. Konsistensi.

Penting untuk memberikan penilaian yang konsisten kepada seluruh siswa. Gunakan standar yang sama dalam penilaian untuk menghindari bias atau perlakuan yang tidak adil. Periksa kesamaan kualitas dalam penilaian antara siswa satu dengan siswa lainnya.
6. Perhatikan Perkembangan Siswa.

Selain memberikan nilai akhir, perhatikan juga perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Berikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan mereka. Pertimbangkan penggunaan penilaian formatif yang memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa secara terus-menerus.

7. Keterbukaan terhadap Diskusi.

Jika siswa memiliki pertanyaan atau keberatan mengenai penilaian, berikan kesempatan untuk berdiskusi dan memberikan klarifikasi. Jaga komunikasi terbuka dengan siswa untuk menghindari ketidakpuasan yang mungkin timbul.

8. Pertimbangkan Konteks Individu.

Ketahui konteks individu siswa, termasuk latar belakang, kebutuhan khusus, atau tantangan yang mereka hadapi. Ini dapat membantu dalam memahami dan menilai kemajuan siswa secara lebih holistik.

9. Catatan dan Dokumentasi.

Pastikan untuk mencatat dan mendokumentasikan hasil penilaian dengan cermat. Ini akan membantu dalam memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan bukti penilaian yang adil, dan memfasilitasi pelaporan kemajuan siswa kepada orang tua atau pihak yang berkepentingan lainnya.
10. Evaluasi Diri.

Melibatkan siswa dalam proses penilaian diri mereka sendiri dapat memberikan wawasan yang berharga tentang pemahaman mereka terhadap materi dan kemajuan mereka. Berikan kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan pencapaian mereka dan membuat rencana untuk meningkatkan prestasi mereka di masa depan.

Semua hal ini akan membantu menciptakan proses penilaian yang adil, transparan, dan bermakna bagi siswa dalam upaya meningkatkan pembelajaran mereka

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa

4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa

BlogPendidikan.net
- Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merujuka pada Bloom Taxonomy yang pertama kali  dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001. 

Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. 
Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif. Diimensi proses kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).

Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
Berikut 7 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa:

1. PENGETAHUAN FAKTUAL

Elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya.
- Pengetahuan tentang terminologi
- Pengetahuan tentang detail elemen yang spesifik
Contoh:
Kosakata teknis, simbol-simbol, musik, legenda peta, sumber daya alam pokok,
sumber-sumber informasi yang reliabel

2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL

Hubungan-hubungan antar elemen dalam struktur besar yang memungkinkan
elemennya berfungsi secara bersama-sama.
1. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Contoh: 
Bentuk-bentuk badan usaha; periode waktu geologi, Rumus Pythagoras, hukum
permintaan dan penawaran, Teori Evolusi, struktur pemerintahan desa.

3. PENGETAHUAN PROSEDURAL

Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu, mempraktekkan
metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, dan metode.
1. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
3. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Contoh:
Keterampilan melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan, teknik wawancara, penerapan metode ilmiah dalam pembelajaran, kriteria untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas metode.

4. PENGETAHUAN METAKOGNITIF

Metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,
kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk
mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai
informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.  
Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thinking

Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan strategi, pengetahuan tugas-tugas berpikir (kognitif) dan pengetahuan pribadi.
1. Pengetahuan strategis
2. Pengetahuan tentang tugas-tugas
3. Pengetahuan diri
Contoh:
Pengetahuan tentang suatu skema untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah. 

Pengetahuan tentang berbagai tes kognitif yang dibuat oleh pendidik, pengetahuan tentang beragam tugas kognitif Pengetahuan bahwa diri sendri kuat dalam mengkritis esay namun lemah dalam menulis esay, Pengetahuan tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki diri sendiri.

Demikian artikel tentang 4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penilaian Pengetahuan Mengukur Kompetensi Siswa, semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Arti Simbol Angka dan Huruf Dalam Memberi Nilai Pada Siswa

Arti Simbol Angka dan Huruf Dalam Memberi Nilai Pada Siswa

BlogPendidikan.net
- Yang dimaksud dengan menilai ialah kegiatan membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitatif.

Sebagai hasil penilaian sifat suatu objek berupa kualitas yang bersifat kuantitatif yang diberi simbol agar lebih dipahami. Simbol yang dipakai dalam penilaian untuk menyatakan nilai tersebut dapat berupa angka dan huruf.
Pemberian nilai terhadap siswa dari hasil ujian baik ulangan harian ataupun ulangan semester, ada yang memberikan nila capaian 10 jika jawaban benar semua, dan ada juga yang memberikan nilai 100 jika benar semua. 

Perlu Anda tahu bahwa pemberian nilai berdasarkan skala penilaian juga menentukan motivasi siswa, mengambil skala penilaian 1-10 berbeda yang dirasakan siswa dengan skala penilaian 10-100.
Berikut ini akan dijelaskan Arti Simbol Angka dan Huruf Dalam Memberi Nilai Pada Siswa:

Angka 1-10:

1 = amat buruk
2 = buruk
3 = amat kurang
4 = kurang
5 = tidak cukup
6 = cukup
7 = lebih cukup
8 = baik
9 = amat baik
10 = istimewa

Angka 10-100:

10 = amat buruk
20 = buruk
30 = amat kurang
40 = kurang
50 = tidak cukup
60 = cukup
70 = lebih cukup
80 = baik
90 = amat baik
100 = istimewa
Simbol Huruf:

Arti simbol huruf antara lain :
E = gagal
D = kurang/meragukan
C = cukup
B = baik
A = amat baik 

Berdasarkan rentang nilai

Ada cara yang digunakan untuk mengambil rata-rata dari huruf, yaitu dengan mentransfer nilai huruf tersebut menjadi nilai angka dahulu. Yang sering digunakan, satu nilai huruf itu mewakili satu rentangan nilai angka. Contohnya adalah sebagai berikut :

Arti simbol angka penilaian Angket Minat Siswa:

1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju

Arti simbol angka penilaian Kinarja Siswa:

5 = baik sekali 
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = kurang sekali

Arti simbol angka penilaian sikap Siswa:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Dalam penjelasan tentang Arti Simbol Angka dan Huruf Dalam Memberi Nilai Pada Siswa, mungkin belum mewakili semua tiga aspek penilaian, yang dijelaskan diatas adalah yang mendominasi dalam penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Untuk arti simbol huruf dan angka akan dijelaskan lebih detail lagi pada artikel berikutnya. Semoga artikel ini bermanfaat

11 Teknik Penilaian Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran

11 Teknik Penilaian Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. 

Dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat digunakan berbagai teknik penilaian di antaranya adalah: tes (tertulis, tes lisan, tes kinerja/tes praktik), observasi dan penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk dan portofolio.

Berikut ini 11 Teknik Penilaian Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran di Kelas yaitu :

1. Tes

Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. 

Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstrasikan/ menampilkan keterampilan. 

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.

2. Ulangan

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap.

Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. 

Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3. Observasi

Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. 

Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

4. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.

5. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas siswa. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. 

Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.

6.Projek

Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

7. Produk

Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

8. Inventori

Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.

9. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.

10. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.

11. Penilaian Antar Teman

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.

Demikian tentang 11 Teknik Penilaian Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran di Kelas, semoga artikel ini memberikan manfaat dan terima kasih.

Rujukan : Buku Penilaian Kelas Oleh Prof. Dr. Yetti Supriyati, M.Pd.

7 Penilaian Dalam Proses Pembelajaran Beserta Contoh Format dan Teknik Penilaiannya

7 Penilaian Dalam Proses Pembelajaran Beserta Contoh Format dan Teknik Penilaiannya

BlogPendidikan.net
- Pengertian penilaian sama dengan asesmen. Terdapat tiga kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran, penilaian  dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. 

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Dari sisi kemampuan yang dinilai, cakupan penilaian meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Dalam Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian dirumuskan dan dipilah secara eksplisit, baik pada SKL, KI, maupun KD.

Berikut 7 sistem penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 3013, disertai contoh dan teknik penilainnya, sebagai berikut :

1. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.

2. Penilaian Sikap

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga  sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku.

3. Tes Tertulis

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

4. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. 

5. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. 

6. Penilaian  Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. 

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

7. Penilaian Diri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas,  misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.

Dalam penjelasan diatas hanya pengertian-pengertian dari beberapa penilaian siswa, dan untuk lebih jelasnya Anda bisa mengunduhnya pada link diakhir tulisan ini. Ada 7 penilaian beserta contoh format dan teknik penilainannya.

7 Penilaian Dalam Proses Pembelajaran Beserta Contoh Format dan Teknik Penilaiannya >>> LIHAT DISINI

10 Penilaian Mengukur Tingkata Capaian Hasil Belajar Siswa

10 Penilaian Mengukur Tingkata Capaian Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan siswa diperlukan proses penilaian oleh guru terhadap siswa, sampai sejauh mana hasil belajar yang iya dapatkan.

Evaluasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, mengingat evaluasi sebagai salah satu alat untuk menilai dan mengukur tingkat kemampuan peserta didik, di samping memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada keseharian siswa. Kurikulum 2013 mengisyaratkan penting sistem penilaian diri, dimana peserta didik dapat menilai kemampuannya sendiri.

Penilaian pembelajaran adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Berikut 10 penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran :

1. Penilaian outentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan/awal (input), proses/kegiatan inti, dan keluaran/akhir (output) pembelajaran.

2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri

3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Demikian tulisan ini tentang 10 penilaian yang terdapat dalam proses pembelajaran untuk mengukur tingkat capain hasil belajar siswa. Terimakasih

Ada 4 Jenis Pemberian Nilai Siswa, Apa Saja !

BlogPendidikan.net - Pemberian nilai terhadap siswa dari hasil ujian baik ulangan harian atauppun ulangan semester, ada yang memberikan nila capaian 10 jika jawaban benar semua, dan ada juga yang memberikan nilai 100 jika benar semua. Perlu Anda tahu bahwa pemberian nilai berdasarkan skala penilaian juga menentukan motivasi siswa, menganbil skala penilaian 1-10 berbeda yang dirasakan siswa dengan skala penilaian 10-100. 

Untuk lebih memahami dibawah ini BlogPendidikan.net akan menjelaskan secara singkat 4 jenis pemberian nilai kepada siswa berdasarkan skala penilaian. Apa Saja !

Ada cara yang digunakan untuk mengambil rata-rata dari huruf, yaitu dengan mentransfer nilai huruf tersebut menjadi nilai angka dahulu. Yang sering digunakan, satu nilai huruf itu mewakili satu rentangan nilai angka. Contohnya adalah sebagai berikut :

Ada 4 Jenis Pemberian Nilai Siswa, Apa Saja !
Apa saja jenis penilaian yang dipakai guru saat memberikan nilai kepada siswa, berikut penjelasannya :

1. Menggunakan Skala Bebas

Skala bebas adalah skala yang tidak tetap, Adakalanya skor tertinggi 20, lain lagi 25, 50 dan yang lainnya. Semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dan skala yang digunakan tidak selalu sama.

2. Menggunakan Skala 1 – 10

Pada umumnya para guru cenderung menggunakan skala 1 – 10 dalam memberikan penilaian terhadap siswa. Ini berarti bahwa siswa yang mendapat nilai 10 adalah nilai yang tertinggi.

3. Menggunakan Skala 1 – 100

Dengan menggunakan skala 1 – 10 maka bilangan bulat yang ada masih menunjukkan penilaian yang agak kasar. Sebenarnya ada hasil prestasi yang berada di antara kedua angka bulat itu. Untuk itulah maka dengan menggunakan skala 1 – 100 dimungkinkan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat. Misalnya angka 6,4  dalam skala 1 – 10 biasanya dibulatkan menjadi 6, tetapi dalam skala 1 – 100 angka ini dituliskan angka bulat 64. 

4. Menggunakan Skala huruf

Selain menggunakan angka, pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf  A, B, C, D dan E. Jarak antara huruf  A dan B tidak dapat digambarkan sama dengan jarak antara B dan C, atau antara C dan D. Penggunaan huruf dalam penilaian akan terasa lebih tepat digunakan karena tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan. Huruf tidak menggambarkan kuantitas, tetapi dapat digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kualitas. 

Oleh karena itu, dalam mengambil jumlah atau rata-rata akan dijumpai kesulitan. Padahal dalam pengisian rapor kita tidak lepas dari pekerjaan mengambil rata-rata.