Showing posts with label Teori Belajar. Show all posts
Showing posts with label Teori Belajar. Show all posts

Teori Belajar Humanistik dan Langkah-langkah Pembelajarannya

Teori Belajar Humanistik dan Langkah-langkah Pembelajarannya

BlogPendidikan.net
- Teori belajar humanistik ini lebih menekankan pada diri siswa, untuk menjadikan manusia yang berkarakter dengan bahasa umumnya memanusiakan manusia.

Tentang Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik adalah perspektif psikologis yang menekankan studi tentang seseorang secara utuh. Psikolog humanistik melihat perilaku manusia tidak hanya melalui penglihatan pengamat, melainkan juga melalui pengamatan atas perilaku individu mengintegrasikan dengan perasaan batin dan citra dirinya.

Berdasarkan teori belajar humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan seorang manusia. Kegiatan belajar dianggap berhasil apabila si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya. Murid dalam proses belajar harus berusaha  agar secara perlahan dia mampu mencapai aktualisasi diri dengan baik.

Teori belajar humanistik ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku yang belajar, tidak dari sudut pandang pengamatan.

Penedekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. 

Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Penerapan Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa

Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. 

Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Adapun langkah-langkah proses pembelajaran humanistik adalah :
  1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
  2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif.
  3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
  4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
  5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
  6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
  7. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
  8. Membimbing siswa belajar secara aktif.
  9. Membimbing siswa untuk memahami hakikat makna dari pengalaman belajarnya. 
  10. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
  11. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep‐konsep baru ke situasi nyata. 
  12. Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya
  13. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Demikian artikel ini tentang Teori Belajar Humanistik dan Langkah-langkah Pembelajarannya semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Langkah-langkah dan Tahap Belajar Behavioristik Bagi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Langkah-langkah dan Tahap Belajar Behavioristik Bagi Siswa dalam Prose Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- istilah apakah yang sering digunakan untuk menyebut teori belajar behavioristik? Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat  diukur, dilukiskan dan diramalkan. 

Belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. 

Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau peserta didik. Peserta didik diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pendidik atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.

Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah tersetruktur rapi dan teratur, maka peserta didik atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. 

Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. 

Thorndike (Schunk) kemudian merumuskan peran yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yaitu : 
  1. Membentuk kebiasaan peserta didik. Jangan berharap kebiasaan itu akan terbentuk dengan sendirinya.
  2. Berhati-hati jangan sampai membentuk kebiasaan yang nantinya harus diubah, karena mengubah kebiasaan yang telah terbentuk adalah hal yang sangat sulit.
  3. Jangan membentuk kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.
  4. Bentuklah kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.
Dalam menerapkan teori Belajar Behavioristik ini perlu memahami beberapa langkah berikut sehingga, jika dalam praktiknya tidak mengalami kesulitan.

Berikut Langkah-langkah penerapan belajar Behavioristik dalam proses pembelajaran :
  • Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran. Kaitannya dengan ketercapaian pembelajaran yang diharapkan
  • Menganalisis lingkungan belajar berupa identifikasi pengetahuan awal (kompetensi yang sudah dicapai) dan karakteristik belajarnya (kebiasaan dan gaya belajar). Kaitannya dengan penyusunan materi dan penentuan strategi pembelajaran
  • Mengidentifikasi karakteristik materi yang akan dipelajari. Untuk melihat apakah materi berbasis teori, praktek atau gabungan keduanya. 
  • Menyusun materi pembelajaran menjadi sub-sub pokok bahasan. Kaitannya dengan pemilahan materi prasyarat dan materi inti. 
  • Menyajikan pembelajaran (pelaksanaan)
  • Memberikan stimulus kepada peserta didik (proses pembetukkan perilaku)
  • Mengamati serta mengkaji respons yang diberikan peserta didik (analisis respons)
  • Memberikan penguatan baik yang sifatnya positif maupun negatif (penguatan stimulus)
  • Menstimulasi ulang (stimulus diberikan secara continue) (pembiasaan/pengulangan)
  • Mengamati serta mengkaji respons dari peserta didik (analisis respons)
  • Memberi penguatan kembali
  • Mengevaluasi hasil belajar peserta didik
Selanjutnya Bagaimana Contoh Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Pembelajaran? Berikut contohnya :
  • Membiasakan peserta didik memberi salam ketika masuk kelas
  • Membiasakan peserta didik menjawab salam ketika orang lain memberi salam
  • Membiasakan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan baik pada waktu istirahat atau waktu lainnya.
  • Membiasakan berdoa sebelum belajar dan ini dilatih bukan hanya saat berada di kelas tetapi dimana saja setiap melakukan sesuatu diawali dengan doa. 
  • Membiasakan peserta didik membuang sampah ditempatnya 
  • Membiasakan peserta didik memungut sampah ketika ada didekatnya
  • Membiasakan peserta didik mendengarkan lawan bicara sampai selesai barulah dia berucap/menjawab/berbicara
  • Membiasakan mencium tangan kedua orang tua sebelum berangkat ke sekolah dan ke mana saja 
  • Membiasakan memotong kuku setiap hari jumat (perilaku hidup bersih dan sehat)
  • Membiasakan peserta didik mengucapkan kata terima kasih jika mendapatkan sesuatu
  • Membiasakan mengucapkan kata maaf jika bersalah
  • Membiasakan gosok gigi dua kali sehari (pagi dan malam hari)
  • Membiaskan mandi dua kali sehari (jika kondisi sehat)
  • Membiasakan menulis dengan rapi
  • Membiasakan cara memegang pensil yang baik (artinya anak tidak mengalami kesulitan saat menulis hanya karena cara dia yang agak keliru)
  • Membiasakan memegang makanan dan minuman dengan tangan kanan
  • Membiaskan menghafal pancasila sebelum pelajaran dimulai (pelajaran PKn khusus kelas rendah)
  • Membiasakan menghafal surat-surat pendek minimal satu surat sebelum mulai belajar (pelajaran agama)
  • Membiasakan mengucapkan kata alhamdulillah jika sudah melakukan berbagai aktivitas
Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Mengenal Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para Ahli

Mengenal Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para Ahli

BlogPendidikan.net
- Banyak teori belajar yang berkembang saat ini, yang memberikan penjelasan tentang bagaimana teori dalam belajar diterapkan. Teori-teori ini mendasari bagaimana manusia melakukan proses belajar untuk mencapai hasil yang mereka inginkan. Semua teori belajar tersebut memberikan sumbangsi pemahaman pada kita bagaimana siswa belajar.

Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar (siswa), sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur. (wikipedia).

Berikut ini berbagai teori belajar dan pembelajaran yang ada menurut para ahli :

1. Teori Deskriptif dan Teori Preskriptif

Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif, preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memeriksa proses belajar.

Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau sebagaimana seseorang belajar. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

2. Teori Behaviouristik

Teori behaviouristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behaviouristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. 

Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut suatu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.

3. Teori Kognitif

Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak  selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.

4. Teori Konstruktivistik

Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamnnya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. 

Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu kunstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. 

5. Teori Humanistik

Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.

6. Teori Sibernetik

Teori sibernetik menekankan bahwa belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.

7. Teori Kecerdasan Ganda

Kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Gardner yang kemudian dikembangkan oleh para tokoh lain, terdiri dari kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematik, keserdasan visual/ruang, kecerdasan tubuh/gerak tubuh, kecerdasan musical/ritmik, keceedasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan  eksistensial, perlu dilatihkan dalam rangka mengembangkan keterampilan hidup. 

semua kecerdasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. komposisi keterpaduannya berbeda-beda pada masing-masing orang dan pada masing-masing budaya, namun secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.

Dari berbagai teori tentang belajar dan pembelajaran tersebut dapat memberikan gambaran pada kita bahwa, segala bentuk proses belajar dan pembelajaran ada teori yang mendasari proses belajar tersebut dan masih banyak teori-teori belajar yang lainnya. Terima kasih.


Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.