Durasi Pembelajaran Tatap Muka Tak Lebih Dari Tiga Jam, Tanpa Istirahat

Durasi Pembelajaran Tatap Muka Tak Lebih Dari Tiga Jam, Tanpa Istirahat

BlogPendidikan.net
- Proses kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri I Slawi mendapat perhatian dari dewan guru dan komite sekolah. Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, pihak sekolah juga membentuk Tim Gugus Tugas Covid-19 tingkat sekolah.

Kepala SMP Negeri I Slawi Alfatah, Selasa (14/7) mengatakan, SMP Negeri I Slawi telah menyiapkan 18 ruang kelas untuk proses kegiatan belajar mengajar kelas 7. Agar para siswa belajar dengan tenang, pihak sekolah melalui Tim Gugus Tugas Covid-19 tingkat sekolah telah menjalin kerja sama dengan dinas kesehatan melalui Puskesmas Slawi.

"Meski durasi waktu pembelajaran tatap muka di tingkat SMP tidak lebih dari tiga jam, tanpa jeda istirahat tapi telah kami persiapkan secara matang," katanya.

Sesuai Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Nomor 800/04/60185 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka Tahun Pelajaran 2020/2021, pembelajaran tatap muka tingkat SMP dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.

Pihak sekolah membuat pedoman teknis kegiatan belajar mengajar selama enam hari ke depan. Tak berbeda dengan MPLS SD, kegiatan siswa baru di hari pertama masuk sekolah ini dimanfaatkan untuk perkenalan guru dan siswa, di samping penyampaian wawasan wiyata mandala. 

Guna mencegah terjadinya penularan Covid-19, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan. Sejak dari gerbang masuk sekolah, setiap siswa wajib melakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer tembak. Siswa kemudian diarahkan untuk mencuci tangannya dengan sabun dan air mengalir sebelum masuk ke kelas.

“Di sini, kami sudah membentuk satuan tugas khusus penanganan Covid-19 tingkat sekolah. Anggotanya terdiri dari guru, tenaga pendidik dan komite sekolah,” tambahnya.

Bahkan setiap hari, lanjut Alfatah, seluruh ruang kelas setelah selesai untuk proses kegiatan belajar dilakukan penyemprotan disinfektan. Siswa pulang secara bergantian perkelas, sehingga siswa tidak menumpuk. Pihak sekolah juga sudah menyampaikan ke orang tua siswa, untuk melakukan antar jemput pada anaknya.

Selama proses ini berlangsung, pihak puskesmas memberikan pendampingan penegakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Pihak sekolah juga menerapkan kebijakan penjarangan dengan mengisi setiap kelasnya maksimal separuh dari kapasitas normal.

Saat ini ada 18 ruang kelas yang dibuka untuk menampung siswa kelas tujuh. Dari 292 siswa baru kelas tujuh, seluruhnya berangkat sekolah. Meski demikian, pihak sekolah memberikan kelonggaran atau bahkan prioritas bagi peserta didik yang sakit untuk belajar dari rumah, termasuk siswa yang tidak diizinkan orang tuanya berangkat sekolah.

Pihak sekolah tidak akan memaksakan mereka untuk hadir, semua demi keselamatan bersama.
Mengingat ini hal baru, pihak sekolah masih terus melakukan penyesuaian atau adaptasi pada kebiasaan baru. Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, pihaknya akan mengevaluasi penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolahnya dan berharap semuanya bisa segera menyesuaikan.

(Sumber: radartegal.com)

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments