Daftar Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik Dalam Pendaftaran PPPK Jabatan Fungsional Guru

Daftar Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik Dalam Pendaftaran PPPK Jabatan Fungsional Guru

BlogPendidikan.net
- Berdasarkan Surat Edaran Dirgen GTK Nomor 1311/B.B1/HK.04.01/2024 tentang Daftar Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik Dalam Pendaftaran PPPK Jabatan Fungsional Guru.

Dalam rangka pendaftaran seleksi calon Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk Jabatan Fungsional (JF) Guru Tahun 2024, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut.

1. Persyaratan Calon PPPK untuk JF Guru harus memiliki kualifikasi akademik Sarjana (S-1)/Diploma Empat (D-IV) dan/atau sertifikat pendidik.

2. Calon PPPK untuk JF Guru mendaftar sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.

3. Apabila tidak memiliki sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada angka 2, maka Calon PPPK untuk JF Guru mendaftar sesuai dengan kualifikasi akademik Sarjana (S-1)/Diploma Empat (D-IV) yang dimilikinya.

Jadi, syarat melamar PPPK jabatan guru tahun 2024 adalah memiliki kualifikasi akademik  Sarjana/S-1 atau Diploma IV dan atau sertifikat pendidik.

Bagi yang tidak memiliki sertifikat pendidik, bisa melamar dengan menggunakan ijazah Sarjana/S-1/D-4.


Berikut Daftar Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik Dalam Pendaftaran PPPK Jabatan Fungsional Guru, bisa Anda lihat dan Unduh >>> DISINI

Permendagri Nomor 10 Tahun 2024 Tentang Pakaian Dinas ASN, PNS dan PPPK Tidak Ada Perbedaan

Permendagri Nomor 10 Tahun 2024 Tentang Pakaian Dinas ASN, PNS dan PPPK Tidak Ada Perbedaan

BlogPendidikan.net
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara.

Peraturan ini secara khusus mengatur mengenai pakaian dinas yang harus digunakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Peraturan ini mengatur secara detail mengenai jenis pakaian dinas, atribut, serta tata cara penggunaannya. Tujuannya adalah untuk memberikan keseragaman dan identitas bagi ASN dalam melaksanakan tugas kedinasan.

Aturan terkait seragam kerja di lingkungan ASN ini sempat membuat polemik. Khususnya terkait seragam berwarna putih hitam yang identik digunakan oleh pegawai PPPK.

Polemik tersebut muncul setelah pemerintah sering mendapatkan kritik tajam dalam beberapa kali Rapat Kerja bersama DPR RI terkait adanya perbedaan pakaian dinas tersebut. Melalui peraturan tersebut, ke depannya pakaian di lingkungan ASN tidak ada lagi perbedaan.

Pasalnya, dalam Permendagri Nomor 10 Tahun 2024 yang resmi diterbitkan dan ditandatangani Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian pada 25 Juli 2024 itu seragam PNS dan PPPK di lingkungan kerja telah disamakan.

Sehingga tidak ada lagi perbedaan dalam seragam dan menjadikan PNS dan PPPK memiliki seragam yang setara dan menjadikannya tetap sama tidak ada perbedaan karena sama-sama berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Permendagri Nomor 10 Tahun 2024 Tentang Pakaian Dinas ASN >>> UNDUH

Contoh Isian Dokumen Tindak Lanjut Observasi Kelas di Pengelolaan Kinerja PMM 8 Indikator

Contoh Isian Dokumen Tindak Lanjut Observasi Kelas di Pengelolaan Kinerja PMM

BlogPendidikan.net
- Tindak lanjut observasi kelas dalam pengelolaan kinerja PMM adalah langkah penting untuk memastikan bahwa hasil observasi kelas dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tindak lanjut ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

1. Diskusi dengan guru yang diobservasi: Guru yang diobservasi dapat didiskusikan dengan guru pengamat untuk membahas hasil observasi, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan membuat rencana tindak lanjut.

2. Pelatihan atau pengembangan profesional: Guru yang diobservasi dapat mengikuti pelatihan atau pengembangan profesional untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Observasi lanjutan: Guru yang diobservasi dapat diobservasi lagi di kemudian hari untuk melihat apakah ada kemajuan dalam praktik pembelajaran mereka.

Tindak lanjut observasi kelas adalah bagian penting dari proses pengelolaan kinerja PMM. Dengan melakukan tindak lanjut yang efektif, guru dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa mereka.

Berikut adalah contoh cara mengisi kegiatan refleksi.

A. Apa tantangan yang  Anda hadapi untuk melakukan praktik kinerja yang direncanakan selama observasi kelas?

1. Aktivitas Interaktif

Peserta didik masih belum optimal menjalankan perannya dalam kelompok. Hal ini terlihat dari beberapa anggota kelompok yang masih belum memiliki peran dalam kelompoknya. Berdasarkan hal tersebut saya ingin meningkatkan kinerja terkait efektivitas pembagian peran murid dalam kelompok. Hal tersebut dikarenakan peran yang saya bagikan tidak sesuai dengan keinginan mereka. Ke depannya saya akan menerapkan kesepakatan kelas terkait peran murid dalam kelompok ini. Tujuannya agar murid dapat menjalankan peran sesuai minatnya.

2. Penerapan Disiplin Positif

Dalam kegiatan refleksi anak-anak terlihat kurang aktif memberikan respon umpan balik, saya perhatikan ada beberapa anak yang terlihat acuh tak acuh bahkan sebagian malah bermain dengan temannya. Dampaknya kesepakatan kelas yang sudah disepakati tidak terlaksanana dengan baik. Kedepannya nanti saya akan lebih mendengarkan pandangan peserta didik tentang hal-hal dalam berdikusi sehingga terwujud dinamika kelas yang disepakati.

3. Keteraturan Suasana Kelas

Komunikasi positif yang saya bangun belum bisa sepenuhnya meningkatkan hubungan yang menyenangkan dengan peserta didik saya. Hal ini terbukti masih ada beberapa peserta didik yang memiliki rasa kurang percaya diri. Hal ini disebabkan karena kemampuan saya dalam melakukan manajemen kelas utamanya menciptakan pembelajaran yang kondusif tanpa gangguan di kelas belum bisa maksimal. Kedepan saya akan lebih memastikan supaya pembelajaran di kelas bisa terlaksana secara kondusif sehingga membuat peserta didik lebih merasa dihargai dan bermakna.

4. Perhatian & Kepedulian

Dalam diskusi penyampaian pendapat belum berjalan dengan aktif. Hanya beberapa anak saja yang mau terlibat aktif. Itupun anaknya tetap itu- itu saja. Hal ini disebabkan karena saya mengabaikan pendapat atau perasaan beberapa peserta didik saya. Saya masih memberikan penilaian negatif terhadap pendapat beberapa peserta didik yang saya nilai bandel di kelas. Kedepan saya akan lebih memberikan perhatian penuh ketika ada peserta didik yang berbicara agar bisa menumbuhkan kepercayaan diri untuk mengaktualisasi kompetensi mereka.

5. Ekspektasi pada Peserta Didik

Dari 36 peserta didik di kelas yang saya ampu, ada 7 anak yang belum bisa menceritakan apa cita-cita mereka di masa depan. Bahkan ada yang menjawab "tidak tau". Hal ini disebabkan karena saya sering menyebutkan potensi peserta didik yang terlihat menonjol saja. Anak-anak yang kurang menonjol kadang terabaikan. Kedepan saya akan lebih mengkomunikasikan harapan positif terhadap semua peserta didik secara setara dan tanpa deskriminasi.

6. Instruksi yang Adaptif

Saya merasa bahwa peserta didik kurang responsif terhadap pembelajaran yang saya sampaikan meskipun anak-anak terlihat patuh dan menyimak. Hal ini disebabkan karena saya memulai pembelajaran langsung dengan menjelaskan materi tanpa melakukan apersepsi untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik. Kedepan saya akan memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik, dari kegiatan ini saya bisa melakukan penyesuaian pembelajaran berdasarkan respon peserta didik.

7. Instruksi Pembelajaran

Saat pembelajaran berlangsung, anak gaduh dan bosan terhadap pembelajaran yang saya sampaikan padahal waktu KBM masih kurang satu jam. Hal ini disebabkan karena saya kurang menarik dalam menampilkan media atau visualisasi materi kepada peserta didik. Saya terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran dengan ceramah. Kedepan saya akan menggunakan media yang lebih menarik perhatian peserta didik dan juga visualisasi materi yang memang disukai oleh anak-anak seusianya.

8. Umpan Balik Konstruktif

Saya merasa bahwa motivasi belajar peserta didik menurun. Fokus belajar anak juga tidak lama. Hal ini disebabkan karena dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik, saya masih menggunakan kata-kata yang sulit dipahami oleh peserta didik. Untuk kedepan, dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik saya akan menggunakan pertanyaan yang mudah dipahami anak-anak sehingga pertanyaan yang saya ajukan bisa memunculkan ide-ide perbaikan.

B. Apa upaya-upaya yang ingin Anda lakukan untuk mencapai tujuan tindak lanjut tersebut

Membicarakan langkah-langkah peningkatan kualitas praktik pembelajaran saya dengan atasan (Kepala Sekolah).

Mendiskusikan dengan teman sejawat terkait langkah-langkah meningkatkan kualitas praktik pembelajaran.

Melakukan praktik simulasi dengan rekan guru lainnya atau dengan guru penggerak di sekolah lain terkait restitusi.

Melihat praktik pembelajaran rekan sejawat yang berhasil dalam pengelolaan dinamika kelas dan menerapkan kesepakatan kelas.

Merekam pembelajaran sendiri dan melakukan refleksi dan meminta umpan balik rekan sejawat serta meminta umpan balik pembelajaran dari peserta didik.

C. Kapan Anda akan melakukan aksi tindak lanjut?

Bulan yang disarankan untuk melakukan aksi tindak lanjut  adalah  pada Bulan Maret - Mei 2024.

Catatan:  diusahakan pertengahan bulan Mei 2024 semua aksi tindak lanjut sudah diselesaikan.

D. Apa dukungan yang Anda butuhkan untuk melakukan upaya tindak lanjut?

Kebutuhan dukungan (apa/siapa) yang dibutuhkan, guru dapat memilih salah satu dari ke-6 dukungan yang telah disediakan. Selain mengisi refleksi, pada tahap pengisian dokumen tindak lanjut, guru juga diminta memilih Pilihan Belajar dari Platform Merdeka Mengajar (PMM). Pada bagian ini, guru cukup memilih topik yang ingin dipelajari di PMM sesuai dengan fokus observasi yang ingin ditingkatka. Pada pilihan belajar dari PMM, guru diminta mengisi periode tindak lanjut dan dukungan yang dibutuhkan untuk melakukan upaya tindak lanjut.

Catatan:

Pilih Minimal 1 Topik dan tidak wajib hingga AKSI NYATA (belajar modul+post test) 
Rekomendasi belajar di luar PMM bersifat opsional (boleh diisi/tidak)

Alat Musik Tradisional Nusantara

Alat Musik Tradisional Nusantara

BlogPendidikan.net
- Alat musik tradisional Nusantara merupakan cerminan dari keberagaman budaya dan kekayaan seni yang dimiliki Indonesia. 

Setiap daerah memiliki ciri khas alat musiknya masing-masing, yang seringkali terinspirasi dari alam sekitar, kehidupan sehari-hari, atau kepercayaan masyarakat.

Beberapa Contoh Alat Musik Tradisional Nusantara

Mari kita bahas beberapa alat musik tradisional yang populer dan unik dari berbagai daerah di Indonesia:

Gamelan (Jawa Tengah):

Merupakan seperangkat alat musik perkusi yang terdiri dari berbagai jenis bonang, gong, saron, dan sebagainya.

Suara gamelan yang khas seringkali digunakan dalam pertunjukan wayang kulit dan berbagai upacara adat.

Angklung (Jawa Barat):

Alat musik bambu yang menghasilkan bunyi dengan cara digoyangkan.
Angklung sering digunakan dalam pertunjukan musik dan tari tradisional

Sasando (Nusa Tenggara Timur):

Alat musik petik yang terbuat dari bambu dan daun lontar.
Sasando memiliki suara yang lembut dan merdu.

Kolintang (Sulawesi Utara):

Alat musik perkusi yang terbuat dari bilahan kayu yang dipukul dengan pemukul.
Kolintang menghasilkan suara yang meriah dan sering digunakan dalam acara-acara adat.

Tifa (Maluku):

Drum besar yang terbuat dari kayu dan kulit hewan.
Tifa digunakan untuk mengiringi tarian dan upacara adat di Maluku

Keunikan dan Fungsi Alat Musik Tradisional

Fungsi Religi: Banyak alat musik tradisional digunakan dalam upacara keagamaan dan ritual adat.

Fungsi Sosial: Alat musik menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan komunikasi antar anggota masyarakat.

Fungsi Hiburan: Alat musik digunakan untuk mengiringi tarian, lagu, dan pertunjukan seni lainnya.

Upaya Pelestarian

Dalam era globalisasi, pelestarian alat musik tradisional menjadi semakin penting. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

Pendidikan: Memperkenalkan alat musik tradisional kepada generasi muda sejak dini.
Pengembangan Kreativitas: Menggabungkan alat musik tradisional dengan genre musik modern.
Pemanfaatan Teknologi: Merekam dan mendokumentasikan alat musik tradisional dalam bentuk digital.

Unduh file book Alat Musik Tradisional Nusantara >>> UNDUH

Poster Pendidikan, Pahlawan Nasional Indonesia

Poster Pendidikan, Pahlawan Nasional Indonesia

BlogPendidikan.net
- Pahlawan Nasional Indonesia adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh negara kepada warga negara Indonesia yang telah berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara. 

Jasa-jasa mereka bisa berupa perjuangan dalam merebut kemerdekaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, seni, budaya, atau bidang lainnya yang memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia.

Proses Penetapan Pahlawan Nasional

Proses penetapan seseorang sebagai Pahlawan Nasional cukup panjang dan melibatkan beberapa tahap, antara lain:

Usulan: Usulan penetapan Pahlawan Nasional bisa diajukan oleh siapa saja, baik individu maupun kelompok.

Penyelidikan: Usulan tersebut kemudian diselidiki oleh tim ahli sejarah dan tokoh masyarakat.

Sidang Tim Pengkaji: Tim pengkaji akan melakukan sidang untuk membahas dan memutuskan apakah usulan tersebut memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Pengesahan Presiden: Jika disetujui oleh tim pengkaji, usulan tersebut akan diajukan kepada Presiden untuk mendapatkan pengesahan.

Penetapan dan Upacara: Setelah mendapatkan pengesahan dari Presiden, akan diadakan upacara penetapan Pahlawan Nasional.

Untuk mendownload poster pendidikan Pahlawan Nasional Indonesia Bisa Anda download pada link dibawah ini.
Canva >> UNDUH
PDF >> UNDUH

Rumah Adat Nusantara Poster Pendidikan

Rumah Adat Nusantara Poster Pendidikan

BlogPendidikan.net
- Rumah adat Nusantara adalah cerminan dari keberagaman budaya dan kekayaan sejarah Indonesia. 

Setiap daerah memiliki rumah adat yang khas, dengan bentuk, material, dan filosofi yang berbeda-beda.

Perbedaan ini mencerminkan kondisi geografis, sosial, dan budaya masyarakat setempat.

Mengapa rumah adat penting?
  • Identitas Budaya: Rumah adat adalah simbol identitas dan jati diri suatu suku bangsa.
  • Kearifan Lokal: Terdapat nilai-nilai filosofi dan kearifan lokal yang terkandung dalam setiap detail rumah adat.
  • Warisan Budaya: Rumah adat merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan untuk generasi mendatang.
Beberapa Contoh Rumah Adat Nusantara:

1. Rumah Gadang (Sumatera Barat):

Bentuknya yang unik dengan gonjong (atap runcing) menjulang tinggi menjadi ciri khas rumah gadang.

Simbol kemakmuran dan status sosial pemilik.

2. Rumah Betang (Kalimantan):

Rumah panjang yang menjadi tempat tinggal bersama bagi banyak keluarga.

Mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan.

3. Joglo (Jawa Tengah):

Rumah dengan atap limasan yang kokoh dan megah.

Simbol kesatuan antara manusia dengan alam semesta.

Berikut ini Poster Rumah Adat Nusantara bisa Anda download pada link >>> UNDUH (Canva) 
UNDUH (PDF)

File poster ini masih dalam aplikasi canva, nanti selanjutnya Anda mengunduhnya sesuai yang diinginkan, ukuran poster 61 x 76 cm.

8 Sub Indikator Dalam Praktik Kinerja Guru dan Isian Upaya Mempelajarinya

8 Sub Indikator Dalam Praktik Kinerja Guru dan Isian Upaya Mempelajarinya

BlogPendidikan.net
- Pada tahap ini, Anda melakukan pemilihan indikator Praktik Kinerja yang relevan untuk menjadi fokus peningkatan kinerja. 

Pemilihan indikator ini dapat merujuk pada rekomendasi Indikator yang direkomendasikan melalui Rapor Pendidikan di Satuan pendidikan, mencakup aspek-aspek kritis dari proses pembelajaran. 

Anda juga memiliki fleksibilitas untuk memilih indikator lainnya yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan spesifik satuan pendidikan. 

Keseluruhan, keterkaitan antara Indikator Rapor Pendidikan dan Pengelolaan Kinerja membantu membimbing Guru dalam merencanakan strategi peningkatan kinerja yang efektif.
Indikator D1 Kualitas Pembelajaran memiliki 8 turunan Sub Indikator dalam Praktik Kinerja mulai dari Keteraturan Suasana Kelas hingga Instruksi Pembelajaran. 

Guru hanya dapat memilih satu sub indikator yang akan ditingkatkan melalui Siklus Peningkatan Kinerja. Pilihan indikator dapat diubah sesuai dengan prioritas pendidikan nasional.

Berikut 8 Sub Indikator Dalam Praktik Kinerja Guru di Pengelolaan Kinerja PMM dan Contoh Isian Upaya Mempelajarinya.

1. Penerapan Disiplin Positif

Indikator ini berfokus pada upaya menerapkan prinsip disiplin positif untuk mengelola perilaku dan kebiasaan kelas yang disepakati bersama 

Perilaku kerja yang bisa dipilih yaitu melakukan refleksi dinamika kelas untuk menerapkan kesepakatan kelas, melakukan penguatan positif terhadap perilaku yang sesuai kesepakatan kelas.

Upaya mempelajari

Guru memfasilitasi siswa untuk menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya (restitusi). 

2. Keteraturan Suasana Kelas

Keteraturan suasana kelas berfokus pada upaya guru dalam membangun suasana kelas yang kondusif untuk proses belajar dengan meminimalisir gangguan yang bisa mengalihkan perhatian siswa dari aktivitas belajar

Dalam prakteknya, guru dapat memilih fokus perilaku yang akan dipraktekkan dan dinilai oleh  atasan antara lain melakukan komunikasi positif untuk membangun suasana kelas yang kondusif.

Upaya mempelajari

Guru juga bisa melakukan strategi pengelompokan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa dalam belajar, dan mengingatkan akan kesepakatan kelas /aturan yang disepakati.

3. Umpan Balik Konstruktif

Indikator dukungan psikologis ini menekankan pada upaya guru dalam memberikan umpan balik atau menyampaikan informasi tentang kemajuan proses dan capaian pembelajaran kepada siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar intrinsik.

Upaya mempelajari

Guru bisa menunjukkan perilaku ini dengan memberikan umpan balik yang spesifik sesuai tujuan, ataupun umpan balik yang lebih berfokus pada proses atau usaha siswa, dan mendiskusikan umpan balik dengan siswa.

4. Perhatian dan Kepedulian

Indikator ini berfokus pada upaya guru dalam memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan kebutuhan belajar setiap siswa untuk  menumbuhkan motivasi belajar intrinsik

Upaya mempelajari

Dalam praktik kinerja, guru bisa menunjukkan empati, menunjukkan pemahaman terhadap kebutuhan, kondisi  dan karakteristik siswa, dan guru menghargai usaha yang ditunjukkan siswa.

5. Ekspektasi pada Peserta Didik 

Upaya mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi kepada semua dan setiap siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar intrinsik 
Dalam menerapkan indikator ini guru dapat mengkomunikasikan harapannya yang tinggi terhadap masa depan seluruh siswa.

Upaya mempelajari

Guru juga bisa mengkomunikasikan harapan positif terhadap semua siswa secara setara dan tanpa diskriminasi dan memberikan tantangan yang bermakna disertai motivasi untuk mencapainya.

6. Aktivitas Interaktif

Aktivitas interaktif termasuk dalam kategori metode pembelajaran, yang menekankan pada upaya untuk meningkatkan interaksi atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa untuk peningkatan efektivitas pembelajaran.

Fokus perilaku kerja yang bisa ditunjukkan guru yaitu memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang memberi peran pada semua siswa.

Upaya mempelajari

Guru bisa  mengajukan pertanyaan yang menstimulasi proses diskusi dan berpikir kritis, dan memfasilitasi terjadinya diskusi kelompok yang interaktif, kritis dan inklusif.

7. Instruksi yang Adaptif

Indikator praktik kinerja ini berfokus pada penyesuaian praktik pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa (pembelajaran berdiferensiasi).

Perilaku yang bisa dilakukan guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang responsif berdasarkan respon siswa.

Upaya mempelajari

Guru menyesuaikan desain pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa yaitu dengan  menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan melakukan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa misalnya dengan mengkomunikasikan hasil asesmen formatif.

8. Instruksi Pembelajaran

Dalam indikator ini dilihat kemampuan guru dalam menjelaskan konsep pembelajaran menggunakan demonstrasi, ilustrasi atau contoh  yang relevan dan konstekstual sehingga memudahkan siswa memahami materi  pembelajaran

Indikator penilaiannya bisa  dilihat dari penjelasan guru yang mudah dipahami.

Upaya mempelajari

Pemberian contoh yang kontekstual, relevan dengan kehidupan sehari hari, dan kemampuan guru menyampaikan penjelasan secara terstruktur dan logis.

Demikian tulisan tentang 8 Sub Indikator Dalam Praktik Kinerja Guru, semoga bermanfaat.

Formulir Observasi A, B, C dan D Praktik dan Pelaksanaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Periode 2

Formulir Observasi A, B, C dan D Praktik dan Pelaksanaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Periode 2

BlogPendidikan.net
- Formulir Observasi A, B, C dan D ini merupakan alat yang digunakan dalam sistem penilaian kinerja guru dan kepala sekolah. 

Masing-masing formulir memiliki tujuan dan fokus yang berbeda, namun secara keseluruhan bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kinerja individu tersebut.

Berikut penjelasan formulir Observasi A, B, C dan D pelaksanaan kinerja guru dan kepala sekolah.

Formulir A: Biasanya digunakan untuk diskusi persiapan sebelum observasi dilakukan. Diskusi ini melibatkan guru/kepala sekolah yang akan diobservasi dan pengamat (biasanya kepala sekolah atau pengawas). Tujuannya adalah untuk menyepakati aspek-aspek yang akan diamati dan indikator keberhasilannya.
Formulir B: Digunakan selama proses observasi berlangsung. Pengamat mencatat secara langsung apa yang terjadi di kelas atau selama pelaksanaan tugas.

Formulir C: Digunakan untuk memberikan umpan balik kepada guru/kepala sekolah setelah observasi. Umpan balik ini berisi penilaian terhadap kinerja yang telah ditunjukkan, baik yang sudah baik maupun yang perlu diperbaiki.

Formulir D: Merupakan refleksi dari guru/kepala sekolah terhadap hasil observasi dan umpan balik yang diberikan. Guru/kepala sekolah diminta untuk merencanakan langkah-langkah perbaikan dan pengembangan diri.

Kegunaan Formulir Observasi

1. Meningkatkan Kinerja

Dengan adanya umpan balik yang konstruktif, guru dan kepala sekolah dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas kinerja.

2. Mengembangkan Profesi

Observasi dapat membantu guru dan kepala sekolah untuk mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
3. Memenuhi Standar

Observasi digunakan untuk memastikan bahwa kinerja guru dan kepala sekolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4. Membuat Keputusan

Hasil observasi dapat menjadi dasar untuk mengambil keputusan, seperti pemberian penghargaan, pengembangan karir, atau program perbaikan.

Komponen Umum dalam Formulir Observasi

Indikator Kinerja: Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja, misalnya penguasaan materi, keterampilan mengajar, kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dll.

Skala Penilaian: Skala yang digunakan untuk memberikan penilaian, misalnya skala Likert (sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang).

Catatan Observasi: Ruang untuk menuliskan catatan selama proses observasi.

Umpan Balik: Ruang untuk memberikan komentar dan saran perbaikan.

Rencana Tindak Lanjut: Ruang untuk menuliskan rencana perbaikan yang akan dilakukan oleh guru/kepala sekolah.

Untuk mendownload Formulir Observasi A, B, C dan D Praktik dan Pelaksanaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Periode 2 pada link dibawah ini.

Untuk format Formulir A, B, C dan D Pelaksanaan Kinerja Kepala Sekolah, bisa Anda Download >>> DISINI

Untuk format Formulir observasi A, B, C dan D Pelaksanaan Kinerja Guru, bisa Anda Download >>> DISINI

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat, dan terimakasih telah berkunjung ke website kami.

Langkah-langkah Menentukan Perencanaan Kinerja Guru Periode Dua Pengelolaan KInerja PMM

Langkah-langkah Menentukan Perencanaan Kinerja Guru Periode dua Pengelolaan KInerja PMM

BlogPendidikan.net
- Pengelolaan kinerja guru periode 1 telah berakhir pada bulan juni dengan ditandai dikirimnnya dokumen evaluasi kinerja, selanjutnya memasuki pelaksanaan kinerja periode 2 di pengelolaan kinerja PMM yang dimulai pada bulan juli.

Perencanaan Kinerja merupakan tahap awal dalam Pengelolaan Kinerja. Pada tahap ini, Guru diminta untuk menyusun Perencanaan Kinerja sebelum batas waktu yang dianjurkan, yaitu pada awal bulan setiap semester. 
Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan Guru dalam berdiskusi dengan Kepala Sekolah guna melakukan evaluasi dan penyesuaian yang lebih efektif terhadap penyusunan Perencanaan Kinerja.

Berikut ini langkah-langkah dalam pelaksanaan kinerja guru periode 2 di pengelolaan kinerja PMM.

1. Pastikan atasan/Kepala Sekolah telah memulai dan mengkonfirmasi pelaksanaan kinerja guru pada periode 2.

2. Guru dapat memulai menentukan perencanaan kinerja setelah atasan mengkonfirmasi pelaksanaan kinerja periode 2.

3. Klik tombol mulai, selanjutnya akan di perlihatkan data guru untuk di sesuaikan, jika telah sesuai klik untuk memulai perencanaan kinerja.

3. Pada langkah ke tiga ini, guru memilih sub indikator berdasarkan rekomendasi dari capaian rapor pendidikan di satuan pendidikan masing-masing, pilih satu sub indikator yang di rekomendasikan.
4. Selanjutnya, guru menentukan rencana hasil kerja (RHK) dipilih sesuai komeptensi yang dimiliki yang dibuktikan dengan sertifilat, laporan dan dokumentasi. Poin minimal yang harus di peroleh pada RHK adalah 32 Poin.

5. Setelah RHK di tentukan, selanjutnya memilih tugas tambahan atau peran ekstra yang diberikan oleh atasan/Kepala Sekolah yang dibuktikan dengan Surat Keputusan atau Surat Tugas.

6. Langkah selanjutnya, mengisi 7 poin perilaku kerja. Perilaku kerja bagi Guru merujuk pada tindakan atau sikap dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di satuan pendidikan. Guru diminta untuk memilih perilaku kerja berdasarkan aspek yang ingin diprioritaskan setiap periode.

7. Rangkuman. Rangkuman merupakan tahap akhir dalam penyusunan kinerja sebelum dikumpulkan kepada Atasan Anda. 

Guru dapat melakukan pengecekan kembali seluruh Perencanaan Kinerja yang telah disusun. Perlu diketahui, perencanaan yang sudah dikumpulkan tidak dapat dilakukan perubahan kembali. 

Namun, Guru dapat meminta Atasan untuk mengubah Rencana Hasil Kerja sebelum disepakati.

Demikian artikel tentang bagaimana Langkah-langkah Menentukan Perencanaan Kinerja Guru Periode dua Pengelolaan KInerja PMM, semoga bermanfaat.

Download Pakta Integritas PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024

Download Pakta Integritas PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024

BlogPendidikan.net
- Pakta Integritas PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024 adalah dokumen pernyataan yang dibuat oleh peserta seleksi PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024.

Tujuan

Pakta Integritas ini dibuat dengan tujuan untuk:
  1. Menyatakan kesungguhan dan kesediaan peserta seleksi untuk mengikuti seluruh tata tertib proses seleksi PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024.
  2. Menyatakan bahwa peserta seleksi tidak akan melakukan tindakan kecurangan atau pelanggaran lainnya dalam proses seleksi.
  3. Menyatakan kesediaan peserta seleksi untuk menerima konsekuensi bila terbukti melakukan kecurangan atau pelanggaran lainnya.
Penggunaan Pakta Integritas

Pakta Integritas PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024 harus diunggah bersama dengan dokumen persyaratan lainnya saat melakukan proses lapor diri.

Contoh Format Pakta Integritas PPG Dalam Jabatan Guru Tertentu 2024 dapat Anda download >> DISISNI