9 Cara Pembelajaran Moral dan Spiritual Berdasarkan Perkembangan Siswa

9 Cara Pembelajaran Moral dan Spiritual Siswa Berdasarkan Perkembangan Anak

BlogPendidikan.net
- Untuk mengembangkan moral, pendidikan sekolah formal yang dituntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral mereka, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis. 

Sejatinya, pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. 

Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.

Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual yang di bawahnya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk melahirkan manusia yang ber-SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek IQ saja, melainkan SQ dan EQ juga. 

Zohar dan Marshall pertama kali meneliti secara ilmiah tentang kecerdasan spiritual yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya

Berikut 9 Cara pembelajaran moral dan spiritual yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, sebagai berikut :
  1. Program pembelajaran harus disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan individual peserta didik
  2. Tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif melalui banyak aktivitas yang bisa menstimulasi perkembangan moral anak
  3. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai proses perkembangannya, misalnya menggunakan multi media. Apalagi di era 4.0, peserta didik sudah sangat populer menggunakan media virtual.
  4. Memberikan pendidikan moral melalui kurikulum tersembunyi, yakni menjadikan sekolah sebagai atmosfer moral secara keseluruhan. Jadi tidak secara langsung diberikan di mata pelajaran tapi tersembunyi dalam aktivitas sehari-hari peserta didik di sekolah. Misalnya hari Jumat bersih dilaksanakan untuk melatih membuang sampah pada tempatnya.
  5. Memberikan pendidikan moral langsung, yakni pendidikan moral dengan pendekatan pada nilai dan juga sifat selama jangka waktu tertentu, atau menyatukan nilai-nilai dan sifat-sifat tersebut ke dalam kurikulum.
  6. Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan moral tidak langsung yang berfokus pada upaya membantu siswa memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka dan apa yang berharga untuk dicari.
  7. Peserta didik diajarkan bersikap dan berakhlak mulia sesuai dengan ajaran dan keyakinan masing-masing peserta didik. dengan cara menyimak perilaku yang baik dari masing-masing ajaran agamanya.
  8. Penyampaian materi moral, sebaiknya disajikan dengan mengaitkan kasus-kasus yang dialami langsung peserta didik. Sehingga sedikit demi sedikit peserta didik dapat menilai perbuatan mereka sendiri sesuai dengan takaran akhlak yang berlaku dalam ajaran Islam
  9. Menyajikan materi moral dengan memaparkan segala bentuk perilaku manusia yang terkena pilihan baik dan buruk. Selanjutnya peserta didik diarahkan kepada pilihan perilaku baik yang dimulai dengan uswatun khasanah dari pendidiknya. Artinya guru adalah gambaran dari kebaikan akhlak yang dibicarakan di depan peserta didik.
Rujukan :

Materi PPG 2019 : Perkembangan Peserta Didik

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments