KPAI mencatat ada 246 pengaduan dari siswa terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Corona, terbanyak yakni soal keluhan tugas yang menumpuk dengan waktu pengumpulan yang dekat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta guru tidak memberiakan beban tugas kepada siswa di luar batas kemampuannya.
"Guru tidak boleh lagi memberi tugas dan beban yang melelahkan kepada siswa di luar batas kemampuannya," kata Plt Dirjen PAUD-Pendidikan Tinggi Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad saat dihubungi, Senin (27/4/2020).
Hamid menuturkan terkait aduan siswa karena tugasnya terlalu banyak dan menumpuk, Mendikbud Nadiem Makarim sudah mengeluarkan tiga kebijakan. Pertama, kata dia, siswa diberi aktivitas dan tugas sesuai dengan minat dan kondisi siswa termasuk masalah kesenjangan akses informasi,
"Kedua, siswa diberi pembelajaran yang bermakna tanpa harus mengejar ketuntasan kurikulum. Ketiga, siswa diberikan pendidikan kecakapan hidup yang berguna dalam kehidupan sehari-hari termasuk pemahaman tentang virus Corona dan bagaimana mencegah penyebarannya," katanya.
Selain itu, terkait aduan siswa tidak memiliki kuota internet dan mengusulkan agar pemerintah memberikan akses internet secara gratis ke siswa selama PJJ, Hamid menilai Kemendikbud telah memberikan kelonggaran dalam aturan penggunaan dana BOS. Menurutnya, selama proses pembelajaran jarak jauh dana BOS bisa digunakan membeli pulsa untuk kegiatan pembelajaran.
"Jadi silakan sekolah mengatur pembelian pulsa tersebut. Apalagi sekarang beberapa vendor menjual akses data dengan harga sangat murah," katanya.
Seperti diketahui, survei KPAI itu dilakukan pada 13 April-20 April 2020 dengan total responden 1.700 gabungan siswa mulai dari jenjang TK sampai SMA/sederajat dan tersebar di 20 Provinsi dan 54 Kabupaten/Kota.
Pengambilan sampel menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik multistage random sampling. Responden terbanyak adalah siswa SMA. Survei ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dalam pembelajaran jarak jauh.
Dari 1.700 responden, Retno menjelaskan sebanyak 77,8 persen siswa kesulitan karena tugas yang menumpuk antar guru. Terlebih lagi waktu pengumpulan tugas yang terbilang pendek.
"Dari 1.700 responden sebanyak 77,8% kesulitannya adalah tugas menumpuk karena seluruh guru memberikan tugas dengan waktu yang sempit. Sedangkan 37,1% responden mengeluhkan waktu pengerjaan tugas yang sempit, sehingga membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan," katanya
Kesulitan selanjutnya dalam pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring adalah terkait masalah kuota internet. Retno menyebut sebanyak 42,2 persen mengaku tidak memiliki kuota yang memadai.
"Kesulitan selanjutnya sebanyak 42,2% menurut responden adalah tidak memiliki kuota internet," ujarnya.
Sumber; news.detik.com
Sumber; news.detik.com