Kisah Kakak Beradik Berebut Hak Mengasuh IBU Sampai ke Pengadilan

Kisah Kakak Beradik Berebut Hak Mengasuh IBU Sampai ke Pengadilan
Gambar; Ilustrasi

BlogPendidikan.net
- Biasanya keluarga banyak yang bertengkar anak kandung menuntut ibu atau ayahnya di pengadilan hanya karena uang, hibah tanah, rumah dan harta yang lain. Tapi di Arab Saudi, dua kakak beradik ke pengadilan hanya untuk berebut hak pengasuhan ibu kandungnya.

Dilansir thereporter dari penuturan Ustaz Ahmad Dusuki Abd Ghani

Dua orang bersaudara di Saudi Arabia bertengkar dan berebut hak pengasuhan ibu sehingga kasus dibawa ke pengadilan. Di salah satu pengadilan Qasim, Pemerintah Saudi Arabia, Hizal al-Fuhaidi menangis hingga air matanya membasahi jenggot.

Kenapa? Karena dia kalah kepada saudara kandungnya di pengadilan. Tentang apakah kekalahan pada saudaranya itu? Tentang tanah? Properti? Bukan karena itu semua tetapi dia kalah berkenaan hak perawatan ibunya yang sudah tua.

Bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah kusam. Seumur hidupnya, beliau tinggal bersama Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala ia sudah semakin tua, datanglah adik yang tinggal di kota lain ingin mengambil ibunya untuk tinggal bersama dengannya.

Dengan alasan fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih baik dari pedesaan. Namun Hizan menolak dengan alasan selama ini dia masih mampu untuk menjaga ibunya. Keengganan Hizan memicu pertengkaran di antara mereka berdua sehingga kasus harus dibawa ke pengadilan.

Sidang pun dimulai, sampai hakim pun meminta agar si ibu hadir di pengadilan. Kedua pria bersaudara ini mendukung ibu mereka yang sudah tua, yang beratnya tak sampai 40 kilogram. Hakim bertanya kepadanya, "Siapa yang lebih berhak tinggal bersamamu?"

Si ibu yang memahami pertanyaan itu pun menjawab, "Ini mata kananku!" sambil tangannya menunjuk ke arah Hizan. Dan "Ini mata kiriku!" jarinya tepat ditudung ke arah adik Hizan. Hakim berpikir sejenak, kemudian memutuskan bahwa hak pengasuhan diberikan kepada adik Hizan berdasarkan pertimbangan kemaslahatan bagi si ibu.

Betapa mulia air mata yang dikeluarkan oleh Hizan. Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah meningkat usianya semakin lanjut. Dan betapa bangga dan agungnya seorang ibu direbut oleh anak-anaknya sehingga terjadi seperti ini.

Andaikata kita bisa memahami, bagaimana seorang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara yang mahal bagi anak-anaknya? 

Ini adalah pelajaran dan pengajaran yang sangat mahal tentang berbakti kepada orang tua. Di zaman yang sudah hampir kiamat ini, betapa banyak anak yang durhaka. "Ya Allah, Roob! Anugerahkan kepada kami keredhaan ibu kamu dan berikanlah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya. Amin, amin ya Rabbal alamiin." (*)

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments