Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar

Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar

BlogPendidikan.net
- Gaya mengajar adalah suatu cara guru untuk mempermudah bagi siswa dalam rangka menerima materi pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai alat untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan minat belajar siswa dalam menerima pelajaran.

Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya. Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi komponen-komponen yang patut Anda ketahui dan kuasai.
Berikut komponen-komponen dalam memvariasikan gaya mengajar terhadap penampilan gaya mengajar guru:

1. Variasi suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. 
Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan juga akan kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 

Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan). Variasi suara sangat bisa mempengaruhi informasi yang disampaikan, oleh karna itu gunakanlah tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
2. Penekanan perhatian

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru itu tidak menjadi perhatian siswa, maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya: “Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan lain sebagainya. 
3. Kontak pandang

Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap anak didik atau siswa bisa membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
4. Gerakan anggota badan

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.

5. Perpindahan posisi guru

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa bisa memperhatikan.
6. Intonasi dan bunyi-bunyian lain

Intonasi dan bunyi-bunyian lain adalah seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata, aah, eeh, hmm, wah, pintar sekali disampaikan sesuai dengan nada suara, dengan kata-kata ini membuat emosional peserta didik lebih akrab.

7. Ekspresi roman muka

Ekspresi roman wajah guru perlu ceria dan bahkan ini sangat penting dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Wajah yang punya ekspresi akan memberikan kesan tersendiri bagi peserta didik, sebaliknya wajah yang seram akan membosankan bagi peserta didik. Semunya ini diikuti dengan tersenyum, mengerutkan bibir, mengedipkan mata dan sebagainya

Demikian artikel tentang Penampilan Mengajar Guru Dalam Memvariasikan Gaya Mengajar, semoga bermanfaat terima kasih dan jangan lupa berbagi.

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments