Sebagian Negara Melarang Menggunakan Aplikasi Zoom, Masalah Keamanan dan Rawan Penyusup

Sebagian Negara Melarang Menggunakan Aplikasi Zoom, Masalah Keamanan dan Rawan Penyusup

SINGAPURA

Pemerintah Singapura melarang guru menggunakan Zoom lagi untuk kegiatan belajar dari rumah selama pandemi virus corona (Covid-19).

Kebijakan itu dikeluarkan setelah ada penyusup ke dalam kelas virutal yang terpaksa dibuat selama pandemi corona, dab membuat komentar cabul. Melansir AFP, dua orang pria menyusup masuk ke dalam kelas virtual yang diselenggarakan sebuah sekolah di Singapura. Dalam kelas virtual yang terdapat siswi remaja, dua pria itu menunjukkan gambar cabul dan membuat komentar cabul.

Kementerian Pendidikan Singapura dikabarkan sedang menyelidiki insiden serius tersebut dan para guru telah menangguhkan penggunaan aplikasi tersebut hingga masalah keamanan diselesaikan.

Dalam sebuah pernyataan, Zoom mengatakan sangat mengutuk perilaku tersebut. Mereka  mengaku berkomitmen untuk menyediakan alat dan sumber daya yang dibutuhkan para pendidik dalam menggunakan aplikasinya agar mendapat jaminan keamanan.

Sebelumnya, Singapura telah menutup semua sekolah sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi wabah Covid-19 yang kian mengkhawatirkan. Buntut dari kebijakan itu, pelajar diminta untuk belajar dari rumah secara virtual di mana salah satunya menggunakan layanan daring Zoom.
Zoom diketahui telah menjadi layanan yang sangat populer untuk segala hal, mulai dari belajar, bekerja, hingga berkumpul selama pandemi Covid-19. Namun, di tengah popularitas itu, sejumlah pihak mengeluhkan keamanan dan privasi dari Zoom. 

Salah satu respons Zoom atas keluhan itu adalah membuat pembaruan seperti fitur bagi host mengunci rapat dari orang yang tidak diundang.
Melansir Straits Times, Direktur Divisi Teknologi Pendidikan Singapura, Aaron Loh, mengatakan pembelajaran berbasis rumah akan terus berlanjut dan para guru akan terus menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia di Ruang Belajar Siswa Singapura, serta pengajaran dan pembelajaran offline.

"Kami telah menjelaskan kepada semua guru mengenai langkah-langkah keamanan yang harus mereka patuhi ketika menggunakan platform konferensi video tersebut, salah satunya tidak membagikan tautan rapat di luar siswa di kelas," katanya.

Loh mengatakan pemerintah juga akan terus bekerja dengan orang tua untuk memastikan lingkungan belajar yang aman dan sekolah juga akan membimbing siswa pada perilaku yang tepat ketika menghadiri pelajaran daring.

Ia pun memastikan kementerian telah berkoordinasi dengan Zoom untuk meningkatkan keamanannya dan membuat langkah-langkah keamanan jelas dan mudah diikuti.

JERMAN

Jerman ikut menaruh perhatian kepada Zoom terkait masalah keamanan dan privasi penggunanya. Negara ini mengikut langkah Taiwan untuk melarang pengguna aplikasi video conference tersebut digunakan oleh jajaran pemerintahan di negara tersebut.

Jerman menjadi negara kedua setelah Taiwan yang melarang penggunaan Zoom di negaranya. Laranagan ini diketahui setelah memo dari Kementerian Luar Negeri Jerman merilis memo internal kepada seluruh lembaga pemerintahan yang lain.

Dikutip dari Tech Radar, media lokal Handeslblatt mengatakan bahwa kebijakan yang diambil Kementerian Luar Negeri Jerman mungkin akan sulit diterapkan. Banyak dari mitra atau kolega internasional kementerian ini yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi Zoom untuk berkomunikasi.

"Berdasarkan laporan media dan temuan kami, kami berpendapat bahwa software Zoom memiliki kelamahan yang buuk dan masalah keamanan serta pelindungan data yang serius," tulis kementerian Luar Negeri Jerman yang melalui memo yang dibagikan.

Pemerintahan di Jerman diingatkan untuk sebisa mungkin tidak menggunakan layanan video conference tersebut saat membahas sesuatu yang bersifat private atau rahasia negara. Mereka sendiri tidak memberikan contoh aplikasi selain Zoom yang bisa digunakan sebagai alternatif.

TAIWAN

Hal serupa sudah dilakukan lebih dulu oleh Taiwan. Kemarin pemerintah Taiwan dengan tegas melarang penggunaan aplikasi Zoom, Mereka dengan jelas menyebut pemerintah dan sipil diimbau menggunakan aplikasi dari Microsoft dan Google yang dinilai lebih baik di apsek keamanan data dan privasi.

Taiwan mulai mengambil sikap tegas setelah beredar laporan yang menemukan jalur komunikasi dari pengguna Zoom sempat dialihkan melalui server di Tiongkok, Mengingat sentimen Taiwan terhadap Tiongkok maka pemerintah dan masyarakat negara tersebut takut komunikasi mereka dimata-matai.

Di tengah kepopuleran Zoom di masa pandemi Covid-19 atau virus Korona yang membuat harga sahamnya naik, aplikasi ini mulai dikritisi terkait berbagai fitur yang ternyata memiliki celah keamanan. CEO Zoom, Eric S. Yuan mengakui bahwa perusahaan mereka tumbuh besar secara mendadak sehingga mereka belum siap untuk meningkatkan layanannya.

Dan masih banyak negara lain yang melarang menggunakan aplikasi Zoom terhadap siswanya termasuk Amerika Serikat

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments