Tahun Ajaran Baru Tetap Juli, Tapi Belajarnya Dari Rumah

Tahun Ajaran Baru Tetap Juli, Tapi Belajarnya Dari Rumah

Pemerintah kini sedang mengkaji pembukaan sejumlah sektor dalam penerapan new normal (tatanan baru) di tengah pandemi COVID-19, termasuk di sekolah. 

Terlebih, sesuai kalender pendidikan, tahun ajaran baru akan segera dimulai pada Juli. Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih mengusulkan tahun ajaran baru 2020 tetap dibuka bulan Juli namun dilaksanakan secara daring. 

"Kalau toh dibuka 13 Juli 2020 ini tahun ajaran baru, tetap saja dibuka, tetapi daring. Kemudian untuk beberapa hal ya terpaksa dengan ketentuan yang harus ditentukan oleh Kementerian Pendidikan supaya menyelamatkan anak anak ini," kata Abdul saat dimintai tanggapan, Selasa (2/6).  

"Prinsipnya menyelamatkan anak bangsa, supaya pembelajaran tetap jalan tetapi memperhatikan para pakar yang ahli di bidangnya menghadapi COVID-19 ini," sambungnya. 

Abdul berpandangan memperpanjang kebijakan belajar dari rumah dilakukan demi keselamatan anak-anak di sekolah dari ancaman COVID-19. Walaupun, dia mengakui masih banyak kekurangan dalam sistem pembelajaran daring di Indonesia. 

"Kan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap bisa berjalan dengan daring, sungguh pun tidak efektif. Dari segi coveragearea tidak menyeluruh kemudian metodologi pembelajaran guru masih banyak mencari-cari dan seterusnya," papar politikus PKS itu. 

Lebih lanjut, Abdul sependapat dengan pernyataan Ketua DPR Puan Maharani yang meminta pemerintah membuka sekolah secara normal ketika COVID-19 sudah terkendali. 

"Saya kira kalau Ibu Puan mengatakan sebaiknya ini ditunda, saya kira masih relevan, kalau saya setuju juga. Sampai kita yakin kondisi ini sudah baik. Atau terpaksanya, dibuka dengan pembelajaran jarak jauh. Dibuka tetap daring dengan segala kesulitannya," tandas Legislator dapil Jateng itu.

Kemendikbud sendiri kini masih terus mengkaji kebijakan sekolah saat new normal, desakan dari berbagai pihak meminta agar pembukaan sekolah seperti sedia kala dipikir ulang, sebab anak-anak dinilai rentan tertular COVID-19. Pun, anak-anak belum memiliki kesadaran seperti orang dewasa untuk menjalankan protokol COVID-19.

Artikel ini telah tayang di kumparan.com

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments