26 Permainan Tradisioanl Yang Jaya Dimasanya dan Tak Terlupakan Yang Bikin Kangen

26 Permainan Tradisioanl Yang Jaya Dimasanya dan Tak Terlupakan yang bikin kangen

BlogPendidikan.net
- Dunia anak-anak adalah dunia permainan. Setiap anak pasti suka bermain, baik bermain sendiri maupun 
bermain dengan teman. Dalam bermain, ada yang menggunakan alat bantu, ada yang tidak menggunakan alat bantu, dan ada juga yang cukup menggunakan anggota tubuh.

Dalam dunia permainan, ada yang disebut dengan permainan tradisional dan ada yang digolongkan ke dalam permainan modern. Permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu, dimainkan dari generasi ke generasi. Alat bantu dalam permainan  tradisional terbuat dari kayu, bambu, batok, dan benda-benda sekitar. Artinya, permainan tradisional tidak membutuhkan biaya besar.

Berikut ini BlogPendidikan.net akan berbagi tentang 26 Permainan Tradisioanl Anak Nusantara Yang Jaya Dimasanya dan Tak Terlupakan yang Selalu Bikin Kangen.

1. Hompimpa atau Gambreng

Hompimpa atau gambreng adalah salah satu permainan tradisional Nusantara. Dalam budaya Jawa, hompimpa dilakukan sembari mengucapkan kalimat ”Hompimpa alaium gambreng”. Dalam budaya Betawi, hompimpa diucapkan dengan kalimat “Hompimpa alaium gambreng, Mpok Ipah pakai baju rombeng”. Karenanya, permainan hompimpa sering disebut juga dengan
permainan gambreng. 

Hompimpa atau gambreng adalah permainan yang dilakukan untuk mengawali berbagai permainan lainnya. Hompimpa diucapkan sambil meletakkan tangan saling  berhimpitan. Masing-masing anak akan membalikkan tangan mereka menjadi telapak tangan yang putih atau tidak membalikkannya. Warna mana antara telapak tangan dan belakang tangan yang paling sedikit, dialah yang menjadi pemenang.

2. Batu Gunting Kertas

Permainan tradisional Nusantara yang satu ini sebenarnya telah mendunia. Permainan ini sering juga disebut dengan Suit atau Suit Jepang. Mungkin hal itu karena permainan ini juga dimainkan oleh anak-anak di
Jepang.

Permainan ini dimainkan oleh dua orang. Polanya hampir sama dengan permainan hompimpa yang dilakukan oleh dua orang. Bedanya, permainan batu gunting kertas lebih kepada bentuk tangan. Tangan yang terkepal dianggap sebagai batu. Tangan yang hanya menunjukkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) dianggap sebagai gunting. Jika semua jemari terbuka, dianggap sebagai kertas.

Dalam permainan ini, kedua pemain akan mengucapkan “batu gunting kertas” secara bersamaan. Jika gunting bertemu kertas, yang menang adalah gunting.
Jika gunting bertemu batu, yang menang adalah batu. Jika batu bertemu kertas, kertaslah yang dianggap menang. Jika sama-sama kertas, sama-sama gunting, atau sama-sama batu, maka permainan dianggap seri dan harus diulangi kembali.

3. Permainan Karet

Siapa yang tidak kenal permainan karet? Dahulu, permainan ini sangat digemari oleh anak-anak, baik lakilaki maupun perempuan. Namun, permainan ini umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Karet yang digunakan adalah karet gelang, baik yang berwarna hijau maupun merah. Sebelum bermain, kepanglah terlebih dahulu karetnya sehingga menjadi tali. Bisa kepang dua, tiga, empat, atau sesuka hati.

4. Bermain Engklek

Permainan engklek merupakan permainan tradisional di Indonesia yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sebagian pendapat mengatakan
permainan ini berasal dari Inggris. Permainan ini dikenal juga dengan nama batu lempar atau gacok. Gacok dapat berupa batu atau keramik yang besarnya berkisar 5-7 cm atau lebih, yang dibuat pipih dan tidak tajam. Gacok dibuat dengan cara menggosokkan batu ke lantai atau semen. Setelah selesai membuat gacok, carilah lapangan atau halaman sebagai lokasi bermain.

Batas lokasi bermain dibuat garis kotak-kotak. Garisnya dibuat dengan kapur atau batu bata. Jika bermain di tanah, kotaknya bisa dibuat dengan ujung kayu
atau ranting. Buatlah enam kotak dari atas ke bawah. Pada kotak kelima, buat lagi kotak kanan dan kiri sehingga membentuk seperti huruf T. Setelah selesai, silakan bermain. Permainan engklek bisa dilakukan dengan satu atau dua batu lempar.

5. Bermain Keong

Bermain keong paling diminati oleh anak perempuan. Namun, kadang-kadang ada juga anak lelaki yang ikut bermain. Permainan ini membutuhkan keong sebanyak enam buah. Keong yang digunakan sama besarnya. Jika tidak ada keong, bisa diganti dengan batu kerikil. Selain itu, dibutuhkan sebuah bola, boleh bola kasti, bola pingpong, atau bola karet

6. Main Kelereng (Gundu)

Permainan kelereng sering juga disebut dengan permainan gundu atau guli. Di daerah Jawa, permainan ini disebut bermain nekeran, di Palembang disebut ekar, dan di Banjar disebut kleker. Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki,
tetapi kadang anak perempuan ikut bermain juga. Banyak bentuk permainan kelereng. Berikut beberapa bentuk yang umum dilakukan anak-anak

7. Layang-Layang

Permainan layang-layang mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-20. Bermain layang-layang sangat menyenangkan apalagi jika layang-layang yang kita terbangkan melayang tinggi di udara. Bermain layanglayang bisa dilakukan sendiri atau bersama teman.

Layang-layang bisa didapatkan di pasar, bisa juga dibuat sendiri. Cara menerbangkannya menggunakan benang. Benang layang-layang tergantung layang-layang  yang digunakan. Jika layang-layang ringan, cukup dengan
benang jahit. 

Jika layang-layang berat, harus menggunakan benang pancing.
Menerbangkan layang-layang harus di tempat terbuka dan ada anginnya. Layang-layang tidak bisa terbang tanpa bantuan angin. Permainan ini menuntut keahlian
menerbangkan layang-layang. Para pemain diharapkan dapat mengambil keputusan dengan tepat untuk menarik atau mengulur benang layang-layangnya.

8. Main Congklak

Permainan ini tersebar di seluruh daerah Indonesia dengan nama daerah masing-masing. Orang Jawa menyebutnya dengan bermain dakon. Orang Sumatra umumnya menamai permainan ini dengan congklak. Namun, di Lampung, permainan ini disebut dentuman. Masyarakat Sulawesi menamainya mokaotan. Meskipun namanya berbeda, pola bermain tetap sama. Pemainnya hanya dua orang. Permainan ini membutuhkan papan congklak. Dulu, papan congklak dibuat dari kayu, diberi lubang sesuai kebutuhan. Sekarang, papan congklak ada yang dibuat dari plastik dan dijual di pasar.

9. Bermain Hula Hoop

Hula hoop atau rotan pinggang adalah permainan tradisional Nusantara yang dahulunya terbuat dari rotan. Sesuai dengan perkembangan zaman, hula hoop
sekarang ada yang terbuat dari bahan plastik. Hula hoop adalah permainan gampang-gampang susah. Perlu keahlian dan latihan memainkannya. Para pemula jangan putus asa mencoba hingga berhasil. Hula hoop ada yang terbuat dari rotan, ada juga yang dari plastik. 

Bentuknya bulat dengan beberapa ukuran. Ukuran kecil biasanya untuk anak-anak. Ukuran besar untuk orang dewasa. Permainan ini bisa dilakukan sendiri, bisa juga bersama teman. Hula hoop diletakkan di pinggang. Pemain kemudian bergoyang  sambil memainkannya. Hula hoop itu akan berputar-putar. Jika bermain bersama kawan, siapa yang paling lama mampu memutarnya, dialah yang dianggap menang.

10. Cas Jadi Patung

Permainan ini hanya dimainkan oleh dua orang. Para pemain saling berhadapan dengan mengadu telapak tangan yang sering disebut “cas”. Telapak tangan kanan akan bertemu dengan telapak tangan kiri lawan. Sebaliknya, telapak tangan kiri beradu dengan telapak tangan kanan lawan. Berikutnya, cas dilakukan bersilang. Telapak tangan kanan bertemu dengan telapak tangan kanan lawan dan telapak tangan kiri beradu dengan telapak tangan kiri lawan.  Para pemain biasanya melakukannya sambil bernyanyi: “Potong-potong roti, roti dari mentega. Belanda sudah mati, Indonesia pun merdeka. 

Paman dari mana? Paman dari Betawi, membawa oleh-oleh sebuah lemari. Lemari minta kunci, kunci sama tukang. Tukang minta uang, uang sama raja.Raja minta istri, istri minta anak. Anak minta susu, susu dari sapi. Sapi minta rumput, rumput minta hujan. Hujan rintik-rintik, lama-lama jadi patung”. Nyanyian ini terus diucapkan sambil cas tangan Setelah selesai bernyanyi, kedua pemain harus jadi patung. Tidak boleh bergerak atau pun berkedip. Siapa yang tahan paling lama, dialah pemenangnya.

11. Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang

Permainan ini juga tersebar hampir di seluruh daerah Indonesia. Permainan ular naga dilakukan oleh lima atau delapan anak. Namun, bisa juga lebih, tergantung
kebutuhan panjangnya ular naga yang akan dibuat. Permainan ini dilakukan dengan kompak. Dua orang anak saling berpegangan membentuk pintu gerbang. Anakanak yang lain berpegangan pada pinggang orang yang di depannya, membentuk ular naga. Sebelum bermain, dilakukan hompimpa. 

Dua orang yang terakhir kalah menjadi pagar atau gerbang. Pemain yang pertama menang hompimpa akan menjadi induk  naga. Dia berada paling depan, diikuti pemain lain di belakangnya. Ular naga berjalan mengelilingi pagar sambil semuanya bernyanyi. “Ular naga panjangnya bukan kepalang. Menjalarjalar selalu kian kemari. Umpan yang lezat itulah yang dicari. Kini dianya yang terbelakang.” Ketika lagunya habis, gerbang akan menurunkan tangannya dan menangkap salah satu pemain dengan cepat.

12. Lop-lop Kandang Ayam

Lop-lop Kandang Ayam merupakan permainan yang sudah sangat lama. Permainan ini hampir tidak pernah terdengar lagi. Maksud lop-lop kandang ayam
adalah ‘masuk ke dalam kandang ayam’. Pola permainannya hampir sama dengan permainan ular naga panjangnya bukan kepalang. Bedanya adalah pada nyanyian dan akhir permainan.

Pemain bisa berjumlah lima hingga sepuluh orang. Sebelum bermain, lakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan menjadi kandang, induk ayam, dan anak ayam. Kandang ayam terdiri dari dua orang. Kedua orang membuat kesepakatan mencari nama tertentu yang tidak boleh diketahui pemain lain. Bisa nama warna, buah, atau lainnya. Misalnya, nama warna. Salah satu kandang
bernama “hijau”, dan kandang lain “kuning”. Induk ayam berdiri di depan, anak-anak ayam berbaris di belakang saling memegang pundak atau pinggang pemain lain. Ayam-ayam ini mengitari kandang ayam sambil menyanyikan “Lop-lop kandang ayam, lop-lop kandang ayam”. 

13. Kuda Loncat

Siapa yang tak tahu permainan kuda loncat? Permainan ini dapat membuat orang tertawa terbahakbahak dan kegelian. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, tetapi juga bisa diikuti anak perempuan. Cara bermainnya, satu orang menjadi tiang yang berdiri membelakangi dinding. Ia akan melakukan hompimpa dengan pemain lainnya. Orang yang kalah hompimpa akan menjadi kuda dengan menekuk tangan ke lutut seperti orang rukuk. Orang ini memegang tiang yang berdiri di depannya. 

Banyaknya kuda disesuaikan dengan banyaknya pelompat yang akan melompat. Anak-anak lain yang menang hompimpa berbaris satu per satu. Mereka melompati si kuda secara bergiliran. Setelah melompati punggung si kuda, dilakukan suit hompimpa lagi antara pemain yang melompat dengan pemain yang menjadi tiang. Jika si pelompat yang menang, ia akan kembali berbaris menjadi pelompat. Jika ia kalah, giliran si kuda yang menjadi si pelompat.

14. Tak Tik Bum Wer

Permainan ini harus dimainkan oleh empat orang. Para pemain akan mengucapkan “Tak tik bum wer”. Tak bermakna jitak. Tik bermakna jentik atau sentil. Bum bermakna telapak tangan dipukul dengan gumpalan tangan sehingga akan berbunyi “bum”. Wer bermakna jewer.

Cara bermainnya sangat mudah. Keempat anak duduk di bawah lantai membentuk sebuah lingkaran. Tentukanlah siapa yang menjadi tak, tik, bum, dan wer. Selanjutnya, masing-masing pemain mengeluarkan jari di lantai sesuka hatinya. Jari yang dikeluarkan sesuka hati, boleh satu jari, dua jari, atau lima jari. Semua jari akan dihitung dengan irama tak tik bum wer. Bunyi yang berhenti pada hitungan terakhir itulah yang dianggap menjadi pemenang. Misalnya, bunyi tik yang terakhir. Pemain yang bernama tik dipersilakan menjentik teman-temannya. Permainan ini akan dilakukan secara berulang-ulang.

15. Tebak Wajah

Permainan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sebelum bermain, lakukanlah hompimpa terlebih dahulu untuk mengetahui wajah siapa yang akan ditebak.
Biasanya, pemain yang kalah hompimpa akan menutup matanya dan menghitung sampai lima. Pemain lain akan menjadi patung.

Pemain yang menutup mata akan meraba satu per satu wajah pemain lain. Jika sudah yakin dengan yang dirabanya, ia akan menebak siapa yang dirabanya itu. Boleh dibuat aturan main bahwa anggota badan yang boleh diraba hanya bagian wajah dan tangan. Jika pemain yang menutup matanya menebak dengan benar siapa yang diraba, dia boleh membuka matanya kembali. Selanjutnya, dilakukan tukar posisi. Pemain yang sebelumnya jadi patung mendapat giliran menutup mata dan menebak temannya.

Pesan permainan ini adalah kejujuran dan sportivitas. Setiap pemain diharapkan jujur atau tidak membuka mata saat meraba bagian wajah temannya. Setiap pemain diminta juga agar tidak sampai menyakiti temannya saat meraba wajah temannya

16. Kereta Api

Bermain kereta api sama seperti bermain ular naga panjangnya bukan kepalang dan lop-lop kandang ayam. Bedanya, permainan ini dilakukan dengan nyanyian
“kereta api”. Ada hukuman bagi kelompok yang kalah. Nyanyian yang dibawakan saat kereta api mengitari gerbongnya adalah “Naik kereta api, tut-tut-tut. Siapa
hendak turun, ke Bandung, Surabaya. Bolehlah naik dengan percuma. Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama”. 

Hukuman bagi tim yang kalah adalah menggendong tim yang menang. Tujuan permainan ini adalah sebagai hiburan dan kebersamaan. Setiap orang dituntut sportif, terutama menjalani hukuman saat kalah dalam bermain.

17. Cuci Kain Buaya Belum Datang

Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak perempuan karena identik dengan mencuci kain. Jika ada anak laki-laki ingin ikut bergabung, anak laki-laki itu akan
menjadi buayanya. Permainan ini dapat dimainkan 4 atau 5 anak.

Berikut ini cara bermainnya. Susunlah beberapa meja untuk dijadikan panggung kecil. Panggung tersebut menjadi tempat para pemain untuk mencuci baju. Buaya
berada di bawah meja. Mata buaya harus ditutup dengan kain agar tidak dapat melihat pemain lain. Para pencuci kain mulai mencuci dengan gerakan tangan seperti orang dewasa mencuci pakaian. 

Mereka melakukannya sambil bernyanyi “Cuci-cuci kain buaya belum datang.” Ketika mendengar suara itu, buaya harus cepat datang. Para pencuci kain langsung mundur menghindari buaya. Siapa yang tersentuh oleh buaya akan menjadi buaya berikutnya. Oleh sebab itu, mata buaya harus ditutup agar tidak bisa melihat pemain lain yang berlari dan sembunyi.

18. Injit-injit Semut

Permainan ini bisa dimainkan dua orang atau lebih. Semua pemain duduk di lantai membentuk lingkaran. Tangan para pemain dikumpulkan sambil mencubit tangan
pemain yang ada di bawahnya. Tangan yang saling mencubit dan berbaris rapi ke atas itu digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah sambil menyanyikan lagu “Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas.” Tangan yang paling bawah bisa
naik ke atas. 

Begitu seterusnya. Permainan ini akan membuat anak-anak merasa
sakit, lucu, dan ingin berada paling atas. Ada juga yang merasa geli dengan cubitan temannya. Oleh karena itu, permainan ini menuntut kebersamaan dan kasih sayang antarpemain. Dengan demikian, tidak ada saling dendam
akibat merasa sakit dicubit oleh temannya. Permainan ini semata-mata sebagai hiburan.

19. ABC Ada Berapa

Permainan ini membutuhkan kecepatan dan kecerdasan. Jika lambat, siap-siap terkena hukuman. Permainan ini dimainkan oleh dua orang atau lebih. Pertama, para pemain membuat kesepakatan untuk menebak nama sesuatu, misalnya
nama buah, nama hewan, atau nama negara. Kedua, para pemain mengeluarkan jemarinya sambil mengucapkan “ABC ada berapa”. Jari yang dikeluarkan
boleh satu, dua, sampai sepuluh. 

Dibuat kesepakatan. Misalnya, jari kesatu sama dengan huruf A, jari kedua huruf B, dan seterusnya. Jika telah sampai huruf Z masih ada jari yang belum terhitung, ulangi lagi dari huruf A. Jika berhenti pada huruf S, siapa saja harus secepatnya mengucapkan nama buah yang berawalan huruf S, misalnya semangka atau sawo. Itu jika yang dimainkan adalah nama-nama buah.

20. Gasing

Gasing merupakan permainan yang digemari oleh anak laki-laki. Permainan ini membutuhkan tanah yang keras karena gasing hanya berputar dengan bagus pada tanah yang keras.

Gasing bisa dibuat dari kayu. Di kampung-kampung, gasing dibuat dari cabang pohon nangka atau pohon gading. Namun, gasing juga bisa diperoleh di pasar mainan. Cara bermain gasing sederhana. Permainan ini membutuhkan seutas tali, selain gasing. Tali itu dililitkan pada tampuk gasing. Lalu tali ditarik sekuat mungkin agar gasing yang jatuh ke tanah berputar kencang

21. Bermain Patok Lele

Bermain patok lele sering dilakukan anak kelas 3 sampai kelas 6 sekolah dasar. Namun, ada juga orang dewasa yang melakukan permainan ini. Permainan ini sebaiknya tidak dimainkan oleh anak-anak yang masih kecil karena agak
berbahaya. Kalau kurang berhati-hati, anak bisa terkena patok lele.

Permainan ini boleh dilakukan satu lawan satu, boleh juga tim. Pemain pertama memukul anak patok lele yang diletakkan di sebuah lubang kecil di tanah. Ia memukul sejauh mungkin dan jangan sampai tertangkap oleh tim lawan. Jika mampu menangkap anak patok lele tersebut, tim lawan mendapat nilai. Jika menangkap dengan dua belah tangan, nilainya 5. 

Jika dengan sebelah tangan kiri, nilainya 10. Jika sebelah tangan kanan, nilainya 15. Tim lawan kemudian melempar anak patok lele sampai mengenai “induk patok lele” yang diletakkan pemain pertama di lubang tanah. Jika tim lawan berhasil mengenai induk patok lele tersebut, pemain yang memukul anak patok lele tadi dianggap kalah.
Begitu seterusnya.

22. Tarik Tambang

Permainan ini merupakan permainan tradisional di Indonesia. Permainan ini sering diperlombakan dalam rangka perayaan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Setiap 17-an, ada permainan tarik tambang, panjat pinang, dan sebagainya. Namun, permainan ini juga sering dilakukan anak-anak di sekolah pada hari-hari biasa.

23. Egrang

Bermain egrang tidak membutuhkan tempat khusus. Permainan ini bisa dimainkan di tanah, lapangan, pinggir pantai, atau di jalanan. Luas arena permainannya kurang lebih tujuh sampai lima belas meter dan lebar empat
sampai lima meter. Peralatan yang digunakan adalah dua buah bambu yang berukuran sama besar, kira-kira dua sampai tiga meter.

Untuk membuatnya, lubangi bambu tersebut di bagian bawah atau kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya, potong dua bambu lain berukuran
30 cm dan masukkan ke dalam lubang yang dibuat tadi. Bambu yang kecil berguna sebagai pijakan kaki. Adapun bambu yang panjang sebagai tempat berpegangan. Dengan bambu itu, kita bisa berjalan. Caranya, naikkanlah kedua kaki pada bagian tempat kaki; kedua tangan berpegangan pada gagang egrang. Tentu saja tidak mudah menjalankan permainan ini. Dibutuhkan keahlian dalam keseimbangan badan

24. Panjat Pinang

Permainan ini merupakan permainan tradisional seluruh rakyat Indonesia. Permainan ini biasanya dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada perayaan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus. Permainan ini tidak hanya dilakukan oleh anak usia sekolah, tetapi juga oleh orang dewasa.

25. Lempar Boy

Permainan ini dimainkan oleh lima sampai enam orang. Seperti umumnya permainan lain, permainan ini dimulai dengan hompimpa. Siapa yang terakhir kalah, dia yang akan jadi penjaga. Untuk bermain lempar boy, buatlah lingkaran
berdiameter delapan meter. 

Setiap pemain yang menang dalam hompimpa meletakkan batu yang dimilikinya di tengah lingkaran dengan cara bertindih atau bersusun ke atas. Setelah itu, semua pemain berada dalam lingkaran ketika si penjaga melempar batu yang disusun tadi dengan batu miliknya. Ketika batu sudah dilempar, setiap pemain dalam lingkaran harus secepatnya keluar sebelum terpegang oleh penjaga. Jika ada pemain yang terpegang oleh si penjaga, yang dipegang itu akan menjadi penjaga berikutnya

26. Lompat Karung

Permainan ini merupakan salah satu permainan dalam rangka merayakan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, permainan ini juga bisa
dilakukan di sekolah atau di tempat-tempat lain sebagai hiburan.

Permainan ini hanya membutuhkan karung bekas. Biasanya karung yang digunakan adalah karung berukuran besar agar pemain bisa masuk ke dalam karung. Dalam perlombaan itu, setiap pemain masuk ke dalam karung yang telah disediakan. Mereka melompat dari garis awal sampai batas garis akhir. Siapa yang lebih dulu mencapai batas garis akhir, dialah pemenangnya.

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments