ZMedia

Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum 2025 Koding dan Kecerdasan Artificial (KKA) Jenjang SD Fase C Kelas 5 dan 6

Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum 2025 Koding dan Kecerdasan Artificial (KKA) Jenjang SD Fase C Kelas 5 dan 6

BlogPendidikan.net
- Kurikulum 2025 di Indonesia, yang mengadopsi dan memperkuat prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, menekankan pada capaian pembelajaran yang lebih fleksibel, berpusat pada siswa, dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21. 

Untuk jenjang SD, capaian pembelajaran dirancang untuk membangun fondasi yang kuat bagi peserta didik.

Berikut adalah beberapa poin utama mengenai capaian pembelajaran Kurikulum 2025 untuk jenjang SD:

Pembagian Fase Belajar

Capaian pembelajaran untuk SD/MI dibagi ke dalam fase-fase berikut:

Fase A: Umumnya untuk Kelas I – II SD/sederajat.
Fase B: Umumnya untuk Kelas III – IV SD/sederajat.
Fase C: Umumnya untuk Kelas V – VI SD/sederajat.

Fokus Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran pada Kurikulum 2025 (yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Merdeka) menekankan pada:

Pembelajaran Holistik: Mengintegrasikan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) secara menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara utuh, tidak hanya fokus pada penguasaan materi pelajaran.

Pengembangan Dimensi Profil Lulusan: Capaian pembelajaran sangat selaras dengan nilai-nilai Dimensi Profil Lulusan.

Literasi dan Numerasi: Penekanan kuat pada penguatan kemampuan literasi (membaca, menulis, memahami informasi) dan numerasi (kemampuan dasar matematika) sebagai fondasi penting untuk pembelajaran di semua mata pelajaran dan kehidupan sehari-hari.

STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics): Pengenalan konsep dasar STEAM melalui pendekatan yang lebih bermain dan eksploratif, terutama di fase awal SD. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir logis, dan kreativitas.

Fleksibilitas dan Kontekstual: Memberikan ruang bagi satuan pendidikan (sekolah) untuk menyesuaikan capaian pembelajaran dengan karakteristik lokal, kebutuhan siswa, dan konteks sosial budaya setempat. Guru memiliki otonomi lebih besar dalam merancang proses pembelajaran.

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): Mendorong pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan kreativitas melalui metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti problem-based learning (pembelajaran berbasis masalah) dan inquiry-based learning (pembelajaran berbasis inkuiri).

Penerapan Praktis: Memastikan peserta didik dapat menerapkan kompetensi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.

Transisi dari PAUD ke SD

Capaian pembelajaran pada Fase A SD dirancang selaras dengan capaian pembelajaran pada fase fondasi di PAUD. Ini memastikan transisi pembelajaran yang berkesinambungan dengan memperhatikan 6 kemampuan fondasi, antara lain:
  • Mengenal nilai agama dan budi pekerti.
  • Kematangan emosi.
  • Keterampilan sosial dan bahasa.
  • Pemaknaan positif terhadap belajar.
  • Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri.
  • Kematangan kognitif (dasar literasi, numerasi, pemahaman dunia).
Peran Guru

Guru diharapkan untuk:

Memahami esensi Kurikulum 2025 dan kebijakan terkait (seperti Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025.

Mengembangkan metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis deep learning.

Aktif mengikuti pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kompetensi dalam implementasi kurikulum.

Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) Kurikulum 2025 Koding dan Kecerdasan Artificial (KKA) Untuk SD Fase C Kelas 5 dan 6 >>> LIHAT DISINI


Secara keseluruhan, Kurikulum 2025 untuk jenjang SD di Indonesia bertujuan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih dinamis, relevan, dan berpusat pada pengembangan potensi unik setiap peserta didik, dengan fokus pada pembentukan karakter, literasi, numerasi, dan keterampilan abad ke-21.