Showing posts with label Format Penilaian. Show all posts
Showing posts with label Format Penilaian. Show all posts

Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka SD, SMP, SMA/SMK

Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka SD, SMP, SMA/SMK

BlogPendidikan.net
 - Berikut ini blogpendidikan.net akan berbagi tentang format penilaian Sumatif dan Formatif yang akan digunakan dalam kurikulum merdeka, baik jenjang SD, SMP dan SMA/SMK. Bisa Anda download pada akhir artikel ini.

Asesmen atau penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Di dalam Kurikulum Merdeka, terdapat dua bentuk penilaian (asesmen), yaitu Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif.

Kedua bentuk penilaian pada Kurikulum Merdeka tersebut memiliki perbedaan yang cukup mendasar, meskipun sama-sama berfungsi sebagai asesmen di dalam pembelajaran.
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Di dalam Kurikulum Merdeka, Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.
Penilaian atau asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. 

Dalam Kurikulum Merdeka terdapat 2 asesmen yang dilakukan dalam proses penilaian, adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Formatif.

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
informasi perkembangan peserta didik. 

Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.

2. Penilaian Sumatif.

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. 

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk mendukung proses penilaian terarah dan mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang diinginkan, tentunya memiliki hasil penilaian yang di tuangkan kedalam daftar nilai peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Nilai yang diperoleh peserta didik merupakan output proses pembelajaran yang dikelola dalam daftar nilai.

Berikut Format Penilaian Sumatif dan Formatif Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD, SMP dan SMA/SMK >>> 
Link 1. DOWNLOAD 
Link 2. DOWNLOAD

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Format Analisis Penilaian Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Format Analisis Penilaian Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Dalam proses pembelajaran tentunya memiliki satu tujuan pembelajaran dari masing-masing tema atau sub tema yang akan di ajarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan evaluasi pada setiap prosesnya dari hasil evaluasi itulah diketahui berhasil tidaknya proses pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

Pencapaian peserta didik dalam proses pembelajaran ditentukan pada hasil evaluasi yang diberikan dan memperoleh hasil dengan melakukan penilaian dari masing-masing peserta didik atas evaluasi yang telah mereka kerjakan.
Dari penilaian tersebut dilakukan proses analisis penilaian dalam menentukan tingkat capaian peserta didik.

Tentang Penilaian/Asesmen.

Penilaian atau Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.

Prinsip penilaian yang harus dilaksankan.

1 . Penilaian merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2 Penilaian dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.

3 Penilaian dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.

4 Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.

5 Hasil Penilaian digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Bagaimana Prosedur Penilaian di Lakukan?

Dengan mengikuti prosedur penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi:
  • Perumusan tujuan Penilaian
  • Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian
  • Pelaksanaan Penilaian
  • Pengolahan hasil Penilaian
  • Pelaporan hasil Penilaian. (Pasal 3)
Apa saja bentuk penilaian di kurikulum merdeka?

Penilaian hasil belajar Peserta Didik terdiri atas:
  • Penilaian formatif
  • Penilaian sumatif.

Dalam menganalisis setiap proses penilaian dapat dilakukan dengan aplikasi atau format yang akan dibagikan pada artikel ini, sebagai bahan referensi dalam proses analisis penilaian kurikulum merdeka.

Format Analisis Penilaian Kurikulum Merdeka >>> UNDUH

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Format Daftar Nilai Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD Lengkap

Format Daftar Nilai Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD Lengkap

BlogPendidikan.net
- Asesmen atau penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Di dalam Kurikulum Merdeka, terdapat dua bentuk penilaian (asesmen), yaitu Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif.

Kedua bentuk penilaian pada Kurikulum Merdeka tersebut memiliki perbedaan yang cukup mendasar, meskipun sama-sama berfungsi sebagai asesmen di dalam pembelajaran.

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Di dalam Kurikulum Merdeka, Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.
Penilaian atau asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. 

Dalam Kurikulum Merdeka terdapat 2 asesmen yang dilakukan dalam proses penilaian, adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Formatif.

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
informasi perkembangan peserta didik. 

Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.

2. Penilaian Sumatif.

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. 

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Untuk mendukung proses penilaian terarah dan mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang diinginkan, tentunya memiliki hasil penilaian yang di tuangkan kedalam daftar nilai peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Nilai yang diperoleh peserta didik merupakan output proses pembelajaran yang dikelola dalam daftar nilai.

Berikut Format Daftar Nilai Pada Penilaian Kurikulum Merdeka Untuk Jenjang SD Lengkap >>> UNDUH

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

4 Jenis Skala Penilaian Terhadap Pemberian Nilai Siswa

4 Jenis Skala Penilaian Terhadap Pemberian Nilai Siswa

BlogPendidikan.net
 - Pemberian nilai terhadap siswa dari hasil ujian baik ulangan harian ataupun ulangan semester, ada yang memberikan nila capaian 10 jika jawaban benar semua, dan ada juga yang memberikan nilai 100 jika benar semua. Perlu Anda tahu bahwa pemberian nilai berdasarkan skala penilaian juga menentukan motivasi siswa, mengambil skala penilaian 1-10 berbeda yang dirasakan siswa dengan skala penilaian 10-100.
Untuk lebih memahami dibawah ini BlogPendidikan.net akan menjelaskan secara singkat 4 jenis pemberian nilai kepada siswa berdasarkan skala penilaian. Apa Saja!

Ada cara yang digunakan untuk mengambil rata-rata dari huruf, yaitu dengan mentransfer nilai huruf tersebut menjadi nilai angka dahulu. Yang sering digunakan, satu nilai huruf itu mewakili satu rentangan nilai angka. Contohnya adalah sebagai berikut:
Apa saja jenis penilaian yang dipakai guru saat memberikan nilai kepada siswa, berikut penjelasannya :

1. Menggunakan Skala Bebas

Skala bebas adalah skala yang tidak tetap, Adakalanya skor tertinggi 20, lain lagi 25, 50 dan yang lainnya. Semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dan skala yang digunakan tidak selalu sama.

2. Menggunakan Skala 1 – 10

Pada umumnya para guru cenderung menggunakan skala 1 – 10 dalam memberikan penilaian terhadap siswa. Ini berarti bahwa siswa yang mendapat nilai 10 adalah nilai yang tertinggi.
3. Menggunakan Skala 1 – 100

Dengan menggunakan skala 1 – 10 maka bilangan bulat yang ada masih menunjukkan penilaian yang agak kasar. Sebenarnya ada hasil prestasi yang berada di antara kedua angka bulat itu. Untuk itulah maka dengan menggunakan skala 1 – 100 dimungkinkan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat. Misalnya angka 6,4  dalam skala 1 – 10 biasanya dibulatkan menjadi 6, tetapi dalam skala 1 – 100 angka ini dituliskan angka bulat 64. 
4. Menggunakan Skala huruf

Selain menggunakan angka, pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf  A, B, C, D dan E. Jarak antara huruf  A dan B tidak dapat digambarkan sama dengan jarak antara B dan C, atau antara C dan D. 

Penggunaan huruf dalam penilaian akan terasa lebih tepat digunakan karena tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan. Huruf tidak menggambarkan kuantitas, tetapi dapat digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kualitas. 

Oleh karena itu, dalam mengambil jumlah atau rata-rata akan dijumpai kesulitan. Padahal dalam pengisian rapor kita tidak lepas dari pekerjaan mengambil rata-rata. 

Kumpulan Daftar Format Penilaian Kurikulum 2013

Kumpulan Daftar Format Penilaian Kurikulum 2013

BlogPendidikan.net
- Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. 

Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran.
Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Berikut ini BlogPendidikan.net akan berbagi tentang kumpulan format penilaian yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang terdiri dari: Penilaian Pengetahuan, Penilaian Sikap dan Penilaian Keterampilan. Anda juga bisa menggunakan format ini sebagai acuan dalam membuat daftar penilaian siswa.
Berikut Kumpulan Daftar Format Penilaian Kurikulum 2013 dapat Aanda unduh pada tautan dibawah ini.

1. Kumpulan Daftar Format Penilaian Kurikulum 2013 >>> DISINI
2. Kumpulan Daftar Format Penilaian Kurikulum 2013 >>> DISINI

Contoh Format Penilaian Sikap Siswa dan Bentuk Penilaiannya

BlogPendidikan.net - Salah satu komponen penilaian terhadap peserta didik adalah penilaian sikap, yang sudah termasuk dalam tiga komponen penilaian siswa. Penilaian sikap sangatlah penting untuk menanamkan karakter baik terhadap siswa.

Penilaian sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap.
Baca Juga: Contoh Jurnal Kegiatan Harian Guru
Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.

Contoh Format Penilaian Sikap Siswa dan Bentuk Penilaiannya

Teknik dan Bentuk Penilaian Sikap Yang Terdiri Atas :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari perilaku siswa yang muncul secara alami selama satu semester. Perilaku siswa
yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian.

Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap.
2. Penilaian Diri (self assessment)

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik.

Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
3. Penilaian Antar Peserta Didik

Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antar peserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.

4. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal  adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Untuk lebih memahami silahkan Anda unduh contoh format Penilaian Sikap Siswa pada link >>> DISINI

Demikian penjelasan dalam artikel ini semoga bermanfaat buat Anda sebagai bahan acuan dalam penyusunan Penilaian Sikap Siswa. Terimakasih dan jangan lupa berbagi.