Showing posts with label Kurikulum Merdeka. Show all posts
Showing posts with label Kurikulum Merdeka. Show all posts

Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Guru di Kurikulum Merdeka

Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Guru di Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan kemerdekaan kepada guru dan murid untuk bereksplorasi dan berinovasi dalam pembelajaran. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan kompetensi yang holistik, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam memahami dan mengembangkan peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Kompetensi ini mencakup kemampuan guru dalam:
  • Merancang pembelajaran yang mendidik dan bermakna
  • Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
  • Mengevaluasi hasil belajar peserta didik
  • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran

2. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mantap dan berwibawa, sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan guru dalam:

  • Memiliki kepribadian yang mantap dan berakhlak mulia
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
  • Berperilaku sesuai dengan norma agama, sosial, dan budaya
  • Menunjukkan sikap demokratis, adil, dan nondiskriminasi
  • Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, ikhlas, dan bertanggung jawab

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dalam menjalin hubungan interpersonal yang efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Kompetensi ini mencakup kemampuan guru dalam:

  • Berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan
  • Bekerjasama dan berkolaborasi dengan orang lain
  • Beradaptasi dengan lingkungan yang baru
  • Membangun relasi yang positif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, serta menerapkannya dalam pembelajaran. Kompetensi ini mencakup kemampuan guru dalam:

  • Menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam
  • Menguasai berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
  • Mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran yang tepat
  • Melakukan penilaian hasil belajar peserta didik secara tepat dan akurat

Dalam rangka mendukung penerapan Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengembangkan berbagai program pengembangan kompetensi guru, antara lain:

  • Program Guru Penggerak
  • Program Sekolah Penggerak
  • Pelatihan Mandiri di PMM
  • Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Program-program tersebut diharapkan dapat membantu guru untuk mengembangkan kompetensinya secara holistik, sehingga dapat menjadi pendidik yang profesional dan mampu mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulumnya. Kurikulum ini memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih berfokus pada peserta didik, lebih kontekstual, dan lebih fleksibel.

Namun, kurikulum ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Kurangnya pemahaman guru

Salah satu kelemahan Kurikulum Merdeka adalah kurangnya pemahaman guru terhadap konsep dan prinsip kurikulum ini. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikan kurikulum secara optimal.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing kelemahan tersebut:

1. Kurangnya pemahaman guru

Kurikulum Merdeka memiliki paradigma pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Guru perlu memahami paradigma pembelajaran baru ini agar dapat mengimplementasikannya secara optimal. Namun, masih banyak guru yang belum memahami paradigma pembelajaran Kurikulum Merdeka. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sosialisasi dan pelatihan, serta kurangnya literatur yang membahas kurikulum ini.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Misalnya, satuan pendidikan yang berada di daerah terpencil mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan materi dan sumber belajar yang dibutuhkan.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa perubahan, seperti pengurangan mata pelajaran, penambahan materi esensial, dan pemberian otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya. Kompleksitas kurikulum ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, seperti pemerintah, satuan pendidikan, dan guru.

Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan Kurikulum Merdeka:

1. Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka

Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka agar guru dapat memahami paradigma pembelajaran baru ini. Sosialisasi dan pelatihan dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan webinar.

2. Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa materi dan sumber belajar, serta fasilitas pendukung pembelajaran.

3. Guru perlu meningkatkan kompetensinya

Guru perlu meningkatkan kompetensinya agar dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara optimal. Kompetensi yang perlu ditingkatkan antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Berikut adalah beberapa contoh kelemahan Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya di lapangan:

1. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dipahami oleh guru

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, masih banyak guru yang belum memahami kurikulum ini secara menyeluruh. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikannya secara optimal.

2. Kurikulum Merdeka belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya siap untuk diterapkan di semua satuan pendidikan

Kurikulum Merdeka masih merupakan kurikulum baru yang perlu diujicobakan dan disempurnakan. Penerapannya di semua satuan pendidikan perlu dilakukan secara bertahap dan terencana.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dengan adanya upaya-upaya dari berbagai pihak, diharapkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pncasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

BlogPendidikan.net
- Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebinekaan Global
3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Berpikir Kritis
6. Kreatif

Masing-masing dimensi memiliki elemen-elemen yang di dalamnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing dimensi:

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang diyakininya, serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.

Berkebinekaan Global

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menghargai keberagaman suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Mandiri

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengatur diri sendiri, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan meraih tujuan yang dicita-citakan.

Bergotong Royong

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berbagi dan peduli kepada orang lain.

Berpikir Kritis

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk berpikir secara rasional dan logis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi dan mengevaluasi argumen.

Kreatif

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah secara inovatif, dan menghasilkan karya yang kreatif. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.

Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan bagi sekolah dan pendidik untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik. Dengan mengembangkan Profil Pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik dapat menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Berikut adalah beberapa contoh proyek penguatan profil pelajar Pancasila:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
  • Membangun rumah ibadah untuk masyarakat yang membutuhkan.
  • Menjadi relawan untuk membantu korban bencana alam.
  • Mendonasikan uang untuk membantu anak-anak yatim piatu.
2. Berkebinekaan Global
  • Mengadakan kegiatan untuk mengenalkan budaya daerah lain kepada masyarakat.
  • Menerjemahkan buku dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
  • Membuat film pendek tentang budaya Indonesia.
3. Mandiri
  • Memulai bisnis sendiri.
  • Menjadi tutor untuk adik-adik yang kesulitan belajar.
  • Menulis buku tentang pengalaman hidup.
4. Bergotong Royong
  • Mengadakan kerja bakti di lingkungan sekolah.
  • Membantu korban bencana alam.
  • Bersepeda santai untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yatim piatu.
5. Berpikir Kritis
  • Membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan.
  • Membuat video tentang bahaya narkoba.
  • Menulis artikel tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
6. Kreatif
  • Mengadakan lomba menyanyi.
  • Mengadakan pameran seni rupa.
  • Membuat film pendek tentang kehidupan sehari-hari.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila dapat dilaksanakan oleh peserta didik secara mandiri, berkelompok, atau berkolaborasi dengan pihak lain. Proyek P5 dapat dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah.

Dengan melaksanakan Proyek P5, peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

8 Akses Penting di Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kurikulum Merdeka

8 Akses Penting di Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Wajib Bapak dan Ibu guru tahu, tentang Plarform Merdeka Mengajar (PMM), fitur-fitur penting apa saja yang harus di akses yang bersifat penting.


8 Akses Penting di Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kurikulum Merdeka


1. Asesmen Murid.


Untuk mengetahui, sudah sampai sejauh mana pencapaian belajar murid, melalui beragam paket soal yang bisa dibagikan secara daring dan luring. Asesmen Pembelajaran Digunakan oleh guru untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran di dalam kelas.


2. Perangkat Ajar.



3. Pelatihan Mandiri.


Pelatihan Mandiri dikhususkan untuk guru, agar lebih mengenal tentang Kurikulum Merdeka. Dalam pelatihan yang dilakukan secara mandiri, yang terdiri dari berbagai topik pemahaman tentang kurikulum merdeka dan penerapannya dalam proses pembelajaran.


4. Bukti Karya atau Karya Nyata.


Berupa kumpulan rekam jejak menggunakan P M M sebagai PlatForm Mengajar. Yang menggambarkan kinarja, serta kompetensi tenaga pendidik, untuk saling menginspirasi dan bertukar pikiran. Dari hasil karya nyata yang telah dilakukan pendidik dan mengungganya ke Platform Merdeka Mengajar.


5. Komunitas.


Komunitas sebagai wadah yang dapat digunakan tenaga pendidik untuk berbagi praktik baik, dan saran berdiskusi dalam menerapkan kurikulum merdeka.


6. Video Inspirasi.


Terdapat banyak video inspirasi sebagai referensi untuk memahami dan menerapkan kurikulum merdeka. Serta meningkatkan kompetensi guru.


7. L M S.


Pelatihan Terbimbing menggunakan L M S.


8. Uji Kompetensi.


Merupakan fitur terbaru di P M M, untuk mendapatkan sertifikat kelulusan uji kompetensi, sebagai syarat pengangkatan jabatan fungsional Guru.


Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS


Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

BlogPendidikan.net 
- Kali ini blogpendidikan.net akan berbagi tentang jadwal pelajaran Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk jenjang SD/MI. 

Pembaharuan pembelajaran bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang sudah dimulai pada kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Karena itu, pembelajaran paradigma baru pun disertai dengan penyesuaian kurikulum ke Kurikulum Merdeka. Struktur kurikulum ini didasari tiga hal yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel dan karakter Pancasila.
Selain itu, struktur kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan pun kembali dikuatkan.

Berikut ini beberapa prinsip dalam pengembangan struktur Kurikulum Merdeka:

Struktur Minimum

Struktur kurikulum minimum ditetapkan tapi satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai visi misi dan juga sumber daya yang tersedia.

Otonomi

Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Sederhana

Perubahan yang terjadi adalah seminimal mungkin dengan beberapa aspek yang berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tapi, tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.

Gotong Royong

Pengembangan kurikulum dan bahan ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Pembagian Alokasi Waktu Jam Pelajaran Struktur Kurikulum Merdeka Jenjang SD

Pada Kurikulum 2013: IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri dan pendekatan pembelajaran Tematik.

Pada Kurikulum Merdeka: IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP dan Pendekatan pembelajaran pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan pendidikan Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran.
Struktur Kurikulum Merdeka SD/MI adalah sebagai berikut. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit).

 

Berikut contoh jadwal pelajaran/daftar pelajaran dan alokasi waktu Implementasi Kurikulum Merdeka SD/MI:

Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 2 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 3 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 4 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 5 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 6 Jenjang SD/MI >>> UNDUH