Showing posts with label Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Sekolah. Show all posts

Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

BlogPendidikan.net 
- Kali ini blogpendidikan.net akan berbagi tentang jadwal pelajaran Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk jenjang SD/MI. 

Pembaharuan pembelajaran bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang sudah dimulai pada kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Karena itu, pembelajaran paradigma baru pun disertai dengan penyesuaian kurikulum ke Kurikulum Merdeka. Struktur kurikulum ini didasari tiga hal yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel dan karakter Pancasila.
Selain itu, struktur kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan pun kembali dikuatkan.

Berikut ini beberapa prinsip dalam pengembangan struktur Kurikulum Merdeka:

Struktur Minimum

Struktur kurikulum minimum ditetapkan tapi satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai visi misi dan juga sumber daya yang tersedia.

Otonomi

Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Sederhana

Perubahan yang terjadi adalah seminimal mungkin dengan beberapa aspek yang berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tapi, tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.

Gotong Royong

Pengembangan kurikulum dan bahan ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Pembagian Alokasi Waktu Jam Pelajaran Struktur Kurikulum Merdeka Jenjang SD

Pada Kurikulum 2013: IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri dan pendekatan pembelajaran Tematik.

Pada Kurikulum Merdeka: IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP dan Pendekatan pembelajaran pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan pendidikan Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran.
Struktur Kurikulum Merdeka SD/MI adalah sebagai berikut. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit).

 

Berikut contoh jadwal pelajaran/daftar pelajaran dan alokasi waktu Implementasi Kurikulum Merdeka SD/MI:

Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 2 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 3 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 4 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 5 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 6 Jenjang SD/MI >>> UNDUH

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka adalah pendekatan yang mempromosikan kemandirian siswa dalam mengelola proses pembelajaran mereka sendiri. 

Ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup dan mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan bertanggung jawab.

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan. 

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang umum digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model ini melibatkan siswa dalam proyek nyata atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, penerapan konsep, dan kerjasama. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, eksperimen, presentasi, atau pembuatan produk. Model ini mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan terlibat dalam pengalaman praktis.
2. Model Pembelajaran Kolaboratif

Model ini mengedepankan kerjasama antara siswa dalam kelompok kecil atau tim. Siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, berbagi pengetahuan, saling membantu, dan memecahkan masalah secara bersama. Model ini mempromosikan keterampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model ini menekankan pada pemberian tugas atau masalah yang menantang siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi. Siswa akan belajar melalui pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau konteks yang lebih luas. Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

4. Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Model ini fokus pada pengembangan keterampilan atau kompetensi tertentu yang relevan dengan bidang atau mata pelajaran tertentu. Siswa belajar melalui aktivitas yang berorientasi pada pengembangan keterampilan, seperti berbicara di depan umum, menulis, berpikir analitis, dan berkolaborasi. Model ini mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia nyata dan mengembangkan keterampilan seumur hidup.
5. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi

Model ini melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran. Siswa menggunakan perangkat teknologi, seperti komputer, tablet, atau smartphone, untuk mengakses sumber daya pembelajaran online, berpartisipasi dalam diskusi online, atau membuat produk digital. Model ini membantu siswa mengembangkan literasi digital dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk pembelajaran.

6. Model Pembelajaran Berbasis Eksplorasi

Model ini menggali potensi eksplorasi siswa melalui observasi, penelitian, atau kunjungan lapangan. Siswa belajar melalui pengalaman langsung, eksperimen, atau penemuan mandiri. Model ini mendorong rasa ingin tahu, keterlibatan aktif, dan pemahaman yang lebih mendalam.

7. Model Pembelajaran Berbasis Games

Model ini memanfaatkan permainan atau simulasi sebagai sarana pembelajaran. Siswa belajar melalui aktivitas permainan yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model ini dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan penguasaan konsep.

Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain:

1. Metode Proyek

Metode ini melibatkan siswa dalam proyek atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, analisis, dan penerapan konsep yang dipelajari. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, presentasi, atau pembuatan produk.

2. Metode Diskusi

Metode ini melibatkan diskusi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya. Diskusi berfokus pada pemahaman konsep, berbagi pendapat, memecahkan masalah, dan mencapai pemahaman yang lebih dalam melalui pertukaran ide dan pandangan.
3. Metode Penemuan

Metode ini mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri melalui eksperimen, penelitian, atau pengamatan. Siswa diberikan kebebasan untuk menggali informasi, menganalisis temuan mereka, dan memperoleh pemahaman secara mandiri.

4. Metode Simulasi

Metode ini menggunakan simulasi atau permainan sebagai sarana pembelajaran. Siswa berpartisipasi dalam aktivitas yang mensimulasikan situasi nyata atau skenario tertentu, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang relevan dan interaktif.

5. Metode Penugasan

Metode ini melibatkan pemberian tugas-tugas tertentu kepada siswa untuk diselesaikan secara mandiri. Tugas-tugas ini dapat berupa penulisan esai, penelitian, proyek, atau presentasi. Siswa belajar melalui proses menyelesaikan tugas dan mengembangkan keterampilan literasi, penelitian, dan berpikir kritis.

6. Metode Kolaboratif

Metode ini melibatkan kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa bekerja bersama-sama, berbagi ide, mengajarkan satu sama lain, dan memecahkan masalah secara bersama. Metode ini mempromosikan keterampilan kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

7. Metode Eksplorasi

Metode ini melibatkan siswa dalam eksplorasi langsung terhadap lingkungan sekitar mereka. Siswa melakukan pengamatan, eksperimen, atau kunjungan lapangan untuk memperoleh pengalaman nyata dan pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dipelajari.

8. Metode Pembelajaran Jarak Jauh

Metode ini digunakan dalam situasi pembelajaran jarak jauh, di mana siswa belajar melalui platform online, modul, atau materi pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri. Siswa belajar secara mandiri dengan panduan dari guru, memanfaatkan sumber daya digital dan berkomunikasi melalui media online.

Setiap metode pembelajaran ini memiliki keunikan dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran.

Artikel ini terpilih untuk diikutsertakan dalam "Teacher Creator Awards 2023/2024

Dari Penerbit Bahan Ajar Pendidikan Twinkl

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Ini 18 Tips Agar Sekolah Banyak Peminatnya

Ini 18 Tips Agar Sekolah Banyak Peminatnya

BlogPendidikan.net
- PPDB adalah kependekan dari Penerimaan Peserta Didik Baru. Ini adalah proses yang dilakukan oleh sekolah untuk menerima dan memilih siswa baru yang akan masuk ke tingkat pendidikan tertentu, seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, atau sekolah menengah atas.

Proses PPDB dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh otoritas pendidikan setempat. Pada proses ini, sekolah biasanya menerapkan berbagai kriteria dan mekanisme seleksi untuk memilih siswa baru yang memenuhi syarat dan sesuai dengan kuota yang tersedia.
Pada PPDB, sekolah mengumumkan persyaratan pendaftaran, baik dari segi administratif maupun prestasi akademik atau non-akademik. Beberapa sekolah mungkin mengadakan tes tertulis, wawancara, atau penilaian tambahan lainnya untuk memilih siswa yang paling sesuai dengan profil sekolah dan program pendidikan yang mereka tawarkan.

PPDB memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda di setiap negara atau wilayah. Tujuannya adalah untuk menciptakan proses yang adil, transparan, dan objektif dalam memilih siswa baru berdasarkan kualifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan.

Lantas bagaimana agar sekolah itu banyak peminatnya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu agar sekolah memiliki banyak peminat:

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Pastikan sekolah memberikan kualitas pendidikan yang tinggi. Fokus pada pengembangan kurikulum yang relevan, penggunaan metode pengajaran yang efektif, dan pelatihan yang baik bagi para guru. Sertakan pula program pengembangan diri dan peluang eksplorasi bagi siswa.

2. Memperluas Ekstrakurikuler

Sediakan beragam kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dan bervariasi, seperti klub olahraga, paduan suara, teater, debat, dan kegiatan seni lainnya. Hal ini dapat menarik minat siswa dengan berbagai minat dan bakat.

3. Kemitraan dengan Orang Tua

Libatkan orang tua dalam kehidupan sekolah dengan mengadakan pertemuan rutin, diskusi, dan kegiatan bersama. Buatlah saluran komunikasi yang terbuka antara sekolah dan orang tua, sehingga mereka merasa terlibat dan memiliki kepercayaan pada sekolah.
4. Promosi Sekolah yang Efektif 

Manfaatkan berbagai saluran promosi, seperti media sosial, situs web sekolah, brosur, dan kegiatan pameran pendidikan. Berikan informasi yang jelas dan menarik tentang visi, misi, program, dan keunggulan sekolah.

5. Program Beasiswa atau Bantuan Keuangan

Sediakan program beasiswa atau bantuan keuangan untuk siswa berprestasi yang kurang mampu secara finansial. Ini dapat menarik minat siswa yang memiliki potensi tetapi mungkin menghadapi kendala keuangan.

6. Kerjasama dengan Komunitas Lokal

Bangun kerjasama dengan komunitas lokal, seperti universitas, perusahaan, atau organisasi masyarakat. Kolaborasi ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam proyek, magang, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan keterampilan mereka.

7. Evaluasi dan Perbaikan Terus-menerus

Selalu berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sekolah. Lakukan evaluasi rutin terhadap proses pembelajaran, program, dan kegiatan sekolah. Tanyakan masukan dari siswa, orang tua, dan staf sekolah untuk mendapatkan umpan balik yang berharga.

8. Membangun Reputasi yang Baik

Pastikan sekolah memiliki reputasi yang baik dengan menjaga integritas, kedisiplinan, dan etika yang tinggi. Ketika siswa dan orang tua merasakan lingkungan sekolah yang positif dan aman, mereka akan lebih tertarik untuk bergabung.
9. Manfaatkan Jejaring Alumni

Libatkan alumni dalam proses PPDB dengan meminta mereka untuk berbagi pengalaman mereka tentang sekolah dan prestasi yang telah mereka capai setelah lulus. Hal ini dapat membantu membentuk citra positif tentang sekolah dan memberikan inspirasi kepada calon siswa.

10. Klarifikasi dan Komunikasi yang Jelas

Sediakan informasi yang jelas tentang proses PPDB, persyaratan, kriteria penerimaan, jadwal, dan kontak yang dapat dihubungi. Pastikan informasi ini tersedia di situs web sekolah, brosur, media sosial, dan saluran komunikasi lainnya.

11. Transparansi dan Objektivitas

Pastikan proses seleksi PPDB dilakukan secara transparan dan objektif. Jelaskan kriteria penilaian dan bobot yang digunakan dalam seleksi. Jika ada tes atau wawancara, pastikan mereka dijalankan dengan standar yang adil dan objektif.

12. Penekanan pada Keunggulan Sekolah

Jelaskan keunggulan dan nilai tambah yang ditawarkan oleh sekolah Anda, seperti kurikulum yang inovatif, program ekstrakurikuler yang kaya, fasilitas yang memadai, dan prestasi siswa sebelumnya. Berikan contoh konkret tentang bagaimana sekolah telah memberikan manfaat kepada siswa dan alumni.

13. Kolaborasi dengan Sekolah Terdekat

Jalin kerjasama dengan sekolah terdekat untuk memperkenalkan sekolah kepada siswa dan orang tua. Adakan kegiatan kunjungan, presentasi, atau kegiatan bersama untuk memperkenalkan program sekolah kepada calon siswa.

14. Program Orientasi untuk Calon Siswa

Sediakan program orientasi khusus untuk calon siswa dan orang tua. Berikan informasi tentang lingkungan sekolah, kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas yang ada. Hal ini akan membantu mereka memahami lebih baik apa yang ditawarkan oleh sekolah dan membuat mereka merasa lebih nyaman dengan lingkungan sekolah.
15. Prestasi siswa yang diakui

Berikan pengakuan dan apresiasi kepada siswa yang mencapai prestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Promosikan prestasi siswa melalui media sekolah, situs web, dan media sosial.

16. Pengalaman positif siswa

Pastikan siswa merasa diperhatikan, dihargai, dan mendapatkan pengalaman positif di sekolah. Hal ini dapat meliputi pengelolaan disiplin yang adil, kegiatan sosial yang menyenangkan, dan sebagainya.

17. Komunikasi efektif dengan orang tua

Bangun hubungan yang baik dengan orang tua siswa. Sediakan forum untuk berkomunikasi secara teratur, termasuk rapat orang tua-guru, newsletter sekolah, dan saluran komunikasi online. Libatkan orang tua dalam kehidupan sekolah dan informasikan mereka tentang perkembangan anak-anak mereka.

18. Fasilitas yang Memadai

Pastikan sekolah memiliki fasilitas yang memadai, seperti laboratorium sains yang lengkap, perpustakaan yang baik, aula pertemuan, dan fasilitas olahraga. Fasilitas yang memadai akan memberikan kesan positif dan menunjukkan komitmen sekolah terhadap pengembangan siswa.

Demikian artikel tentang bagaimana agar sekolah banyak peminatnya dan tipsnya, semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

10 Tipe Strategi Pembelajaran Yang Tepat Digunakan di Abad 21

10 Strategi Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Dalam Pembelajaran Abad 21

BlogPendidikan.net
- Proses pembelajaran yang terus berkembang dari zaman dulu dengan cara tradisional kini menjadi proses pembelajaran yang lebih banyak menggunakan teknologi informasi. 

Hal ini menuntut guru harus tetap update pengetahuan tentang sistem pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman. Media pembelajaranpun semakin berkembang dari zaman kapur ke zaman layar slide.
Pada abad 21 terjadi perubahan strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru dari cara yang tradisional kini mengarah pada pendekatan digital yang dirasa lebih relevan dalam memenuhi kebutuhan siswa. 

Akan tetapi proses transisi dari lingkungan kelas yang menerapkan cara tradisional ke cara digital sangat bervariasi tergantung pada cara guru dan sekolah yang bersangkutan dalam merespon dan menyikapinya.

Berikut ada 10 Tipe Strategi Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Dalam Pembelajaran Abad 21:

1. Presentation (Presentasi)

Pada kegiatan presentasi, guru atau siswa menyebarkan informasi yang diperoleh melalui sumber informasi berupa guru, siswa, buku teks, internet, audio, video, dan lain sebagainya. Presentasi interaktif melibatkan pertanyaan dan komentar di antara guru dan siswa sebagai anggota keseluruhan kelas atau dalam kelompok kecil. 
Bentuk integrasi metode presentasi dapat dilihat melalui sejumlah sumber daya teknologi yang digunakan dapat meningkatkan kualitas penyajian informasi. Sebagai contoh siswa dapat menggunakan aplikasi microsoft power point untuk menampilkan hasil rangkuman hasil tulisan taks dan menyajikan video maupun gambar sekaligus dalam satu tampilan presentasi.

2. Demontrastion (Demonstrasi)

Pada metode demonstrasi, siswa mempelajari pandangan dari suatu keterampilan atau prosedur yang harus dipelajari. Demonstrasi dapat diterapkan pada seluruh anggota kelas, kelompok kecil, atau individu yang membutuhkan sedikit penjelasan tambahan tentang bagaimana melakukan suatu tugas. Tujuan demonstrasi bagi siswa adalah untuk meniru kinerja fisik, seperti menggunakan alat ukur angin digital, atau untuk mengadopsi sikap yang dicontohkan guru sebagai bentuk keteladanan. 
Demonstrasi mengizinkan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran aktif berlangsung. Bentuk integrasi metode demonstrasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan peralatan teknologi seperti kamera digital. Kamera video digital dapat digunakan untuk merekam demonstrasi selama atau sebelum kelas berlangsung.

3. Drill and Practice (Latihan terus menerus dan Praktik)

Peserta didik menyelesaikan latihan latihan untuk menyegarkan atau meningkatkan kapasitas isi pengetahuan dan keterampilan. Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan bahwa siswa telah menerima beberapa instruksi tentang konsep, prinsip, atau prosedur tertentu dari guru sebelumnya.
Agar efektif latihan terus menerus dan praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan jawaban benar dan memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa. Bentuk integrasi dari metode ini dengan penggunaan teknologi adalah banyak aplikasi komputer yang ditawarkan  kepada siswa memberikan kesempatan untuk mengingat kembali dan melakukan praktik atas pengetahuan maupun keterampilannya.

4. Tutorial

Tutorial merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja sama dengan orang lain yang lebih ahli, atau perangkat lunak komputer tercetak khusus yang menyajikan konten/isi, mengajukan pertanyaan atau masalah, meminta tanggapan peserta, menganalisis tanggapan, memberikan umpan balik yang sesuai, dan memberikan latihan sampai pelajar menunjukkan tingkat kemandirian yang telah ditentukan. 

Siswa belajar melalui latihan dengan pemberian umpan balik setelah setiap bagian kecil selesai dilakukan. Integrasi dari bentuk metode ini dengan teknologi adalah pengaturan tutorial termasuk instruktur untuk pelajar, pelajar untuk pelajar, komputer untuk pelajar, cetak untuk pelajar.

5. Discussion (Diskusi)

Sebagai sebuah strategi pembelajaran tutorial melibatkan pertukaran ide dan pendapat di antara siswa atau di antara siswa dan guru. Diskusi akan efektif bila dilakukan dengan cara mengenalkan topik pembicaraan yang baru atau lebih mendalam sampai konsep dasar. 
Integrasi antara metode diskusi dengan teknologi adalah teknologi mendukung diskusi menjadi metode yang dikenal di kelas seperti saat ini seperti metode yang memperluas percakapan di luar kelas.

6. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)

Merupakan sebuah strategi kelompok di mana siswa bekerja sama untuk saling membantu dalam belajar. Integrasi dari metode ini adalah siswa dapat belajar tidak hanya berdiskusi masalah materi task dan menonton media, tapi juga menghasilkan media. Sebagai contoh siswa dapat mendesain dan menghasilkan sebuah podcast, video, atau powerpoint atau prezi presentasi.

7. Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Melalui penggunaan pembelajaran berbasis masalah, siswa secara aktif akan mencari solusi untuk masalah-masalah terstruktur atau tidak terstruktur yang terletak di dunia nyata. Masalah terstruktur memberikan siswa pemahaman yang jelas tentang apa yang mungkin menjadi jawaban atas permasalahan yang ada. Integrasi dari metode ini dengan teknologi adalah banyaknya aplikasi komputer yang menyediakan dan mendukung pembelajaran berbasis masalah. 
Sebagai contoh aplikasi microsoft access dan excel yang mengizinkan siswa untuk mengembangkan dan menjelajahi data sets untuk menemukan jawaban menggunakan rumus fungsi.

8. Games (Permainan)

Permainan pendidikan menyediakan sebuah lingkungan yang kompetitif di mana siswa mengikuti aturan yang ditentukan saat mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang menantang dan menghadirkan siswa dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang mungkin merupakan jawaban yang tepat. 
Permainan seri meminta siswa untuk menggunakan ketrampilan memecahkan masalah dalam mencari solusi atau untuk mendemonstrasikan penguasaan konten spesifik yang menuntut tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.

9. Simulations (Simulasi)

Metode simulasi mengizinkan siswa untuk berada pada situasi nyata. Integrasi dari metode simulasi dengan teknologi adalah kemampuan interpersonal dan percobaan laboratorium pada fisika ilmu pengetahuan alam merupakan contoh subjek simulasi.

10 Discovery (Penemuan)

Strategi penemuan digunakan sebuah induktif, atau penemuan mandiri. Integrasi dari metode discovery dengan teknologi adalah ada beberapa variasi cara bahwa teknologi instruktusional dan media dapat membantu mengenalkan discovery maupun inkuiri.


Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar

Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar

BlogPendidikan.net
- Guru dalam setiap kali memberikan pembelajaran kepada siswa, diharuskan dan wajib memiliki jurnal agenda guru mengajar, bukan hanya sebagai pelengkap administrasi melainkan sebagai arah dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam proses pembelajaran.
Jurnal agenda guru mengajar merupakan bagian dari kelengkapan perangkat pembelajaran guru pada Buku Guru point 2 yang memuat jurnal agenda mengajar guru.

Buku Kerja Guru

Buku kerja guru dipersiapkan oleh guru sebagai panduan guru dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai seorang pendidik dan seorang fasilitator bagi siswa di sekolah. 
Seorang fasilitator tentunya harus melengkapi persiapan mengajar yang baik dan terstruktur untuk anak didiknya sehingga tercipta proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan mendapatkan hasil pembelajaran seperti yang ditargetkan pada standar kompetensi lulusan (SKL). 

Buku kerja merupakan desain pembelajaran yang disusun secara terstruktur serta mengikuti kurikulum yang berlaku  pada saat ini dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal untuk siswa, guru, orang tua dan pihak sekolah.
Pada buku kerja guru 2 terdiri dari :

1. Kode Etik Guru
2. Ikrar Guru
3. Tata Tertib Guru
4. Pembiasaan Guru
5. Kalender Pendidikan
6. Analisis Alokasi Waktu
7. Program Tahunan
8. Program Semester
9. Jurnal Agenda Guru

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini BlogPendidikan.net akan berbagi Jurnal Agenda Guru Mengajar yang bisa Anda download pada tautan dibawah ini.

Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar 1 >>> UNDUH
Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar 2 >>> UNDUH

Jurnal ini bisa diedit sesuai kebutuhan Anda, dan menjadikan referensi Anda dalam meyusun jurnal agenda mengajar harian.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Kemendikbudristek: Calistung Tes Masuk SD/MI Tahun Ajaran Baru Dihapus

Kemendikbudristek: Calistung Tes Masuk SD/MI Tahun Ajaran Baru Dihapus

BlogPendidikan.net
- Ada kabar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) menghapuskan tes membaca, menulis, dan menghitung (calistung) pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) di jenjang SD/MI. 

Perubahan ini diprakarsai oleh adanya miskonsepsi tentang calistung pada PAUD dan SD yang masih sangat kuat di masyarakat. Saat ini, kemampuan calistung masih dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar dan dibangun secara instan.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dalam acara Peluncuran Merdeka Belajar episode 24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, masih banyak satuan pendidikan yang salah dalam mengajari siswa calistung.

"Bukan berarti calistung itu bukan suatu topik tidak penting untuk diajarkan di PAUD. Saya tidak mau ada salah pengertian di sini, poinnya adalah adanya miskonsepsi bahwa hanya calistung yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya juga salah," jelas Nadiem dalam siaran YouTube Kemendikbud RI pada Selasa (28/3/2023).
Mengajarkan Calistung Bukan Tanggung Jawab PAUD

Nadiem menyebut bahwa calistung merupakan metode tidak menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar. Selain itu, miskonsepsi lain adalah bahwa mengajari anak calistung merupakan tugas satuan pendidikan PAUD bukan SD, padahal sebaliknya.

"Ini hal yang membuat saya kesal bahwa calistung dijadikan kriteria untuk anak masuk SD. Ini suatu hal yang sudah tidak bisa lagi ditolerir dan kami mohon bantuan semua Bapak Ibu di dalam ruangan ini dan yang menonton di YouTube untuk segera menghilangkan error besar ini seolah SD-SD di seluruh Indonesia tidak punya tanggung jawab sama sekali mengenai calistung dan itu tanggung jawabnya PAUD," ungkap Nadiem.

Ia pun mengkhawatirkan tentang nasib dari anak-anak kecil di masa emasnya yang seharusnya mendapatkan pembelajaran yang lebih menyenangkan.

"Konsekuensi yang paling menakutkan adalah anak merasa bahwa belajar itu tidak menyenangkan dari umur kecil. Kalau mereka bisa merasakan itu pada masa PAUD, masa periode emas, akan sulit memutar balik persepsi itu kepada anak bahwa sekolah itu bisa menyenangkan, belajar itu menyenangkan, baca buku menyenangkan, matematika menyenangkan," katanya.

Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah saat ini tengah berusaha memperkuat transisi dari PAUD ke SD menjadi lebih menyenangkan. 

Dalam upaya ini, terdapat tiga poin penting yang perlu diperhatikan oleh SD/MI, yakni:

1. Menegaskan aturan pelarangan tes calistung pada proses penerimaan peserta didik baru di pendidikan dasar (SD/MI)

2. Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama

a. Satuan PAUD dan SD/MI memfasilitasi anak serta orang tua untuk berkenalan dengan lingkungan belajarnya

b. Satuan PAUD dan SD/MI mengenal peserta didik lebih jauh melalui kegiatan belajar

3. Menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi anak, yakni:

a. Pembelajaran aktif dan eksploratif, membangun rasa ingin tahu, dan sarat dengan interaksi positif yang membangun percaya diri anak.

b. Menghindari asesmen di kelas berupa tes lisan dan tertulis untuk mengurangi potensi stress pada anak usia dini. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pembinaan, bukan pelabelan "anak pintar" dan "tidak pintar".

c. Laporkan perkembangan peserta didik kepada orang tua/wali saat pelaporan hasil belajar.

Untuk mendukung perubahan tersebut, Kemendikbudristek mengajak berbagai pihak untuk berpartisipasi aktif mulai dari pihak dinas, satuan pendidikan, orang tua, hingga mitra atau komunitas guru.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS