Berbagai Jenis Metode Pembelajaran Menulis Kelas Rendah dan Kelas Tinggi

Jenis Metode Pembelajaran Menulis Kelas Rendah dan Kelas Tinggi

BlogPendidikan.net
- Keterampilan menulis merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Keterampilan ini menjadi sarana untuk merekam atau mengungkapkan pikiran, perasaan atau informasi yang ada. 

Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Pada setiap manusia, kepemilikan keterampilan dasar ini diawali dari ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.

Berikut jenis-jenis metode pembelajaran menulis yang diterapkan pada kelas rendah dan kelas tingg :

Metode Pembelajaran Menulis Yang Diterapkan Pada Kelas Randah :

1. Metode Eja

Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan hurufhuruf.

2. Metode kata lembaga

Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Mengenalkan kata
2) Merangkaikan kata antar suku kata
3) Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
4) Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5)

3. Metode Global

Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata.

4. Metode SAS

Menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang di dalamnya terkandung unsur analitik sintetik. 

Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.

Metode Pembelajaran Menulis Yang Diterapkan Pada Kelas Tinggi:

1. Metode langsung

Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan.  Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

2. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.  Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.

3. Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.

4. Metode Tematik

Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.

5. Metode Konstruktivistik

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.  Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik dimulai dari masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

6. Metode Kontekstual

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Comments