Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Guru Merdeka Belajar Tapi Masih Segudang Administrasi

Guru Merdeka Belajar Tapi Masih Segudang Administrasi

BlogPendidikan.net
- Program Merdeka Belajar merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam bidang pendidikan. Program ini bertujuan untuk memberikan keleluasaan dan kemerdekaan kepada guru dalam mengelola pembelajaran. 

Namun, dalam pelaksanaannya, program ini masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah masih banyaknya administrasi yang harus dikerjakan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbudristek pada tahun 2022, guru di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 15-20 jam per minggu untuk mengerjakan administrasi. Waktu yang cukup banyak ini tentu dapat menghambat guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Ada beberapa hal yang menyebabkan masih banyaknya administrasi yang harus dikerjakan oleh guru.

Pertama, banyaknya peraturan dan kebijakan yang harus dipatuhi oleh guru.
Kedua, adanya tuntutan dari berbagai pihak, seperti dari sekolah, dinas pendidikan, dan masyarakat. 
Ketiga, adanya ketidakjelasan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab antara guru dan pihak lain, seperti kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan.

Akibat banyaknya administrasi yang harus dikerjakan, guru menjadi kurang fokus pada pembelajaran. Guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan administrasi daripada untuk mempersiapkan pembelajaran dan mengembangkan profesionalitasnya. Hal ini tentu dapat menurunkan kualitas pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya perubahan paradigma dalam pengelolaan pendidikan. Pemerintah perlu melakukan penyederhanaan peraturan dan kebijakan pendidikan. Selain itu, perlu ada koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait dalam pengelolaan pendidikan.

Berikut adalah beberapa gambaran solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah segudang administrasi bagi guru:

1. Penyederhanaan peraturan dan kebijakan pendidikan

Pemerintah perlu melakukan penyederhanaan peraturan dan kebijakan pendidikan. Peraturan dan kebijakan yang terlalu banyak dan tumpang tindih dapat menjadi beban bagi guru.

2. Koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait

Perlu ada koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait dalam pengelolaan pendidikan. Hal ini untuk menghindari adanya tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.

3. Peningkatan kapasitas guru

Guru perlu diberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran dan administrasi.

Dengan adanya solusi-solusi tersebut, diharapkan guru dapat lebih merdeka dalam melaksanakan pembelajaran.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Apa Saja Penilaian Portofolio UKIN PPG Dalam Jabatan (UKMPPG)

Apa Saja Penilaian Portofolio UKIN PPG Dalam Jabatan (UKMPPG)

BlogPendidikan.net
- Penilaian portofolio pada UKMPPG digunakan untuk menilai capaian pembelajaran ketujuh (CP 7) yaitu mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan sebagai guru profesional. CP 7 ini dibuktikan dengan peserta UKMPPG telah melaksanakan penelitian, refleksi diri, pencarian informasi baru, inovasi, prestasi, dan pengabdian pada masyarakat.

Dalam konteks UKMPPG, portofolio adalah kumpulan bukti fisik yang menunjukkan bahwa mahasiswa telah melaksanakan penelitian, refleksi diri, pencarian informasi baru, dan inovasi selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dan selama menjadi mahasiswa PPG yang dideskripsikan dalam narasi disertai dengan melampirkan bukti. 

Bukti ini dibatasi karya yang dikumpulkan dalam interval waktu tertentu. Untuk mahasiswa PPG dalam jabatan, portofolio yang dikumpulkan merupakan karya selama 3 tahun terakhir sebelum PPG. 
Adapun untuk mahasiswa PPG prajabatan, portofolio merupakan karya selama selama 1 tahun terakhir ditambah karya menjadi mahasiswa PPG.

Ada enam komponen portofolio yang diakui pada UKMPPG yakni melaksanakan penelitian, melakukan refleksi diri, mencari informasi baru, menghasilkan karya inovasi, prestasi, dan pengabdian pada masyarakat.

Bukti melaksanakan penelitian dapat berupa laporan penelitian, artikel yang dipresentasikan, artikel yang dipublikasikan di proseding, jurnal nasional, maupun jurnal internasional dan atau karya ilmiah populer yang diterbitkan di majalah atau koran. Refleksi diri berisi narasi tentang perbaikan kinerja yang telah dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas kompetensi.

Adapun komponen yang akan dinilai dalam penyusunan Portofolio PPG Dalam Jabatan UKMPPG adalah sebagai berikut:

1. Komponen melaksanakan penelitian dan publikasi. 

Dibuktikan dengan kepemilikan laporan penelitian atau artikel yang diseminarkan atau dibahas di forum ilmiah tertentu dan dimuat dalam proseding, atau artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah terakreditasi maupun tidak terakreditasi, tulisan ilmiah popular yang dimuat dalam majalah, tabloid, koran, news letter, atau bulletin. 

Baik yang terbit lokal, regional, nasional maupun internasional yang relevan mata pelajaran yang diampu baik (individu/kelompok). Skripsi, tesis, disertasi, dan makalah yang dihasilkan mahasiswa untuk memenuhi tugas akademik ketika mahasiswa melanjutkan studi tidak dapat dimasukkan sebagai komponen karya pengembangan profesi.

2. Komponen refleksi diri.

Dideskripsikan dengan narasi tentang proses perbaikan kinerja profesional secara terus-menerus yang dilakukan oleh mahasiswa PPG baik dalam pengembangan diri (termasuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran pada khususnya), melaksanakan penelitian, mengembangkan karya inovasi dan juga terkait pelaksanaan tugas guru secara umum meliputi berfikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. 

Analisis ini mendeskripsikan apakah pengembangan diri, penelitian dan pengembangan karya inovatif sudah direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai secara baik. 
Analisis ini juga memuat deskripsi tentang permasalahan dan perbaikan ketiga hal tersebut, serta menemukan makna dari dari proses perbaikan tersebut guna melakukan modifikasi kegiatan pembelajaran di masa depan. 

Hal- hal yang sudah berhasil juga diceritakan untuk dijadikan penguatan kegiatan berikutnya. Perubahan/perbaikan yang telah dilakukan mahasiswa dilampirkan.

3. Komponen pencarian informasi dan pengetahuan baru.

Dibuktikan dengan mengikuti kegiatan untuk meningkatkan kompetensi diri. Kegiatan ini berupa pendidikan dan latihan, lokakarya, seminar/webinar/konferensi, dan juga kegiatan lain yang mendukung peningkatan kualitas diri. 

Pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah kegiatan yang pernah diikuti oleh mahasiswa dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. 

Bukti dokumen keikutsertaan komponen ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara yang sah. Keikutsertaan dalam seminar/webinar/konferensi sebagai pemakalah dibuktikan dengan sertifikat dan makalah/bahan presentasi, sedangkan kalau sebagai peserta dibuktikan dengan sertifikat. 

Kegiatan lain yang mendukung berupa kegiatan MGMP/KKG atau sebagai Guru Inti/Master Trainer dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi yang dibuktikan dengan sertifikat.

4. Komponen menghasilkan inovasi baru.

Adalah upaya mahasiswa untuk menunjukkan adanya pengembangan profesi dengan menghasilkan karya yang sesuai dengan profesinya. Karya-karya ini dilengkapi dengan pakta integritas yang ditandatangani mahasiswa di atas materai. 

Komponen ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Buku. Dapat berupa buku pelajaran, buku referensi, buku lainnya, dan/atau buku terjemahan yang diterbitkan oleh suatu lembaga/institusi atau penerbit baik yang memiliki nomor ISBN maupun yang tidak memiliki nomor ISBN.

b. Modul pembelajaran. Berupa modul yang digunakan selama melaksanakan pembelajaran di kelas yang diampu mahasiswa, baik di sekolah sendiri atau sekolah lain atau untuk kelompok belajar paket A, B, dan C.

c. Diktat. Yang mencakup materi pelajaran yang diampu mahasiswa termasuk diantaranya panduan praktikum, lembar kerja, dan lain-lain.

d. Media/alat pembelajaran. Yaitu hasil karya guru yang inovatif, orisinil dan sesuai matapelajaran. Media/alat pembelajaran dapat berupa alat bantu presentasi, alat bantu olah raga, alat bantu praktik, alat bantu musik, dan alat lain yang membantu kelancaran proses pembelajaran/pembimbingan di sekolah.

e. Karya teknologi tepat guna. Yaitu karya hasil pengembangan dalam bidang sains, teknologi, sosial, dan humaniora yang dibuat menggunakan bahan, sistem, atau metodologi tertentu dan dimanfaatkan untuk membantu kelancaran pendidikan atau membantu kehidupan masyarakat;

f. Karya seni dan karya olahraga. Yaitu hasil refleksi nilai-nilai dan atau gagasan manusia yang diekspresikan secara estetik dalam berbagai medium seperti rupa, gerak, bunyi, dan kata yang bermakna bagi kehidupan manusia. 

Bukti media/alat pembelajaran, karya teknonologi tepat guna, dan karya seni/olah raga yang tidak dapat disertakan langsung sebagai bukti diganti dengan foto dari karya dimaksud dan bukti lain yang menggambarkan penggunaan karya teknologi tepat guna atau karya seni tersebut. 

Bukti karya teknologi atau karya seni/olah raga perlu disertai deskripsi yang menggambarkan ide yang melatarbelakangi, spesifikasi, dan khalayak yang memanfaatkannya. 

Deskripsi media/alat pembelajaran mencakup spesifikasi (dimensi dan bahan bakunya), materi ajar, dan cara (manual procedure) menggunakan media tersebut dalam pembelajaran yang memiliki keabsahan/kesahihan.

5. Komponen prestasi.

Meliputi pemerolehan kejuaraan oleh mahasiswa setelah mengikuti kompetisi-kompetisi, misalnya sebagai guru berprestasi, atau kompetensi lain di bidang pendidikan atau bidang lain yang sangat berhubungan dengan bidang keahlian guru tersebut. Kegiatan ini dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.

6. Komponen pengabdian.

Meliputi bukti-bukti kegiatan-kegiatan dalam rangka mahasiswa mengabdi sebagai warga sekolah (misalnya kegiatan akreditasi, anggota/ketua panitia kegiatan di sekolah) dan juga di masyarakat (menjadi tim kepanitian di kegiatan-kegiatan masyarakat, termasuk di tempat ibadah). Kegiatan ini dibuktikan dengan sertifikat atau Surat keputusan/surat tugas atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara.

Siapa Tim Penilaian Portofolio.

Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 (dua) orang, yaitu seorang dosen penguji Ukin dan seorang guru penguji Ukin di tiap lembaga penyelenggara ujian. Setiap dosen memberikan nilai portofolio tiap mahasiswa berdasarkan rubrik penilaian.

Demikian artikel tentang, Apa Saja Yang Akan di nilai dalam Portofolio UKIN PPG Dalam Jabatan (UKMPPG), Semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulumnya. Kurikulum ini memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih berfokus pada peserta didik, lebih kontekstual, dan lebih fleksibel.

Namun, kurikulum ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Kurangnya pemahaman guru

Salah satu kelemahan Kurikulum Merdeka adalah kurangnya pemahaman guru terhadap konsep dan prinsip kurikulum ini. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikan kurikulum secara optimal.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing kelemahan tersebut:

1. Kurangnya pemahaman guru

Kurikulum Merdeka memiliki paradigma pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Guru perlu memahami paradigma pembelajaran baru ini agar dapat mengimplementasikannya secara optimal. Namun, masih banyak guru yang belum memahami paradigma pembelajaran Kurikulum Merdeka. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sosialisasi dan pelatihan, serta kurangnya literatur yang membahas kurikulum ini.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Misalnya, satuan pendidikan yang berada di daerah terpencil mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan materi dan sumber belajar yang dibutuhkan.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa perubahan, seperti pengurangan mata pelajaran, penambahan materi esensial, dan pemberian otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya. Kompleksitas kurikulum ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, seperti pemerintah, satuan pendidikan, dan guru.

Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan Kurikulum Merdeka:

1. Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka

Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka agar guru dapat memahami paradigma pembelajaran baru ini. Sosialisasi dan pelatihan dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan webinar.

2. Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa materi dan sumber belajar, serta fasilitas pendukung pembelajaran.

3. Guru perlu meningkatkan kompetensinya

Guru perlu meningkatkan kompetensinya agar dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara optimal. Kompetensi yang perlu ditingkatkan antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Berikut adalah beberapa contoh kelemahan Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya di lapangan:

1. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dipahami oleh guru

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, masih banyak guru yang belum memahami kurikulum ini secara menyeluruh. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikannya secara optimal.

2. Kurikulum Merdeka belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya siap untuk diterapkan di semua satuan pendidikan

Kurikulum Merdeka masih merupakan kurikulum baru yang perlu diujicobakan dan disempurnakan. Penerapannya di semua satuan pendidikan perlu dilakukan secara bertahap dan terencana.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dengan adanya upaya-upaya dari berbagai pihak, diharapkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

BlogPendidikan.net
- "Guru zaman now" dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi "Guru of the current era" atau "Guru of the present time." 

Dalam konteks ini, "guru" merujuk pada seseorang yang dianggap sebagai ahli atau pengetahuan terkini di era saat ini, terutama dalam hal teknologi, tren, budaya populer, media sosial, dan inovasi terbaru.

Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan dan budaya kontemporer. 

Berikut adalah beberapa ciri khas dari seorang "Guru Zaman Sekarang":

1. Kemahiran dalam Teknologi.

Mereka sangat akrab dengan teknologi terbaru, termasuk perangkat, aplikasi, dan platform digital. Mereka dapat menggunakan teknologi ini untuk berkomunikasi, belajar, dan berkolaborasi secara efektif.

2. Tahu tentang Tren Terbaru.

Guru Zaman Sekarang selalu mengikuti tren terbaru dalam mode, musik, film, dan budaya populer. Mereka tahu apa yang sedang populer dan seringkali menjadi bagian dari tren tersebut.

3. Kemampuan Beradaptasi.

Karena lingkungan digital dan budaya berubah dengan cepat, mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan baru dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengguna Aktif Media Sosial.

Guru Zaman Sekarang sering aktif di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya. Mereka dapat memanfaatkan platform ini untuk berbagi ide, informasi, atau konten kreatif.

5. Inovatif dan Kreatif.

Mereka cenderung memiliki gagasan-gagasan segar dan kreatif. Mereka mencari cara baru untuk mengekspresikan diri dan berkolaborasi dengan orang lain, terutama melalui media digital.

6. Pengetahuan yang Diversifikasi.

Guru Zaman Sekarang memiliki pengetahuan yang beragam tentang berbagai topik, termasuk politik, budaya, seni, dan lingkungan. Mereka seringkali memahami pentingnya inklusivitas dan berusaha untuk menciptakan ruang yang aman bagi semua orang.

7. Komunikasi Digital.

Mereka terampil dalam berkomunikasi secara digital, baik dalam menulis teks, membuat konten multimedia, atau berpartisipasi dalam diskusi online.

Namun, perlu diingat bahwa istilah "Guru Zaman Sekarang" dapat bervariasi tergantung pada budaya dan konteksnya. 

Seseorang yang dianggap sebagai Guru Zaman Sekarang di satu tempat mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dengan seseorang di tempat lain. 

Selain itu, karena sifat cepatnya perubahan dalam budaya dan teknologi, definisi seorang Guru Zaman Sekarang juga dapat berubah seiring waktu.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pncasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

BlogPendidikan.net
- Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebinekaan Global
3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Berpikir Kritis
6. Kreatif

Masing-masing dimensi memiliki elemen-elemen yang di dalamnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing dimensi:

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang diyakininya, serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.

Berkebinekaan Global

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menghargai keberagaman suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Mandiri

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengatur diri sendiri, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan meraih tujuan yang dicita-citakan.

Bergotong Royong

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berbagi dan peduli kepada orang lain.

Berpikir Kritis

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk berpikir secara rasional dan logis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi dan mengevaluasi argumen.

Kreatif

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah secara inovatif, dan menghasilkan karya yang kreatif. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.

Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan bagi sekolah dan pendidik untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik. Dengan mengembangkan Profil Pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik dapat menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Berikut adalah beberapa contoh proyek penguatan profil pelajar Pancasila:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
  • Membangun rumah ibadah untuk masyarakat yang membutuhkan.
  • Menjadi relawan untuk membantu korban bencana alam.
  • Mendonasikan uang untuk membantu anak-anak yatim piatu.
2. Berkebinekaan Global
  • Mengadakan kegiatan untuk mengenalkan budaya daerah lain kepada masyarakat.
  • Menerjemahkan buku dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
  • Membuat film pendek tentang budaya Indonesia.
3. Mandiri
  • Memulai bisnis sendiri.
  • Menjadi tutor untuk adik-adik yang kesulitan belajar.
  • Menulis buku tentang pengalaman hidup.
4. Bergotong Royong
  • Mengadakan kerja bakti di lingkungan sekolah.
  • Membantu korban bencana alam.
  • Bersepeda santai untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yatim piatu.
5. Berpikir Kritis
  • Membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan.
  • Membuat video tentang bahaya narkoba.
  • Menulis artikel tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
6. Kreatif
  • Mengadakan lomba menyanyi.
  • Mengadakan pameran seni rupa.
  • Membuat film pendek tentang kehidupan sehari-hari.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila dapat dilaksanakan oleh peserta didik secara mandiri, berkelompok, atau berkolaborasi dengan pihak lain. Proyek P5 dapat dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah.

Dengan melaksanakan Proyek P5, peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Berikut 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10

Berikut 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10

BlogPendidikan.net - Berikut ini kami akan berbagi tentang Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10. Setelah melalui serangkaian pengisian pendaftaran pada portal guru penggerak dan saatnya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara dan peer teaching.

Berikut Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10:

1. Apa itu program Guru Penggerak dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

Jawaban: Program Guru Penggerak adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menempatkan guru-guru berpengalaman dan berkualitas tinggi untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru di daerah terpencil atau tertinggal.

2. Jelaskan langkah-langkah penting dalam merancang kurikulum yang efektif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Jawaban: Beberapa langkah penting dalam merancang kurikulum efektif adalah: mengidentifikasi tujuan pembelajaran, menentukan kompetensi inti, menentukan strategi pembelajaran, memilih metode evaluasi, dan menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.

3. Bagaimana cara menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di kelas? Berikan contoh konkrit dari mata pelajaran tertentu.

Jawaban: Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat diterapkan dengan langkah-langkah seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan. Contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pelajaran fisika adalah dengan meminta siswa mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan benda yang jatuh.

4. Bagaimana strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas?

Jawaban: Strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas meliputi mengkomunikasikan harapan dengan jelas, memberlakukan aturan kelas yang konsisten, menggunakan pendekatan yang positif dalam memberi umpan balik, dan mencari solusi masalah secara bersama-sama dengan siswa.

5. Jelaskan pentingnya melibatkan orangtua dalam pendidikan anak-anak dan bagaimana guru penggerak dapat meningkatkan keterlibatan orangtua.

Jawaban: Melibatkan orangtua dalam pendidikan anak-anak sangat penting karena mereka memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku anak. Guru penggerak dapat meningkatkan keterlibatan orangtua dengan melakukan komunikasi yang terbuka dan berkala, mengadakan pertemuan dengan orangtua secara rutin, dan mengundang orangtua untuk terlibat dalam kegiatan sekolah.

6. Bagaimana cara meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran? Berikan contoh dari berbagai bidang pelajaran.

Jawaban: Untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, guru penggerak dapat mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box, memberikan tugas-tugas kreatif, dan menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Contoh dari berbagai bidang pelajaran adalah meminta siswa untuk membuat presentasi kreatif tentang tokoh-tokoh sejarah atau menyusun cerita fiksi dalam bahasa Indonesia.

7. Bagaimana pentingnya penilaian berbasis kinerja dalam mengevaluasi prestasi belajar siswa?

Jawaban: Penilaian berbasis kinerja penting karena lebih mencerminkan kemampuan sebenarnya siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata. Hal ini membantu guru untuk melihat potensi dan kebutuhan belajar siswa secara holistik.

8. Jelaskan strategi untuk menciptakan lingkungan inklusif di sekolah.

Jawaban: Strategi untuk menciptakan lingkungan inklusif di sekolah meliputi pelibatan semua siswa dalam kegiatan sekolah, menerapkan metode pengajaran yang beragam, dan mendorong toleransi serta pengertian terhadap perbedaan.

9. Bagaimana pentingnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran di era digital ini?

Jawaban: Penggunaan teknologi dalam pembelajaran di era digital sangat penting karena dapat meningkatkan interaktifitas, aksesibilitas, dan efektivitas pembelajaran. Teknologi juga membantu siswa untuk lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

10. Jelaskan peran guru penggerak dalam mengembangkan karakter dan moral siswa.

Jawaban: Guru penggerak memiliki peran penting dalam mengembangkan karakter dan moral siswa dengan menjadi teladan, mendorong sikap positif, dan melibatkan siswa dalam kegiatan sosial dan kepedulian lingkungan.

Selengkapnya Tentang 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10, Bisa Anda Download >>> DISINI

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

BlogPendidikan.net
- Tantangan guru di dunia pendidikan di abad 21 sangatlah kompleks dan beragam. Jadi guru sudah seharusnya mempersiapkan diri untuk menepis tantangan yang membelenggu kompetensi dan kreatifitas guru.

Berikut adalah beberapa tantangan yang paling umum dihadapi oleh guru di abad 21:

1. Kelas yang heterogen.

Kelas di abad 21 semakin heterogen, baik dari segi kemampuan akademik, latar belakang budaya, maupun kebutuhan khusus. Hal ini membuat guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar.

2. Teknologi.

Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Namun, teknologi juga bisa menjadi tantangan bagi guru. Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, sekaligus juga harus bisa mengatasi masalah yang mungkin muncul akibat penggunaan teknologi.

3. Prestasi akademik.

Siswa di abad 21 dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang tinggi. Hal ini membuat guru harus bisa meningkatkan kualitas pembelajaran agar siswa bisa mencapai prestasi yang diharapkan.

4. Biaya pendidikan.

Biaya pendidikan semakin mahal. Hal ini membuat banyak orang tua kesulitan untuk menyekolahkan anaknya. Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mencari solusi agar semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

5. Pendidikan karakter.

Pendidikan karakter menjadi semakin penting di abad 21. Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi tantangan di abad 21:

1. Meningkatkan kompetensi pedagogik.

Guru harus terus meningkatkan kompetensi pedagogik mereka agar bisa mengajar dengan lebih efektif dan efisien. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

2. Menggunakan teknologi secara efektif.

Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Teknologi dapat membantu guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan bermakna bagi siswa.

3. Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa. 

Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran siswa di rumah. Kerja sama dengan orang tua dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien.

4. Menanamkan nilai-nilai moral dan karakter.

Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur. Nilai-nilai moral dan karakter yang penting untuk ditanamkan kepada siswa meliputi kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan disiplin.

Dengan menghadapi tantangan yang ada di abad 21, guru dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, guru tetaplah profesi yang mulia dan penting. Guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak bangsa agar menjadi manusia yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kemendikbud Ristek Rilis Website Sistem Pengangkatan Pengawas dan Kepala Sekolah Online, Lebih Simpel

Kemendikbud Ristek Rilis Website Sistem Pengangkatan Pengawas dan Kepala Sekolah Online, Lebih Simpel
(gambar screnshout kanal youtube kemendikbudristek)

BlogPendidikan.net
- Mengutup dari laman resmi KSPS dengan menindaklanjuti Permendikbudristek No.40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah dan Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5958/B/HK.03.01/2022 Tentang Petunjuk Teknis Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan dengan dukungan tim teknologi, saat ini sedang mengembangkan Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang dapat diakses melalui halaman https://pengangkatan-ksps.kemdikbud.go.id/.

Pengembangan sistem ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam melaksanakan penugasan/pengangkatan guru sebagai kepala sekolah. Untuk tahap rilis perdana, Sistem Pengangkatan KSPS hanya dapat digunakan untuk melakukan seleksi kepala sekolah saja. Pada tahap pengembangan berikutnya, Sistem Pengakatan KSPS juga akan menyediakan fitur yang dapat melakukan seleksi pengawas sekolah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) meluncurkan Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (KSPS) secara online pada Kamis, 20 Juli 2023.

Manfaat Sistem Pengangkatan KSPS

Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah mendukung pemerintah daerah melakukan proses pengangkatan Kepala Sekolah sesuai kebutuhan dan yang berasal dari Guru Penggerak (GP) dan diklat Calon Kepala Sekolah (CKS) secara selektif, efektif, dan terintegrasi guna meningkatkan kualitas layanan pembelajaran dan mutu pendidikan daerah.

Dengan adanya Sistem Pengangkatan KSPS ini, Dinas Pendidikan dan pihak pengambil keputusan bisa menyeleksi calon kepala sekolah secara lebih selektif, efektif, dan terintegrasi.

Dikatakan lebih selektif karena Dinas Pendidikan bisa mengakses data ketersediaan calon kepala sekolah berkualitas dan sesuai regulasi, baik yang berasal dari Guru Penggerak, guru yang telah mengikuti diklat CKS, dan guru berpotensi lainnya.

Sementara efektif, Dinas Pendidikan bisa mengakses data kebutuhan sekolah yang terkoneksi dapodik dan dapat diperbaharui secara lebih praktis sesuai kondisi lapangan. Sedangkan terintegrasi, artinya Dinas Pendidikan bisa melakukan proses pengangkatan kepala sekolah yang terdokumentasi dalam satu platform digital.

Kriteria Persyaratan BCKS (Bakal Calon Kepala Sekolah)

Mengutip dari Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5958/B/HK.03.01/2022 Tentang Petunjuk Teknis Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota melakukan pendataan jumlah Guru yang tersedia dengan memperhitungkan persyaratan awal sebagai berikut:

1. Jumlah Guru yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi;

2. Jumlah Guru yang memiliki sertifikat pendidik;

3. Jumlah Guru yang memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP;

4. Jumlah Guru yang memiliki pangkat paling rendah penata muda tingkat I, golongan ruang III/b bagi Guru yang berstatus sebagai PNS;

5. Jumlah Guru yang memiliki jenjang jabatan paling rendah Guru ahli pertama bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja untuk jabatan fungsional Guru; dan

6. Jumlah Guru berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat diberi tugas sebagai Kepala Sekolah.

Pemilihan BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP
Apabila jumlah ketersediaan BCKS kurang dari jumlah kebutuhan Kepala Sekolah di wilayah kewenangannya, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, dan pimpinan penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat menetapkan Guru sebagai BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP.
Mekanisme penetapan Guru sebagai BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP diserahkan kepada Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dan pimpinan penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

5 Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa Abad 21

5 Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa Abad 21

BlogPendidikan.net
- Kemampuan siswa abad 21 adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki dan dibutuhkan siswa dimasa depan untuk sukses di dunia kerja abad 21. Kemampuan ini mencakup berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.

Berikut adalah 5 kemampuan siswa abad 21:

1. Berpikir kritis. 

Siswa abad 21 dapat berpikir kritis untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan yang rasional. Mereka juga mampu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.

2. Memecahkan masalah. 

Siswa abad 21 dapat memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Mereka juga mampu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.

3. Kolaborasi.

Siswa abad 21 dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Mereka juga dapat menghargai pendapat dan kontribusi orang lain.
4. Komunikasi. 

Siswa abad 21 dapat berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Mereka juga dapat memahami dan menanggapi pertanyaan dengan jelas dan ringkas.

5. Kreativitas.

Siswa abad 21 dapat berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif. Mereka juga mampu memecahkan masalah dengan cara yang baru dan berbeda.

Kemampuan abad 21 penting untuk dimiliki siswa dan bagaimana kita sebagai pendidik menanamkan, agar siswa mampu memiliki kemampuan tersebut untuk mempersiapkan mereka di era yang sangat maju.

Ada banyak cara untuk mengembangkan kemampuan abad 21, termasuk:

1. Mengambil kelas atau kursus yang berfokus pada pengembangan keterampilan abad 21.
2. Mengerjakan proyek atau tugas yang mengharuskan Anda menggunakan keterampilan abad 21.
3. Bersosialisasi dengan orang yang memiliki keterampilan abad 21.
4. Membaca buku dan artikel tentang keterampilan abad 21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS