Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

Guru Zaman Now Seperti Apa? Berikut 7 Cirinya

BlogPendidikan.net
- "Guru zaman now" dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi "Guru of the current era" atau "Guru of the present time." 

Dalam konteks ini, "guru" merujuk pada seseorang yang dianggap sebagai ahli atau pengetahuan terkini di era saat ini, terutama dalam hal teknologi, tren, budaya populer, media sosial, dan inovasi terbaru.

Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan dan budaya kontemporer. 

Berikut adalah beberapa ciri khas dari seorang "Guru Zaman Sekarang":

1. Kemahiran dalam Teknologi.

Mereka sangat akrab dengan teknologi terbaru, termasuk perangkat, aplikasi, dan platform digital. Mereka dapat menggunakan teknologi ini untuk berkomunikasi, belajar, dan berkolaborasi secara efektif.

2. Tahu tentang Tren Terbaru.

Guru Zaman Sekarang selalu mengikuti tren terbaru dalam mode, musik, film, dan budaya populer. Mereka tahu apa yang sedang populer dan seringkali menjadi bagian dari tren tersebut.

3. Kemampuan Beradaptasi.

Karena lingkungan digital dan budaya berubah dengan cepat, mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan baru dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengguna Aktif Media Sosial.

Guru Zaman Sekarang sering aktif di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya. Mereka dapat memanfaatkan platform ini untuk berbagi ide, informasi, atau konten kreatif.

5. Inovatif dan Kreatif.

Mereka cenderung memiliki gagasan-gagasan segar dan kreatif. Mereka mencari cara baru untuk mengekspresikan diri dan berkolaborasi dengan orang lain, terutama melalui media digital.

6. Pengetahuan yang Diversifikasi.

Guru Zaman Sekarang memiliki pengetahuan yang beragam tentang berbagai topik, termasuk politik, budaya, seni, dan lingkungan. Mereka seringkali memahami pentingnya inklusivitas dan berusaha untuk menciptakan ruang yang aman bagi semua orang.

7. Komunikasi Digital.

Mereka terampil dalam berkomunikasi secara digital, baik dalam menulis teks, membuat konten multimedia, atau berpartisipasi dalam diskusi online.

Namun, perlu diingat bahwa istilah "Guru Zaman Sekarang" dapat bervariasi tergantung pada budaya dan konteksnya. 

Seseorang yang dianggap sebagai Guru Zaman Sekarang di satu tempat mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dengan seseorang di tempat lain. 

Selain itu, karena sifat cepatnya perubahan dalam budaya dan teknologi, definisi seorang Guru Zaman Sekarang juga dapat berubah seiring waktu.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pncasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

BlogPendidikan.net
- Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebinekaan Global
3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Berpikir Kritis
6. Kreatif

Masing-masing dimensi memiliki elemen-elemen yang di dalamnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing dimensi:

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang diyakininya, serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.

Berkebinekaan Global

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menghargai keberagaman suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Mandiri

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengatur diri sendiri, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan meraih tujuan yang dicita-citakan.

Bergotong Royong

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berbagi dan peduli kepada orang lain.

Berpikir Kritis

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk berpikir secara rasional dan logis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi dan mengevaluasi argumen.

Kreatif

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah secara inovatif, dan menghasilkan karya yang kreatif. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.

Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan bagi sekolah dan pendidik untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik. Dengan mengembangkan Profil Pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik dapat menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Berikut adalah beberapa contoh proyek penguatan profil pelajar Pancasila:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
  • Membangun rumah ibadah untuk masyarakat yang membutuhkan.
  • Menjadi relawan untuk membantu korban bencana alam.
  • Mendonasikan uang untuk membantu anak-anak yatim piatu.
2. Berkebinekaan Global
  • Mengadakan kegiatan untuk mengenalkan budaya daerah lain kepada masyarakat.
  • Menerjemahkan buku dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
  • Membuat film pendek tentang budaya Indonesia.
3. Mandiri
  • Memulai bisnis sendiri.
  • Menjadi tutor untuk adik-adik yang kesulitan belajar.
  • Menulis buku tentang pengalaman hidup.
4. Bergotong Royong
  • Mengadakan kerja bakti di lingkungan sekolah.
  • Membantu korban bencana alam.
  • Bersepeda santai untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yatim piatu.
5. Berpikir Kritis
  • Membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan.
  • Membuat video tentang bahaya narkoba.
  • Menulis artikel tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
6. Kreatif
  • Mengadakan lomba menyanyi.
  • Mengadakan pameran seni rupa.
  • Membuat film pendek tentang kehidupan sehari-hari.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila dapat dilaksanakan oleh peserta didik secara mandiri, berkelompok, atau berkolaborasi dengan pihak lain. Proyek P5 dapat dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah.

Dengan melaksanakan Proyek P5, peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Berikut 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10

Berikut 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10

BlogPendidikan.net - Berikut ini kami akan berbagi tentang Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10. Setelah melalui serangkaian pengisian pendaftaran pada portal guru penggerak dan saatnya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara dan peer teaching.

Berikut Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10:

1. Apa itu program Guru Penggerak dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

Jawaban: Program Guru Penggerak adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menempatkan guru-guru berpengalaman dan berkualitas tinggi untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru di daerah terpencil atau tertinggal.

2. Jelaskan langkah-langkah penting dalam merancang kurikulum yang efektif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Jawaban: Beberapa langkah penting dalam merancang kurikulum efektif adalah: mengidentifikasi tujuan pembelajaran, menentukan kompetensi inti, menentukan strategi pembelajaran, memilih metode evaluasi, dan menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.

3. Bagaimana cara menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di kelas? Berikan contoh konkrit dari mata pelajaran tertentu.

Jawaban: Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat diterapkan dengan langkah-langkah seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan. Contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pelajaran fisika adalah dengan meminta siswa mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan benda yang jatuh.

4. Bagaimana strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas?

Jawaban: Strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas meliputi mengkomunikasikan harapan dengan jelas, memberlakukan aturan kelas yang konsisten, menggunakan pendekatan yang positif dalam memberi umpan balik, dan mencari solusi masalah secara bersama-sama dengan siswa.

5. Jelaskan pentingnya melibatkan orangtua dalam pendidikan anak-anak dan bagaimana guru penggerak dapat meningkatkan keterlibatan orangtua.

Jawaban: Melibatkan orangtua dalam pendidikan anak-anak sangat penting karena mereka memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku anak. Guru penggerak dapat meningkatkan keterlibatan orangtua dengan melakukan komunikasi yang terbuka dan berkala, mengadakan pertemuan dengan orangtua secara rutin, dan mengundang orangtua untuk terlibat dalam kegiatan sekolah.

6. Bagaimana cara meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran? Berikan contoh dari berbagai bidang pelajaran.

Jawaban: Untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, guru penggerak dapat mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box, memberikan tugas-tugas kreatif, dan menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Contoh dari berbagai bidang pelajaran adalah meminta siswa untuk membuat presentasi kreatif tentang tokoh-tokoh sejarah atau menyusun cerita fiksi dalam bahasa Indonesia.

7. Bagaimana pentingnya penilaian berbasis kinerja dalam mengevaluasi prestasi belajar siswa?

Jawaban: Penilaian berbasis kinerja penting karena lebih mencerminkan kemampuan sebenarnya siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata. Hal ini membantu guru untuk melihat potensi dan kebutuhan belajar siswa secara holistik.

8. Jelaskan strategi untuk menciptakan lingkungan inklusif di sekolah.

Jawaban: Strategi untuk menciptakan lingkungan inklusif di sekolah meliputi pelibatan semua siswa dalam kegiatan sekolah, menerapkan metode pengajaran yang beragam, dan mendorong toleransi serta pengertian terhadap perbedaan.

9. Bagaimana pentingnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran di era digital ini?

Jawaban: Penggunaan teknologi dalam pembelajaran di era digital sangat penting karena dapat meningkatkan interaktifitas, aksesibilitas, dan efektivitas pembelajaran. Teknologi juga membantu siswa untuk lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

10. Jelaskan peran guru penggerak dalam mengembangkan karakter dan moral siswa.

Jawaban: Guru penggerak memiliki peran penting dalam mengembangkan karakter dan moral siswa dengan menjadi teladan, mendorong sikap positif, dan melibatkan siswa dalam kegiatan sosial dan kepedulian lingkungan.

Selengkapnya Tentang 25 Contoh Soal Esai Wawancara Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10, Bisa Anda Download >>> DISINI

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Yang Tepat Digunakan Pada Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Guru dapat memilih berbagai model pembelajaran yang berbeda-beda untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bermakna bagi siswa.

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Project-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek yang kompleks. 

Proyek ini dapat dirancang untuk mengasah berbagai keterampilan dan pengetahuan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan komunikasi.

2. Model Problem-based learning (PBL).

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Masalah ini dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, dari buku teks, atau dari sumber lainnya. 
PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

3. Model Discovery learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan informasi sendiri. Siswa dapat menemukan informasi ini melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, atau orang-orang yang ahli di bidangnya. 

Discovery learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah.

4. Model Inquiry-based learning.

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal, seperti tentang lingkungan sekitar, tentang sejarah, tentang sains, atau tentang apa pun yang mereka minati. 
Inquiry-based learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan kreatif.

5. Model Active learning. 

Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi, presentasi, bermain peran, dan eksperimen. 

Active learning dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran lebih baik dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

Tantangan Guru di Abad 21 dan Cara Siap Menghadapi Tantangan Tersebut

BlogPendidikan.net
- Tantangan guru di dunia pendidikan di abad 21 sangatlah kompleks dan beragam. Jadi guru sudah seharusnya mempersiapkan diri untuk menepis tantangan yang membelenggu kompetensi dan kreatifitas guru.

Berikut adalah beberapa tantangan yang paling umum dihadapi oleh guru di abad 21:

1. Kelas yang heterogen.

Kelas di abad 21 semakin heterogen, baik dari segi kemampuan akademik, latar belakang budaya, maupun kebutuhan khusus. Hal ini membuat guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar.

2. Teknologi.

Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Namun, teknologi juga bisa menjadi tantangan bagi guru. Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, sekaligus juga harus bisa mengatasi masalah yang mungkin muncul akibat penggunaan teknologi.

3. Prestasi akademik.

Siswa di abad 21 dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang tinggi. Hal ini membuat guru harus bisa meningkatkan kualitas pembelajaran agar siswa bisa mencapai prestasi yang diharapkan.

4. Biaya pendidikan.

Biaya pendidikan semakin mahal. Hal ini membuat banyak orang tua kesulitan untuk menyekolahkan anaknya. Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mencari solusi agar semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

5. Pendidikan karakter.

Pendidikan karakter menjadi semakin penting di abad 21. Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi tantangan di abad 21:

1. Meningkatkan kompetensi pedagogik.

Guru harus terus meningkatkan kompetensi pedagogik mereka agar bisa mengajar dengan lebih efektif dan efisien. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

2. Menggunakan teknologi secara efektif.

Guru harus bisa menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Teknologi dapat membantu guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan bermakna bagi siswa.

3. Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa. 

Guru harus bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran siswa di rumah. Kerja sama dengan orang tua dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien.

4. Menanamkan nilai-nilai moral dan karakter.

Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa agar mereka bisa menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur. Nilai-nilai moral dan karakter yang penting untuk ditanamkan kepada siswa meliputi kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan disiplin.

Dengan menghadapi tantangan yang ada di abad 21, guru dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, guru tetaplah profesi yang mulia dan penting. Guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak bangsa agar menjadi manusia yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Kemendikbud Ristek Rilis Website Sistem Pengangkatan Pengawas dan Kepala Sekolah Online, Lebih Simpel

Kemendikbud Ristek Rilis Website Sistem Pengangkatan Pengawas dan Kepala Sekolah Online, Lebih Simpel
(gambar screnshout kanal youtube kemendikbudristek)

BlogPendidikan.net
- Mengutup dari laman resmi KSPS dengan menindaklanjuti Permendikbudristek No.40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah dan Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5958/B/HK.03.01/2022 Tentang Petunjuk Teknis Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan dengan dukungan tim teknologi, saat ini sedang mengembangkan Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang dapat diakses melalui halaman https://pengangkatan-ksps.kemdikbud.go.id/.

Pengembangan sistem ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam melaksanakan penugasan/pengangkatan guru sebagai kepala sekolah. Untuk tahap rilis perdana, Sistem Pengangkatan KSPS hanya dapat digunakan untuk melakukan seleksi kepala sekolah saja. Pada tahap pengembangan berikutnya, Sistem Pengakatan KSPS juga akan menyediakan fitur yang dapat melakukan seleksi pengawas sekolah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) meluncurkan Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (KSPS) secara online pada Kamis, 20 Juli 2023.

Manfaat Sistem Pengangkatan KSPS

Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah mendukung pemerintah daerah melakukan proses pengangkatan Kepala Sekolah sesuai kebutuhan dan yang berasal dari Guru Penggerak (GP) dan diklat Calon Kepala Sekolah (CKS) secara selektif, efektif, dan terintegrasi guna meningkatkan kualitas layanan pembelajaran dan mutu pendidikan daerah.

Dengan adanya Sistem Pengangkatan KSPS ini, Dinas Pendidikan dan pihak pengambil keputusan bisa menyeleksi calon kepala sekolah secara lebih selektif, efektif, dan terintegrasi.

Dikatakan lebih selektif karena Dinas Pendidikan bisa mengakses data ketersediaan calon kepala sekolah berkualitas dan sesuai regulasi, baik yang berasal dari Guru Penggerak, guru yang telah mengikuti diklat CKS, dan guru berpotensi lainnya.

Sementara efektif, Dinas Pendidikan bisa mengakses data kebutuhan sekolah yang terkoneksi dapodik dan dapat diperbaharui secara lebih praktis sesuai kondisi lapangan. Sedangkan terintegrasi, artinya Dinas Pendidikan bisa melakukan proses pengangkatan kepala sekolah yang terdokumentasi dalam satu platform digital.

Kriteria Persyaratan BCKS (Bakal Calon Kepala Sekolah)

Mengutip dari Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5958/B/HK.03.01/2022 Tentang Petunjuk Teknis Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota melakukan pendataan jumlah Guru yang tersedia dengan memperhitungkan persyaratan awal sebagai berikut:

1. Jumlah Guru yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi;

2. Jumlah Guru yang memiliki sertifikat pendidik;

3. Jumlah Guru yang memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP;

4. Jumlah Guru yang memiliki pangkat paling rendah penata muda tingkat I, golongan ruang III/b bagi Guru yang berstatus sebagai PNS;

5. Jumlah Guru yang memiliki jenjang jabatan paling rendah Guru ahli pertama bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja untuk jabatan fungsional Guru; dan

6. Jumlah Guru berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat diberi tugas sebagai Kepala Sekolah.

Pemilihan BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP
Apabila jumlah ketersediaan BCKS kurang dari jumlah kebutuhan Kepala Sekolah di wilayah kewenangannya, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, dan pimpinan penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat menetapkan Guru sebagai BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP.
Mekanisme penetapan Guru sebagai BCKS dari Guru yang belum memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan CKS atau sertifikat GP diserahkan kepada Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dan pimpinan penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

5 Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa Abad 21

5 Kemampuan Yang Harus Dimiliki Siswa Abad 21

BlogPendidikan.net
- Kemampuan siswa abad 21 adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki dan dibutuhkan siswa dimasa depan untuk sukses di dunia kerja abad 21. Kemampuan ini mencakup berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.

Berikut adalah 5 kemampuan siswa abad 21:

1. Berpikir kritis. 

Siswa abad 21 dapat berpikir kritis untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan yang rasional. Mereka juga mampu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.

2. Memecahkan masalah. 

Siswa abad 21 dapat memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Mereka juga mampu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.

3. Kolaborasi.

Siswa abad 21 dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Mereka juga dapat menghargai pendapat dan kontribusi orang lain.
4. Komunikasi. 

Siswa abad 21 dapat berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Mereka juga dapat memahami dan menanggapi pertanyaan dengan jelas dan ringkas.

5. Kreativitas.

Siswa abad 21 dapat berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif. Mereka juga mampu memecahkan masalah dengan cara yang baru dan berbeda.

Kemampuan abad 21 penting untuk dimiliki siswa dan bagaimana kita sebagai pendidik menanamkan, agar siswa mampu memiliki kemampuan tersebut untuk mempersiapkan mereka di era yang sangat maju.

Ada banyak cara untuk mengembangkan kemampuan abad 21, termasuk:

1. Mengambil kelas atau kursus yang berfokus pada pengembangan keterampilan abad 21.
2. Mengerjakan proyek atau tugas yang mengharuskan Anda menggunakan keterampilan abad 21.
3. Bersosialisasi dengan orang yang memiliki keterampilan abad 21.
4. Membaca buku dan artikel tentang keterampilan abad 21.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Membuat dan Menyusun Bahan Ajar, Materi Ajar dan Rencana Pembelajaran Dengan Sekali Klik Menggunakan ChatGPT

Membuat dan Menyusun Bahan Ajar, Materi Ajar dan Rencana Pembelajaran Dengan Sekali Klik Menggunakan ChatGPT

BlogPendidikan.net
- Dalam menyusun bahan ajar, materi ajar dan rencana pembelajaran dulunya mencari sumber sebagai referensi mengandalkan mesin pencari seperti google. Untuk artikel berikut ini, bagaimana memanfaatkan teknologi AI untuk mempermudah sebuah pekerjaan dengan 1 langkah.

Untuk selengkapnya tentang bagaimana menyusun atau membuat bahan ajar, materi ajar dan rencana pembelajaran, hanya dengan mengetikkan kata kunci yang di inginkan sesuai topik yang akan dibuat, semua yang kita butuhkan akan tersedia. 

Kali ini akan diberikan contoh menyusun atau membuat bahan ajar, materi ajar dan rencana pembelajaran dengan menggunakan teknologi AI ChatGPT, Perlu diingat dengan menggunakan ChatGPT, bisa di jadikan sebagai referensi dengan cara cepat, jika bahan yang tersedia yang dihasilkan ChatGPT sudah sesuai maka langkah selanjutnya mengcopy/paste saja ke media misalnya MS word.

Untuk cara Membuat Bahan Ajar, Materi Ajar dan Rencana Pembelajaran Dengan Sekali Klik Menggunakan ChatGPT selengkapnya melalui video dibawah ini.


Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Aturan Baru Kemendikbud Ristek, Perubahan Pakaian Seragam Sekolah SD, SMP dan SMA Serta Atributnya

Aturan Baru Kemendikbud Ristek, Perubahan Pakaian Seragam Sekolah SD, SMP dan SMA Serta Atributnya

BlogPendidikan.net
- Penjelasan tentang seragam sekolah siswa SD, SMP, SMA, dan SMK disampaikan langsung Kemendikbud Ristek melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI nomor 50 tahun 2022.

Peraturan Kemendikbud tersebut membahas mengenai pakaian seragam bagi siswa jenjang SD maupun menengah.

Di dalam isi peraturan tersebut terdapat Pasal 2 yang menyebutkan bahwa peraturan pakaian seragam sekolah bagi siswa bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan nasionalisme, kebersamaan, serta memperkuat persaudaraan antar peserta didik.

Kemudian, menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di kalangan peserta didik, serta meningkatkan kedisiplinan peserta didik tanpa ada kesenjangan sosial.

Dengan adanya pengaturan seragam siswa ini menjadi dasar bagi sekolah dalam menyusun peraturan mengenai pakaian seragam sekolah.

Lebih lanjut, pada Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan tersebut disampaikan bahwa terdapat dua jenis seragam, yakni pakaian seragam nasional dan pakaian seragam pramuka.

Pada ayat 2 Pasal 3 tersebut juga dijelaskan mengenai selain seragam sekolah, peserta didik juga dapat menggunakan seragam khas bagi peserta didik.

Adapun perubahan pakaian seragam sekolah baik SD, SMP dan SMA akan dijelaskan berikut, beserta atributnya.

1. Pakaian Seragam Sekolah SD

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana pendek warna merah hati, panjang celana 5 cm di atas lutut, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang warna merah hati model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok pendek warna merah hati, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok panjang warna merah hati sampai mata kaki, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok panjang warna merah hati sampai mata kaki, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge SD dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
2. Pakaian Seragam Nasional SMP/SMPLB

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana pendek warna biru tua, panjang celana 5 cm di atas lutut, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan serta satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang warna biru tua, model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki dengan lingkar kaki minimal 44 cm, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan serta satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut. lebar 3 cm warna hitam.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok panjang sampai mata kaki, warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam di bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok panjang sampai mata kaki, warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam di bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge OSIS dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
3. Pakaian Seragam Nasional SMA/SMALB/SMK/SMKLB

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih, lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang abu-abu model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki dengan lingkar kaki minimal 44 cm, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan dan satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih, lengan pendek, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok abu-abu dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih, lengan pendek, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok abu-abu panjang sampai mata kaki, dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam pada bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih, lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok abu-abu panjang sampai mata kaki, dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam pada bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge OSIS dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
Permendikbud Ristek Nomor 50 Tahun 2022, tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang SD sampai SMA >>> UNDUH

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Begini Perjalanan Kurikulum Dari Masa ke Masa

Begini Perjalanan Kurikulum Dari Masa ke Masa

BlogPendidikan.net
- Sejarah kurikulum di Indonesia meliputi perkembangan sistem pendidikan dan perubahan kurikulum yang terjadi sejak zaman kolonial hingga saat ini.

Kurikulum di Indonesia mengacu pada standar nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

Perjalanan kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan signifikan dari masa ke masa.

Berikut adalah gambaran umum tentang perjalanan kurikulum di Indonesia:

1. Kurikulum Kolonial (Zaman Belanda)

Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan di Indonesia dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan kolonial. Kurikulum yang diterapkan sangat menekankan pendidikan agama dan bahasa Belanda. Pendidikan pada saat itu didominasi oleh pendidikan elit yang mempersiapkan anak-anak pribumi untuk menjadi pegawai negeri.
2. Kurikulum Nasional (Era Kemerdekaan)

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah mulai merancang kurikulum nasional yang mencerminkan nilai-nilai kemerdekaan dan kebudayaan Indonesia. Pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan generasi muda dalam membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat. Pendidikan dasar dan menengah pada periode ini memiliki fokus kuat pada mata pelajaran nasional seperti Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Kurikulum Berbasis Pancasila

Pada tahun 1975, pemerintah Indonesia mengenalkan Kurikulum Berbasis Pancasila (KBK). Kurikulum ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan moral, karakter, dan kesadaran sosial siswa. KBK menekankan pendidikan moral dan ajaran-ajaran Pancasila dalam setiap mata pelajaran. Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan kurikulum vokasi untuk memberikan keterampilan praktis kepada siswa.

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pada tahun 2006, pemerintah mengeluarkan kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai upaya untuk memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam merancang kurikulum. KTSP mengarahkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal mereka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan lingkungan sekitar siswa.

5. Kurikulum 2013

Pada tahun 2013, pemerintah meluncurkan Kurikulum 2013 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini menekankan pada pendekatan pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta pengembangan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Kurikulum 2013 juga mengintegrasikan pendidikan agama ke dalam mata pelajaran lainnya, serta memberikan lebih banyak ruang bagi pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa.

6. Merdeka Belajar

Pada tahun 2019, pemerintah meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar sebagai upaya untuk memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah dalam merancang kurikulum dan metode pembelajaran. Merdeka Belajar mengarahkan pada peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel dan adaptif, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan.
Perjalanan kurikulum di Indonesia terus mengalami evolusi seiring dengan perubahan zaman dan tuntutan perkembangan pendidikan.

Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah kurikulum di Indonesia:

1. Zaman Kolonial (Abad ke-19 hingga awal abad ke-20)

Pada masa ini, pendidikan di Indonesia dikendalikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kurikulum yang diterapkan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pemerintah kolonial, seperti pegawai negeri, juru tulis, dan pekerja bidang pertanian. Kurikulum ini didominasi oleh mata pelajaran yang bersifat praktis dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan administratif kolonial.

2. Zaman Nasionalisasi Pendidikan (Awal abad ke-20 hingga tahun 1945)

Pada periode ini, gerakan nasionalis Indonesia mendorong nasionalisasi pendidikan dari pemerintah kolonial Belanda. Kurikulum mulai mengalami perubahan dengan penekanan pada nilai-nilai kebangsaan dan kemerdekaan. Pendidikan nasional mulai diperkenalkan dengan penekanan pada bahasa dan budaya Indonesia.

3. Zaman Kemerdekaan (1945-1965)

Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mulai mengembangkan kurikulum nasional yang mencakup berbagai aspek, seperti pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Kurikulum nasional pada saat itu terinspirasi oleh konsep pendidikan Pancasila dan tujuan pembangunan nasional. Pada masa ini, kurikulum yang diterapkan cenderung bersifat umum dan terfokus pada pembentukan karakter bangsa.

4. Zaman Orde Lama (1966-1998)

Pada periode ini, pemerintahan Orde Lama mengenalkan Konsep Kurikulum Berorientasi Masyarakat (KKBM). KKBM menekankan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional. Kurikulum mulai melibatkan unsur-unsur kepramukaan, keterampilan kerja, dan orientasi karier.
5. Zaman Reformasi (1998-Sekarang)

Pasca jatuhnya Orde Baru, terjadi perubahan signifikan dalam kurikulum di Indonesia. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada tahun 2003, yang menetapkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai pendekatan utama. Kurikulum 2006 menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebelumnya, dan dilanjutkan dengan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing siswa secara global.

Demikian artikel ini tentang gambaran perjalanan dan sejarah kurikulum di Indonesia, semoga bermanfaat.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS