Showing posts with label Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Sekolah. Show all posts

Form C Pelaksanaan Tindak Lanjut Observasi Kelas Guru

Form C Pelaksanaan Tindak Lanjut Observasi Kelas Guru

BlogPendidian.net
 - Berikut ini adalah form C untuk guru, pelaksanaan tindak lanjut observasi kelas dilaksanakan setelah observasi kelas dan pemberian nilai dari atasan telah selesai.

Lembar observasi ini di isi oleh guru atau kepala sekolah, berdasarkan RHK dan fokus perilaku yang ada pada rubrik observasi.

Form observasi kepala sekolah ini digunakan oleh pejabat penilai pada saat pelaksanaan tindak lanjut observasi kelas.

Untuk format Formulir C Pelaksanaan Tindak Lanjut Observasi Kelas Guru, bisa Anda Unduh >>> DISINI

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Apa penyebab dan Bagaimana Menjegah Agar Bullying di Sekolah Tidak Terjadi

Apa penyebab dan Bagaimana Menjegah Agar Bullying di Sekolah Tidak Terjadi

BlogPendidikan.net
- Bullying adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau mengancam orang lain. Bullying dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekolah. Bullying dapat berdampak negatif pada korban, baik secara fisik maupun mental.

Adapun penyebab terjadinya bullying di sekolah dapat bermacam-macam, antara lain:

Faktor personal

Faktor personal yang dapat menyebabkan bullying antara lain:
  • Kekurangan empati
  • Kekurangan rasa percaya diri
  • Perilaku agresif
  • Masalah keluarga
Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan bullying antara lain:
  • Kebijakan sekolah yang lemah
  • Lingkungan sekolah yang tidak aman
  • Pengaruh teman sebaya
  • Pengaruh media
Faktor sosial budaya

Faktor sosial budaya yang dapat menyebabkan bullying antara lain:
  • Stereotipe
  • Diskriminasi
  • Kekerasan dalam rumah tangga
Untuk menjaga agar bullying tidak terjadi di sekolah, perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat. Upaya pencegahan bullying dapat dilakukan dengan cara:

1. Edukasi tentang bullying

Edukasi tentang bullying penting untuk dilakukan kepada semua pihak, termasuk siswa, guru, dan orang tua. Edukasi ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang bullying dan cara-cara untuk mencegahnya. Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti ceramah, sosialisasi, atau poster.

2. Buat kebijakan yang tegas

Sekolah harus memiliki kebijakan yang tegas terhadap bullying. Kebijakan ini harus mencakup definisi bullying, jenis-jenis bullying, dan konsekuensi bagi pelaku bullying. Kebijakan yang tegas dapat memberikan efek jera kepada pelaku bullying dan mencegah terjadinya bullying.

3. Latih guru dan staf

Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda bullying dan cara menanganinya. Pelatihan ini dapat membantu guru dan staf untuk lebih cepat mengidentifikasi kasus bullying dan memberikan penanganan yang tepat.

4. Buat lingkungan yang aman dan nyaman

Sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Lingkungan yang aman dan nyaman dapat membantu mengurangi risiko bullying. Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan cara:
  • Menerapkan peraturan yang jelas dan konsisten
  • Menciptakan suasana yang positif dan saling menghormati
  • Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
5. Dorong siswa untuk saling mendukung

Siswa perlu didorong untuk saling mendukung dan membela teman-teman mereka yang menjadi korban bullying. Dengan saling mendukung, siswa dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan ramah. Sekolah dapat mendorong siswa untuk saling mendukung dengan cara:
  • Menciptakan program-program yang melibatkan siswa secara aktif
  • Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif
6. Berikan perhatian kepada siswa yang rentan

Siswa yang rentan, seperti siswa yang berbeda dari teman-teman mereka, lebih berisiko menjadi korban bullying. Sekolah perlu memberikan perhatian khusus kepada siswa-siswa ini. Sekolah dapat memberikan perhatian khusus kepada siswa-siswa ini dengan cara:
  • Menjangkau siswa-siswa ini secara lebih aktif
  • Memberikan dukungan dan pendampingan
7. Berikan dukungan kepada korban bullying

Korban bullying perlu diberikan dukungan agar mereka dapat pulih dari trauma yang dialaminya. Dukungan ini dapat diberikan oleh sekolah, orang tua, atau teman-teman korban.

8. Ajak orang tua untuk bekerja sama

Orang tua perlu diajak untuk bekerja sama dalam mencegah bullying. Orang tua dapat membantu mendidik anak-anak mereka tentang bullying dan cara-cara untuk mencegahnya. Sekolah dapat mengajak orang tua untuk bekerja sama dengan cara:

Menyediakan informasi dan edukasi tentang bullying untuk orang tua
Mengundang orang tua untuk terlibat dalam program-program pencegahan bullying

9. Lakukan evaluasi secara berkala

Sekolah perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah upaya pencegahan bullying yang dilakukan berhasil atau tidak. Evaluasi ini dapat membantu sekolah untuk meningkatkan upaya pencegahan bullying yang dilakukan.

10. Jadilah teladan

Guru dan staf sekolah perlu menjadi teladan bagi siswa. Guru dan staf harus menunjukkan sikap yang positif dan ramah, dan menghindari perilaku yang dapat mengarah pada bullying.

Dengan penjelasan singkat di atas, semoga kita dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa kita.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

Beberapa Kelemahan Dari Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulumnya. Kurikulum ini memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih berfokus pada peserta didik, lebih kontekstual, dan lebih fleksibel.

Namun, kurikulum ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Kurangnya pemahaman guru

Salah satu kelemahan Kurikulum Merdeka adalah kurangnya pemahaman guru terhadap konsep dan prinsip kurikulum ini. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikan kurikulum secara optimal.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing kelemahan tersebut:

1. Kurangnya pemahaman guru

Kurikulum Merdeka memiliki paradigma pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Guru perlu memahami paradigma pembelajaran baru ini agar dapat mengimplementasikannya secara optimal. Namun, masih banyak guru yang belum memahami paradigma pembelajaran Kurikulum Merdeka. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sosialisasi dan pelatihan, serta kurangnya literatur yang membahas kurikulum ini.

2. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Misalnya, satuan pendidikan yang berada di daerah terpencil mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan materi dan sumber belajar yang dibutuhkan.

3. Kompleksitas kurikulum

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa perubahan, seperti pengurangan mata pelajaran, penambahan materi esensial, dan pemberian otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya. Kompleksitas kurikulum ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang belum siap untuk mengimplementasikannya.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, seperti pemerintah, satuan pendidikan, dan guru.

Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan Kurikulum Merdeka:

1. Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka

Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka agar guru dapat memahami paradigma pembelajaran baru ini. Sosialisasi dan pelatihan dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan webinar.

2. Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

Satuan pendidikan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa materi dan sumber belajar, serta fasilitas pendukung pembelajaran.

3. Guru perlu meningkatkan kompetensinya

Guru perlu meningkatkan kompetensinya agar dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara optimal. Kompetensi yang perlu ditingkatkan antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Berikut adalah beberapa contoh kelemahan Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya di lapangan:

1. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dipahami oleh guru

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, masih banyak guru yang belum memahami kurikulum ini secara menyeluruh. Hal ini dapat menghambat guru dalam mengimplementasikannya secara optimal.

2. Kurikulum Merdeka belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih dan mengembangkan materi, metode, dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.

3. Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya siap untuk diterapkan di semua satuan pendidikan

Kurikulum Merdeka masih merupakan kurikulum baru yang perlu diujicobakan dan disempurnakan. Penerapannya di semua satuan pendidikan perlu dilakukan secara bertahap dan terencana.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dengan adanya upaya-upaya dari berbagai pihak, diharapkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara optimal.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

Contoh Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pncasila (P5), di Sekolah, Apa saja?

BlogPendidikan.net
- Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebinekaan Global
3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Berpikir Kritis
6. Kreatif

Masing-masing dimensi memiliki elemen-elemen yang di dalamnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing dimensi:

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang diyakininya, serta berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.

Berkebinekaan Global

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menghargai keberagaman suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Mandiri

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengatur diri sendiri, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan meraih tujuan yang dicita-citakan.

Bergotong Royong

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk berbagi dan peduli kepada orang lain.

Berpikir Kritis

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk berpikir secara rasional dan logis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi dan mengevaluasi argumen.

Kreatif

Dimensi ini mencakup kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah secara inovatif, dan menghasilkan karya yang kreatif. Selain itu, dimensi ini juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.

Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan bagi sekolah dan pendidik untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik. Dengan mengembangkan Profil Pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik dapat menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Berikut adalah beberapa contoh proyek penguatan profil pelajar Pancasila:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
  • Membangun rumah ibadah untuk masyarakat yang membutuhkan.
  • Menjadi relawan untuk membantu korban bencana alam.
  • Mendonasikan uang untuk membantu anak-anak yatim piatu.
2. Berkebinekaan Global
  • Mengadakan kegiatan untuk mengenalkan budaya daerah lain kepada masyarakat.
  • Menerjemahkan buku dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
  • Membuat film pendek tentang budaya Indonesia.
3. Mandiri
  • Memulai bisnis sendiri.
  • Menjadi tutor untuk adik-adik yang kesulitan belajar.
  • Menulis buku tentang pengalaman hidup.
4. Bergotong Royong
  • Mengadakan kerja bakti di lingkungan sekolah.
  • Membantu korban bencana alam.
  • Bersepeda santai untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yatim piatu.
5. Berpikir Kritis
  • Membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan.
  • Membuat video tentang bahaya narkoba.
  • Menulis artikel tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
6. Kreatif
  • Mengadakan lomba menyanyi.
  • Mengadakan pameran seni rupa.
  • Membuat film pendek tentang kehidupan sehari-hari.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila dapat dilaksanakan oleh peserta didik secara mandiri, berkelompok, atau berkolaborasi dengan pihak lain. Proyek P5 dapat dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah.

Dengan melaksanakan Proyek P5, peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang berilmu, cakap, kreatif, dan berkarakter Pancasila.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Aturan Baru Kemendikbud Ristek, Perubahan Pakaian Seragam Sekolah SD, SMP dan SMA Serta Atributnya

Aturan Baru Kemendikbud Ristek, Perubahan Pakaian Seragam Sekolah SD, SMP dan SMA Serta Atributnya

BlogPendidikan.net
- Penjelasan tentang seragam sekolah siswa SD, SMP, SMA, dan SMK disampaikan langsung Kemendikbud Ristek melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI nomor 50 tahun 2022.

Peraturan Kemendikbud tersebut membahas mengenai pakaian seragam bagi siswa jenjang SD maupun menengah.

Di dalam isi peraturan tersebut terdapat Pasal 2 yang menyebutkan bahwa peraturan pakaian seragam sekolah bagi siswa bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan nasionalisme, kebersamaan, serta memperkuat persaudaraan antar peserta didik.

Kemudian, menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di kalangan peserta didik, serta meningkatkan kedisiplinan peserta didik tanpa ada kesenjangan sosial.

Dengan adanya pengaturan seragam siswa ini menjadi dasar bagi sekolah dalam menyusun peraturan mengenai pakaian seragam sekolah.

Lebih lanjut, pada Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan tersebut disampaikan bahwa terdapat dua jenis seragam, yakni pakaian seragam nasional dan pakaian seragam pramuka.

Pada ayat 2 Pasal 3 tersebut juga dijelaskan mengenai selain seragam sekolah, peserta didik juga dapat menggunakan seragam khas bagi peserta didik.

Adapun perubahan pakaian seragam sekolah baik SD, SMP dan SMA akan dijelaskan berikut, beserta atributnya.

1. Pakaian Seragam Sekolah SD

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana pendek warna merah hati, panjang celana 5 cm di atas lutut, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang warna merah hati model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok pendek warna merah hati, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok panjang warna merah hati sampai mata kaki, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok panjang warna merah hati sampai mata kaki, lipit searah, tanpa saku, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge SD dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
2. Pakaian Seragam Nasional SMP/SMPLB

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana pendek warna biru tua, panjang celana 5 cm di atas lutut, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan serta satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang warna biru tua, model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki dengan lingkar kaki minimal 44 cm, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan serta satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih polos minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut. lebar 3 cm warna hitam.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok panjang sampai mata kaki, warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam di bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok panjang sampai mata kaki, warna biru tua dengan lipit hadap di kiri dan kanan bagian muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam di bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge OSIS dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
3. Pakaian Seragam Nasional SMA/SMALB/SMK/SMKLB

Pakaian Seragam Peserta Didik Putra

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih, lengan pendek memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam celana.
  2. Celana panjang abu-abu model biasa/lurus, panjang celana sampai mata kaki dengan lingkar kaki minimal 44 cm, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan dan satu saku vest belakang sebelah kanan.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Peserta Didik Putri

Pakaian Seragam Model 1
  1. Kemeja putih, lengan pendek, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok abu-abu dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk tempat ikat pinggang, panjang rok 5 cm di bawah lutut.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 2
  1. Kemeja putih, lengan pendek, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Rok abu-abu panjang sampai mata kaki, dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam pada bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  3. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  4. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  5. Sepatu hitam.
Pakaian Seragam Model 3

Bagi orang tua atau wali Peserta Didik yang ingin Peserta Didik mengenakan jilbab maka model Pakaian Seragam Nasional sebagai berikut.
  1. Kemeja putih, lengan panjang sampai pergelangan tangan, memakai satu saku di sebelah kiri dan dimasukkan ke dalam rok.
  2. Jilbab putih.
  3. Rok abu-abu panjang sampai mata kaki, dengan lipit hadap pada tengah muka, ritsleting di tengah belakang, saku dalam pada bagian sisi rok, di pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang.
  4. Ikat pinggang ukuran lebar 3 cm warna hitam.
  5. Kaos kaki putih minimal 10 cm di atas mata kaki.
  6. Sepatu hitam.
Atribut
  1. Badge OSIS dijahitkan pada saku kemeja.
  2. Badge merah putih dijahitkan pada atas saku kemeja.
  3. Badge nama Peserta Didik dijahitkan pada kemeja bagian dada sebelah kanan.
  4. Badge nama Sekolah dan nama kabupaten/kota dijahitkan pada lengan kemeja sebelah kanan.
Permendikbud Ristek Nomor 50 Tahun 2022, tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang SD sampai SMA >>> UNDUH

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Bagaimana Pengenalan Awal Pembelajaran Kepada Siswa Baru Kelas 1 SD? Begini Langkah-langkahnya

Bagaimana Pengenalan Awal Pembelajaran Kepada Siswa Baru Kelas 1 SD? Begini Langkah-langkahnya

BlogPendidikan.net
- Tahun ajaran baru sudah didepan mata, tentunya para orang tua tengah mempersiapkan segala kelengkapan sekolah anaknya, khususnya yang akan masuk jenjang Sekolah Dasar (SD) Kelas 1. 

Guru pun juga mempersiapkan segala kelengkapan untuk menyambut tahun ajaran baru, dengan wajah-wajah siswa baru dan karakter anak didik yang baru dan beragam.

Setiap guru pasti memiliki trik khusus dalam menangani kelas rendah (siswa kelas 1). Namun diawal pembelajaran, siswa baru yang baru mengenal sosok guru barunya, pasti akan merasa enggan. Tentunya peran guru mengatasi hal tersebut dengan mengawali perkenalan dan pembelajaran awal terhadap siswa baru kelas 1 SD.

Pada awal pembelajaran terhadap siswa baru kelas 1 SD, penting untuk menciptakan lingkungan yang ramah agar siswa merasa nyaman dan antusias dalam belajar. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang guru, bagaimana pengenalan awal pembelajaran kepada Siswa Baru Kelas 1 SD:

1. Perkenalan

Mulailah dengan sesi perkenalan di mana setiap siswa dapat memperkenalkan dirinya, seperti memberi tahu nama mereka, hobi, atau hal-hal lain yang mereka sukai. Ini membantu siswa untuk saling mengenal satu sama lain dan membantu guru untuk mengenal mereka juga.

2. Pembiasaan dan aturan kelas

Jelaskan aturan-aturan dasar di kelas, seperti tata tertib, disiplin, serta tata cara mengajar dan belajar. Pastikan siswa memahami dan mengikuti aturan-aturan ini agar tercipta lingkungan belajar yang baik.

3. Menyampaikan harapan

Bicarakan harapan-harapan kepada siswa mengenai sikap, perilaku, dan prestasi akademik. Dorong mereka untuk berusaha dan bekerja keras, serta berikan motivasi agar mereka merasa yakin dan percaya diri.

4. Penjelasan struktur kelas

Beritahu siswa tentang jadwal harian mereka, seperti jam masuk, jam istirahat, dan jam pulang. Jelaskan pula tentang mata pelajaran yang akan dipelajari dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

5. Pengenalan fasilitas dan sumber daya

Kenalkan siswa pada fasilitas dan sumber daya yang tersedia di sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium, atau taman bermain. Beri tahu mereka cara menggunakannya dan manfaat yang dapat diperoleh dari fasilitas tersebut.

6. Aktivitas pengenalan

Selain kegiatan pembelajaran formal, adakan juga aktivitas pengenalan yang menyenangkan, seperti permainan atau proyek kolaboratif. Hal ini akan membantu siswa merasa lebih terlibat dan memperkuat ikatan sosial antara mereka.

7. Evaluasi pengetahuan awal

Lakukan penilaian awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan dasar siswa. Hal ini membantu guru memahami tingkat pemahaman siswa dan merencanakan pembelajaran yang sesuai.

8. Komunikasi dengan orang tua

Libatkan orang tua atau wali siswa dengan mengadakan pertemuan orang tua, mengirimkan surat pemberitahuan, atau menggunakan platform digital untuk berkomunikasi. Informasikan kepada mereka tentang proses pembelajaran, harapan, dan perkembangan siswa.

9. Pembinaan sikap positif

Dorong siswa untuk berbagi, bekerja sama, dan menghormati satu sama lain. Ajarkan nilai-nilai positif seperti kerjasama, persahabatan, dan kejujuran.

10. Pendampingan dan perhatian

Berikan perhatian dan bimbingan ekstra kepada siswa baru. Pastikan mereka merasa didukung dan mendapatkan bantuan jika menghadapi kesulitan.

Penting untuk diingat bahwa siswa baru di kelas 1 SD masih belajar beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan proses pembelajaran. Dalam setiap langkah, berikan mereka waktu dan ruang untuk tumbuh dan mengembangkan diri mereka dengan dukungan yang tepat.

Langkah-langkah perkenalan dan pembelajaran

Halo dan selamat datang di kelas 1 SD! Saya sangat senang dapat menjadi pengenalan awal bagi kalian yang baru saja bergabung di tahun pertama pendidikan dasar kalian. Di kelas ini, kalian akan belajar banyak hal baru dan menarik bersama-sama.

Pertama-tama, perkenalkanlah dirimu kepada teman-teman sekelas. Ceritakanlah nama lengkapmu, usiamu, dan hal-hal menarik tentang dirimu. Ini adalah kesempatan yang baik untuk saling mengenal dan memulai persahabatan baru.

Selanjutnya, mari kita bahas beberapa hal penting tentang kelas 1 SD. Di kelas ini, kita akan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Kita akan mempelajari huruf-huruf abjad, angka, serta cara membentuk dan mengucapkan kata-kata. Kalian akan diperkenalkan dengan buku-buku pelajaran, pena, dan pensil. Kita akan belajar membaca cerita pendek, menulis kalimat sederhana, dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dasar.

Selain pelajaran inti, kita juga akan belajar tentang berbagai topik menarik seperti ilmu pengetahuan alam, seni, musik, dan olahraga. Kita akan melibatkan diri dalam kegiatan kreatif dan bermain bersama untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Tentunya, di kelas ini, kita akan menjalani peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Ini bertujuan untuk menjaga disiplin, keselamatan, dan lingkungan belajar yang positif. Mari kita berusaha menjadi siswa yang rajin, sopan, dan saling menghormati satu sama lain.

Jangan khawatir jika ada hal yang tidak kalian pahami. Saya akan selalu siap membantu dan menjelaskan materi dengan lebih rinci. Jangan ragu untuk bertanya saat kalian membutuhkan bantuan.

Selamat bergabung di kelas 1 SD! Saya sangat antusias untuk berpetualang bersama dalam perjalanan pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat. Mari kita menjadikan tahun ini sebagai tahun yang penuh prestasi dan kebahagiaan.

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS

Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

Contoh Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Jenjang SD/MI

BlogPendidikan.net 
- Kali ini blogpendidikan.net akan berbagi tentang jadwal pelajaran Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk jenjang SD/MI. 

Pembaharuan pembelajaran bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang sudah dimulai pada kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Karena itu, pembelajaran paradigma baru pun disertai dengan penyesuaian kurikulum ke Kurikulum Merdeka. Struktur kurikulum ini didasari tiga hal yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel dan karakter Pancasila.
Selain itu, struktur kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan pun kembali dikuatkan.

Berikut ini beberapa prinsip dalam pengembangan struktur Kurikulum Merdeka:

Struktur Minimum

Struktur kurikulum minimum ditetapkan tapi satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai visi misi dan juga sumber daya yang tersedia.

Otonomi

Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Sederhana

Perubahan yang terjadi adalah seminimal mungkin dengan beberapa aspek yang berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tapi, tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.

Gotong Royong

Pengembangan kurikulum dan bahan ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Pembagian Alokasi Waktu Jam Pelajaran Struktur Kurikulum Merdeka Jenjang SD

Pada Kurikulum 2013: IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri dan pendekatan pembelajaran Tematik.

Pada Kurikulum Merdeka: IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP dan Pendekatan pembelajaran pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan pendidikan Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran.
Struktur Kurikulum Merdeka SD/MI adalah sebagai berikut. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit).

 

Berikut contoh jadwal pelajaran/daftar pelajaran dan alokasi waktu Implementasi Kurikulum Merdeka SD/MI:

Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 1 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 2 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 3 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 4 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 5 Jenjang SD/MI >>> UNDUH
Jadwal Pelajaran Kurikulum Merdeka Kelas 6 Jenjang SD/MI >>> UNDUH

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

Model dan Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka adalah pendekatan yang mempromosikan kemandirian siswa dalam mengelola proses pembelajaran mereka sendiri. 

Ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup dan mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan bertanggung jawab.

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan. 

Berikut adalah beberapa model pembelajaran yang umum digunakan dalam Kurikulum Merdeka:

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model ini melibatkan siswa dalam proyek nyata atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, penerapan konsep, dan kerjasama. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, eksperimen, presentasi, atau pembuatan produk. Model ini mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan terlibat dalam pengalaman praktis.
2. Model Pembelajaran Kolaboratif

Model ini mengedepankan kerjasama antara siswa dalam kelompok kecil atau tim. Siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, berbagi pengetahuan, saling membantu, dan memecahkan masalah secara bersama. Model ini mempromosikan keterampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model ini menekankan pada pemberian tugas atau masalah yang menantang siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi. Siswa akan belajar melalui pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau konteks yang lebih luas. Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

4. Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Model ini fokus pada pengembangan keterampilan atau kompetensi tertentu yang relevan dengan bidang atau mata pelajaran tertentu. Siswa belajar melalui aktivitas yang berorientasi pada pengembangan keterampilan, seperti berbicara di depan umum, menulis, berpikir analitis, dan berkolaborasi. Model ini mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia nyata dan mengembangkan keterampilan seumur hidup.
5. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi

Model ini melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran. Siswa menggunakan perangkat teknologi, seperti komputer, tablet, atau smartphone, untuk mengakses sumber daya pembelajaran online, berpartisipasi dalam diskusi online, atau membuat produk digital. Model ini membantu siswa mengembangkan literasi digital dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk pembelajaran.

6. Model Pembelajaran Berbasis Eksplorasi

Model ini menggali potensi eksplorasi siswa melalui observasi, penelitian, atau kunjungan lapangan. Siswa belajar melalui pengalaman langsung, eksperimen, atau penemuan mandiri. Model ini mendorong rasa ingin tahu, keterlibatan aktif, dan pemahaman yang lebih mendalam.

7. Model Pembelajaran Berbasis Games

Model ini memanfaatkan permainan atau simulasi sebagai sarana pembelajaran. Siswa belajar melalui aktivitas permainan yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model ini dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan penguasaan konsep.

Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain:

1. Metode Proyek

Metode ini melibatkan siswa dalam proyek atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah, analisis, dan penerapan konsep yang dipelajari. Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut, yang dapat berupa penelitian, presentasi, atau pembuatan produk.

2. Metode Diskusi

Metode ini melibatkan diskusi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya. Diskusi berfokus pada pemahaman konsep, berbagi pendapat, memecahkan masalah, dan mencapai pemahaman yang lebih dalam melalui pertukaran ide dan pandangan.
3. Metode Penemuan

Metode ini mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri melalui eksperimen, penelitian, atau pengamatan. Siswa diberikan kebebasan untuk menggali informasi, menganalisis temuan mereka, dan memperoleh pemahaman secara mandiri.

4. Metode Simulasi

Metode ini menggunakan simulasi atau permainan sebagai sarana pembelajaran. Siswa berpartisipasi dalam aktivitas yang mensimulasikan situasi nyata atau skenario tertentu, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang relevan dan interaktif.

5. Metode Penugasan

Metode ini melibatkan pemberian tugas-tugas tertentu kepada siswa untuk diselesaikan secara mandiri. Tugas-tugas ini dapat berupa penulisan esai, penelitian, proyek, atau presentasi. Siswa belajar melalui proses menyelesaikan tugas dan mengembangkan keterampilan literasi, penelitian, dan berpikir kritis.

6. Metode Kolaboratif

Metode ini melibatkan kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa bekerja bersama-sama, berbagi ide, mengajarkan satu sama lain, dan memecahkan masalah secara bersama. Metode ini mempromosikan keterampilan kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

7. Metode Eksplorasi

Metode ini melibatkan siswa dalam eksplorasi langsung terhadap lingkungan sekitar mereka. Siswa melakukan pengamatan, eksperimen, atau kunjungan lapangan untuk memperoleh pengalaman nyata dan pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dipelajari.

8. Metode Pembelajaran Jarak Jauh

Metode ini digunakan dalam situasi pembelajaran jarak jauh, di mana siswa belajar melalui platform online, modul, atau materi pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri. Siswa belajar secara mandiri dengan panduan dari guru, memanfaatkan sumber daya digital dan berkomunikasi melalui media online.

Setiap metode pembelajaran ini memiliki keunikan dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran.

Artikel ini terpilih untuk diikutsertakan dalam "Teacher Creator Awards 2023/2024

Dari Penerbit Bahan Ajar Pendidikan Twinkl

Ikuti dan baca artikel lainnya BlogPendidikan.net di GOOGLE NEWS