Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Ini Alasan Mengapa Kamu Memilih Profesi Guru, Ternyata Dulu Profesi Ini Dianggap Sebelah Mata

5 Alasan Mengapa Kamu Memilih Profesi Guru

BlogPendidikan.net
- Guru merupakan pekerjaan tertua. Lebih dulu dibandingkan arsitek yang baru ada setelah manusia tidak lagi tinggal di gua. Atau, lebih juga dari insinyur metalurgi yang baru muncul pada masa manusia mengenal logam dan pengolahannya. Profesi guru ada sejak manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan.

Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia. (id.wikipedia.org)


Peranan guru adalah luas. Guru adalah pendidik, pembimbing dan pendorong. Dia juga penyampai ilmu, penggerak dan penasihat. Ini bermaksud, guru atau pendidik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berat, olehnya itu guru bukanlah profesi sembarangan, di tangan merekalah masa depan murid dipertaruhkan. Mereka adalah orang yang memberi pengetahuan kepada muridnya, andaikan lalai maka murid yang dihasilkan pun produk gagal.

Inilah 5 Alasan Mengapa Kamu Memilih Profesi Sebagai Guru :

1. Profesi Guru Adalah Profesi Yang Sangat Mulia. 

Kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang berperan penting dalam membawa masa depan seorang anak didiknya. Tugas seorang guru yang mengubah orang yang bodoh menjadi orang yang pintar mengubah yang tadinya tidak tahu menjadi tahu merupakan tugas mulia yang diemban dari seorang guru. 

Selain itu tingkah lakunya menjadi panutan bagi semua orang. Inilah yang menjadi nilai lebih profesi ini dibandingkan dengan profesi lain, benar-benar istimewa bekerja sebagai guru.


2. Martabat Guru Merupakan Martabat yang dihormati 

Sebagai pembimbing di dalam keilmuan sehingga menjadi penyemangat dan inspirasi bagi muridnya untuk memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuninya di masa depan, karena di tangan gurulah masa depan seorang anak berada, banyak tokoh-tokoh besar di dunia siapapun itu, mereka tidak akan seperti itu kalau bukan didik seorang guru yang hebat. Guru bangga jika melihat anak didiknya melampaui capaiannya, karena ia telah berhasil berbuat sesuatu yang berguna bagi semua orang dengan ilmunya.

3. Guru Selalu Memiliki Tantangan 

Salah satunya bagaimana kita dihadapkan dengan sebuah karakter  yang berbeda dan bagaimana kita dapat mendidik dari perbedaan karakter, namun seorang guru dituntut dapat mengemban tugas untuk mencerdaskan anak bangsa, sehingga hal ini menuntut seorang guru untuk memiliki jiwa sebagai seorang pendidik. Menjadi pendidik tidaklah mudah, karena seorang guru harus menjadi bagian penting dalam perkembangan anak didiknya. 

Seorang guru harus mampu memahami karakter setiap anak didiknya sehingga dapat menjalin keakraban dan kebersamaan yang nantinya dapat membantu dalam proses mendidik dan mengajarkan ilmu kepada siswa dan pada akhirnya dapat memotivasi dan mendorong siswanya untuk dapat meraih cita-cita yang diimpikan.


4. Menjadi Guru Ikhlas Mengajarkan Ilmu 

Ilmu yang diajarkan dengan penuh kasih sayang dan cinta serta selalu sabar dalam membimbing kita walau hanya sekedar untuk membaca, menulis dan berhitung, karena dengan keikhlasan dan kasih sayang guru  dalam mengajarkan sebuah ilmu kepada setiap anak membuat terkadang diri kita terkenang akan jasa para guru.

5. Kesejahteraan Seorang Guru Tidaklah Seperti Kesejahteraan Profesi Yang Lain 

Namun, kebanggan dan kepuasan menjadi seorang guru tidaklah dapat diukur dari gaji yang diterima setiap bulan melainkan melakukan suatu pekerjaan mulia untuk memberikan ilmu kepada anak bangsa sehingga nantinya mereka akan menjadi manusia yang lebih baik serta kebahagian atas pahala yang tak pernah berhenti mengalir teruntuk seorang guru yang telah berjasa dalam mencerdaskan dan mendidik anak-anak tersebut walaupun guru tersebut telah tiada.

Patutlah anda berbangga dan berbahagia saat ini jika anda berprofesi sebagai seorang guru, karena ada banyak manfaat yang dapat anda berikan kepada anak didik anda sehingga nantinya mereka dapat menjadi generasi muda yang berguna dan berprestasi di masa depan. 

Jadilah seorang guru yang bersikap dan berakhlak baik karena anda adalah sebagai suri tauladan di tengah masyarakat terlebih menjadi teladan bagi siswa sehingga patutlah memberikan contoh yang baik kepada para siswa sehingga mereka dapat mencontoh dan meneladaninya dikemudian hari. (smk.kemdikbud.go.id)

Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru Dalam Menekuni Profesinya, Meski Gaji Tak Seberapa

Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru, Meski Gaji Tak Seberapa

Blogpendidikan.net - Kita adalah sorang pendidik yang tak luput perhatian dari semua orang, kita mengajarkan benda yang bernyawa membentuknya menjadi manusia yang berkarakter, cerdas dan berakhla mulia, jika melakukan kesalahan sedikitpun menjadi sesuatu hal yang sangat berat untuk diperbaiki. Berikut sebuah tulisan yang dikutip dari brilio.net sangat menarik untuk di simak.

Sejak dulu istilah 'pahlawan tanpa tanda jasa' melekat erat pada profesi guru, sang pendidik generasi muda. Meski sekarang sudah jarang orang menyebutkan bahwa guru adalah seorang pahlawan, tetap saja jasa seorang guru sangat besar untuk siapapun yang mengenyam bangku pendidikan.

Menjadi seorang guru bisa dikatakan sebuah keputusan hebat, karena tidak semua orang bisa menjadi guru. Pengalaman menjadi seorang guru tidak akan pernah didapatkan oleh orang yang menekuni profesi lain. Ada banyak sekali hal-hal unik yang bahkan di luar ekspektasimu.

Mereka yang bukan berprofesi seorang guru tentunya juga tidak akan pernah merasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang guru. Mungkin sebagian dari mereka melihat hal itu sangat sepele, namun ketika dijalani tidak semudah itu. Nah berikut ini situasi tersulit menjadi seorang guru, seperti apa?

Berikut keadaan tersulit yang dihadapi seorang guru dalam menekuni profesinya;
1. Guru harus memikul beban emosional karena harus membantu siswa melewati kesulitan.
Menjadi sorang guru memang bukan suatu yang mudah. Seorang guru harus menjadi orangtua kedua bagi murid-muridnya, segala kesulitan muridnya mereka harus bisa mengatasinya. Mulai dari menjaga mood murid-muridnya agar tetap bagus, mendengar keluh-kesah muridnya dan lain sebagainya.
Seorang guru juga merasa gagal jika ada muridnya yang tidak bisa mengikuti berbagai pelajaran dengan baik atau mendapat nilai ujian jelek. Beban ini akan terus mereka rasakan sampai sampai ada solusi untuk mengatasinya.
Baca juga; Menjadi Guru Itu Berat, Seberat Kamu Menerima Upahnya! Sudah Siap Kah Kamu Menjadi Guru?
Baca Juga; Inilah Keistimewaan Guru Honorer Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Meski Gaji Tak Seberapa 
Baca Juga; 5 Kelebihan Wanita Yang Berprofesi Guru, Maka Bersyukurlah Jika Istrimu Seorang Guru
Baca Juga; Fakta Unik dan Menyenagkan Menjadi Guru SD Bikin Awet Muda 
2. Guru harus berurusan dengan orangtua siswa.
Ada hal yang cukup sulit lainnya yang kerap dihadapi oleh seorang guru, di mana mereka harus berhadapan langsung dengan orangtua murid. Persoalan yang terberat adalah karena tak jarang orangtua menyalahkan guru atas perilaku buruk anaknya.
Padahal seperti yang diketahui, guru tak mendapatkan pelatihan khusus untuk menghadapi orangtua siswa. Mereka hanya mengetahui bagaimana caranya mengajarkan sesuatu atau pelajaran kepada siswanya, tanpa terpikirkan akan berhadapan dengan orangtua siswa.
3. Menjaga kepercayaan murid terhadap dirinya.
Hal ini merupakan sangat sulit, namun perlu dilakukan. Pasalnya menjaga kepercayaan murid-muridnya agar tetap percaya dan nyaman dengan caranya mengajar merupakan salah satu keberhasilan yang perlu dicapai seorang guru. Dengan cara ini, murid-murid bisa dengan mudah menyerap materi dan proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan.
4. Kurangnya disiplin siswa membuat guru begitu terbebani.
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, mulai dari disiplin terhadap waktu, tugas yang diberikan dan disiplin terhadap proses pembelajaran. Jika tingkat kedisiplinan murid-muridnya terjaga, ini akan menjadi cukup menyenangkan bagi seorang guru. Namun jika ada siswanya yang tak peduli terhadap kedisiplinan, maka ini akan menjadi tugas yang cukup berat bagi seorang guru.
5. Administrasi yang banyak.
Siapa bilang pekerjaan seorang guru hanya fokus pada mengajar saja? Pekerjaan seorang guru bisa dikatakan cukup panjang, selain menjadi pengajar, mereka juga masih harus menyelesaikan beberapa administrasi. Misalnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengoreksi pekerjaan siswa, membuat grafik kemajuan belajar, dan lain-lain.
Belum lagi seorang guru harus melaksanakan pelatihan-pelatihan di luar jam mengajar. Tentunya ini sangat menyita waktu bukan? Bahkan tak jarang mereka juga harus lembur.
6. Gaji terkadang tak seberapa.
Tentunya ini sudah menjadi rahasia umum bahwa gaji seorang guru tidak bisa dibilang tinggi, terutama jika kamu belum menjadi guru pegawai negeri. Hal ini terkadang membuat beberapa guru merasa cukup sedih. Namun jika kamu seorang guru, makanya ingat kembali tujuan utama kamu. Jasa seorang guru tidak akan dilupakan sampai kapanpun.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa berbagi bagaimana Keadaan Tersulit Yang Dihadapi Seorang Guru, Meski Gaji Tak Seberapa.
Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Menjadi Guru SD Itu Berat Tapi Menyenangkan, Berikut 9 Suka Duka Menjadi Guru SD

Menjadi Guru SD Itu Berat Tapi Mengasyikan, Awet Muda, Selalu Belajar dan Diingat Murid

BlogPendidikan.net
- Menentukan pilihan dan cita-cita menjadi seorang guru SD membutuhkan komitmen yang tegas, bukan asal ikut-ikutan saja demi mengejar rupiah.

Menjadi guru SD itu pilihan dan benar-benar membutuhkan komitmen yang kuat. Kenapa? karena guru itu harus mengajar di depan murid yang notabenenya adalah anak orang lain yang harus kita didik. 

Guru harus memberikan contoh-contoh dan pengajaran yang baik pula kepada para muridnya untuk menghasilkan murid-murid yang baik secara akademik dan karakter.
karena guru harus memiliki banyak topeng, di mana ketika guru ada masalah keluarga ataupun masalah lainnya, mereka harus tetap tegar, tersenyum dan sepenuhnya mengajar para murid di sekolah. 

Namun menjadi seorang guru SD itu memang berat tapi juga asyik. 

Berikut 9 suka duka menjadi seorang guru SD:

1. Memiliki banyak relasi

Menjadi seorang guru atau pendidik, tentunya kita akan berhubungan dengan banyak murid dan juga orang tua murid, dan hal itu merupakan hal yang baik karena akan menambahkan relasi bagi seorang guru. 

2. Menghadapi hal-hal lucu dengan para murid

Banyak hal lucu yang akan terjadi di kelas, hal ini akan dialami bagi guru TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Terlebih anak-anak playgroup hingga SD, mereka sering kali melakukan hal lucu seperti memberikan hadiah kepada guru, memberikan perhatian kepada guru dengan hal-hal yang lucu dan lain sebagainya. Bagi guru SMP dan SMA hal lucu yang akan mereka jumpai adalah ketika si murid mulai curhat menganai masalah pribadi mereka, terlebih mengenai masalah cinta mereka yang complicated. 

3. Awet muda

Kalian sadar ngga sih kalau guru kalian, terutama guru TK, SD kalian itu keliatannya kaya waktu kalian TK dan SD dulu? mereka kaya ngga berubah gitu…nah, itu menjadi salah salah satu hal positif buat guru yang akan selalu keliatan muda.
4. Kreatifitas terasah

Sebagai guru, terutama di era saat ini kreatifitas sangat dijunjung tinggi, karena siswa saat ini sudah beda dengan jaman dulu yang cukup dengan penjelasan di papan tulis saja. Sekarang dengan adanya teknologi yang semakin maju maka guru pun harus kreatif mengolah pembelajarannya baik dengan e-learning ataupun dengan games supaya siswa senang, dan happy tapi pelajaran tetap mereka terima. 

5. Selalu belajar

Ilmu pengetahuan saat ini semakin maju dan sebagai guru juga harus terus belajar dan hal itu akan mengasah otak guru untuk tetap pintar dan cerdas. 

6. Selalu diingat siswa

Nah, sebagai guru akan selalu diingat oleh muridnya. Guru mungkin saja melupakan muridnya tapi seorang murid tidak akan melupakan gurunya. Kalian juga pasti masih ingat sama guru-guru kalian kan?

7. Siap-siap stress dan memiliki topeng banyak

Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing dan karakter yang berbeda satu sama lain di dalam kelas, sehingga seorang guru harus memiliki mental dan jiwa yang kuat untuk menghadapi kelakuan setiap muridnya. Siap stres dan harus tetap setia dengan pekerjaannya. Selain itu, guru harus memiliki topeng yang banyak, misalkan saja ketika guru ada masalah pribadi, guru harus tetap terlihat tegar di hadapan para murid, guru harus terlihat semangat dan ceria. 
8. Administrasi banyak

Guru tidak hanya mengajar di dalam kelas, namun guru juga harus menyelesaikan administrasinya seperti membuat RPP, Prota, Promes dan lain sebagainya, belum lagi guru harus membuat soal ulangan dan mengkoreksinya. Pekerjaan tersebut bisa saja sampai dibawa pulang.

9. Selalu ceria bila bertemu siswa

Setibanya disekolah penat, beban yang dirasakan dari rumah hilang seketika bertemu siswa yang selalu ceria memberi suasana yang gembira dan ceria dalam proses pembelajaran. Guru akan merasakan kenyamanan disaat berada ditengah-tengah siswa yang penuh keceriaan.

Menjadi guru SD memang berat dan penuh tantangan, tapi asyik juga lho menjadi guru karena menjadi guru sama dengan membantu anak untuk mencapai cita-cita mereka dan sebagai guru juga ikut serta dalam mencerdaskan anak bangsa. 

Guru harus sayang terhadap muridnya, dan bagi kamu yang memiliki pasangan seorang guru, kalian harus bangga karena mereka saja menyayangi murid-murid mereka, apalagi kamu sebagai pasangannya.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

5 Akibat Yang Akan Dialami Siswa Jika Menekan Dengan Kata-kata Merendahkan

Ingat! Jangan Menekan Siswa Dengan Kata BODOH

BlogPendidikan.net
- Memang tidak bisa dipungkiri, seorang guru pasti lebih mengenal siswanya antara satu dan lainnya, ada klasifikasi antara siswa yang mampu dalam hal kognitif dan yang tidak. Hal ini wajar ada pada diri siswa. Bodoh dan pintar adalah hanya kata khiasan untuk membedakan siswa yang mampu dengan kata 'Pintar' dan yang tidak mampu dengan kata 'Bodoh'.

Selama ini mungkin guru sering membedakan siswa-siswa yang ada di sekolah dalam dua hal tersebut, yaitu "siswa yang bodoh atau pintar". Pendapat kita tentang hal ini memang bukanlah sebuah kesalahan, namun hal itu sangat perlu diluruskan. Karena sejatinya tak ada kata bodoh dalam diri seorang siswa.
Dari pernyataan di atas, kita bisa berfikir bahwasannya tidak ada kata "bodoh" yang melekat pada diri siswa. Melainkan siswa tersebut tidak bisa memanfaatkan apa yang telah dianugrahkan  Salah satu buktinya yaitu adanya rasa malas yang selalu melekat dalam diri siswa. Hal inilah yang membuat klasifikasi siswa itu bodoh.

Terlebihnya bagi seorang pendidik sangat berhati-hati sekali jika menekan siswa, apalagi dengan mengeluarkan kata-kata 'Bodoh' , tanpa disadari tekanan tersebut akan berdampak psikologis pada siswa, dan yang lebih parahnya lagi siswa tersebut akan merasa dibedakan dan asing bagi teman-teman lainnya.

Dalam situasi dimana siswa tidak bisa melakukan, tidak bisa mengerjakan sesuatu hal atau menjawab pertanyaan secara tepat, guru sering mengungkapkan kekecewaannya atas situasi tersebut dengan melontarkan kata-kata seperti ‘Kamu Bodoh’, atau kata-kata sejenis. Ada guru yang tidak merasa bersalah ketika mengatakan demikian.


Fenomena semacam ini pada umumnya disebabkan oleh ketidaktahuan akan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kata-kata tersebut. Ada juga karena telah ada kesepakatan sebelumnya dengan siswa, manakala mereka tidak bisa melakukan, tidak bisa mengerjakan, atau tidak bisa menjawab, maka mereka akan dikatakan bodoh.

Apa akibat yang ditimbulkan menekan siswa dengan kata-kata yang merendahkan:

1. Kepercayaan diri akan menurun

Kata-kata yang dikeluarkan oleh guru membuat siswa merasa bahwa itu adalah dirinya. Contoh sederhana saja, ketika guru berkata bodoh pada siswa tentu ia sakit hati dan berpikir bahwa hal itu mencerminkan dirinya. Tapi di sisi lain, alasan guru mengatakan itu karena kesal atau emosi. 

Hal tersebut membuat rasa percaya diri siswa menurun. Ia merasa bahwa hanya kekurangan saja yang ada dalam dirinya. Padahal seharusnya, guru yang lebih bijaksana dalam memilih kata untuk siswa. Jangan asal ucap tapi beri dia sedikit pengertian. 


2. Takut akan penolakan

Seorang siswa akan yang mendapat didikan yang buruk jika, guru tidak mampu bersikap dan berkata-kata dengan baik. Hal sederhana yang guru lakukan yaitu, berkata kasar pada siswa dan berdampak pada karakternya. 

Dan hasilnya, ia menjadi anak yang takut akan penolakan. Tapi ketika penolakan terjadi pada siswa maka, ia dapat melukai dirinya sendiri akibat merasa tidak layak untuk hidup. Jadi sebelum terjadi guru sebaiknya lebih dahulu mencegah. 

3. Pergaulan tidak akan terarah

Kunci utama siswa akan sukses dan memiliki karakter yang baik dimulai dari keluarga. Didikan orangtua sangat penting dalam membentuk perilaku dan pola pikir anak, selanjutnya pendidikan di sekolah juga sangat menentukan. 

Tapi jika orangtua atau guru sering berkata kasar pada anak, pasti ia akan mencari kesenangan di luar rumah. Sehingga, ia akan masuk dalam pergaulan yang salah dan mendidiknya menjadi orang yang sulit diatur.

4. Melatih memiliki sifat dendam

Ketika orangtua atau guru merasa bahwa anak terluka lebih baik segera minta maaf. Tapi tidak dengan maksud memanjakan anak dan tetap beritahu kesalahannya. Ini bertujuan agar hubungan orangtua dan anak akan semakin baik dan tidak ada rasa dendam. 

Pasalnya, terkadang orangtua atau guru sulit meminta maaf dan menganggap semua baik-baik saja. Padahal anak sudah menyimpan dendam akibat sakit hati. Jika sudah menjadi kebiasaan maka, anak akan sulit memaafkan orang sekitarnya.


5. Menjadi pendiam dan tertutup

Anak yang berubah menjadi pendiam dan tertutup bisa jadi karena orangtua atau guru sering berkata kasar padanya. Hal ini justru membuat anak tidak dekat dengan orangtua maupun gurunya dan merasa hidup sendiri. Sehingga, kita tidak dapat mendidik anak dengan baik. Sebelum hal ini berlanjut hingga sampai ia dewasa maka, cari tahu akar permasalahannya dan berusaha untuk dekat pada anak.

Semoga anak didik kita, bisa terjaga dengan baik dengan membentuk karakter mereka menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta membahagiakan kedua orang tua dan gurunya.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Berikut 9 Tips Menjadi Guru Dambaan Siswa dan Menyenangkan

Kiat Menjadi Guru Yang Menyenagkan

BlogPendidikan.net
- Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. 

Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! 

Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.


Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenangkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi. 

Berikut beberapa tips yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk berperan menjadi guru yang menyenangkan dan menjadi dambaan siswa.

1. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima

Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. 

Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.

2. Berlakulah bijaksana

Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. 

Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. 

Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.


3. Berusahalah selalu ceria di muka kelas

Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.

4. Kendalikan emosi

Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. 

Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. 

Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.

5. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa

Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. 

Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. 


Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. 

Jika siswa sudah tidak berani bertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil. 

6. Memiliki rasa malu dan rasa takut

Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. 

Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

7. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya

Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. 

Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. 

Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merugikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. 

Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.”


8. Tidak sombong

Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. 

Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. 

Namun panggillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.

9. Berlakulah adil

Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.

Mengapa Laki-laki Jarang Bahkan Tidak Ada Menjadi Guru TK, Ini Alasannya

Mengapa Laki-laki Jarang Bahkan Tidak Ada Menjadi Guru TK, Ini Alasannya
Aktivitas mengajar Miftag Farid, guru TK yang viral di TikTok. Source image: MURIANEWS.com

BlogPendidikan.net - Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran.
Guru profesional merupakan penampilan seorang guru yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya. 

Seorang guru TK yang profesional mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan anak TK, sehingga pencapaian tujuan pendidikan di TK dapat tercapai secara optimal. 

Apabila saudara memiliki kemampuan sebagai guru yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan bahkan lebih baik, maka seorang guru TK yang profesional sudah menjelma pada diri saudara. Semoga dengan adanya tulisan ini kompetensi Anda sebagai guru TK dapat terwujud dan lebih baik lagi

Profesi guru sering dinobatkan sebagai salah satu pekerjaan yang mulia karena selalu memberikan ilmu dan pengetahuan untuk orang banyak. Profesi guru juga termasuk salah satu profesi yang cukup populer di Indonesia. 
Masing-masing guru pun memiliki karakter dan image-nya tersendiri. Ada yang terkenal galak, tegas dan juga baik hati karena jarang memberikan hukuman.

Di antara jenjang pendidikan di Indonesia, kamu sadar nggak sih kalau jarang banget ada guru laki-laki yang mengajar di Taman Kanak-kanak (TK)? Dari dulu lingkungan PAUD dan TK pasti didominasi oleh guru perempuan yang sering dipanggil ‘bu guru’. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 alasan mengapa laki-laki jarang bahkan tidak ada menjadi Guru TK atau PAUD :

1. Stereotip terhadap guru laki-laki masih melekat di masyarakat

Nggak bisa dimungkiri kalau masih banyak stereotip yang melekat di masyarakat khususnya di Indonesia. Mungkin ini yang jadi alasan kenapa jarang banget ada guru laki-laki yang mengajar di TK. 
Laki-laki yang mengajar TK jadi terkesan laki-laki yang nggak ‘macho’ atau bahkan bisa muncul stereotip negatif yang terkesan memiliki niat buruk ke anak-anak.

Alasan ini juga yang membuat keberadaan guru perempuan di lingkungan TK jadi lebih mendominasi. Padahal guru laki-laki punya peran penting di TK untuk mengenalkan jenis identitas kelamin ke anak-anak. 

Karena di TK muridnya nggak cuma anak perempuan aja, tapi juga ada murid laki-laki.

2. Orang tua merasa lebih nyaman menitipkan sang anak ke guru perempuan karena dinilai lebih merangkul dan ‘telaten’

Kepercayaan dan rasa nyaman orang tua juga jadi salah satu alasan kenapa jarang banget ada guru laki-laki di TK. 

Orang tua murid cenderung lebih nyaman dan percaya kalau menitipkan anaknya ke guru perempuan karena dianggap lebih telaten, sabar dan bisa merangkul anak-anak.
Mungkin juga banyak orang tua yang masih memegang prinsip ‘ibu adalah madrasah pertama untuk anaknya’ dan para ibu juga kadang nggak sepenuhnya yakin kalau sang anak diasuh oleh ayahnya karena ada aja hal nyeleneh yang terjadi. 

Mungkin ini juga yang jadi alasan para orang tua merasa lebih aman menitipkan anaknya ke guru perempuan daripada guru laki-laki.

3. Guru TK sering mendampingi anak untuk bernyanyi dan menari dengan gestur yang lucu dan ceria

Seperti yang kita semua tahu kalau anak TK belum bisa belajar intens seperti pelajar di jenjang pendidikan lainnya. Anak-anak TK lebih banyak melakukan kegiatan fisik seperti bernyanyi sambil menari. 

Mungkin hal ini juga yang menjadi pertimbangan laki-laki ketika ingin menjadi guru TK. Laki-laki cenderung segan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan gestur yang lucu dan ceria.
Mungkin ke depannya akan semakin banyak kesempatan untuk guru laki-laki bisa mengajar pelajaran olahraga atau pelajaran lainnya sehingga peran guru laki-laki tetap ada.

4. Pertimbangan gaji karena laki-laki akan menjadi kepala keluarga yang harus menafkahi keluarga

Permasalahan gaji mungkin akan berbeda di tiap sekolah dan lokasi mengajar. Tapi mungkin hal ini juga yang menjadi pertimbangan para laki-laki ketika ingin mengajar sebagai guru TK. 

Laki-laki akan menjadi kepala keluarga yang harus menafkahi keluarganya sehingga perlu mencari pekerjaan yang memiliki pendapatan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Demikian 4 alasan mengapa laki-laki jarang bahkan tidak pernah/ada menjadi Guru TK/PAUD. Adakah laki-laki menjadi guru TK/PAUD?

8 Tips Bagi Guru Agar Siswa Menyukai dan Senang Belajar Matematika

Tips Agar Anak Menyukai dan Mudah Memahami Matematika

BlogPendidikan.net
- Setiap orang tua ataupun guru pasti menginginkan anak-anaknya pandai dan cerdas dalam belajar. Khususnya pada mata pelajaran matematika, yang konon katanya adalah pelajaran yang sukar, membosankan dan dibenci sebagian anak/siswa.

Padahal jika dipahami secara benar bagaimana karakteristik pelajaran matematika tentunya akan mudah menerapkannya kepada anak/siswa. Semua bergantung pada pendekatan yang dilakukan oleh Guru bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan agar anak menyukai dan tertarik belajar matematika.

Selanjutnya bagaimana tips yang dilakukan para guru dan orang tua agar anak/siswa menyukai dan mudah memahami pelajaran matematika. 
Berikut 8 tips yang bisa diterapkan oleh guru agar siswa menyukai, senang belajar matematika dan mudah memahami pelajaran matematika :

1. Perkenalkan matematika sambil bermain

Kenalkan kepada anak pelajaran matematika sambil bermain misalnya “Ibu membeli sepuluh buah jeruk lalu ibu akan membaginya tiga kepada anak, lalu berapa sisa ibu memiliki buah jeruk?”. Anak diminta untuk berpikir dan menghitung sehingga otaknya tidak merasa jenuh dalam mempelajari matematika.

2. Tanamkan pemahaman kepada anak bahwa matematika itu mudah

Daripada memaksa anak untuk menyukai matematika terus menerus, memberinya pemahaman adalah cara terbaik untuk anak. Caranya berikan pemahaman bahwa “Matematika itu mudah, tidak sesulit apa yang kamu bayangkan”. 
Berikan senyuman sembari mengucapkannya, hal ini membantu meyakinkan mereka bahwa ucapan itu benar setelah orang tua mengajari anak dalam mempelajari atau mengerjakan soal matematika untuk anak.

3. Ciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan

Hal yang paling mudah dilakukan adalah menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan ketika mempelajari matematika. Maksud bermain disini bukan menyediakan alat permainan ketika belajar, namun guru dan orang tua menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

4. Selama proses pembelajaran, jangan pernah ada paksaan sama sekali

Jika kita saja sebagai orang dewasa akan merasa kurang nyaman saat ada pemaksaan, apalagi dengan anak-anak. Mereka pasti akan merasa tertekan dan stress, jika kamu paksa untuk menyukai pelajaran yang satu ini.
Daripada memaksanya, lebih baik kamu menggunakan pendekatan secara persuasif. Tidak hanya itu, kamu sebagai orang tua juga harus rela dan mau, jika anak-anak meminta ditemani untuk belajar. Jangan sampai menolak dan banyak alasan-alasan yang enggak jelas.

5. Gunakan media pembelajaran yang sesuai dan menarik

Untuk membantu daya serap anak didik dalam mempelajari materi pelajaran matematika, orang tua atau guru seharusnya menggunakan media, metode atau strategi yang menarik. 

Misalnya cara atau rumus cepat dan alat-alat peraga. Tetapi pastikan media atau metode tersebut sesuai dengan materi dan kebutuhan anak.

6. Memberi motivasi pada anak

Jika Anda hanya fokus pada penyampaian materi kemudian mengerjakan soal, maka hal itu akan membuat anak semakin jenuh. Orang tua atau guru seharusnya memberi motivasi kepada anak agar lebih giat lagi untuk menggapai masa depan yang cerah, beri tahu manfaat dan tujuan mempelajari matematika dalam kehidupan sehari-hari, ceritakan kisah tokoh-tokoh matematika dunia sehingga anak dapat bersemangat dalam mempelajari matematika.

7. Jangan bersikap kaku

Matematika adalah pelajaran yang dianggap rumit dan membosankan bagi anak, untuk itulah jangan menambah kebosanan mereka dengan ekspresi dan sikap kaku. 
Anak bisa tegang dan tidak paham jika orang tua dan guru terlalu galak dalam mengajari matematika. Seharusnya, lebarkan senyuman dan bersikaplah lebih humoris, ini akan membantu untuk meringankan beban pikiran anak didik saat belajar matematika.

8. Gunakan teknologi sebagai media agar anak menyukai matematika

Saat ini teknologi sudah sangat pesat dan hampir semua lini pasti menggunakan teknologi. Makanya, kita harus bisa memanfaatkan teknologi sebagai media untuk belajar anak-anak.  

Contohnya anak-anak bisa bermain games yang mempunyai hubungannya dengan matematika atau anak-anak juga bisa melihat video-video tentang belajar matematika yang menyenangkan. 

8 tips di atas semoga bisa bermanfaat dan dapat diterapkan baik bagi orang tua ataupun guru di sekolah dalam proses pembelajaran matematika.

9 Hal Mengapa Guru Itu Seharusnya Bahagia

Guru Itu Seharusnya Bahagia
Rucke Rukmawati saat menjelajahi Pulau Sumatera bersama Vespa kesayangannya

BlogPendidikan.net - Profesi guru merupakan profesi yang mulia mendidik dan mengajarkan anak dari tidak tau menjadi tau, pekerjaannya tanpa pamrih ikhlas dan tulus mengabdikan diri demi mencerdaskan anak bangsa. Tak peduli seberapa upah dari jerih payah yang dia berikan, namun guru tak pernah mengeluh.

Guru tak pernah merasakan kegundahan bahkan kegelisahan, sekalipun masalah di luar sana silih berganti, hanya dengan anak didiknyalah dia merasakan kebahgiaan yang penuh senyuman canda dan gurau. 

Guru itu seharusnya bahagia.

Tingkat kebahagiaan seorang guru sangat menentukan produktifitas dan keberhasilan sekolah untuk bisa bertahan dalam mencapai keunggulan kompetitif di tengah pertumbuhan sekolah yang semakin ketat dengan persaingan berbagai fasilitas. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya guru sebagai bagian dari capital investment merupakan langkah yang amat strategis dalam proses pencapaian target dan visi pengembangan sekolah.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap profesi yang kita jalankan sebagai seorang pendidik agar kita merasa bahagia. Kebahagiaan adalah ide yang sangat abstrak dan bersifat sangat subyektif. Kebahagiaan dapat terkait dengan tercapainya suatu keinginan atau kebutuhan kita. Tetapi kebahagiaan seorang guru sangat terkait dengan tanggung jawabnya mendidik dan mengajarkan nilai-nilai penting dan inspiratif terhadap para siswanya.
Berikut beberapa hal yang seharusnya guru itu bahagia :

1. Seorang guru bahagia karena ia mencintai profesinya sebagai pendidik.

Ia mendapat kepuasan tersendiri ketika dapat mendidik para murid walaupun kehidupan pribadi mereka sederhana dan jauh dari kata kemewahan.

2. Seorang guru akan jauh lebih bahagia jika apa yang telah mereka lakukan tak hanya membuat para murid pintar melainkan menginspirasi bahkan menggerakkan para murid untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik.

3. Mencintai proses pembelajaran dengan memperluas wawasan ilmu melalui berbagai macam sumber ilmu baik online ataupun ofline.
 
Karena tanggung jawab guru bukanlah sekedar menjelaskan subjek atau materi pelajaran saja. Melainkan memberikan contoh sikap bahwa kemauan untuk terus belajar dapat meningkatkan kreatifitas dan memaksimalkan potensi diri.

4. Rasa syukur yang besar terhadap Tuhan mendatangkan keindahan dan kebahagiaan.

Rasa syukur membuat guru bahagia karena rasa syukur itu membuatnya dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada siswanya dengan bahasa yang positif pula. Ia akan lebih bahagia jika sikap yang positif serta ilmu pengetahuan yang ia sampaikan menginspirasi para siswanya untuk lebih kreatif dan cerdas.

5. Seorang guru akan bahagia jika tidak membebani hidupnya dengan iming-iming mendapatkan imbalan.
Ia bahagia karena tidak pernah berharap balas jasa dari murid atas semua yang diberikannya. Ia sudah cukup senang dapat mengabdikan diri untuk membentuk tunas bangsa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

6. Guru akan lebih bahagia jika berhasil membangkitkan semangat siswanya terpuruk karena kehilangan jati dirinya. 

Untuk semua itu ia akan rela melakukan apapun walaupun menghadapi banyak kesulitan. Mendampingi dan membentuk anak didik menjadi tegar dan optimis, baginya jauh lebih menyenangkan dari apapun juga.

7. Seorang guru bahagia jika ia menjadi diri sendiri dan tidak membandingkan dengan orang lain.

Ia bebas berekspresi menjadi diri sendiri dalam menyampaikan ilmu pengetahuan agar terserap dan bermanfaat untuk anak didiknya. Ia bahagia jika etika yang ia tunjukkan dapat menumbuhkan keberanian para siswa untuk menjalani kehidupan jujur dan menghargai diri sendiri.

8. Guru bahagia karena mencintai murid-muridnya bagaimanapun keadaan mereka.
Ia menikmati ketika bersama-sama berjuang melawan keterbatasan diri dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti. "Ketika kita mencintai sesuatu maka itu berarti akan bagi kita. Ketika sesuatu berarti bagi kita maka kita akan senang menghabiskan waktu untuknya, menikmatinya dan memeliharanya"

9. Guru bahagia, ia akan terus memperkaya ilmu pengetahuannya. Semakin luas ilmu yang ia miliki maka maka semakin mudah ia mengubah kesulitan hidup menjadi anugerah yang membahagiakan.

Guru itu seharunya bahagia! Demikian semoga kita bisa dilimpahkan kebahagiaan yang tiada tara. Amin...

Rujukan :
 
Menuju Guru dan Siswa Cerdas Oleh Faijin Amik, 

18 Kiat Guru, Bagaimana Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

18 KIat Guru, Bagaimana Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dan keberhasilan pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang lebih tinggi. Dengan demikian, seorang siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong (motivasi), baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar.

Motivasi belajar erat kaitannya dengan hasil belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan siswa dalam kegiatan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang ingin belajar memiliki dorongan untuk melakukan kegiatan belajar. 

Seseorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah dan terus berusaha mencapai hasil belajar yang baik. 
Sedangkah siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan cepat menyerah apabila terdapat kesulitan. Dengan kata lain tinggi rendahnya motivasi belajar seorang siswa turut mempengaruhi ketercapaian hasil belajar dan pencapaian hasil belajar yang lebih baik.

Berikut ini 18 Kiat Guru, Bagaimana Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa:

1. Beri kepercayaan kepada siswa untuk mengendalikan

Beri kepercayaan kepada siswa untuk memilih dan mengkontrol apa yang terjadi di dalam kelas, ini salah satu cara agar mereka termotivasi sekaligus bertanggung jawab. contohnya, izinkan para siswa untuk memilih tugas apa yang akan mereka kerjakan atau masalah mana yang akan dikerjakan dengan tanggung jawab dan kontrol, yang selanjutnya memotivasi mereka untuk berbuat lebih.

2. Jelaskan Tujuan Pembelajaran

Siswa akan kesusahan dan frustasi untuk menyelesaikan tugas atau bahkan untuk berperilaku di kelas jika mereka tidak mengerti betul tujuannya. siswa ingin tahu apa yang akan mereka dapatkan agar tetap termotivasi. pada awal semester, jelaskan tujuan, aturan dan sesuatu yang akan mereka dapatkan jadi siswa tidak akan pusing dan memiliki tujuan hasil kedepannya.
3. Ciptakan kondisi yang nyaman.

Sementara siswa perlu memahami bahwa ada konsekuensi tindakan mereka, lebih jauh berilah motivasi siswa dari ancaman dan beri hal positif. Ketika guru menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa, menegaskan kepercayaan mereka terhadap kemampuan siswa daripada meletakkan konsekuensi, siswa jauh lebih mendapatkan dan tetap termotivasi untuk melakukan pekerjaan mereka. Pada akhir pembelajaran, siswa akan memenuhi harapan bahwa orang dewasa di sekitar mereka berkomunikasi, sehingga fokus pada bisa, bukan tidak bisa.

4. Ubah Gaya Kamu

Kelas adalah tempat yang tepat untuk belajar, tapi duduk di meja hari masuk dan keluar hari dapat membuat sekolah mulai tampak agak membosankan bagi sebagian siswa. Untuk memperbarui minat dalam materi pelajaran atau hanya belajar pada umumnya, berikan siswa Anda kesempatan untuk keluar dari kelas. keluar kelas menuju lapangan, membawa speaker, atau bahkan hanya kepala ke perpustakaan untuk beberapa penelitian. Otak mencintai perlu hal hal baru agar tetap fresh dan akhirnya akan lebih termotivasi.

5. Tawarkan pengalaman yang bervariasi

Tidak semua siswa akan merespon pelajaran dengan cara yang sama. Untuk beberapa, hands on pengalaman mungkin yang terbaik. Orang lain mungkin suka membaca buku dengan tenang atau untuk bekerja dalam kelompok. Dalam rangka menjaga semua siswa termotivasi, mencampur pelajaran Anda sehingga siswa dengan preferensi yang berbeda masing-masing membuat waktu terfokus pada hal-hal yang mereka sukai. Melakukan hal ini akan membantu siswa tetap terlibat dan memperhatikan.
6. Ciptakan Persaingan yang positif

Persaingan di kelas tidak selalu hal yang buruk, dan dalam beberapa kasus dapat memotivasi siswa untuk berusaha lebih keras dan bekerja untuk unggul. Bekerja untuk menumbuhkan semangat persaingan di kelas Anda, mungkin melalui pertandingan grup yang terkait dengan materi atau kesempatan lain bagi siswa untuk memamerkan pengetahuan mereka.

7. Beri hadiah.

Semua orang suka mendapatkan penghargaan, dan menawarkan siswa kesempatan untuk mendapatkan mereka adalah sumber motivasi. menonton film, atau bahkan sesuatu yang sederhana seperti stiker di atas kertas dapat membuat siswa bekerja lebih keras dan benar-benar bertujuan untuk mencapai. Pertimbangkan kepribadian dan kebutuhan siswa Anda untuk menentukan imbalan yang sesuai untuk kelas Anda

8. Beri siswa tanggung jawab.

Menetapkan pekerjaan siswa kelas adalah cara yang bagus untuk membangun komunitas dan untuk memberikan siswa rasa motivasi. Kebanyakan siswa akan melihat pekerjaan kelas sebagai suatu kehormatan bukan beban dan akan bekerja keras untuk memastikan bahwa mereka, dan mahasiswa lainnya, adalah harapan pertemuan. Hal ini juga dapat berguna untuk memungkinkan siswa untuk bergiliran memimpin kegiatan atau membantu sehingga masing-masing merasa penting dan dihargai.
9. Biarkan siswa untuk bekerja sama.

Meskipun tidak semua siswa akan memanfaatkan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok, banyak orang akan merasa menyenangkan untuk mencoba memecahkan masalah, melakukan percobaan, dan bekerja pada proyek-proyek dengan siswa lain. Interaksi sosial dapat membuat mereka bersemangat tentang hal-hal di dalam kelas dan siswa dapat memotivasi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Guru perlu memastikan bahwa kelompok-kelompok yang seimbang dan adil, bagaimanapun, sehingga beberapa siswa tidak melakukan pekerjaan lebih dari yang lain.

10. Berikan pujian.

Tidak ada bentuk lain dari motivasi yang bekerja cukup serta dorongan. Bahkan sebagai orang dewasa kita mendambakan pengakuan dan pujian, dan mahasiswa pada usia berapa pun tidak terkecuali. Guru dapat memberikan siswa motivasi atas keberhasilan , memberikan pujian untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, dan berbagi pekerjaan teladan.

11.  Mendorong refleksi diri.

Kebanyakan anak-anak ingin sukses, mereka hanya perlu bantuan mencari tahu apa yang harus mereka lakukan dalam rangka untuk sampai ke sana. Salah satu cara untuk memotivasi siswa Anda adalah untuk mendapatkan mereka untuk mengambil keras melihat diri mereka sendiri dan menentukan kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Siswa seringkali jauh lebih termotivasi dengan menciptakan jenis-jenis kritik dari diri mereka sendiri daripada dengan memiliki seorang guru melakukannya untuk mereka, karena membuat mereka merasa bertanggung jawab untuk menciptakan tujuan dan tujuan mereka sendiri.
12. Ketahui siswamu.

Mengenal siswa Anda adalah lebih dari sekedar menghafal nama mereka. Siswa perlu tahu bahwa guru mereka memiliki minat yang tulus dalam mereka dan peduli tentang mereka dan keberhasilan mereka. Ketika siswa merasa dihargai menciptakan lingkungan belajar yang aman dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras, karena mereka ingin mendapatkan pujian dan umpan balik yang baik dari seseorang mereka merasa tahu dan menghormati mereka sebagai individu.

13. Manfaatkan minat siswa.

Mengetahui siswa Anda juga memiliki beberapa manfaat lain, yaitu bahwa hal itu memungkinkan Anda untuk berhubungan materi kelas untuk hal-hal yang siswa tertarik atau telah mengalami. Guru dapat menggunakan kepentingan untuk membuat hal-hal yang lebih menarik dan relatable kepada siswa, agar siswa termotivasi untuk lebih lama

14. Bantu siswa menemukan motivasi intrinsik.

Hal ini dapat menjadi besar untuk membantu siswa mendapatkan motivasi, tapi pada akhir hari mereka harus mampu membangkitkan motivasi mereka sendiri. Membantu siswa menemukan alasan pribadi mereka sendiri untuk melakukan pekerjaan kelas dan bekerja keras, entah karena mereka menemukan bahan yang menarik, ingin pergi ke perguruan tinggi, atau hanya senang belajar, adalah salah satu hadiah yang paling kuat yang dapat Anda berikan kepada mereka.

15. Kelola kecemasan siswa.

Beberapa siswa menemukan prospek tidak melakukan dengan baik sehingga kecemasan-merangsang sehingga menjadi diri-ramalan. Untuk siswa, guru mungkin menemukan bahwa mereka yang paling termotivasi dengan belajar yang berjuang dengan subjek bukanlah akhir dari dunia. Tawarkan dukungan tidak peduli apa hasil akhirnya adalah dan memastikan bahwa siswa tidak merasa begitu kewalahan oleh harapan bahwa mereka hanya menyerah.

16. Buatlah tujuan yang tinggi tetapi dicapai.

Jika Anda tidak mendorong siswa untuk melakukan lebih dari minimal, paling tidak akan berusaha untuk mendorong diri mereka sendiri. Siswa ingin ditantang dan akan bekerja untuk mencapai harapan yang tinggi asalkan mereka percaya tujuan tersebut berada dalam jangkauan mereka, jadi jangan takut untuk mendorong siswa untuk mendapatkan lebih banyak dari mereka

17. Berikan umpan balik peluang dan menawarkan untuk perbaikan.

Siswa yang berjuang dengan pekerjaan kelas kadang-kadang dapat merasa frustrasi dan turun pada diri mereka sendiri, menguras motivasi. Dalam situasi itu penting bahwa guru membantu siswa untuk belajar persis di mana mereka pergi salah dan bagaimana mereka dapat meningkatkan waktu berikutnya. Mencari tahu sebuah metode untuk mendapatkan di mana siswa ingin menjadi juga dapat membantu mereka untuk tetap termotivasi untuk bekerja keras.

18. Buatlah hal-hal menyenangkan.

Tidak semua pekerjaan kelas perlu menjadi permainan atau waktu yang baik, tetapi siswa yang melihat sekolah sebagai tempat di mana mereka bisa bersenang-senang akan lebih termotivasi untuk memperhatikan dan melakukan pekerjaan yang diperlukan dari mereka daripada mereka yang menganggapnya sebagai tugas . Menambahkan kegiatan yang menyenangkan ke hari sekolah dapat membantu siswa yang berjuang untuk tetap terlibat dan membuat kelas menjadi tempat yang jauh lebih ramah bagi semua siswa.

7 Tips Sukses Memberi Hukuman Mendidik Pada Siswa

Lalu bagaimana memberikan hukuman pada anak/siswa agar hukuman tersebut bersifat mendidik dan menjadikan motivasi serta lebih berkomitmen agar tidak mengulang kesalahannya lagi.

BlogPendidikan.net
- Pemberian hukuman adalah cara terakhir yang harus dilakukan oleh guru atau orang tua untuk menegakkan disiplin anak. Hukuman diberikan kepada anak sebagai ganjaran atas kesalahannya yang berulang, yang sebelumnya sudah diberitahu bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, pernah ditegur, serta sudah pernah mendapat peringatan supaya kesalahan itu tidak diulangi. 
Hukuman yang diberikan kepada anak/siswa harus dengan cara mendidik yang dapat membentuk anak/siswa menjadi orang yang konsisten dengan sebuah perjanjian, untuk tidak mengulangnya lagi. Makna hukuman yang kita berikan kepada anak harus kita pahami bahwa hukuman bukanlah untuk memuaskan nafsu dan emosi orang tua atau guru, ketika anak berbuat kesalahan, dan setelah emosi kita luntur maka berakhirlah hukuman yang kita berikan kepada anak.

Lalu bagaimana memberikan hukuman pada anak/siswa agar hukuman tersebut bersifat mendidik dan menjadikan motivasi serta lebih berkomitmen agar tidak mengulang kesalahannya lagi.

Berikut 7 Tips Sukses Memberi Hukuman Mendidik Pada Siswa:

1. Gunakan hukuman dengan hemat. 

Tentukan frekuensi,intensitas, dan durasi perilaku yang tepat untuk mendapat hukuman sehingga jika frekuensinya tidak mencapai standar, pemberian hukuman bisa dihindari, namun jika perilaku negatif siswa melampaui batas (frekuensi munculnya sanagat sering, durasinya lama dan intensitasnya banyak), siswa sebaiknya diberikan hukuman sesuai hal yang telah disepakati bersama awal pelajaran.
2. Jelaskan alasan anda megapa anda memberikan hukuman. 

Memberi hukuman tentunya dengan alasan, menjelaskan alasan anda mengapa memberi hukuman, dengan penjelasan yang memotivasi, bukan menyalahkan.

3. Persiapkan sebuah cara alternatif dalam meraih penguat motivasi yang positif. 

Mengingat penguat motivasi positif memiliki pengaruh negatif yang lebih sedikit, para siswa harus selalu mendapatkan kesempatan untuk menerima penguat motivasi yang demikian. Menyangkut tentang saran mengenai bagaimana menciptakan sebuah penguat motivasi yang positif.

4. Anjurkan perilaku yang berkebalikan dari perilaku buruk yang dilakukan para siswa. 

Misalnya, jika seseorang anak berlari kesana kemari dalam ruang kelas, tamukan sebuah solusi yang lebih berpeluang menghalangi perilaku tersebut (seperti, membaca dengan tenang), ketimbang perilaku yang mungkin bisa berkombinasi dengan perilaku buruk sebelumnya ( seperti membagi-bagikan buku bacaan).
5. Hindari hukuman fisik. 

Beberapa bentuk hukuman seharusnya tidak perlu digunakan. Termasuk hukuman fisik.

6. Hindari memberikan hukuman ketika anda sedang marah atau kecewa. 

Mengingat pada saat demikian anda hanya akan memperhatikan kebutuhan anda dan tidak memperhatikan alasan para siwaa anda, maka anda beresiko memberikan reaksi keras yang berlebihan.
7. Berikan hukuman pada saat perilaku buruk dimulai dan bukan pada saat perilaku tersebut selesai. 

Secara umum, penelitian terhadap hewan-hewan maupun terhadap anak-anak menunjukkan fakta bahwa hukuman akan bekerja lebih efektif pada saat perilaku buruk mulai ketimbang pada saat perilaku tersebut sudah selesai.